193 research outputs found
Analisis Permeasi Air pada Dehidrasi Osmosis Pepaya (Carica Papaya)
Pengawetan buah dengan pengeringan suhu rendah pada umumnya diawali dengan proses dehidrasi osmosis. Lama waktu osmosis sangat dipengaruhi oleh permeasi air dari bahan ke larutan osmosis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses dehidrasi osmosis dan kecepatan permeasi air dari pepaya ke larutan gula sebagai larutan osmosis melalui membran semipermeabel. Pengaruh suhu dan konsentrasi larutan osmosis terhadap kecepatan permeasi air juga diamati. Suhu osmosis adalah 30, 40, 50, dan 60oC, sedangkan konsentrasi larutan osmosis 55, 60, 65, dan 70%. Untuk mempelajari kecepatan permeasi air melalui membran, digunakan model matematis sederhana berdasar pada hukum Fick\u27s dan Van\u27t Hoff. Secara umum hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan konsentrasi larutan osmosis kecepatan permeasi air juga semakin tinggi. Profil dehidrasi osmosis menunjukkan karakteristik yang sama dengan profil proses pengeringan suhu tinggi. Dengan bertambahnya waktu osmosis, air yang berpindah dari potongan pepaya ke dalam larutan osmosis juga semakin banyak. Pemodelan matematis memberikan gambaran bahwa koefisien transfer massa dan difusivitas efektif meningkat dengan naiknya suhu dan konsentrasi larutan osmosis Permeabilitas membran pada bahan menunjukkan karakteristik yang spesifik pada rentang kondisi operasi yang dipelajari
Penyuluhan dengan Media Audio Visual dan Konvensional terhadap Pengetahuan Ibu Anak Balita
Intervensi penyuluhan dengan media audio visual merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk merangsang masyarakat terutama keluarga (yaitu ibu rumah tangga) agar mampu menjadi inovator di lingkungan rumah tangganya sendiri. Audio visual merupakan alat bantu yang paling tepat saat ini. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan media Audio Visual dan konvensional terhadap pengetahuan ibu anak Balita yang tidak naik berat badannya di Wilayah Puskesmas Penimbung Kabupaten Lombok Barat. enelitian dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Penimbung yaitu Desa Dopang dan Desa Gelangsar selama kurang lebih 6 bulan, yaitu pada bulan Juni-November 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen sesungguhnya (true experimental design) dengan rancangan pretest-postest with control group design. Jumlah populasi adalah sebanyak 91 orang dengan sampel 60 rang. Data diolah dengan menggunakan analisis statistik Independent Sample t Test dan Paired Sample t Test. Tidak terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan ibu Balita (post test) setelah dilakukan penyuluhan dengan media AV dan konvensional. Terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan ibu Balita (post test) setelah dilakukan penyuluhan dengan media AV dengan kelompok kontrol. Terdapat pengaruh peningkatan rata-rata pengetahuan ibu Balita antara sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan baik pada kelompok penyuluhan dengan media AV maupun media konvensional. Consultation intervention using audio-visual media is one of the methods that can be car-ried out as an effort to enhance the society especially family (i.e. housewife) to be able to play the role as an innovator in her own household. Audio-visual is the best assistive tool nowadays. Objective of this research is to know the influence of consultations using audio-visual and conventional media on the knowledge of mothers having toddlers with non-rising weight in Penimbung Public Heath Center's operational area, West Lombok Regency. The research was carried out in Penimbung Public Health Center's operational area i.e. Dopang Village and Gelangsar Village in approximately 6 months, from June to November 2012. This research applied the true experimental design using pretest-posttest with control group design. The population number was 91 subjects and the samples were 60 subjects. Data was processed using the Independent Sample t-Test and Paired Sample t-Test statisti-cal analysis. There was no difference in the knowledge average of mothers (posttest) after consultations using audio-visual and conventional media were conducted. There was a dif-ference in the knowledge average of mothers (posttest) after audio-visual consultation was conducted in the control group. There was an influence seen in the increase of knowledge average of mothers when compared before and after the consultations have been conducted, both in the consultation groups using audio-visual and conventional media
Correlation effects in the ground state of trapped atomic Bose gases
We study the effects of many-body correlations in trapped ultracold atomic
Bose gases. We calculate the ground state of the gas using a ground-state
auxiliary-field quantum Monte Carlo (QMC) method [Phys. Rev. E 70, 056702
(2004)]. We examine the properties of the gas, such as the energetics,
condensate fraction, real-space density, and momentum distribution, as a
function of the number of particles and the scattering length. We find that the
mean-field Gross-Pitaevskii (GP) approach gives qualitatively incorrect result
of the kinetic energy as a function of the scattering length. We present
detailed QMC data for the various quantities, and discuss the behavior of GP,
modified GP, and the Bogoliubov method under a local density approximation.Comment: 11 pages, 12 figures, as typeset using REVTEX4. Submitted to Phys.
Rev.
Premixed Combustion of Coconut Oil on Perforated Burner
Coconut oil premixed combustion behavior has been studied experimentally on perforated burner with equivalence ratio (φ) varied from very lean until very rich. The results showed that burning of glycerol needs large number of air so that the laminar burning velocity (SL) is the highest at very lean mixture and the flame is in the form of individual Bunsen flame on each of the perforated plate hole. As φ is increased the SL decreases and the secondary Bunsen flame with open tip occurs from φ =0.54 at the downstream of perforated flame. The perforated flame disappears at φ = 0.66 while the secondary Bunsen flame still exist with SL increases following that of hexadecane flame trend and then extinct when the equivalence ratio reaches one or more. Surrounding ambient air intervention makes SL decreases, shifts lower flammability limit into richer mixture, and performs triple and cellular flames. The glycerol diffusion flame radiation burned fatty acids that perform cellular islands on perforated hole. Without glycerol, laminar flame velocity becomes higher and more stable as perforated flame at higher φ. At rich mixture the Bunsen flame becomes unstable and performs petal cellular around the cone flame front
MODEL ISOTERM KESETIMBANGAN ADSORPSI ORYZANOL DALAM MINYAK BEKATUL PADA ADSORBEN SILIKA GEL DENGAN FASE GERAK n-HEKSANA:ASETON
Oryzanol merupakan senyawa fitokimia yang penting dalam bidang farmasi, kosmetika, dan pangan fungsional. Oryzanol diperoleh sebagai produk samping pertanian padi. Isolasi dan purifikasi diperlukan untuk meningkatkan konsentrasi oryzanol. Salah satu metode pemungutan oryzanol adalah proses adsorpsi berkonsep kromatografi. Â Pengembangan konsep tersebut memerlukan kuantifikasi proses adsorpsi. Studi ini ditujukan untuk mempelajari kesetimbangan adsorpsi oryzanol dengan menggunakan fase gerak n-Heksana: Aseton = (85: 15). Model kesetimbangan yang digunakan adalah koefisien distribusi, Freundlich, dan Langmuir. Isoterm Freundlich menunjukkan keberhasilan dalam menggambarkan proses adsorpsi ini. Kajian termodinamika menunjukkan bahwa proses adsorpsi oryzanol dalam minyak bekatul menggunakan adsorben silika gel bersifat spontan, eksotermis, dan mengikuti mekanisme fisis pada kisaran suhu yang dicoba
First Results from the AMoRE-Pilot neutrinoless double beta decay experiment
The Advanced Molybdenum-based Rare process Experiment (AMoRE) aims to search
for neutrinoless double beta decay (0) of Mo with
100 kg of Mo-enriched molybdenum embedded in cryogenic detectors
with a dual heat and light readout. At the current, pilot stage of the AMoRE
project we employ six calcium molybdate crystals with a total mass of 1.9 kg,
produced from Ca-depleted calcium and Mo-enriched molybdenum
(CaMoO). The simultaneous detection of
heat(phonon) and scintillation (photon) signals is realized with high
resolution metallic magnetic calorimeter sensors that operate at milli-Kelvin
temperatures. This stage of the project is carried out in the Yangyang
underground laboratory at a depth of 700 m. We report first results from the
AMoRE-Pilot search with a 111 kgd live exposure of
CaMoO crystals. No evidence for
decay of Mo is found, and a upper limit is set for the
half-life of 0 of Mo of y at 90% C.L.. This limit corresponds to an effective
Majorana neutrino mass limit in the range eV
PERBANDINGAN PENILAIAN SIKLUS HIDUP (LIFE CYCLE ASSESSMENT) PRODUKSI BIODIESEL SECARA KATALIS DARI CRUDE PALM OIL DAN CRUDE JATROPHA CURCAS OIL
Sektor energi memainkan peran penting bagi Indonesia dan bahkan dunia dalam mencapai tujuan pembangunannya. Salah satu isu yang berkaitan dengan negara-negara yang berusaha untuk memanfaatkan bahan bakunya telah muncul secara global dalam pengembangan produksi biodiesel, misalnya USA yang menggunakan kacang kedelai, Eropa menggunakan rapeseed dan Asia khususnya Indonesia menggunakan minyak sawit. Isu global lainnya menempatkan lingkungan sebagai pertimbangan utama, karena produksi biodiesel menghasilkan emisi gas yang meningkatkan risiko pemanasan global dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Negara-negara Eropa mengklaim bahwa pengolahan biodiesel yang berasal dari minyak sawit menyebabkan peningkatan emisi karbon yang ditransfer ke atmosfer. Metode yang tepat untuk menganalisis masalah tersebut melalui Penilaian Siklus Hidup (LCA). Produksi biodiesel di Indonesia menggunakan kelapa sawit sebagai bahan bakunya. Selain itu, penggunaan jatropha juga dianjurkan karena merupakan tanaman yang tidak dapat dimakan dan beradaptasi dengan berbagai kondisi tanah kritis yang ada di Indonesia. Studi ini merupakan penilaian komparatif siklus hidup dari produksi biodiesel dari minyak sawit dan jarak yang diproduksi di Indonesia. Analisis dikelompokkan ke dalam tahapan produksi tidak stabil dan tahap produksi stabil untuk mengakomodasi karakteristik pertumbuhan alami dari kedua tanaman ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produksi biodiesel dari kelapa sawit memberikan nilai yang lebih tinggi pada potensi pemanasan global (GWP) daripada jarak pagar. Penggunaan agro-kimia, seperti pupuk, herbisida, insektisida dan pestisida, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total nilai GWP, yaitu masing-masing 68,14% untuk kelapa sawit dan 37,56% untuk jarak pagar. Karakteristik emisi dari kedua tanaman selama periode produktivitas tidak stabil ditemukan berbedaJurnal Teknologi Industri Pertaniandengan produktivitas stabil. Nilai GWP dan konsumsi energi untuk memproduksi biodiesel dari kelapa sawit ditemukan lebih tinggi dari jarak pagar.Kata kunci: penilaian siklus hidup, minyak mentah sawit, minyak mentah jarak pagar, biodiese
- …