173 research outputs found

    Epidemic Anthrax in the Eighteenth Century, the Americas

    Get PDF
    Anthrax has been described as a veterinary disease of minor importance to clinical medicine, causing occasional occupational infections in single cases or clusters. Its potential for rapid and widespread epidemic transmission under natural circumstances has not been widely appreciated. A little-known 1770 epidemic that killed 15,000 people in Saint-Domingue (modern Haiti) was probably intestinal anthrax. The epidemic spread rapidly throughout the colony in association with consumption of uncooked beef. Large-scale, highly fatal epidemics of anthrax may occur under unusual but natural circumstances. Historical information may not only provide important clues about epidemic development but may also raise awareness about bioterrorism potential

    Creative Cooperation in Distributed Working Situations: Towards a Design-Process-Based Cooperation System

    Get PDF
    Due to the present developments of the Internet and its technical components, the skills of the web experts have to be more and more complex and specific. The Internet experts in the creative field are located distributedly around the whole world. As a result, many companies have problems to find the needed experts on site and are dependent on creative cooperations and virtual teams with the help of technical tools. The virtual working place is an important issue, particularly in modern times and the market offers more and more cooperation systems for exactly this purpose: Creative cooperation in distributed working situations. This thesis examines the approaches of creative cooperation and cooperation technologies with an analysis about existing cooperation systems with a creative context. It spans a wide range of tools. On the one hand, there are approaches which offer only straightforward solutions for single design tasks. On the other hand, there are providers which recognised the great need of creative cooperation systems and working at full speed to extend their systems. The examined areas of this work lead to a design process oriented approach with flexible frames and enough space for the creative development of every single user. The cooperation in a creative context stays in the foreground and is the base for future approaches for the web design sector

    Jean baptiste bouillaud

    No full text

    Symposium: Physical Diagnosis-The Scientific Basis

    No full text

    BUKU AJAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

    Full text link
    Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses awal mulanya manusia ada. Buku Perkembangan Peserta Didik ini memberikan bekal kepada para pelajar tentang pemahaman peserta didik secara mendalam, sebagai salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai dengan baik oleh para guru untuk peserta didik sebagai fokus utamanya dalam pemberian layanan pendidikan dan pembelajaran, yang berkaitan dengan karakteristik peserta didik, pertumbuhan dan perkembangan, hukum-hukum perkembangan, aspek-aspek perkembangan, kebutuhan, tugas-tugas perkembangan, dan penyesuaian diri (usia dini, anak-anak dan remaja), alat non-tes dalam mengidentifikasi perkembangan peserta didik serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Selain itu Perkembangan Peserta Didik akan mempelajari mengenai perkembangan peserta didik sesuai dengan fase perkembangannya dalam setiap usia tertentu. Pengenalan terhadap peserta didik menjadi salah satu unsur penting dalam melaksanakan proses pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki karakteristik serta latar belakang masing-masing. Demikian juga perkembangan setiap individu tidaklah sama, melainkan dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar. Untuk itu sangat penting memahami perkembangan peserta didik agar dapat menolong dalam memilih pendekatan yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran

    KONFLIK PEMEKARAN DI PAPUA DENGAN PERSPEKTIF NENGGI-KENGGI Suatu Kajian Historis 1999-2007, Sosiologi, Hukum dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah

    Full text link
    Kajian Pemekaran dan Konflik di Tanah Papua sejak 1999-2004 telah menjadi sejarah plus dan minus mengenai wajah gaya kepemimpinan, wajah tertib hukum dan administrasi pemerintahan secara formal oleh pemerintah Republik Indonesia di tanah Papua. Kondisi wajah negara dalam plus minus tentu berdampak pada ketahanan wilayah dan ketahanan nasional. Apa kata warga negara korban konflik? Karakter apa yang dipelajari oleh warga negara muda yang sedang belajar? Apakah metode tangan besi adalah metode yang dianggap terbaik bagi masyarakat Indonesia di Papua? Nenggi-Kenggi sebagai pisau analisis dan problem solving dan modal dasar pembangunan digunakan penulis untuk menegaskan bahwa, prinsip Nenggi-Kenggi yang melibatkan dua tangan dalam melakukan suatu pekerjaan atau menyelesaikan persoalan secara bersama. Dalam konteks Pemekaran wilayah di Papua dan persoalan konflik horizontal dan vertikal lainnya sebaiknya pemerintah tidak menggunakan tangan besi sebagaimana dalam pemekaran provinsi Irian Jaya Barat telah menggunakan tangan besi dengan tidak melibatkan Majelis Rakyat Papua (MRP) yang fungsinya sebagai representasi seluruh komponen orang Papua untuk memberikan pertimbangan dan keinginan memerdekakan rakyat Papua dalam bingkai NKRI. Hasil Kajian menunjukkan, bahwa kebijakan pemerintah saling bertentangan satu sama lain serta menggunakan tangan besi, sehingga sudah bertentangan dengan prinsip Nenggi-Kenggi, Pancasila dan prinsip Good Govermence. (Willius Kogoya) Apresiasi kepada saudara Willius Kogoya yang berani memberikan kontribusi hasil karya ilmiah bagi pembangunan Pendidikan, politik, historis, hukum dan Administrasi negara dan pemerintahan di tanah Papua, agar secara berkelanjutan para aktor pembangun di Papua tidak mengabaikan nilai-nilai luhur Nenggi-Nenggi yang menjadi modal dasar pembangunan bangsa dimana secara sosioligis-PPKn untuk mengedukasi warga negara muda di tanah Papua dengan menjadikan aturan normatif sebagai panglima dalam menata kehidupan bernegara di negara hukum Republik Indonesia dan kebijakan politik yang tidak menimbulkan konflik berkepanjangan apalagi nyawa harus hilang akibat konflik kebijakan. (DR. Nomensen Steffan Mambraku-Dekan FKIP UNCEN)
    • …
    corecore