24 research outputs found
MARINE BIO-NANOTECHNOLOGY SILVER (AgNPs) OF MANGROVE EXTRACT AND ITS APLICATION : A REVIEW
The synthesis of nanoparticles (NP) using marine plants has been well developed. In recent years, few reports of NP synthesis use mangroves, which are used as bio plants for synthesis. In addition, mangroves are a renewable, sustainable and economical source compared to other marine organisms, so they can be explored effectively in the synthesis of green NPs (Green Synthesis). Therefore, this study reports on the biosynthesis of NP, especially silver nanoparticles (AgNPs) using mangrove extracts. NPs synthesized by this method are primarily spherical with promising anti-microbial potential. The biosynthesis of silver nanoparticles can be triggered by several compounds such as carbonyl, terpenoid, phenolic, tannin, flavonone, amine, amide, protein, pigment, alkaloid and other reducing agents in biological extracts capable of as reducing agents and capping agents. Marine bio-nanotechnology has great promise in nanomedicines, groceries, pharmaceuticals and industrial fabrics for the future
TINJAUAN BIOFABRIKASI NANOPARTIKEL PERAK DAN EMAS DENGAN MENGGUNAKAN EKTRAK TANAMAN
Material nano diperolah dari material sintesis biologis melalui teknik berbasis green chemistry yang ramah lingkungan. Ulasan ini difokuskan pada sintesis nanopartikel logam perak dan emas pada tanaman dan karaterisasinya. Ekstrak tumbuhan yang dilakukan secara eksperimental memberikan karakterisasi yang bervariasi. Strategi ini memainkan peranan penting dalam variasi strategi bentuk, ukuran, dan morfologi dari nanopartikel logam, yang mengarah pada perbedaan aktivitas aplikasi dari nnopartikel logam tersebut. Tulisan ini terutama merangkum berbagai metode sintesis nanopartikel emas dan perak dan karakterisai dalam berbagai bagian tanaman dan juga mendokumentasikan informasi rinci tentang strategi yang terlibat dalam penggunaan ekstrak tanaman sebagai reduktor dalam sintesis nanopartikel logam dengan berbagai aplikasi
PEMBUATAN LAPISAN TIPIS TiO2 -DOPED LOGAM M (M= Ni, Cu dan Zn) DENGAN METODA DIP-COATING DAN APLIKASI SIFAT KATALITIKNYA PADA PENJERNIHAN AIR RAWA GAMBUT
 ABSTRACT Preparation of TiO2-doped M (M = Ni, Zn and Cu) has been prepared on glass substrate using dip-coating technique. Titanium isopropoxide (TIP), Ni(OAct)2.4H2O, Zn(OAct)2.2H2O dan Cu(OAct)2 were used as starting materials and diethanolamine (DEA) as additive in isopropanol solution. Solutions were prepared by mixing of various concentration of metals (1, 3 and 5 mol %)  in 0.5 M TIP solution. Thin films were performed by immersion of glass substrate into solution by withdraw speed of 20 cm/min. Coated glass were dried at 100 – 110°C and heated at 500°C the process were repeated for several time. The product was characterized by XRD and showing TiO2 layer of anatase structure. EDX analysis has shown that thin films have found of Ti and doped-metal. Their crystallized sizes were calculated by Scherrer formula shown that it obtained in various in range of 12-21 nm. According to transformation effectively of titania doped M in peat swam water shown that catalytic activity 34.4 – 53.7% for the irradiation during 24 hours. Keywords : titania, thin films, photocatalytic propertie
BIO-FRIENDLY SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK (AgNPs) DAN EMAS (AuNPs) MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN MANGROVE RHIZOPHORA STYLOSA: SINTESIS DAN APLIKASINYA
Penelitian mengenai sintesis nanopartikel perak dan emas yang ramah lingkungan (bio-friendly) telah dilakukan dengan metode green syntesis menggunakan ekstrak daun mangrove jenis Rhizophora Stylosa (RS). Tanaman ini terbentang luas di sepanjang pesisir pulau Bintan, Kepulauan Riau. Ekstrak daun RS kaya akan metabolit sekunder karena tanaman mangrove hidup pada zona pasang surut air laut, dan mampu bertahan pada kondisi lingkungan ekstrim seperti salinitas yang tinggi. Salinitas mempengaruhi komposisi fitokimia tanaman mangrove, hal ini memberikan kondisi yang unik bagi tanaman mangrove. Karena kemampuannya ini, mangrove kaya akan sumber senyawa metabolit sekunder dan sumber konstituen yang menjanjikan serta yang membedakannya dengan tanaman darat lainnya. Komponen senyawa metabolit sekunder pada daun RS antara lain steroid, terpenoid, flavonoid, dan tannin dimanfaatkan sebagai reduktor kation perak (Ag+) dan emas (Au3+) menjadi nanopartikel perak (Ago) dan emas (Auo).
Sintesis nanopartikel perak (AgNPs) dan nanopartikel emas (AuNPs) dilakukan dengan variasi proses sintesis. Variabel proses sintesis yang dilakukan terdiri dari variasi konsentrasi prekursor, variasi rasio ekstrak terhadap pelarut, variasi jumlah ekstrak, dan variasi waktu pelarut dan 3 konsentrasi prekursor AgNO3, yaitu 1 mM, 5 mM dan 10 mM, dan 1mM HAuCL4.3H20 dengan 3 variasi penambahan kuantitas ekstrak yaitu 1 %, 3% dan 5 % (v/v). Selain itu juga dibuat dua perbedaan variasi rasio ekstrak 1:10 (10%) dan 1 : 5 (20%) terhadap pelarut air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan RS-AgNPS dan RS-AuNPs, menginvestigasi variabel proses dalam sintesis nanopartikel seperti waktu reaksi (kestabilan), efek jumlah ekstrak, rasio ekstrak dan konsentrasi prekursor untuk menghasilkan nanopartikel yang lebih optimum, serta menguji aktivitas nanopartikel pada aktivitas antibakterial, antioksidan dan efek sitotoksik.
Pembentukan koloid nanopartikel secara visual ditunjukkan oleh pembentukan warna kekuningan (yellowish) menjadi coklat tua (dark brown) untuk AgNPs dan kuning pucat menjadi anggur merah untuk AuNPs dengan puncak maksimum pada spektrofotmeter UV-Vis bertutur turut 422-453 nm dan 534 nm yang merupakan panjang gelombang spesifik dari nanopartikel perak dan emas berdasarkan fenomena Surface Plasmon Resonance (SPR). X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan pembentukan AgNPs dengan struktur kristal face centered cubic (fcc). Transmission Electron Microscope (TEM) menunjukkan AgNPs yang disintesis berbentuk bulat (spherical) dengan ukuran 31-54 nm (rasio ekstrak 1:10) dan 25-45 nm (rasio ekstrak 1:5), serta AuNPS berbentuk bulat dan sebagian berbentuk trigonal dan hexagonal dengan ukuran rata-rata partikel 27 nm.
Ukuran nanopartikel sangat dipengaruhi oleh kuantitas ekstrak yang digunakan yang menghasilkan kondisi optimum nanopartikel terbaik pada konsentrasi 1mM dan 5 mM dengan penambahan ekstrak 3 % (v/v) pada rasio ekstrak pada 1:5. Uji Fourier Transform Infra Red (FT-IR) menunjukkan proses dan mekanisme sintesis RS-AgNPs melibatkan senyawa fenolik, amina, serta karboksil sebagai reduktor dan capping zatt. Kecepatan pembentukan nanopartikel (kinetika sintesis RS-AgNPs) pada konsentrasi AgNPs 1 mM menunjukkan laju pertumbuhan partikel pada orde 1. Analisis Particle Size analyzer (PSA) memperlihatkan ukuran hidrodinamik nanopartikel berkisar antara 89-125 nm untuk AgNPs dan 135,8 nm untuk AuNPs. Potensial zeta koloid yang diinkubasi selama 1 bulan menghasilkan nilai muatan permukaan -24,9 dan -27,7 mV untuk AgNPs dan -27,8 mV untuk AuNPs yang menandakan koloid stabil dengan baik, serta indek polidsipersitas AgNPs dengan nilai 0,37 dan 0,33 untuk AgNPs dan 0,389 untuk AuNPs menunjukkan distribusi ukuran partikel yang sempit.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan pada sampel AgNPs dan AuNPs terhadap bakteri staphylococcus aureus (SA) dan Escheria coli (E.coli) dengan metode difusi agar. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode 1, 1-diphenyl-2-picryl-hydrazil (DPPH) serta uji efek sitotoksik dengan metode Brime Shrimtp Letality Test (BSLT). Hasil aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ukuran partikel berpengaruh terhadap diameter zona hambat. Aktivitas antioksidan menunjukkan hasil bahwa nilai IC50 lebih kecil ditemukan pada AgNPs dengan rasio ekstrak lebih pekat (1:5). Sedangkan efek sitotoksik pada larva udang A.Salina memperlihatkan toksisitas tinggi untuk semua variasi nanopartikel
Optimalisasi Peran Serta Masyarakat Dalam Peningkatan Kesadaran Peduli Makanan Sehat Tanpa Formalin Pada Jajanan Sekolah
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. (wikipedia).Optimalisasi peran masyarakat dalam berbagai kondisi yang mensyaratkan terjadinya perrubahan kebiasaan dan pola piker sangat perlu dilakukan. Pemberdayaan masyarakat merupakan hal penting yang dilakukan dalam merubah pemahaman masyarakat, dalam hal ini adalah makanan sehat tanpa Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang sering digunakan oleh para pedagang. Formalin bukan merupakan bahan tambahan pangan tapi merupakan salah satu bahan pengawet yang sering dipakai masyarakat dalam membuat makanan khususnya jajanan sekolah. Makanan sehat wajib dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terutama anak – anak sekolah sebagai penerus bangsa. Kesadaran yang tinggi akan makanan sehat belum optimal dimiliki oleh masyarakat desa baik masyarakat sebagai produsen makanan atau sebagai konsumen. Telah banyak ditemui kasus keracunan makanan akibat adanya tambahan bahan kimia berbahaya sebagai bahan tambahan makanan atau zat aditif makanan yang berbahaya seperti formalin, borax, Rhodamin B. Bahan makanan yang sering ditemui adalah jajanan sekolah pada pedagang kaki lima atau makanan pasar tradsional. Makanan ini merupakan industri kecil rumah tangga. Maraknya kasus keracunan pada bahan makanan mengakibatkan telah banyak juga beberapa riset penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan bahan jajanan mengandung bahan kimia berbahaya. Adanya bahan kimia ini seperti formalin tidak berdampak langsung pada kesehatan jika ditambahkan dalam jumlah kecil di dalam makanan, tetapi bahan ini akan terakumulasi didalam tubuh manusia yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan memicu beberapa penyakit yang akan dirasakan beberapa tahun berikutnya. Kekhawatiran ini menyebabkan perlunya dilakukan suatu pelatihan bagaimana cara menguji cepat formalin dan mengenali bahan berbahaya ini pada makanan terutama pada jajanan sekolah di Kota Tanjungpiang. Kegiatan ini bekerjasama dengan mitra pemerintah dalam hal ini kecamatan yang terdiri dari 2 kelurahan di 2 kecamatan yang berbeda di Kota Tanjungpinang. Sasaran dan target kegiatan adalah ibu rumah tangga yang tergabung dalam ibu PKK, ibu – ibu kelompok usaha kecil bidang makanan / catering, guru sekolah dan remaja di sekitar wilayah tersebut. Tujuan kegiatan ini diantaranya : (1) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mitra , (2) .Meningkatkan kemampuan Masyarakat dalam mencari tips aman dalam memilih makanan Sehat, (3) mengetahui bahaya formalin pada jajanan sekola
Pembelajaran Kimia Berbasis Kultur Budaya :
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran kimia pantun pada topik kimia unsur, menggambarkan motivasi dan minat mahasiswa dalam belajar kimia unsur melalui metoda kimia pantun, untuk menghasilkan media pembelajaran kimia pantun pada meteri kimia unsur. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan sampling jenuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia berjumlah 50 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian non equivalent control group design. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar soal pre-test dan postest, lembar angket minat dan motivasi belajar terhadap penggunaan pantun kimia, Instrumen lembar tanggapan mahasisiwa, penilian kualitas pantun berdasarkan indikator, penilaian hasil kualitas pantun kimia oleh ahli sastra budaya dan ahli kimia dan angket tanggapan siswa. Analisi data menggunakan analisis deskrtiptif kualitatif dan kuantitatif menggunakan Uji-t untuk dua sampel yang satu sama lain saling berhubungan. Dari hasil didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang yang signifikan skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperiment dengan t-hitung : -10,299 < -t tabel : -1,711. Yang artinya perlakuan dengan menggunakan Kimia pantun mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada topik kimia unsur, sehingga hipotesis awal ditolak. Gambaran minat dan motivasi mahasiswa dalam belajar kimia unsur melalui strategi kimia pantun dilakukan dengan uji regresi multivariat / uji regresi berganda. Hasil menunjukkan bahwa, minat belajar berhubangan positif dengan hasil belajar dimana variabel nilai hasil belajar kelas eksperimen dengan minat menunjukkan hubungan yang positif yaitu 0,381, sebaliknya besarnya hasil nilai belajar kelas eksperiment dengan motivasi adalah berhubungan negatif, yaitu -0,093 artinya motivasi belum tentu mampu meningkatkan hasil belajar kelas eksperimen, bisa dipengaruhi faktor lain. Pantun kimia telah dihasilkan yang diperkuat dan dilengkapi oleh penilain para ahli sastra (pantun), ahli kimia (konsep kimia), dan ahli Pendidikan ( strategi pembelajaran). Kualitas pantun yang dihasilkan sesuai dengan kaidah dan syarat pantun dengan skor rata-rata 3 dengan kriteria baik
Penentuan Logam Cr(VI) Menggunakan Metoda Differensial Pulse Adsorptive Stripping Voltammetry dengan Calconcarboxylic Acid Sebagai Pengomplek
[Determination of Cr(VI) Metal Using Differential Pulse Adsorptive Stripping Voltametry Method with Calconcarboxylic Acid as Complexing]
Penelitian ini menggunakan metode differential pulse adsorptive stripping voltammetry (DPAdSV) dengan elektroda merkuri tetesan gantung (HMDE) untuk menentukan logam Cr(VI) dengan Calconcarboxylic Acid (CCA) sebagai ligand dalam sampel air laut. Metode ini terjadi berdasarkan deposisi Logam-CCA pada elektroda merkuri pada periode waktu tertentu. Dengan menggunakan scan potensial kearah negatif dan voltammogram differential pulse akan menghasilkan voltammogram yang berbeda. Parameter instrumental dan kimia yang dapat meningkatan pegukuran diperoleh kondisi optimalnya antara lain, konsentrasi CCA 0,5 mM, pH 6, potensial deposisi (Edep) -0,3 V, waktu deposisi (tdep) 60 detik, konsentrasi buffer asetat 0,4 M, scan rate 150 mV/s, tinggi pulse 90 mV, ukuran tetesan merkuri 4 mm2, Linieriti logam Cr (Ip vs konsentrasi) pada kisaran 5 sampai 200 µg/L. Batas deteksi Cr(VI) adalah 0,23 µg/L, standar deviasi relatif 0,24%, recovery 98%. Metode DPAdSV dengan CCA ligands untuk penentuan logam Cr(VI) sukses diaplikasikan pada sampel alam yaitu air laut dan air sungai
Pembuatan Lapisan Tipis TiO2 -DOPED Logam M (M= Ni, Cu dan Zn) Dan Apliksi Sifat Katalitiknya Pada Penjernihan Air Rawa Gambut
Preparationof of TiO2-doped Metal M ( Ni, Zn and Cu) has been prepared using glass as substrate with dip-coating technique. Titanium isopropoksida (TIP, Ni(Oac)2 4 H2O, Zn (Oac)2 2 H2O dan Cu (Oac)2 were used as starting material with addition of dietanol amin (DEA) as additive in isopropanol solution. Film were prepared with various consentration of metal as 1, 3 and 5 mol % with consentration of TIP in 0,5 M. Coating were prepared by immersion of glass substrate into solution and withdraw speed of 20 cm/min. Coated glass were dried at 100 – 110o C and heated at 500o C the process were repeated for several time. The product were characterization by XRD and show that the appeared layer has structure of anatase. EDX analisis show that thin film have content of Ti, Ni and Cu. Crystallized zise were calculated with scherrer formula shown that various crystallize size are 12-21 nm. According to transformation effectivity of titania doped M in peat swam water shown that catalytic activity 34,40 – 53,71 for the irradiation during 24 hours.
 
PENDEKATAN GREEN SYNTHESIS ZnAl2O4 MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)
Telah dilakukan pendekatan green synthesis ZnAl2O4 menggunakan ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun kumis kucing terhadap kristalinitas, ukuran, dan morfologi ZnAl2O4 yang diperoleh.. Green synthesis ZnAl2O4 dilakukan dengan menggunakan variasi massa ekstrak, yaitu 8, 12, dan 20 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kumis kucing berpengaruh kuat terhadap kristalinitas, bentuk, dan ukuran ZnAl2O4 yang diperoleh. Berdasarkan hasil analisis XRD, kristalinitas ZnAl2O4 yang disintesis menggunakan ekstrak kumis kucing menunjukkan kristalinitas yang lebih baik dibandingkan tanpa ekstrak. Penggunaan ekstrak 12 gram menghasilkan ZnAl2O4 dengan kristalinitas paling baik. Hasil analisis SEM menunjukkan bentuk partikel yang dihasilkan tidak seragam dengan ukuran yang bervariasi. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa ekstrak berperan kunci dalam pembentukan ZnAl2O4
Analisis Kandungan Logam Berat (Pb) dan (Cd) Terhadap Lamun (Enhalus Acoroides) Sebagai Bioindikator Di Perairan Tanjung Lanjut Kota Tanjungpinang
Biota Laut, termasuk tanaman lamun dapat digunakan sebagai bioindikator dalam penentuan kualitas air di perairan.Lamun Enhalus acoroides merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di perairan Tanjung Lanjut dan mampu mengakumlasi bahan pencemar dalam hal ini logam berat Pb ( timbal) dan Cd ( cadmium). Aktivitas manusia seperti kegiatan transportasi laut, limbah perkotaan dan domestic serta sisa tailing pertambangan bauksit dapat menyumbang bahan pencermar ke badan perairan yang mengakibatkan penurunan kualitas air serta merusak ekosistim laut. Penelitian ini bertujuan : 1)untuk menganalisis dan mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada Lamun Enhalus acoroides yang terdapat pada bagian akar, batang (rhizoma), dan daun. 2)Mengetahui kandungan logam berat dalam air laut. Penelitian dilakukan dengan mengambil 3 titik stasiun sampel yaitu Stasiun 1 terletak pada 00◦56’12’’ LU dan 104◦28’13’’ BT terletak di daerah muara dan jalur lalu lintas kapal-kapal serta tongkang yang membawa bauksit, Stasiun 2 terletak pada 00◦56’48’’ LU dan 104◦28’32’’ BT terletak sekitar kurang lebih 5 m dari aktivitas pertambangan bauksit dan pemukiman warga, Stasiun 3 terletak pada 00◦56’52’’ LU dan 104◦28’49’’ BT kondisi pada titik Stasiun ini dekat dengan aktivitas industri galangan kapal dengan jarak sekitar kurang lebih 12 m. Tanaman Lamun dibagi 3 bagian yaitu bagian akar, batang dan daun. Jumlah keseluruhan dari 3 stasiun adalah 9 lamun dan 27 sampel. Selain sampel lamun, sampel air laut juga dianalisis untuk melengkapi data kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan rata-rata logam berat Pb pada lamun berkisar antara 0,1088 mg/L - 0,1915 mg/L dan logam berat Cd pada lamun berkisar antara 0,3907 mg/L – 0,4536 mg/L, sedangkan untuk air laut kandungan rata-rata untuk Pb berkisar antara 0,0274 mg/L - 0,0486 mg/L dan Cd yaitu 0,0926 mg/L - 0,1289 mg/L. Pada bagian tumbuhan lamun penyerapan logam berat Pb dan Cd tertinggi terdapat pada akar. Kandungan ini telah melewati ambang batas baku mutu yaitu 0,008 mg/L untuk logam Pb dan 0,001 mg/L untuk logam Cd. Hasil analisis pada Lamun Enhalus acoroides dapat digunakan sebagai bioindikator untuk menggambarkan kondisi perairan Tanjung Lanjut yang tercemar oleh logam bera