2 research outputs found

    Pemetaan Kerawanan Longsor di Kecamatan Kare Kabupaten Madiun

    No full text
    ABSTRAK   Fathoni, Wilda Aulia. 2014. Pemetaan Kerawanan Longsor di Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Skripsi, Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si. (II) Drs. J.P Buranda, M.Si   Kata kunci: pemetaan, tingkat kerawanan longsor, faktor dominan longsor   Kecamatan Kare merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Madiun yang rawan terjadi longsor. Wilayah ini berupa daerah pegunungan yakni berada di lereng Gunung Wilis. Pada musim penghujan, sebagian besar wilayah ini terancam tanah longsor karena tingginya curah hujan.Secara geologis, Kecamatan Kare terletak di daerah Endapan Breksi vulkanik dan Pasir hasil letusan  Gunung  Wilis yang terbentuk pada zaman Kuarter Tua. Sebagian  besar  Endapan  Breksi  sudah  mengalami pelapukan dan menjadi tanah tebal sedangkan sebagian masih berupa batuan dasar sehingga membuat lapisan tanah permukaan berupa lempung kelanauan. Permasalahan lokasi rawan longsor pada Kecamatan Kare hingga saat ini belum teridentifikasi dan belum terpetakan. Akibatnya belum ada penanganan yang tepat untuk mengatasi bahaya longsor tanah karena penanganan setiap tipe longsor berbeda satu dengan yang lainnya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kerawanan longsor daerah penelitian,serta faktor yang mempengaruhi  kerawanan longsor.Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Berdasarkan jenisnya penelitian ini bersifat deskriptif. Subjek penelitian dispesifikan pada daerah yang berpotensi rawan longsor di Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Identifikasi daerah rawan longsor diamati berdasarkan beberapa variabel yaitu kemiringan lereng, pemusatan mata air, tingkat pelapukan tanah, kerapatan kekar, kedalaman pelapukan, struktur lapisan batuan, permebilitas tanah, indeks plastisitas, tekstur tanah, penggalian tebing dan vegetasi penutup. Hasil penelitian menunjukkan daerah penelitian mempunyai tingkat kerawanan bahaya longsor terbagi menjadi 3 kriteria yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil pengolahan serta analisis data menunjukkan bahwa pada daerah penelitian didominasi kriteria tingkat kerawanan bahaya longsor sedang dengan luas 9.626,07 Ha pada satuan lahan kebun, tegalan, dan sawah. Kerawanan rendah dengan luas 7.608,00 Ha pada satuan lahan hutan. Serta kerawanan tinggi dengan luas 736,93 Ha pada satuan lahan pemukiman. Kedalaman pelapukan dan penggalian tebing merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kerawanan longsor Kecamatan Kare

    ANALISIS KONEKTIVITAS DAN KARAKTERISASI PELORONGAN DENGAN UJI PERUNUTAN PADA MATAAIR EPIKARST SUB-SISTEM PANGGANG, KAWASAN KARST GUNUNGSEWU

    No full text
    Sub-sistem hidrogeologi Panggang merupakan salah satu sub-sistem di Kawasan Karst Gunungsewu yang terletak di paling barat. Karakter mataair yang berkembang di sub-sistem ini adalah mataair epikarst dengan debit yang tidak terlalu besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konektivitas antara sungai bawah tanah Kalinangka dan Mataair Guntur yang terletak di Desa Girijati, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Sistem ini merupakan bagian dari Sub-sistem Hidrogeologi Panggang, Kawasan Karst Gunungkidul. Analisis konektivitas dilakukan dengan uji perunutan dengan larutan tinopal dan fluorometer. Injeksi tinopal dilakukan di Sungai Bawah Tanah Kalinangka, sedangkan fluorometer sebagai pencatat diletakkan di Mataair Guntur. Hasil yang diperoleh terdapat konektivitas antara mata air Guntur dengan Sungai Bawah Tanah (SBT) Kali Nangka yang berjarak 1,3 km dengan durasi perjalanan 5 jam setelah penuangan larutran tinopal. Karakterisasi pelorongan berdasarkan pada breaktrought curve menunjukkan lorong yang berupa single conduit yang sudah sangat berkembang
    corecore