6 research outputs found

    THE ROLE OF INTEREST RATES AND PROVINCIAL MONETARY AGGREGATE IN MAINTAINING REGIONAL INFLATION IN INDONESIA

    Get PDF
    In most countries, monetary policies are implemented in order to maintain economic stability. The policy may employ interest rate or money supply to derive the assigned national inflation target. Most studies investigate the relationship between monetary policy and inflation use national data. Based on the idea that inflation is a regional phenomenon, the application of provincial data might be more appropriate explaining the relationship between monetary policy and inflation. The study elaborate the impact of changes in provincial money supply, BI Rate (interest rates of central bank), and PUAB (money market interest rates) to regional inflation in the framework Hybrid New Keynesian Phillips Curve (HNKPC). The study employs Generalized Method of Moments (GMM) techniques on panel data of 32 provinces from 2005-III to 2014-IV. The data is classified into 4 groups, which are Jawa-Bali (W1), Sumatera (W2), Kalimantan-Sulawesi (W3), and Papua-Maluku-Nusa Tenggara (W4). The estimation result shows that provincial monetary aggregate influence inflation significantly only in Sumatera. Furthermore, inflation is also effect by BI Rate in Sumatera and Kalimantan-Sulawesi. The study also found that PUAB is significantly affecting inflation in almost all Indonesian regions, except Kalimantan-Sulawesi. This study concludes that interest rates, BI rate and PUAB, is more appropriate than change in provincial money supply to control provincial inflation.Keywords: monetary policy, regional inflation, hybrid NKPCJEL Classification Numbers: E31, E52, R1

    THE ROLE OF INTEREST RATES AND PROVINCIAL MONETARY AGGREGATE IN MAINTAINING REGIONAL INFLATION IN INDONESIA

    Get PDF
    In most countries, monetary policies are implemented in order to maintain economic stability. The policy may employ interest rate or money supply to derive the assigned national inflation target. Most studies investigate the relationship between monetary policy and inflation use national data. Based on the idea that inflation is a regional phenomenon, the application of provincial data might be more appropriate explaining the relationship between monetary policy and inflation. The study elaborate the impact of changes in provincial money supply, BI Rate (interest rates of central bank), and PUAB (money market interest rates) to regional inflation in the framework Hybrid New Keynesian Phillips Curve (HNKPC). The study employs Generalized Method of Moments (GMM) techniques on panel data of 32 provinces from 2005-III to 2014-IV. The data is classified into 4 groups, which are Jawa-Bali (W1), Sumatera (W2), Kalimantan-Sulawesi (W3), and Papua-Maluku-Nusa Tenggara (W4). The estimation result shows that provincial monetary aggregate influence inflation significantly only in Sumatera. Furthermore, inflation is also effect by BI Rate in Sumatera and Kalimantan-Sulawesi. The study also found that PUAB is significantly affecting inflation in almost all Indonesian regions, except Kalimantan-Sulawesi. This study concludes that interest rates, BI rate and PUAB, is more appropriate than change in provincial money supply to control provincial inflation.Keywords: monetary policy, regional inflation, hybrid NKPCJEL Classification Numbers: E31, E52, R1

    Interdependensi Pasar Melalui Saham Dual Listing: Kasus Saham Telkom dan Indosat di Pasar Saham Jakarta and New York

    Get PDF
    Hubungan saling mempengaruhi antar pasar saham memungkinkan terjadinya penularan berbagai kejutan dari satu pasar ke pasar yang lain. Penelitian ini menunjukkan bahwa saham dual listing dapat menjadi perantara terjadinya hubungan saling mempengaruhi antara dua pasar dimana saham dual listing diperdagangkan. Data yang digunakan adalah data harian indeks pasar dan harga saham Telkom dan Indosat di pasar saham Jakarta dan New York selama Januari 2008 – Januari 2009. Akibat letak geografis (perbedaan waktu), kedua pasar saham mempunyai waktu buka yang berbeda sedemikian rupa sehingga saham yang diperdagangkan di kedua pasar menjadi terus menerus diperdagangkan secara bergantian tanpa henti.Dengan teknik regresi ditemukan bahwa pasar New York mempengaruhi pasar Jakarta, tetapi tidak sebailknya. Perubahan indeks pasar New York menggerakkan harga saham Telkom dan saham Indosat di New York yang kemudian menggerakkan harga saham-saham tersebut di Jakarta dan kemudian diikuti dengan bergeraknya indeks pasar Jakarta. Sebaliknya, perubahan indeks pasar Jakarta menggerakkan harga saham Telkom dan saham Indosat di pasar Jakarta yang kemudian juga menggerakkan harga kedua saham-saham tersebut di pasar New York, tetapi tidak berlanjut ke perubahan indeks pasar New York.Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, dapat diketahui bahwa pencatatan saham kuat dari pasar saham Indonesia ke pasar New York dapat meningkatkan resiko pasar saham Indonesia karenai rentan terhadap pengaruh gejolak dari pasar New York. Saham dual listing meingkatkan ketergantungan pasar saham Indonesia terhadap kondisi fundamental pasar saham New York.Key words: dual listed stock, market interdependenc

    Corporate Governance and Principal-Agent Theory: a Critical Review

    Get PDF
    This study aims to determine corporate governance (CG) with principal-agent theory (PAT). Using a critical review, several theories were found related to CG and PAT research. The procedure used is to discuss the theoretical aspects, methods, and research results. It was found that CG using PAT has great potential to be widely developed measures the extent to which the research constructs incentives, disciplines, ethics and feminist perspectives, property rights, company performance, executive remuneration, securitization, ownership systems, Small and Medium Enterprises (SMEs), conjunction legal systems, State-Owned Enterprises (BUMN), hospitals public, compensation, environmental protection, not-for-profit organizations, and CG systems

    Interdependensi Pasar melalui Saham Dual Listing: Kasus Saham Telkom dan Indosat di Pasar Saham Jakarta And New York

    Full text link
    Hubungan saling mempengaruhi antar pasar saham memungkinkan terjadinya penularan berbagai kejutan dari satu pasar ke pasar yang lain. Penelitian ini menunjukkan bahwa saham dual listing dapat menjadi perantara terjadinya hubungan saling mempengaruhi antara dua pasar dimana saham dual listing diperdagangkan. Data yang digunakan adalah data harian indeks pasar dan harga saham Telkom dan Indosat di pasar saham Jakarta dan New York selama Januari 2008 – Januari 2009. Akibat letak geografis (perbedaan waktu), kedua pasar saham mempunyai waktu buka yang berbeda sedemikian rupa sehingga saham yang diperdagangkan di kedua pasar menjadi terus menerus diperdagangkan secara bergantian tanpa henti.Dengan teknik regresi ditemukan bahwa pasar New York mempengaruhi pasar Jakarta, tetapi tidak sebailknya. Perubahan indeks pasar New York menggerakkan harga saham Telkom dan saham Indosat di New York yang kemudian menggerakkan harga saham-saham tersebut di Jakarta dan kemudian diikuti dengan bergeraknya indeks pasar Jakarta. Sebaliknya, Perubahan indeks pasar Jakarta menggerakkan harga saham Telkom dan saham Indosat di pasar Jakarta yang kemudian juga menggerakkan harga kedua saham-saham tersebut di pasar New York, tetapi tidak berlanjut ke Perubahan indeks pasar New York.Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, dapat diketahui bahwa pencatatan saham kuat dari pasar saham Indonesia ke pasar New York dapat meningkatkan resiko pasar saham Indonesia karenai rentan terhadap pengaruh gejolak dari pasar New York. Saham dual listing meingkatkan ketergantungan pasar saham Indonesia terhadap kondisi fundamental pasar saham New York

    RISIKO SISTEMIK PERBANKAN INDONESIA

    Get PDF
    Studi ini menelaah penggunaan Altman Z-score sebagai sebuah indikator untuk menggambarkan kesehatan bank secara individual dalam konteks stabilitas industri perbankan. Terhadap 77 bank umum di Indonesia, masing-masing dengan 96 periode waktu (bulanan 2006 - 2013), dihitung nilai Altman Z-score (ZSCORE). Rasio simpanan suatu bank di bank lain dalam portofolio asset bank tersebut dipakai sebagai indikator keterkaitan bank tersebut dengan bank lain (GIRO), sedangkan rasio simpanan masyarakat di suatu bank dibandingkan dengan total kewajiban bank tersebut menjadi indikator ketergantungan bank dengan pasar input (DPK). Uji stasioneritas terhadap data runtut waktu menghasilkan dua kelompok bank: bank dengan ZSCORE stasioner dan bank dengan ZSCORE tidak stasioner. Rata-rata ZSCORE bank dengan ZSCORE tidak stasioner lebih tinggi dari rata-rata ZSCORE bank dengan ZSCORE stasioner. Dari regresi atas data panel ditemukan bahwa ZSCORE meningkat baik karena GIRO meningkat atau karena DPK turun pada 1 atau 2 bulan sebelumnya. Pengaruh perubahan GIRO terhadap ZSCORE lebih besar di kelompok bank dengan ZSCORE tidak stasioner. ZSCORE dapat menangkap perubahan tingkat kesehatan atau keamanan bank yang diakibatkan oleh perubahan keterkaitan bank dengan bank lainnya dan kerentanan bank di pasar input. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menemukan indikator individual bank dalam konteks stabilitas industri perbankan.Kata Kunci: Risiko sistemik, Altman Zscore, risiko perbankan Indonesia
    corecore