15 research outputs found

    Identifikasi Variabilitas Genetik Wani Bali (Mangifera Caesia Jack.) Dengan Analisis Penanda RAPD

    Full text link
    . Rai, I.N., G. Wijana, and C. G. A. Semarajaya. 2008. Identification of Genetic Variability of Wani Bali (Mangifera caesia Jack.) Using RAPD Analysis Marker. Wani Bali is one of tropical fruit which belongs to genus mangifera. Consumer prefers the fruit due to the specific flavor, sweet and delicious taste, and the thickness of edible pulp. There are many cultivars of Wani Bali with specific character. However, genetic variability has not been specified. The research was aimed to identify the genetic variability by random amplified polymorphic DNA (RAPD) marker. The research was conducted from February to December 2006, located at centrals of Wani Bali in Bali. It consisted of 3 steps (1) surveying of cultivars and identification of their leaf, flower, and fruit characters, (2) collecting sample for RAPD analysis (seed of identified cultivars grown in polybag at plastichouse and after 6 months seedling, 5-6 leaves were collected as sample), and (3) analyzing RAPD, which was conducted at Biomolecular and Immunology Laboratory, Research Unit of Plantation Biotechnology, Bogor. The results revealed that according to the fruit character (shape, taste, size, and skin color of fruit) had been identified 22 cultivars, but among cultivars could not be specified by plant shape, branch type, leaf and flower characters. There are 3 groups at 43% variability according to genetic variability of Wani Bali which was analyzed by RAPD. The sole cultivar genetically significantly different among the cultivars is Wani Bali Ngumpen (seedles cultivar) from Bebetin, Buleleng District. The cultivars that were planted at the same regency and/or at 2 neighbouring regencies genetically were clustered in 1 group, excluding Wani Bali Ngumpen from Bebetin, Buleleng District

    Pembelajaran Sains melalui Pendekatan Ergonomi Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal, Kebosanan dan Kelelahan Serta Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SD 1 Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pendekatan ergonomidalam pembelajaran sains antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimenPeranan tersebut dalam hal (1) penurunan keluhan muskuloskeletal siswa SD; (2)penurunan kebosanan; (3) penurunan kelelahan siswa SD; (4) peningkatan motivasibelajar sains; dan (5) peningkatan prestasi belajar sains. Jenis penelitian ini termasukjenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan randomized pre-test and posttestcontrol group design. Pada kelompok kontrol pembelajarannya dengan carakonvensional (tanpa PE) dan kelompok eksperimen dengan PE. Pengambilan sampeldilakukan secara random. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney dan uji t Group dengan taraf signifikansi 5 %. Simpulan dari penelitian iniadalah (1) pendekatan ergonomi dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal siswa SD,baik akibat penggunaan meja belajar dan tempat duduk siswa serta akibat penggunaantas punggung, antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpamenggunakan pendekatan ergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalampembelajarannya dengan menggunakan PE (p < 0,05). Penurunan keluhanmuskuloskeletal akibat penggunaan meja dan tempat duduk siswa sebesar 42,54(99,88%) dan penurunan keluhan muskuloskeletal akibat penggunaan tas punggungsebesar 47,97 (99,83%); (2) pendekatan ergonomi dapat menurunkan kebosanan siswaSD, antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakanpendekatan ergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannyadengan menggunakan PE (p < 0,05). Penurunan kebosanannya adalah sebesar 18,73(26,40%); (3) pendekatan ergonomi dapat menurunkan kelelahan siswa SD, antarakelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan pendekatanergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya denganmenggunakan PE (p < 0,05). Penurunan kelelahannya adalah sebesar 30,78 (73,76%);(4) pendekatan ergonomi dapat meningkatkan motivasi belajar sains pada siswa SD,antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan pendekatanergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya denganmenggunakan PE (p < 0,05). Peningkatan motivasi belajar siswa adalah sebesar 14,65(65,81%); (5) pendekatan ergonomi dapat meningkatkan prestasi belajar dalam bidangsains pada siswa SD, antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpamenggunakan pendekatan ergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalampembelajarannya dengan menggunakan PE (p < 0,05). Peningkatan prestasi belajarsiswa di bidang sains adalah sebesar 12,72 (33,70%). Dapat disarankan bahwa pembenahan di dunia pendidikan hendaknya tidak bersifat partial akan tetapi dilakukansecara multidisipliner

    Identifikasi dan Telaah Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal untuk Meningkatkan Integrasi Pertanian dan Pariwisata di Bali

    Get PDF
    ABSTRACTThe rapid growth of tourism in Bali raises new issues i.e. the decline of the agricultural sector. A model of development of integration of agriculture and tourism is required to avoid further imbalance in the development of tourism and agriculture. The objective of this study was to identify and study utilization of genetic resources of local fruits in order to improve agricultural and tourism integration. The research was conducted from March to December 2015 throughout regencies in Bali, using survey method to identify the species and sub-species of local fruits, its utilization, harvest time, and superior fruits of each regency. Definition of local fruit in this study is all species and sub-species of fruit plant found in Bali, either cultivated or wild. The results showed that there were 41 species with 149 sub-species of local fruits identified. Availability of local fruits was generally still seasonal. The harvest season was dominant from December to March. Fruits were used for local consumption, exports, inter island trade, and material for rituals and culture and for tourism market. Utilization of local fruit for tourism was still limited, i.e for fresh fruit consumption (snake fruit, wani, banana, mango, orange, papaya, water melon, melon and mangosteen), for juice (passion fruit, manggo, melon, water melon, guava, strawberry, wani); raw material for wine (snake fruit, grape), raw material for massage/Spa (lemon, pineapple, avocado, papaya, strawberry, star fruit), and for agrotourism object (strawberry, snake fruit, orange and mangosteen). We suggested that effort was required to increase the utilization of local fruits for tourism activities so that it increased the welfare of the farming community in Bali.Keyword: genetic resources, local fruit, integration, agriculture, tourismABSTRAKPesatnya perkembangan pariwisata di Bali memunculkan masalah baru yaitu semakin terdesaknya sektor pertanian. Untuk menghindari semakin tidak seimbangnya antara sektorpariwisata dan pertanian dikembangkanlah model pembangunan pertanian terintegrasi dengan pariwisata. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi dan telaah pemanfaatan sumber daya genetik buah-buahan lokal untuk meningkatkan integrasi pertanian dan pariwisata. Penelitian dilakukan dari Maret sampai Desember 2015 di seluruh kabupaten di Bali, menggunakan metode survei untuk mengidentifikasi spesies dan sub-spesies sumber daya genetik buah-buahan lokal, pemanfaatannya, musim panen, dan buah unggulan kabupaten. Batasan buah lokal dalam penelitian ini adalah semua spesies dan sub-spesies buah-buahan yang ada di Bali, baik dibudidayakan atau liar. Hasil penelitian menunjukkan teridentifikasi sebanyak 41 spesies dan 149 sub-spesies buahbuahan lokal. Lokasi tumbuhnya sebagian besar tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Bali seperti jeruk Bali, salak, pisang, wani, mangga, manggis, durian, jambu biji, dan nangka, tetapi adayang hanya dibudidayakan atau tumbuh pada lokasi spesifik tertentu seperti stroberi, kawista, anggur, leci, dan mundu. Ketersediaan buah umumnya masih bersifat musiman, dengan musim panen dominan dari Desember sampai Maret. Produksi buah-buahan lokal Bali dimanfaatkan untuk konsumsi lokal, komoditas ekspor, perdagangan antar pulau, keperluan ritual adat dan budaya, dan pasar pariwisata. Pemanfaatan untuk pariwisata masih relatif terbatas, meliputi: (1) hasil buah untukkonsumsi segar (fresh fruit) seperti salak, wani, pisang, mangga, jeruk, pepaya, semangka, melon dan manggis; (2) hasil buah untuk bahan juice (markisa, mangga, melon, semangka, stroberi, wani); (3) hasil buah untuk bahan wine (salak, anggur), (4) bagian buah, daun, atau bagian lainnya untuk massage/spa (jeruk lemon, nenas, avokad, pepaya, stroberi, belimbing wuluh); dan (5) kebun buah untuk agrowisata (stroberi, salak, jeruk, dan manggis). Berdasarkan hasil penelitian ini perlu ada upaya nyata meningkatkan pemanfaatan buah-buahan lokal untuk pariwisata agar kesejahteraan petani buah-buahan semakin meningkat.Kata kunci: buah lokal, integrasi, pariwisata, pertanian, sumber daya geneti

    Pengaruh Tray Karton, Kayu dan Kawat terhadap Kualitas Telur Ayam Isa Brown yang Disimpan pada Suhu Kamar

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan tray karton,kayu, kawat untuk menyimpantelur ayam Isa Brown pada suhu kamar selama 28 hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahRancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan (karton, kayu , kawat) dengan 6 ulangan dan setiap ulanganterdiri dari 10 butir. Variabel yang diamati baik eksterior dan interior telur, Haugh Unit dan kandungan nutrisitelur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan material tray karton, kayu, kawat tidak berpengaruh nyata(P> 0,05) terhadap kualitas eksterior telur, sedangkan perlakuan dengan kayu dan kawat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH, Haugh Unit dan kandungan protein dan lemak telur dibandingkan dengan tray karton. Darihasil penelitian dapat disimpulkan material tray karton, kayu , kawat tidak mempengaruhi kualitas eksterior telur,tetapi tray kayu dan kawat mempengaruhi kualitas interior pH, Haugh Unit, dan kandungan nutrisi protein danlemak telur ayam Isa Brown disimpan pada suhu kamar selama 28 hari

    PELATIHAN PENERAPAN TEKNOLOGI IRIGASI TETES SEDERHANA UNTUK MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR DI LUAR MUSIM

    No full text
    Natural flowering of “Salak Gula Pasir” occures once every three months or 4 times a year, however, only one to two of flower season succeeds to become fruit. Failure fruit-set causes the fruit harvest seasonally; partly due to the internal water content of leaf is low. The situation is not favorable in terms of agribusiness because production quantities accumulate only during the harvest time (on-season). Off-season flowering technology of “Salak Gula Pasir” by simple dripping irrigation has been founded, gardeners, however have not yet recognised. The aim of this community service is to introduce that technology by means of training to the gardeners. The participants attended the training seriously because the subject was really expected by them. After training, participants were convinced that they can do how to make off-season production of “Salak Gula Pasir”, moreover they expect the local government would provide rainwater harvesting and the required dripping irrigation installations. Keywords: salak Gula Pasir, drip, irrigation, off-season, training

    The Impact of Adding Dragon Fruit (Hylocereus SP.) Peel Extract to Drinking Water on the Percentage of Carcasses and Offal Organs of Free-Range Village Chickens

    Full text link
    The purpose of this study was to determine the impact of adding dragon fruit(Hylocereussp) peel juice (DFPJ) to drinking water on the percentage of carcasses, and external and internal offal organs of free-range village chickens (White Gold &Lamcy). The study was carried out foreight weeks using a completely randomized design, which included 16 units (four levelsof DFPJ andfour replications of each, withfive birds per replication, for a total of 80 birds). The following treatmentswere given: R0: no DFPJ, R1: 5% DFPJ, R2: 10% DFPJ, and R3: 15% DFPJ in 1liter of drinking water. The variables observedwere: carcass percentage, and the percentage of external and internal offal organs.The results showed that the percentage of carcasses of the native chickens reared in free range were significantly different with the R2 and R3 treatments, while the R0 and R1 treatments had no effect on the internal and external offal organs of the chickens. It can be concluded that giving 10% or 15% dragon fruit peel juice through drinking water can have a significant effect on chicken carcass percentage, whereas using 5% does not have an effect. Keywords: carcass, dragon fruit (hylocereussp) peel extract,free- range, offal organs

    Pemberdayaan Industri Kreatif Kerajinan Perak melalui Peningkatan Teknologi Tepat Guna Mesin Giling Perak

    Full text link
    Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, merupakan sentra kerajinan perak. Produk yang dihasilkan   adalah bros, cincin, giwang, tusuk konde, suweng, liontin dan gelang. Bahan utama produk perhiasan ini yaitu  perak yang dicetak,digiling, diukir kemudian di kombinasi dengan kulit kerang, mutiara dan batu permata. Salah satu UKM yang menjadi mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah “JEN's “ Creative Silver. Permasalahan mitra yaitu masih menggunakan mesin giling  manual yang diputar dengan tangan sehingga karyawan cepat lelah. Tujuan dari kegiatan ini yaitu menyediakan mesin penggiling perak dengan penggerak motor listrik yang nyaman dilengkapi dengan gearbox. Metode pelaksanaan yaitu mendesain, merancang dan merakit, melatih karyawan, menyediakan panduan perawatan mesin.  Hasil kegiatan yaitu 1 unit mesin penggiling perak dengan penggerak motor Listrik 1 HP putaran 1450 rpm, terhubung gearbox 1:20 sehingga putaran rol penggiling sekitar 100 rpm. Mesin ini bisa membentuk kawat dengan diamater bervariasi mulai 2 mm hingga paling kecil sekitar 0,05 mm. Mesin ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu,, putaran stabil, hasil giling bisa seragam dan karyawan tidak cepat lelah. Motor listrik yang di gunakan dilengkapi dengan switch otomatis yang akan memutus aliran listrik ketika terjadi konslet. Pengujian kinerja mesin, saat masih menggunakan mesin manual  memerlukan  waktu  sekitar  10  sampai  15  menit  untuk  menggiling perak satu on (100 gr) sekarang menggunakan motor listrik, maka waktu bisa lebih cepat rata-rata > 50% bisa sampai 5 – 7 menit untuk 1 on (100 gr). Peningkatan omzet sejak diterapkan mesin giling perak saat ini masih kecil,sekitar 3%  akibat sepinya permintaan di tengah-tengah wabah pandemic covid-19
    corecore