2 research outputs found
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kota-Kota Provinsi Jawa Tengah
Pengangguran merupakan salah satu permasalahan perekonomian yang
kompleks dan multidimensional. Olah karenanya perlu dicari solusi untuk
mengatasi masalah pengangguran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi atau PDRB,
beban/tanggungan penduduk, upah minimum kota dan inflasi terhadap tingkat
pengangguran terbuka di kota-kota Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel, data yang
digunakan berupa time series (tahun 2008-2013) dan cross section (6 kota di
Provinsi Jawa Tengah). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan jurnal sebagai
pendukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Random Effect Model (REM) adalah
model yang paling tepat. Berdasarkan uji F variabel PDRB, beban/tanggungan
penduduk, upah minimum kota dan inflasi secara silmutan atau bersama-sama
berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka. Berdasarkan uji validitas
pengaruh atau uji t, PDRB berpengaruh positif tidak signifikan, beban/tanggungan
penduduk berpengaruh positif signifikan, upah minimum kota berpengaruh
negatif signifikan dan inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat
pengangguran terbuka di kota-kota Provinsi Jawa Tengah.
Kata kunci: PDRB, beban/tanggungan penduduk, upah minimum kota, inflasi dan
tingkat pengangguran terbuk
PEMANFAATAN KITIN DAN KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REAKTIF PADA LARUTAN MODEL LIMBAH CAIR INDUSTRI KAIN BESUREK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya serap kitin dan kitosan dari limbah
cangkang kepiting terhadap zat warna reaktif pada larutan model limbah cair industri
kain besurek pada berbagai ukuran butir dan waktu kontak. Pada penelitian ini mula-
mula diisolasi senyawa kitin dari limbah cangkang kepiting dengan melakukan proses
deproteinasi dan demineralisasi. Selanjutnya kitin tersebut ditransformasi menjadi
kitosan dengan proses deasetilasi menggunakan NaOH 50%. Kitin dan kitosan yang
dihasilkan kemudian digunakan sebagai adsorben untuk menyerap zat warna reaktif
pada larutan model limbah cair industri kain besurek. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin kecil ukuran butir maka semakin besar daya serap kitin dan kitosan
terhadap zat warna reaktif. Daya serap kitin terhadap zat warna reaktif semakin besar
pada waktu kontak yang semakin singkat, kondisi terbaik diperoleh pada waktu kontak
15 menit. Daya serap kitosan terhadap zat warna reaktif semakin besar pada waktu
kontak yang semakin lama dan kemudian menurun setelah waktu kontak optimum,
kondisi optimum diperoleh pada waktu kontak 30 menit. Pada kondisi terbaik diperoleh
daya serap kitin terhadap zat warna reaktif untuk warna merah, kuning dan biru
berturut-turut adalah 9,7411mg/g, 9,7164 mg/g dan 9,6114 mg/g, sedangkan daya serap
kitosan terhadap zat warna reaktif untuk warna merah, kuning dan biru berturut-turut
adalah 9,8076 mg/g, 9,7670 mg/g dan 9,6808 mg/g