21 research outputs found

    EMPLOYEE UPBJJ-UT PERCEPTIONS OF THE ROLE AUDITOR INTERNAL AUDIT

    Get PDF
    Differences in employee perceptions of the role of internal auditors can not be avoided. It is natural to happen because the perception is influenced by many factors. In performing its duties, the auditor can act as a supervisor, consultant and catalyst. The research objective was to obtain a Auditor Internal Audit (SPI) auditor's role in conducting the audit.  The  population in  this  study  were  employees Unit  Distance Learning Courses Open  University (UPBJJ-UT) throughout Indonesia. Samples were taken by simple random sampling 234 employees. Data collected by distributing questionnaires directly or indirectly to employees. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and comparative analysis. The results showed that: (1) The role of the Auditor SPI as a consultant rank 1 (mean = 3.15). This suggests that employees UPBJJ-UT requires internal auditors not only focused on the discovery of fraud, but also act as an internal consultant; (2) The role of the auditor SPI as supervisors (mean = 3.10) was ranked second, meaning that the role of the auditor run the SPI still adhered to the old paradigm, advice and recommendations provided only short-term; (3) The role of the auditor SPI as a catalyst (mean = 3.06) was ranked third, meaning that this role is the role played by the auditor at least SPI. In applying this role fully takes time and a lo ng process, because the auditor's role as a catalyst SPI is dependent upon the quality of the auditor and the support and commitment of the leadership of the UT.  Keywords: perception, auditors, supervisor, consultants, catalys

    EMPLOYEE UPBJJ-UT PERCEPTIONS OF THE ROLE AUDITOR INTERNAL AUDIT

    Get PDF
    Differences in employee perceptions of the role of internal auditors can not be avoided. It is natural to happen because the perception is influenced by many factors. In performing its duties, the auditor can act as a supervisor, consultant and catalyst. The research objective was to obtain a Auditor Internal Audit (SPI) auditor's role in conducting the audit.  The  population in  this  study  were  employees Unit  Distance Learning Courses Open  University (UPBJJ-UT) throughout Indonesia. Samples were taken by simple random sampling 234 employees. Data collected by distributing questionnaires directly or indirectly to employees. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and comparative analysis. The results showed that: (1) The role of the Auditor SPI as a consultant rank 1 (mean = 3.15). This suggests that employees UPBJJ-UT requires internal auditors not only focused on the discovery of fraud, but also act as an internal consultant; (2) The role of the auditor SPI as supervisors (mean = 3.10) was ranked second, meaning that the role of the auditor run the SPI still adhered to the old paradigm, advice and recommendations provided only short-term; (3) The role of the auditor SPI as a catalyst (mean = 3.06) was ranked third, meaning that this role is the role played by the auditor at least SPI. In applying this role fully takes time and a lo ng process, because the auditor's role as a catalyst SPI is dependent upon the quality of the auditor and the support and commitment of the leadership of the UT.  Keywords: perception, auditors, supervisor, consultants, catalys

    Pengaruh Penerapan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

    Get PDF
    Informasi yang dibutuhkan para investor di pasar modal antara lain mengenai penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition), dan laporan keuangan perusahaan yang ditanamkan modalnya. Namun beberapa tahun belakangan ini investor juga membutuhkan informasi mengenai penerapan corporate governance (CG) di perusahaan, karena Good corporate governance dinilai dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Oleh sebab itu peneliti menilai penting untuk dilakukan sebuah pengujian mengenai pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan, terutama untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini direncanakan untuk dilakukan pada tahun anggaran 2013 selama 9 bulan dengan menggunakan data sekunder berupa annual report dan financial report yang terdapat di Pusat Riset Pasar Modal (PRPM) BEI. Penelitian ini menggunakan bentuk Structural Equation Model (SEM) yang didasarkan pada pemikiran bahwa penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) dengan programnya (LISREL, EQS, atau PLS), dapat meningkatkan teknik analisis dalam riset sistem informasi (Chin dan Todd, 1995). Teknik analisis ini penting untuk memahami problem yang terjadi dalam riset sistem informasi. Piranti lunak yang digunakan untuk menguji model dalam penelitian ini adalah program Lisrel 8.72 full version.Sementara itu untuk model pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis(CFA). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan, masyarakat, dan badan penetap standar (regulator). Bagi perusahaan atau manajemen, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai penerapan komponen penting Good Corporate Governance (GCG) dan karakteristik-karakteristik penting yang dimiliki oleh GCG agar dapat dilihat implikasinya terhadap tingkat kinerja dan kesehatan perusahaan khususnya perusahaan manufaktur. Sementara itu bagi badan penetap standar atau regulator, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pengaruh komponen penting dalam GCG yang memiliki implikasi pada tingkat kinerja suatu perusahaan, sehingga badan penetap standar atau pembuat kebijakan dapat memberikan perhatian lebih pada elemen-elemen penting GCG tersebut serta karakteristik-karakteristik utama yang dimilikinya

    Persepsi Pegawai terhadap Peran Auditor Satuan Pengawasan Internal (SPI) Universitas Terbuka

    Get PDF
    Perbedaan persepsi pegawai terhadap peran auditor internal tidak dapat dihindari. Hal ini wajar terjadi karena persepsi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu faktor pada pemersepsi, faktor dalam situasi dan faktor pada target (Robbin, 2006). Dalam menjalankan tugasnya, auditor dapat berperan sebagai pengawas, konsultan serta katalisator. Tujuan penelitian untuk menganalisa peran auditor SPI sebagai pengawas, konsultan dan katalisator. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai UT, baik yang ada di kantor UT Pusat maupun di UPBJJ-UT di seluruh Indonesia. Sampel diambil secara simple random sampling sebanyak 415 orang pegawai. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung maupun tidak langsung kepada responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Persepsi pegawai UT terhadap peran Auditor SPI sebagai pengawas, konsultan dan katalisator relatif sama, yaitu nilai mean berkisar antara 3,06 – 3,15; (2) Peran Auditor SPI sebagai konsultan menduduki peringkat 1 (mean = 3.15). Hal ini menunjukkan pegawai UT membutuhkan auditor internal yang tidak hanya berfokus pada penemuan kecurangan yang terjadi tetapi juga berperan sebagai konsultan internal yang memberikan masukan serta dapat menunjang efektivitas pengendalian atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan; (3) Peran auditor SPI sebagai pengawas (mean = 3,10) menduduki peringkat II, artinya peran yang dijalankan auditor SPI masih menganut paradigma lama, saran dan rekomendasi yang diberikan hanya bersifat jangka pendek, peran auditor seperti polisi dapat membuat pegawai merasa tidak nyaman dan membuat pegawai kurang menyukai kehadiran auditor serta dapat juga menganggap auditor internal sebagai lawan mereka.; (4) Peran auditor SPI sebagai katalisator (mean = 3,06) menduduki peringkat III, artinya peran ini merupakan peran yang paling sedikit diperankan oleh auditor SPI. Dalam menerapkan peran ini secara penuh membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang, karena peran auditor SPI sebagai katalisator dimungkinkan akan ikut serta dalam menentukan tujuan institusi; (5) Terdapat perbedaan peringkat peran antara persepsi pegawai di UT Pusat dengan pegawai di UPBJJ-UT. Peran auditor sebagai pengawas merupakan peringkat I di UT Pusat, sedangkan di UPBJJ-UT peran auditor SPI sebagai konsultan. Peringkat II di UT Pusat, auditor SPI berperan sebagai konsultan, sedangkan di UPBJJ-UT auditor SPI berperan sebagai pengawas. Peringkat III, auditor SPI berperan sebagai katalis baik di UT Pusat maupun di UPBJJ-UT

    Employee UPBJJ-UT Perceptions of the Role Auditor Internal Audit

    Get PDF
    Differences in employee perceptions of the role of internal auditors can not be avoided. It is natural to happen because the perception is influenced by many factors. In performing its duties, the auditor can act as a supervisor, consultant and catalyst. The research objective was to obtain a Auditor Internal Audit (SPI) auditor's role in conducting the audit. The population in this study were employees Unit Distance Learning Courses Open University (UPBJJ-UT) throughout Indonesia. Samples were taken by simple random sampling 234 employees. Data collected by distributing questionnaires directly or indirectly to employees. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and comparative analysis. The results showed that: (1) The role of the Auditor SPI as a consultant rank 1 (mean = 3.15). This suggests that employees UPBJJ-UT requires internal auditors not only focused on the discovery of fraud, but also act as an internal consultant; (2) The role of the auditor SPI as supervisors (mean = 3.10) was ranked second, meaning that the role of the auditor run the SPI still adhered to the old paradigm, advice and recommendations provided only short-term; (3) The role of the auditor SPI as a catalyst (mean = 3.06) was ranked third, meaning that this role is the role played by the auditor at least SPI. In applying this role fully takes time and a long process, because the auditor's role as a catalyst SPI is dependent upon the quality of the auditor and the support and commitment of the leadership of the UT

    Laboraturium Akuntansi Kesehatan

    Get PDF

    Persepsi Pegawai Terhadap Peran Auditor Satuan Pengawasan Internal (SPI)

    Get PDF
    Perbedaan persepsi pegawai terhadap peran auditor internal tidak dapat dihindari. Hal ini wajar terjadi karena persepsi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu faktor pada pemersepsi, faktor dalam situasi dan faktor pada target (Robbin, 2006). Dalam menjalankan tugasnya, auditor dapat berperan sebagai pengawas, konsultan serta katalisator. Tujuan penelitian untuk menganalisa peran auditor SPI sebagai pengawas, konsultan dan katalisator. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai UT, baik yang ada di kantor UT Pusat maupun di UPBJJ-UT di seluruh Indonesia. Sampel diambil secara simple random sampling sebanyak 415 orang pegawai. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung maupun tidak langsung kepada responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Persepsi pegawai UT terhadap peran Auditor SPI sebagai pengawas, konsultan dan katalisator relatif sama, yaitu nilai mean berkisar antara 3,06 – 3,15; (2) Peran Auditor SPI sebagai konsultan menduduki peringkat 1 (mean = 3.15). Hal ini menunjukkan pegawai UT membutuhkan auditor internal yang tidak hanya berfokus pada penemuan kecurangan yang terjadi tetapi juga berperan sebagai konsultan internal yang memberikan masukan serta dapat menunjang efektivitas pengendalian atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan; (3) Peran auditor SPI sebagai pengawas (mean = 3,10) menduduki peringkat II, artinya peran yang dijalankan auditor SPI masih menganut paradigma lama, saran dan rekomendasi yang diberikan hanya bersifat jangka pendek, peran auditor seperti polisi dapat membuat pegawai merasa tidak nyaman dan membuat pegawai kurang menyukai kehadiran auditor serta dapat juga menganggap auditor internal sebagai lawan mereka.; (4) Peran auditor SPI sebagai katalisator (mean = 3,06) menduduki peringkat III, artinya peran ini merupakan peran yang paling sedikit diperankan oleh auditor SPI. Dalam menerapkan peran ini secara penuh membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang, karena peran auditor SPI sebagai katalisator dimungkinkan akan ikut serta dalam menentukan tujuan institusi; (5) Terdapat perbedaan peringkat peran antara persepsi pegawai di UT Pusat dengan pegawai di UPBJJ-UT. Peran auditor sebagai pengawas merupakan peringkat I di UT Pusat, sedangkan di UPBJJ-UT peran auditor SPI sebagai konsultan. Peringkat II di UT Pusat, auditor SPI berperan sebagai konsultan, sedangkan di UPBJJ-UT auditor SPI berperan sebagai pengawas. Peringkat III, auditor SPI berperan sebagai katalis baik di UT Pusat maupun di UPBJJ-U

    Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Kinerja Perbankan Di Indonesia (Studi Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI)

    Get PDF
    Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki kegiatan utamanya menyimpan dana masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito. Selain itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya, tempat untuk menukar uang, memindah uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran. Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan masyarakat.Oleh sebab itu bank harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat dan memelihara kesehatan bank tersebut sesuai dengan ketentuan tentang kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Ada beberapa risiko yang umum dihadapi oleh Bank diantaranya adalah Risiko Likuiditas. Risiko likuiditas, yaitu risiko dimana bank mungkin tidak memenuhi kewajibannya (Jenkinson, 2008), deposan dapat menarik dananya sewaktu-waktu, menyebabkan penjualan besar-besaran atas aset (Diamond & Rajan, 2001). Risiko likuiditas tidak hanya mempengaruhi kinerja bank tapi juga reputasinya (Jenkinson, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif verifikatif, yaitu verifikasi terhadap data deskriftif yang memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi dengan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (verifikatif). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Deposito(X1 ), Liquidity Gap (X 2 ), NPLs (X 3 ), Bank’s Size (X 4 ) ke empat variabel ini adalah variabel bebas (independent) sedangkan variabel terikat adalah Profitability (Y). Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2010 sampai dengan 2013. Data tersebut merupakan gabungan data antar bank (cross section) dan runtun waktu (time series) atau di sebut juga dengan panel data (pooled data). Jumlah sampel penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2013 sebanyak 33 bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko likuiditas mempengaruhi profitabilitas bank secara signifikan, dengan jumlah Deposito dan tingkat NPLs sebagai dua faktor yang mempengaruhi risiko likuiditas perusahaan perbankan di Indonesia. Terdapat hubungan negatif antara NPL dengan profitabilitas dari sistem perbankan. Sedangkan faktor deposito perbankan akan tumbuh, hal ini akan membantu bank untuk meningkatkan keuntungan mereka. Hasil pengujian hipotesis pertama menyimpulkan bahwa peningkatan deposito akan menaikkan pendapatan bank diterima. Ada perubahan positif dalam probabilitas sistem perbankan sebagai akibat dari peningkatan deposito. Hasil ini mengindikasikan bahwa deposito perbankan akan tumbuh, dan akan membantu bank untuk meningkatkan keuntungan mereka. Hipotesis kedua menunjukkan bahwa peningkatan kesenjangan likuiditas menyebabkan peningkatan pendapatan menunjukkan hasil tidak signifikan. Terdapat perubahan positif dalam probabilitas sistem perbankan yang disebabkan oleh perubahan mendasar pada kesenjangan likuiditas. Hipotesis ketiga bahwa tingginya ketentuan NPLs akan menyebabkan penurunan profitability (laba) diterima. Hasil mengindikasikan adanya perubahan negatif dalam probabilitas sistem perbankan yang disebabkan oleh perubahan pada NPLs. Peningkatan NPLs menyebabkan penurunan profitabilitas bank

    Liquidity Risk Effect On The Performance Of Banks In Indonesia (Study of Banking Companies Listed on the Stock Exchange)

    Get PDF
    This research is a descriptive verification research, which means verification of descriptive data that provides answers to the problems faced by explaining the causal relationships between variables through hypothesis testing. The variables in this study consisted of independent variables and dependent variable. Independent variables are Deposito( X 1 ), Liquidity Gap (X 2 ), NPLs (X 3 ) and Bank's Size (X 4 ), while the dependent variable is Profitability (Y). The data in this study are secondary data from the financial statements of banks listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period 2010 to 2013. The sample was the entire Banking Companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2010-2013 (a total of 32 banks). The results showed that the liquidity risk affecting the bank's profitability significantly, the number of deposits and the level of NPLs are the two factors that affect the liquidity risk of banking companies in Indonesia. The first hypothesis is that the increase in bank deposits will increase the revenues received. There are positive changes in the probability of the banking system as a result of the increase in deposits. These results indicate that bank deposits will grow, and it will help the bank to increase their profits. The second hypothesis is that the assumption that the increase in the liquidity gap will lead to an increase in bank earnings showed no significant results. There is a positive change in the probability of the banking system caused by a fundamental change in the liquidity gap. The third hypothesis is that the increase in NPLs will lead to a decrease in bank profitability. There is a negative change in the probability of the banking system caused by changes in NPLs.

    KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran Matematika materi pecahan dengan menggunakan pendekatan open-ended. Subjek penelitian ini adalah 31 orang siswa kelas VII D  SMP Negeri 2 Inderalaya Selatan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes tertulis, dan wawancara. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa. Terdapat lima kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif yaitu sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, tidak kreatif, dan sangat tidak kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 siswa terdapat 3% siswa berada pada kategori sangat kreatif, 48% siswa pada kategori kreatif, 29% siswa pada kategori cukup kreatif, 10% siswa pada kategori tidak kreatif, dan 10% siswa pada kategori sangat tidak kreatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Inderalaya Selatan tergolong cukup kreati
    corecore