22 research outputs found

    High Density Polyethylene (HDPE) Vessel of Pompong as a Fishing Vessel for Bengkalis Fisherman

    Get PDF
    Abstract¾Generally vessels of pompong are made from wood. In this era, wood for shipbuilding is difficult to obtain. So, it is necessary to find an alternative material as a substitute for wood. High density polyethylene (HDPE) can be used as of material for shipbuilding because it has advantages such as heat resistant, corrosion resistant and has a long durability. Size vessels with a length of (L) = 8.8 meters, breadth (B) = 1.56 meters, height (H) = 1.05 meters and draft (T) = 0.6 meters which makes the design shape of the vessel of pompong HDPE plastic. The vessel of the pompong plastic has a stability of GZ value of 0.381 meters on the heel of 60 degrees and has a resistance of 0.74 kilonewtons  at a speed of 5 knots

    Studi Adaptasi Samama (Anthocephalus Macrophyllus) Pada Berbagai Konsentrasi Timbal (Pb)

    Full text link
    Tailing from the mining activity contains heavy metals such as lead. Heavy metal can causing negative effects to organism and to environmental. Phytoremediation is a method that applied to remove harmful pollutant such as lead by using plant. Information about trees species that has ability to grow and accumulate the Pb is still very less. Anthocephalus macrophyllus (samama) is a pioneer, fast growing trees species, and mostly used for revegetation on postmining land. The aims of this study were to analyze the effect of Pb increment to the growth and adaptability of samama seedling to accumulate Pb. The results showed that Pb effected on plants growth and adaptability. Samama showed good growth and adaptability on increment of 900 mg Pb/kg tailingwith a high tolerance index (TI > 100%).Samama produced 20.65 g biomass with total Pb accumulation was 359.88 mg/kg. Samamahad a good potencial adaptability

    High Density Polyethylene (HDPE) Vessel of Pompong as a Fishing Vessel for Bengkalis Fisherman

    Full text link
    ¾Generally vessels of pompong are made from wood. In this era, wood for shipbuilding is difficult to obtain. So, it is necessary to find an alternative material as a substitute for wood. High density polyethylene (HDPE) can be used as of material for shipbuilding because it has advantages such as heat resistant, corrosion resistant and has a long durability. Size vessels with a length of (L) = 8.8 meters, breadth (B) = 1.56 meters, height (H) = 1.05 meters and draft (T) = 0.6 meters which makes the design shape of the vessel of pompong HDPE plastic. The vessel of the pompong plastic has a stability of GZ value of 0.381 meters on the heel of 60 degrees and has a resistance of 0.74 kilonewtons at a speed of 5 knots

    Desain Self-Propelled Oil Barge (SPOB) untuk Distribusi Crude Oil di Kabupaten Sorong, Papua Barat

    Full text link
    Papua Barat merupakan provinsi penghasil minyak bumi yang ada di Indonesia bagian timur, salah satu daerah yang memiliki potensi tersebut adalah di Kabupaten Sorong. Dengan dikenal sebagai julukan kota minyak, kabupaten yang memiliki ibukota dengan nama Sorong tersebut memiliki 350 sumur minyak dan mampu memproduksi sekitar 3.321.698.000 barrel per tahun [1]. Dari hasil tersebut menjadikan produksi minyak bumi sebagai penyumbang devisa daerah terbesar setelah sektor perikanan dan industri kayu. Jalur distribusi minyak bumi daerah kabupaten Sorong terdapat di sepanjang selat yang memisahkan antara Pulau Papua dan Pulau Salawati. Berdasarkan dampak turunnya harga minyak dunia dan dilakukan langkah penghematan pengeluaran biaya Perusahaan, maka dibutuhkan suatu inovasi alat transportasi pengangkutan minyak bumi dari yang selama ini hanya menggunakan tongkang yang ditarik oleh kapal tunda. Self-Propelled Oil Barge (SPOB) diharapkan menjadi inovasi solusi yang cukup baik dalam hal sarana transportasi minyak bumi di daerah Kabupaten Sorong. Dengan mencari rata-rata payload dari hasil perhitungan optimasi penentuan rute distribusi dengan metode Traveling Salesman Problem, yang selanjutnya akan dijadikan nilai owner requirement. Lalu dengan menggunakan metode optimation design approach, Self-Propelled Oil Barge dihitung dan dirancangan dengan beberapa batasan untuk mencari nilai pembangunan kapal yang paling minimum. Dari proses optimasi didapatkan ukuran utama barge adalah L = 70.31 m, B = 12 m, H = 5.50 m, T = 4.40 m

    Penggunaan Terrasil Sebagai Material Modifier Untuk Perbaikan Daya Dukung Subgrade

    Full text link
    Subgrade is the bottom layer that functions to support the upper layer to withstand against vehicle loads. However, subgrade is also the weakest component of the structure due to losses of carrying capacity as a result of water infiltration. To minimize the losses of carrying capacity of the subgrade, a study was conducted by proposing a modifier, namely Terrasil, that function as water repellent. In this reaserch, three proportions of Terrasil to water, i.e. 1:400, 1:600, and 1:800, were used in two test locations. Two conditions were applied on soil in the test locations, i.e. dry condition (unsoaked) and wet condition (soaked). To evaluate the carrying capacity of the subgrade before and after Terrasil application, California Bearing Ratio (CBR) measurement was conducted. The results showed that the use of Terrasil on the soil did not affected significantly on the carrying capacity losses due to water infiltration, unless soil compaction has been formerly applied. In addition, proportion of Terrasil to water 1:600 was recommended as optimum proportion for maximum water-repellent, with the condition that it should be applied on compacted soil. With this proportion, it can be obtained CBR wet losses only 11.93% at location with better density

    Dampak Revegetasi Hutan dengan Tegakan Meranti di Hutan Penelitian Gunung Dahu Bogor Jawa Barat terhadap Karakteristik dan Kesuburan Tanah

    Full text link
    Revegetasi dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang terdegradasi yang disebabkan oleh konversi hutan. Pengelola Hutan Penelitian Gunung Dahu (HPGD) telah melakukan revegetasi menggunakan Shorea leprosula dan Shorea selanica yang berhasil memperbaiki bentang lahan HPGD. Namun belum diketahui bagaimana dampak revegetasi tersebut terhadap kondisi tanah di HPGD. Penelitian ini bertujuan mengkaji sifat tanah tegakan S. leprosula dan S. selanica yang ditanam menggunakan teknik penanaman berbeda di HPGD serta memperkirakan kesuburan tanah menggunakan Soil Fertility Index (SFI) dan Soil Evaluation Factor (SEF). Pengambilan sampel tanah menggunakan metode purposive sampling dan pemisahan fauna tanah dilakukan menggunakan corong Berlese dan hand sorting. Sebagai pembanding, pengamatan juga dilakukan pada lahan yang belum direvegetasi (tanah kosong) dan hutan alam terdekat. Hasil penelitian menunjukkan pasca 24 tahun penanaman, kondisi tanah di HPGD lebih baik dari kondisi tanah di tanah kosong dan telah mendekati kondisi tanah di hutan alam. Hal ini ditunjukkan dengan unsur hara yang tinggi terutama kandungan C-organik yang berkisar antara 3,09% hingga 3,28%. Keanekaragaman fauna tanah di HPGD tergolong sedang hingga tinggi. Petak S. leprosula dengan teknik penanaman line planting memiliki indeks kesuburan tanah tertinggi setelah indeks kesuburan tanah hutan alam dengan nilai SFI 40,50 dan SEF 62,54. Informasi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam kegiatan revegetasi berikutnya

    Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro pada Bendung Gerak Waru Turi

    Full text link
    Bendung Gerak Waru Turi yang dilintasi oleh Sungai Brantas memiliki fungsi utama sebagai irigasi pesawahan, air baku, pengendali air dan pariwisata edukasi. Bendung tersebut mensuplai air irigasi pada Warujayeng menuju Ponorogo dengan debit inflow maksimal sebesar 18.36 m3/detik dan Turi Tunggoro yang menuju Mojokerto memiliki debit inflow maksimal sebesar 18.90 m3/detik. Pada saluran irigasi Waru dan Turi terdapat debit intake melimpah dan beda tinggi yang belum dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik untuk keperluan operasional bending tersebut. Sehingga dibutuhkan perencanaan pembangkit listrik yang baik untuk keperluan Bendung Gerak Waru Turi dan sekitar. Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah yang diambil adalah menghitung debit andalan Sungai Brantas dan debit andalan saluran irigasi untuk mendapatkan debit perencanaan PLTA. Perhitungan beda tinggi pada hulu bendung ke hilir dilakukan dan diolah untuk mencari perhitungan Analisa daya dan energi yang dihasilkan, sehingga dapat merencanakan komponen-komponen PLTA seperti intake, saluran pengarah, kolam tampung, pipa pesat dan rumah turbin. Hasil dari studi ini adalah pembangkit listrik pada saluran irigasi Waru menghasilkan daya sebesar 1158.57 kW selama satu tahun dengan debit sebesar 10.67 m3/detik, sedangkan saluran irigasi Turi menghasilkan daya sebesar 1119.24 kW selama satu tahun dengan debit sebesar 10.44 m3/detik. Sehingga jenis pembangkit listrik dapat dikategorikan pembangkit listrik mini-hidro yang dapat mengurangi biaya tagihan listrik dengan memanfaatkan listrik yang ada sehingga dana dapat dialokasikan ke pengembangan lainnya
    corecore