4 research outputs found

    GAMBARAN HISTOPATOLOGI Clarias gariepinus YANG TERINFEKSI Edwardsiella tarda DI KEDIRI - JAWA TIMUR

    Get PDF
    Clarias gariepinus is one of the freshwater fish that is easy to culture, but is also susceptible to Edwardsiella tarda infection. Although this is convenient to treated, the consequences of this bacterial infection are quite detrimental. The method used in this study is a biochemical test followed by histopathological examination to observe tissue changes that occur in the Clarias gariepinus organ. The results showed that 5 out of 17 samples were infected with Edwardsiella tarda with pathological features showing edema, congestion, lymphocyte infiltration, macrophage proliferation, and necrosis in all organs

    ANALISIS FILOGENETIK GEN THYMIDIN KINASE KOI HERPESVIRUS (KHV) BEBERAPA IKAN AIR TAWAR DI SENTRA BUDIDAYA PROVINSI JAWA TIMUR

    Get PDF
    Koi Herpesvirus (KHV) adalah virus yang menginfeksi ikan mas dan koi yang mengakibatkan kematian massal dan menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi dan sosial. Selain pada ikan mas dan koi, KHV juga ditemukan pada ikan nila dan gurami menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Namun demikian, hingga saat ini belum ada data dan informasi apakah memang benar KHV mampu menginfeksi ikan nila dan gurami berikut variasi genetik KHV pada tiap-tiap inang definitifnya dan wilayah persebarannya. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabilitas genetik dan kekerabatan isolat KHV pada beberapa ikan air tawar sebagai inang definitif yaitu koi, komet, koki, nila dan gurami yang ada di wilayah Jawa Timur sesuai dengan kepmen nomor KEP.26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK), Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya. Penelitian ini bersifat eksploratif dan paramater uji yang diamati adalah gejala klinis, pemeriksaan KHV menggunakan metode PCR, analisa hasil sekuensing dan analisa homologi serta konstruksi pohon filogenetik menggunakan program BioEdit dilanjutkan dengan ClustalW2 dan TreeViewX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis yang tampak akibat KHV adalah insang memucat dan terjadi pendarahan pada ujung sirip ekor dan tampak adanya lesi di beberapa bagian tubuh ikan. Dari hasil elektroforesis PCR, meskipun dari sampel ikan koi, koki, komet, nila dan gurami positif terinfeksi KHV namun pada ikan nila dan gurami tidak dapat disekuensing secara sempurna dan diidentifikasi lebih lanjut menggunakan program BLAST. Dari kekerabatan ikan koi, koki dan komet diketahui bahwa sampel ikan tersebut identik dengan isolat GenBank kode KHV-GZ11 dan Indo_0K02SS. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah benar-benar KHV dapat menginfeksi ikan nila dan gurami sesuai kepmen nomor KEP.26/MEN/2013

    Ekspresi Gen dan Virulensi Koi Herpes Virus (KHV) pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Berdasarkan Karakter Genetik dan Morfologi

    No full text
    Koi Herpesvirus (KHV) merupakan virus yang menginfeksi ikan budidaya air tawar terutama Cyprinidae. Gejala klinis ikan yang terinfeksi KHV diantaranya ikan berenang ke permukaan, bergerak kehilangan arah dan warna ujung lembaran insang pucat dan terdapat bercak-bercak putih. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah 1) Menganalisa ekspresi gen pada ikan nila berpengaruh terhadap virulensi KHV. 2) Menjelaskan karakter genetik dan morfologi KHV yang menginfeksi ikan nila berkaitan dengan fungsi fisiologis baik secara imunologi maupun molekuler. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel ikan nila ukuran 7 - 10 cm diambil pada lokasi budidaya nila dan merupakan daerah suspect KHV. Sampel diperiksa klinis dan dipilih yang menunjukkan hasil positif PCR terhadap KHV, selanjutnya diuji kerusakan organnya secara makroskopis (patologi anatomi) maupun mikroskopis (histopatologi dan scoring). Pengamatan karakterisasi genetik dengan uji PCR dilanjutkan dengan sekuensing untuk melihat perubahan gen KHV maupun kekerabatan sampel KHV dengan menggunakan pohon filogenetik Pengamatan morfologi virion KHV dilakukan dengan pemeriksaan TEM. Pemeriksaan HSP70 secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui peran serta fungsi HSP70 terhadap virulensi KHV pada ikan nila. Pengamatan organ eksternal ikan nila menunjukkan terdapat bercak putih pada insang dan perubahan warna kulit/diskolorisasi yang berbeda dengan ikan nila normal. Berdasarkan karakterisasi genetik, ekspresi gen TK terdeteksi pada ikan nila dan hasil analisis sekuen dan pohon filogenetik menunjukkan bahwa genotype KHV pada ikan nila termasuk dalam varian Asian genotype. Analisa karakterisasi morfologi KHV menunjukkan virion KHV dengan ukuran diameter 150 – 170 nm berada pada insang. Pada ikan nila, diduga proses replikasi virus paling banyak terjadi pada organ insang, selain itu partikel virus juga terdistribusi pada organ lain, berupa terbentuknya intranuclear inclusion body, pembengkakan sel, nekrosis, hipertropi, edema, hemoragi, inflamasi, kongesti, degenerasi dan apoptosis dengan derajat kerusakan yang berbeda untuk masing-masing organ. Keberadaan HSP70 sebagai inflammatory respon terdeteksi pada insang, dimana insang diyakini sebagai jalur masuk utama (major portal entry) KHV pada tubuh ikan. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa terkait ekspresi gen TK sebagai penyandi gen virulensi KHV pada ikan nila (Oreochromis niloticus) secara fisiologis dibuktikan dengan adanya ekspresi gen TK pada 409 bp yang berkorelasi dengan ekspresi protein stress pada ikan nila dengan terinduksinya HSP70. Isolat KHV NBJT_1 dan NBJT_2 yang yang menginfeksi ikan nila termasuk dalam cluster asian genotype. Selain fungsinya sebagai inflammatory respon, HSP juga berfungsi sebagai fasilitator transportasi KHV dan terlibat setidaknya dalam satu tahap replikasi DNA. Infeksi KHV pada ikan nila dalam penelitian ini tidak menyebabkan kematian (virulen), akan tetapi ikan nila tersebut dapat bersifat carrier

    Analisis Kadar Histamin pada Produk Olahan Ikan Pindang di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Menggunakan ELISA

    No full text
    Histamin merupakan salah satu indikator keamanan mutu pangan untuk produk olahan ikan. Histamin dimungkinkan terkandung pada ikan pindang karena beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar histamin pada ikan pindang yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dan kenaikan kadar histamin pada ikan pindang. Sampel ikan pindang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Sidoarjo dan diuji menggunakan metode ELISA. Hasil uji terhadap beberapa parameter menujukkan bahwa nilai pH berkisar antara 6,05 – 6,95; kadar air 13,11 – 27,79%; kadar garam 6,71 – 12,31%; dan kadar histamin 4,143 – 11,450 ppm. Kadar histamin tertinggi diperoleh dari sampel ikan pindang dengan kadar air yang tinggi dan kadar garam yang rendah.Histamin merupakan salah satu indikator keamanan mutu pangan untuk produk olahan ikan. Histamin dimungkinkan terkandung pada ikan pindang karena beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar histamin pada ikan pindang yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dan kenaikan kadar histamin pada ikan pindang. Sampel ikan pindang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Sidoarjo dan diuji menggunakan metode ELISA. Hasil uji terhadap beberapa parameter menujukkan bahwa nilai pH berkisar antara 6,05 – 6,95; kadar air 13,11 – 27,79%; kadar garam 6,71 – 12,31%; dan kadar histamin 4,143 – 11,450 ppm. Kadar histamin tertinggi diperoleh dari sampel ikan pindang dengan kadar air yang tinggi dan kadar garam yang rendah
    corecore