24 research outputs found

    Tempat Bertelur Penyu Di Pulau Salibabu Kabupaten Talaud

    Get PDF
    Penyu telah dinyatakan sebagai zatwa lindung, namun tempat bertelur penyu terabaikan dalam pengelolaan wilayah pantai dan pesisir; dampaknya, tempat bertelur penyu mengalami gangguan bahkan penyusutan akibat konversi lahan wilayah pantai untuk berbagai Peruntukkan. Penyu meletakkan telur di mintakat pantai di atas garis pasang tertinggi di wilayah di mana mereka ditetaskan. Tempat bertelur penyu pada umumnya belum terdokumentasi. Studi ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan mendiskripsi keadaan umum lokasi bertelur penyu di Pulau Salibabu, Talaud. Data diperoleh melalui wawancara dengan warga lokal yang pada umumnya bermukim di wilayah pesisir. Warga lokal mengenal tiga jenis penyu yakni penyu hijau atau C. mydas, penyu sisik atau E. imbricate dan penyu belimbing atau D. coriacea. Di Pulau Salibabu tercatat sepuluh tempat bertelur yakni Pantai Kalongan, Pantai Pasir Panjang, Pantai Rammenna, Pantai Matandikka, Pantai Apai, Pantai Tarawatta, Patai Dingkaren, Pantai Pasir Putih, Pantai Lairre, Pantai Batupengan. Letak tempat bertelur tersebut pada umumnya di luar wilayah pemukiman. Posisi geografis setiap lokasi bertelur penyu dicatat dan telah dipetahkan. Vegetasi yang tumbuh di sekitar lokasi sarang didominasi oleh pohon Kelapa (C. nucifera), Pandan Pantai (P. tectorius). Sedimen pasir berwarna putih dan berdasarkan ukuran butir termasuk kategori pasir sedang. Lokasi bertelur penyu patut dijadikan kawasan konservasi

    Penentuan Kandungan Pigmen Klorofil Pada Lamun Jenis Halophila Ovalis Di Perairan Malalayang

    Get PDF
    Tumbuhan di dunia beraneka ragam. Ada yang di darat dan ada yang di laut. Lamun Halophila ovalis merupakan tumbuhan laut yang berbentuk oval dan hidup pada substrat berpasir dan pasir bercampur lumpur. Lamun ini mengandung pigmen terlihat pada hasil analisis spektrofotometer pada ekstrak pigmen total lamun dan pemisahan pigmen lewat uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dalam proses ekstraksi digunakan pelarut aseton untuk penggerusan dan petroleum eter sebagai pemisah larutan. Pada kurva spektrofotometer terlihat dua puncak yaitu pada panjang gelombang 428 nm dan 660 nm terlihat masih adanya pencampuran pigmen. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pemisahan pigmen lewat KLT dan terdapat tiga lapisan yaitu lapisan pertama berwarna kuning teridentifikasi adalah pigmen karotenoid dengan nilai Rf 0,93, lapisan kedua berwarna hijau adalah klorofil a dengan nilai rata-rata Rf 0,96 dan lapisan ketiga berwarna kelabu yang teridentifikasi adalah feofitin a dengan nilai Rf 0,97

    Lokasi Bertelur Penyu Di Pantai Timur Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara

    Get PDF
    Hampir semua negara dan lembaga-lembaga konservasi resmi di dunia melarang perdagangan eksploitasi penyu. Penyu telah terdaftar dalam daftar Apendik I Konvensi Perdagangan Internasional Flora dan Fauna Spesies Terancam (Convention on International Trade of Endangered Species - CITES). Penyu terancam bahaya kepunahan karena tempat bertelur penyu mengalami degradasi. Tempat bertelur penyu belum terdokumentasikan dengan baik  di Sulawesi Utara sehingga perlu penelitian tentang lokasi bertelur penyu. Penelitian dimaksudkan untuk memetakan dan mendeskripsikan lokasi tempat bertelur penyu di Pantai Timur Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Data diperoleh dengan survei dan wawancara warga yang tinggal di sekitar lokasi penelitian, mencakup Tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Kombi, Kecamatan Lembean Timur, dan Kecamatan Kakas. Hasil menemukan bahwa tempat bertelur terdapat di Pantai Ranowangko, Pantai Kawis, Pantai Toloun, Pantai Kolongan, Pantai Lembean, Kamenti, Atep Oki, Parentek, dan Pantai Tumpaan. Hampir semua kondisi lokasi bertelur penyu memiliki karakteristik yang mirip, yaitu garis pantainya yang panjang dengan di dominasi oleh pasir putih, daerah intertidal yang luas serta terdapat lamun. Sebagian besar penduduk yang tinggal di sekitar lokasi bertelur penyu pernah menangkap penyu, mengambil telur untuk dikonsumsi bahkan menjualnya

    Jenis-Jenis Ikan Di Padang Lamun Pantai Tongkaina

    Get PDF
    Padang lamun memilki berbagai peranan dalam kehidupan ikan dimana padang lamun dapat dijadikan daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah untuk mencari perlindungan. Untuk spesies lamunnya sendiri dapat merupakan makanan langsung bagi ikan. Peranan lamun adalah sebagai daerah asuhan, dimana sebagian besar ikan penghuni padang lamun adalah ikan-ikan juvenil apabila telah dewasa akan menghabiskan hidupnya pada tempat lain.Jenis ikan yang yang di dapat pada padang lamun pantai Tongkaian dengan menggunakan survey jelajah dan alat tangkap gil net yaitu 10 jenis ikan. 10 jenis ikan yang di dapat pada saat penelitian di padang lamun pantai tongkaiana adalah umumnya penghuni daerah padang lamun dan ada juga ikan yang hanya mencari makan di daerah padang lamun atau ikan penghuni terumbu karang.Jenis lamun yang paling dominan di padang lamun pantai Tongkaina yaitu 2 jenis lamun. Kedua jenis lamun tersebut adalah lamun Enhalus acroides dan Thalassia hemprichii

    Aspek Lingkungan Lokasi Bertelur Penyu Di Pantai Taturian, Batumbalango Talaud

    Get PDF
    Penyu memiliki kebiasaan unik dalam siklus reproduksi yakni bertelur di lokasi di mana mereka ditetaskan, sekalipun wilayah pantai terus mengalami Perubahan. Untuk itu, dipandang perlu melakukan inventarisasi dan menyediakan deskripsi keadaan lingkungan tempat bertelur penyu. Pantai Taturian Desa Batumbalango merupakan salah satu dari enambelas tempat bertelur di pulau Karakelang Talaud. Tujuan penelitian ini untuk menyediakan dideskripsi lokasi bertelur penyu di pantai Taturian mencakup posisi geografis, panjang-lebar pantai, kemiringan pantai, komposisi sedimen sekitar lubang sangkar peletakkan telur dan vegetasi darat. Posisi geografis ditentukan dengan menggunakan GPS, sedimen dianalisis menurut skala AFNOR, vegerasi difoto. Data disajikan secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa pantai Taturian terletak pada 04º23'47,5” LU dan 126º41'37,1” BT berfungsi pula sebagai tempat penambatan perahu nelayan; panjang pantai ±100m dibatasi tanjung berbatu limestone, lebar pantai 19-20m, sedimen yang dominan adalah pasir sedang (44%); kemiringan pantai 4,5-9,0% atau termasuk kriteria landai hingga lereng miring. Lokasi ini berbatasan dengan pemukiman dan perkebunan kelapa. Mengingat penyu dinyatakan sebagai zatwa lindung, sepatutnya pantai Taturian ditetapkan sebagai lokasi konservasi peny

    Variasi Morfometrik Pada Beberapa Lamun Di Perairan Semenanjung Minahasa

    Full text link
    Lamun (seagrass) atau disebut juga ilalang laut. Istilah lamun untuk seagrass, pertama-tama diperkenalkan oleh Hutomo dimana merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan hidup di perairan laut dangkal. Lamun tumbuh padat membentuk padang, sehingga dikenal sebagai padang lamun (seagrass beds). Penelitian pada ekosistem padang lamun dimana banyak terjadi kegiatan atau aktivitas pemanfaatan oleh manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini perlu diadakan sehingga dapat dijadikan sebagai informasi awal bagi peneliti di perairan semenanjung Minahasa. Pengumpulan data dilaksanakan di Perairan Semenanjung Minahasa Sulawesi Utara, khususnya di desa Arakan dan desa Tongkeina. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode jelajah. Sampel yang telah diperoleh (30 individu per species), diidentifikasi, diukur dengan aplikasi image-J gambar dan diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 20.Rata-rata ukuran empat spesies yang diidentifikasi, memiliki variasi dan perbedaan antara spesies yang satu dengan spesies yang lain. Untuk spesies Cymodocea serrulata dan Thalassia hemprichii yang tumbuh di Tongkeina berukuran lebih panjang dibanding yang tumbuh di Arakan. Sedangkan untuk spesies Halodule pinifolia, terlihat yang tumbuh di Arakan yang memiliki ukuran lebih panjang dari Halophila ovalis. Hasil pengukuran menggunakan Hobo Pendant loggers di Arakan : intensitas cahaya 130000-139000 lux dan temperatur 36-37 0C. Di Tongkeina intensitas cahaya 230000-240000 lux dan temperatur 31-32 0C.Secara umum dapat disimpulkan bahwa ketiga spesies baik yang tumbuh di arakan maupun yang tumbuh di Tongkeina memiliki variasi morfometrik

    Standing-stock Biomass and Diversity of Caulerpa (Chlorophyta) in Solong-on, Siquijor Island, Philippines

    Full text link
    Caulerpa species growing on shallow to deep waters are considered to be both economically nuisance and important. Although invasive in the temperate regions, Caulerpa species mainly C. racemosa and C. lentillifera (lato) are harvested and consumed as food, especially in the Philippines. Caulerpa communities in Solong-on, Siquijor are one of the sources for export to neighbouring municipalities. This study aimed to determine the present standing stock biomass, percent cover and diversity of Caulerpa in Solong-on, as well as to determine the environmental parameters that may affect its abundance and diversity. The results showed a total of eight species of Caulerpa were identified in the shallow Caulerpa community in Solong-on, Siquijor. The highest standing stock biomass was obtained by C. cupressoides with mean biomass of 26.16±2.44 (SE) g dry wt m-2, whereas C. microphysa has the least standing stock biomass with an average mean of 9.16±0.26 g dry wt m-2. In general, the total standing stock biomass for all species obtained throughout the sampling period was 132.57±2.06 g dry wt m-2. Shannon-Wiener diversity index (H') ranged from 1.7-2 suggesting a relatively diverse Caulerpa community. Canonical correspondence analysis (CCA) revealed that temperature and type of substrate were the main drivers of Caulerpa biomass

    Komparasi Struktur Komunitas Lamun Di Bantayan Kota Dumaguete Filipina Dan Di Tanjung Merah Kota Bitung Indonesia

    Get PDF
    Lamun adalah tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae.Tumbuhan ini telah menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Lamun terdiri dari rhizome atau rhizoma (batang terbenam atau akar rimpang), daun dan akar. Perairan Bantayan, Kota Dumaguete dan perairan Tanjung Merah berbeda letak geografis, tetapi sama-sama memiliki padang lamun, sehingga perlu dilakukan penelitian dalam rangka menyediakan informasi ilmiah mengenai padang lamun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas lamun di kedua perairan tersebut. Pengambilan data dilakukan di daerah padang lamun kedua lokasi penelitian dengan luas masing-masing area 50 x 100 atau 5000 m2 (0,5 Ha) dengan menggunakan kuadran 50 x 50 cm pada 3 line transek.Hasil penelitian diperoleh sebanyak 8 spesies lamun di perairan Bantayan sedangkan di perairan Tanjung Merah diperoleh 7 spesies. Nilai kepadatan lamun di perairan Bantayan yaitu 0,4448 sedangkan di perairan Tanjung Merah adalah 0,3464 (kepadatan tertinggi di perairan Bantayan). Luas tutupan lamun di perairan Bantayan 0,00378 % sedangkan di perairan Tanjung Merah 0,00372 %. Indeks keanekaragaman (H\u27) lamun di perairan Bantayan yaitu 0,8574 sedangkan di Tanjung Merah 0,7074, dari hasil ini menujukkan bahwa keanekaragaman lamun di perairan Bantayan lebih tinggi dari perairan Tanjung Merah

    Seagrass Community of the Coastal in Southern of Bangka Island, North Minahasa Regancy, North Sulawesi Province

    Get PDF
    Purpose of this research is to know the community of seagrass, and physical-chemical parameters in the South Bangka island, North Minahasa Regancy, North Sulawesi Province. Data retrieval by the random sampling of systematic method on three lines transect with 50 m long, and 30 quadrants. Data taken in each quadrant is number of species and number of individuals of each species. Results of the measurement of physical and chemical parameters of static waters associated with the feasibility of life for water organisms in it, generally in good condition. Ten species of seagrass have been found in the southern part of the island of Bangka. Four species are always found in any transek i.e Syringodium isoetifolium, Cymodocea rotundata, Enhallus acaroides, and Halophylla ovalis. The highest found in seagrass cover transek 1 i.e. 67.00% while the lowest in transek 3 i.e. 46.30%. Seagrass cover Enhallus acaroides in Bangka island very prominent compared to other species. Based on the current index value is important, Syringodium isoetifolium have a high importance value index only in the transek 3 which means this type of seagrass seagrass types affect other takes part in community level. Ecological index results suggest that the ecosystem of seagrass in Bangka island in the southern part of the State is stable
    corecore