23 research outputs found

    Pengaruh Variasi Suhu Pemanasan terhadap Spesifikasi Amilum Singkong Fully Pregelatinized sebagai Eksipien Tablet

    Full text link
    Modifikasi amilum dilakukan untuk memperbaiki kualitas amilum. Salah satu modifikasi amilum adalah amilum singkong fully pregelatinized. Salah satu faktor dari kualitas amilum adalah spesifikasi amilum. Spesifikasi amilum singkong fully pregelatinized dipengaruhi oleh suhu pemanasan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan terhadap spesifikasi amilum singkong fully pregelatinized. Amilum singkong alami dibuat dari Manihot esculenta Crantz. Amilum singkong fully pregelatinized dibuat pada variasi suhu pemanasan yaitu 80°C, 90°C, dan 100°C. Selanjutnya dilakukan uji spesifikasi kepada amilum singkong alami dan amilum singkong fully pregelatinized. Uji spesifikasi amilum meliputi uji identifikasi, organoleptik, mikroskopik, ukuran partikel, kadar air, kelarutan dan pH. Hasil uji spesifikasi menunjukkan amilum singkong alami dan amilum singkong fully pregelatinizedsesuai dengan standar Handbook of Pharmaceutical Excipient.Variasi suhu pemanasan pembuatan amilum singkong fully pregelatinized tidak berpengaruh terhadap identifikasi, organoleptis dan kelarutan dalam air, namun berpengaruh terhadap mikroskopik, kadar air, pH danmeningkatkan ukuran partikel secara signifkan (p<0,05

    Requirement Engineering Analysis Based on Risk Assessment (Development of Management Information System for Domestic Wastewater in Gresik District)

    Get PDF
    Public services and the provision of proper and sustainable sanitation infrastructure is one of the basic needs of the community, according to the 2030 Sustainable Development Goal (SDG's) and the 2015-2019 Medium-Term Development Plan (RPJMN), the Government of Indonesia has determined that by 2019 achieving 100% Universal Access in the sanitation sub-sector service in order to accelerate infrastructure development to encourage economic growth and equity. This emphasizes the importance of optimizing water supply and sanitation services and especially the domestic wastewater sector. In the implementation of these services the operator operators often experience obstacles in integrating all business processes due to the limitations of the management system they have. The purpose of this study was to analyze the requirements engineering process with risk analysis and then integrate the system with the concept of enterprise resource planning with a case study of the development of a domestic wastewater management information system in the Public Works and Spatial Planning Office of Gresik Regency. This study uses the stages of preparing Requirements Engineering documents in accordance with ISO / IEC / IEEE 29148-2011 standards and Risk Assessment Analysis with ISO 31000 standards. Software Requirement Specifications (SRS) are then used as a reference in developing systems with an Enterprise Resource Planning (ERP) approach. The results of this study produced 20 risk variables that are relevant with 5 variables included in the high category, 6 variables included in the medium category and the remaining 9 variables included in the low category. Lack of stability, availability, scalability, usability, security, extensibility is one of the risk variables that are categorized as high. Ensuring the merger of all SRS modules to function properly is an action that can be carried out from the results of risk mitigation and becomes a consideration in the incorporation of 9 SRS modules using the Enterprise Resource Planning metho

    Perancangan Model Alat Pemadat Tanah Uji Geosintetis Menggunakan Sistem Pneumatik Kontrol Plc

    Get PDF
    Alat pemadat tanah uji geosintetis merupakan alat uji untuk mengetahui kepadatan dan kekuatan tanah yang diperlukan untuk meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya. Pada umumnya alat uji pemadat tanah (proctor standard) dioperasikan secara manual dimana sampel tanah dimasukan kedalam tabung silinder berdimensi tertentu dan dilakukan pemadatan menggunakan piston berdimensi dan berat tertentu melalui prinsip gerak jatuh bebas. Untuk memperoleh alat uji yang dapat dioperasikan secara praktis, otomatis dan tetap menghasilkan nilai pengujian yang memenuhi syarat maka dilakukan perancangan model alat pemadat tanah uji geosintetis yang dioperasikan menggunakan sistem pneumatik kontrol PLC. Proses perancangan secara garis besar dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : mengidentifikasi kebutuhan proses dan hasil pengujian yang diinginkan (sesuai standar) dari model alat uji pemadat tanah, menyusun spesifikasi teknik yang menjadi target perancangan, membuat perancangan konsep model alat uji, mewujudkan konsep rancangan melalui perhitungan mekanikal dan membuat dokumentasi hasil rancangan. Hasil yang diperoleh dari perancangan adalah gambar teknik dan kinerja model alat uji yang memiliki spesifikasi : kebutuhan daya minimal kompresor pada tekanan sistem di service unit sebesar 4 bar adalah 175,76 watt, menggunakan DC Power Supply 24 Volt untuk menggerakan Solenoid Directional Control Valve 5/2 Single Spring Return, kontrol PLC Schneider tipe SR3B101BD dengan program Ladder dan Function Block Diagram , jumlah tumbukan pemadatan tanah untuk setiap pengujian dapat dikontrol sampai dengan 75 kali menggunakan counter di dalam PLC

    Multilayer Porous Composite From Waste Glass for Water Filtration

    Full text link
    Multilayer porous composite have been produced through the heating process at temperature T=700oC for 2.5 h. Single layered porous composite was made with a varied mass percentage of from PEG polymer 1% to 10%. Double-layered porous composite were made by the arrangement of porosity (4:3)%, (4:2)% and (3:2)%, while the three-layers porous composite have an arrangement (4:3:2)%. Performance of multilayer porous composite for water filtration with pollutants of methylene blue 100 ppm was estimated from the absorbance spectrum. Rejection of methylene blue pollutants from single layered porous composite increases when the fraction of PEG polymer tend to be smaller in the matrix. Meanwhile, the double layered porous composite has a degradation of methylene blue pollutants are better than one layer. Triple layered porous composite have good performance for the water filtration where all the pollutants of methylene blue be able to be filtered. Komposit pori berlapis telah dihasilkan dengan proses pemanasan pada temperatur T=700oC selama 2.5 jam. Komposit pori satu lapis dibuat dengan variasi persen massa polimer PEG 1% hingga 10%. Komposit pori dua lapis dibuat dengan susunan porositas (4:3)%, (4:2)% dan (3:2)%, sedangkan komposit pori tiga lapis memiliki susunan porositas (4:3:2)%. Kinerja komposit pori berlapis untuk filter air dengan polutan methylene blue 100 ppm diestimasi dari spektrum absorbansi. Rejeksi polutan methylene blue dari komposit pori satu lapis meningkat saat fraksi polimer PEG cenderung lebih kecil dalam matrik komposit. Sedangkan, komposit pori dua lapis memiliki kemampuan untuk degradasi polutan methylene blue yang lebih baik dari satu lapis. Komposit pori tiga lapis memiliki kinerja yang baik untuk filter air dimana seluruh polutan methylene blue mampu disaring

    Strategy Analysis to Improve Consultant Qualification in Surabaya

    Full text link
    Electronic Procurement Agency indicated that in the 2015 up to 2017 project for infrastructure consulting services with qualifying middle to upper class in the Minister for Republic Works and Human Sattlements increased 5% per year. The Development Institution Construction Services shows that number of consulting firm in Surabaya city with qualifying middle to upper level less than 20 company, while the company consultant were at the middle to lower is very much. This research aimed to producing strategy in the qualification a consulting firm in Surabaya city. The variables used in a study are internal and external factors in increasing the consultant qualification. This variables analysis using Strength Weakness Opportunity Treats Matrix (SWOT), External Internal Matrix (I-E), and Quantities Strategic Planning Matrix (QSPM) used to determine the best strategy. The result of the study indicate several strategies that can be used to improve consultans qualification. The first strategy is joint venture with other consulting firm to enhance experiences and increase the income of company. The second strategy is improve the quality of human resources and adjust infrastructure facilities with International quality standard namely ISO 9001. The third strategy is work on projects that have high risk

    Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Bagi Mahasiswa Ksr-pmi dalam Upaya Meningkatkan Peran Generasi Muda dalam Penanggulangan Bencana

    Full text link
    Indonesia adalah negara dengan potensi bencana cukup tinggi. Hampir di semua daerah pernah mengalami bencana, tidak terkecuali Provinsi NTB. Upaya penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, pemerintah sebagai penanggung jawab dengan peran serta aktif masyarakat, termasuk unsur pemuda, terlebih para pemuda yang tergabung dalam organisasi yang bergerak dalam bidang kemanusiaan, seperti KSR-PMI. Agar dapat berpartisipasi aktif secara optimal, diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah melalui pelatihan. Dari hasil wawancara, cukup banyak anggota KSR-PMI yang belum pernah mendapatkan pelatihan terkait penanggulangan bencana, sementara mereka pasti akan sangat diandalkan di lapangan apabila terjadi bencana. Pelatihan tanggap darurat bencana ini dirancang melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pelaksanaan berlangsung selama 3 hari, bertempat di aula PMI Provinsi NTB. Hari pertama dan kedua peserta pelatihan diberikan pengetahuan berupa teori-teori yang berhubungan dengan kondisi tanggap darurat bencana sedangkan pada hari ketiga para peserta mengikuti kegiatan simulasi bencana yang dilaksanakan di Pantai Gading, Mapak, Mataram. Peserta pelatihan berjumlah 26 orang, yang berasal dari 7 unit KSR-PMI se-Pulau Lombok. Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan dinilai dengan menggunakan kuesioner kepuasan dan capaian nilai yang diperoleh peserta. Melalui kegiatan pelatihan ini, pengetahuan dan pemahaman para peserta pelatihan tentang penanggulangan bencana dalam kondisi tanggap darurat meningkat 48,36%. Dari hasil olah kuesioner disimpulkan performa para narasumber, baik (80,8%), penyelenggaraan pelatihan, yang meliputi 3 aspek, yaitu prasarana/sarana, pengorganisasian penyelenggaraan, dan konsumsi pelatihan, baik (85,83%). Pelatihan tanggap darurat bencana memberikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam penanggulangan kondisi tanggap darurat bencana

    Optimasi Penataan Site Layout pada Proyek Grand Dharmahusada Surabaya dengan Metode Logika Fuzzy AHP

    Full text link
    Di dalam proses konstruksi, tentunya banyak permasalahan yang berkaitan dengan manajemen konstruksi. Dimana banyak aspek yang dapat mempengaruhi jalannya suatu proyek tersebut. Salah satunya adalah manajemen tata letak Fasilitas dalam suatu proyek. Hal tersebut dapat menyelesaikan permasalahan, dalam memobilisasi bahan-bahan dan peralatannya. Sehingga manajemen tata letak Fasilitas ini menjadi lebih optimal. Pada penelitian proyek Grand Dharmahusada Surabaya, fuzzy AHP digunakan sebagai metode untuk mendapatkan nilai urutan prioritas Fasiitas sementara yang terdapat pada lokasi proyek, dimana hasilnya nanti akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk tindakan yang perlu dilakukan untuk mengoptimasi site layout. Untuk memperoleh data, dilakukan dengan melakukan wawancara dengan staf ahli dan site engineer proyek. Selanjutnya, perencanaan optimasi tata letak Fasilitas suatu proyek akan mempertimbangkan jarak tempuh dan jumlah pekerja yang melewati Fasilitas-Fasilitas sementara. Pengukuran jarak dilakukan di lapangan dan disesuaikan dengan pengukuran pada draft site layout yang diberikan oleh drafter proyek. Sementara untuk mengetahui nilai keamanan pada proyek digunakan rumusan safety index. Nilai keamanan didapatkan melalui wawancara dengan pihak K3. Hasil dari perhitungan tersebut, dievaluasi dan ditentukan site layout yang paling optimum. Dari hasil penelitian ini. Didapatkan urutan prioritas Fasilitas sementara dari yang tertinggi hingga terendah. Fasilitas tersebut adalah fabrikasi besi 1 untuk prioritas tertinggi dan stok scaffolding untuk prioritas terendah. Lalu, didapatkan site layout yang paling optimum dari beberapa opsi yang telah dicoba dengan melakukan pertukaran antar Fasilitas sementara. Lokasi Fasilitas yang ditukar adalah gudang K3 dengan gudang bata ringan dan baja bekisiting kolom dengan fabrikasi bekisiting kolom, dimana didapatkan nilai untuk travelling distance sebesar 72.660 dan nilai safety index sebesar 2398 penurunan yang didapatkan melalui proses optimasi ini sebesar 1.33% dari kondisi eksisting dengan menggunakan perbandingan rumusan yang diperoleh dari kontraktor

    Small Interfering RNA (SiRNA) of Mini Circle DNA Transfection (McD) is Encapsulated by Gold Nanoparticles From Folate's Receptors of Gold Conjugation as Curative Therapy for Non-Small's Cell of Lung Cancer

    Full text link
    Background: Lung cancer is one of the non-communicable diseases that have an increasing number of events that each year with a mortality rate of 18.4% and an incidence of 11.6%, occupies the top position based on GLOBOCAN data in 2018. One of management in the NSCLC is currently in the form of surgery and adjuvant therapy such as chemotherapy, radiotherapy and target therapy. However, there were weaknesses and limitations in care for its patients therefore development of curative therapy for NSCLC's patients were needed. The aim of this review is to learn and investigate about the potential of siRNA that is transfected into McD and folate receptors alpha-conjugated gold nanoparticle encapsulation as a therapeutic opportunity that could be developed as a treatment in management of NSCLC.Method: The writing method used in this review article was the study method of literature. The used data comes from 45 of relevant literature sources and was arranged systematically in accordance with the topic of the problem discussed, along with the inclusion and exclusion criteria.Result: This treatment could increase gene transfection, siRNA biodistribution in organs, reduced KRAS, Bcl-2, and VEGF expression. Moreover, siRNA had entered phase III clinical trials and FOLR1 antibodies were in phase II of clinical trials.Conclusion: Utilization of siRNA specifically was designed for three genes such for KRAS, VEGF and Bcl-2 which were three genes that played a role in the pathogenesis of NSCLC, could be the right modality choice for treatment of NSCLC

    L-arginine and vitamin D adjunctive therapies in pulmonary tuberculosis: a randomised, double-blind, placebo-controlled trial.

    No full text
    BACKGROUND: Vitamin D (vitD) and L-arginine have important antimycobacterial effects in humans. Adjunctive therapy with these agents has the potential to improve outcomes in active tuberculosis (TB). METHODS: In a 4-arm randomised, double-blind, placebo-controlled factorial trial in adults with smear-positive pulmonary tuberculosis (PTB) in Timika, Indonesia, we tested the effect of oral adjunctive vitD 50,000 IU 4-weekly or matching placebo, and L-arginine 6.0 g daily or matching placebo, for 8 weeks, on proportions of participants with negative 4-week sputum culture, and on an 8-week clinical score (weight, FEV1, cough, sputum, haemoptysis). All participants with available endpoints were included in analyses according to the study arm to which they were originally assigned. Adults with new smear-positive PTB were eligible. The trial was registered at ClinicalTrials.gov NCT00677339. RESULTS: 200 participants were enrolled, less than the intended sample size: 50 received L-arginine + active vitD, 49 received L-arginine + placebo vit D, 51 received placebo L-arginine + active vitD and 50 received placebo L-arginine + placebo vitD. According to the factorial model, 99 people received arginine, 101 placebo arginine, 101 vitamin D, 99 placebo vitamin D. Results for the primary endpoints were available in 155 (4-week culture) and 167 (clinical score) participants. Sputum culture conversion was achieved by week 4 in 48/76 (63%) participants in the active L-arginine versus 48/79 (61%) in placebo L-arginine arms (risk difference -3%, 95% CI -19 to 13%), and in 44/75 (59%) in the active vitD versus 52/80 (65%) in the placebo vitD arms (risk difference 7%, 95% CI -9 to 22%). The mean clinical outcome score also did not differ between study arms. There were no effects of the interventions on adverse event rates including hypercalcaemia, or other secondary outcomes. CONCLUSION: Neither vitD nor L-arginine supplementation, at the doses administered and with the power attained, affected TB outcomes. REGISTRY: ClinicalTrials.gov. Registry number: NCT00677339
    corecore