38 research outputs found

    Vitamin E effect on osmotic fragility in β thalassemia major

    Get PDF
    Background Blood transfusion remains the main therapy for anemia in β thalassemia major patients. However, frequent transfusions can cause oxidative stress in response to iron overload. Vitamin E is considered to be the best lipid-soluble exogenous antioxidant in humans. It can protect phospholipid membrane from peroxidarion. Erythrocyte osmotic fragility is a useful test to assess for the improvement of red blood cells in thalassemia patients after vitamin E supplementation. Objective To investigate the effect of vitamin E for improving erythrocyte osmotic fragility in β thalassemia major and for decreasing the need for frequent transfusions. Methods T his was a double blind placebo controlled randomized clinical trial on children aged 2-14 years with thalassemia major who received frequent blood transfusions. Fifty subjects were divided into 2 groups: group I with vitamin E supplementation and group II with placebo, as a control group, for a period of 1 month. Pre- and post-treatment data on erythrocyte osmotic fragility and hemoglobin level were analyzed with non-paired T-test. Results Improved erythrocyte osmotic fragility was found: in group I, pre-treatment 31.59 (SD 6.342)% to post-treatment 38.08 (SD 7.165)%, compared to the control group pre-treatment 34.40 (SD 6.985)% to post-treatment 29.26 (SD 9.011)% (P=0.0001). Comparison of the mean delta Hb level in group  I was 0.94 (SD 0.605) gr% and that of group II was - 0.23 (SD 1.199) gr% (P=0.0001). Conclusion Vitamin E supplementation improves erythrocyte fragility and Hb level in β thalassemia major pediatric patients

    Pengaruh Pemberian Jus Mangga terhadap Profil Lipid dan Malondialdehydepada Tikus yang diberi Minyak Jelantah

    Get PDF
    Latar belakang : Pemberian minyak jelantah menyebabkan peningkatan profil lipid (kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL) dan Malondialdehyde(MDA) darah serta menurunkan kolesterol HDL. Jus mangga mengandung serat, vitamin C, E dan betakaroten yang berpotensi memperbaiki profil lipid dan menurunkan MDA. Tujuan :menganalisis pengaruh jus mangga terhadap profil lipid dan MDA tikus yang diberi minyak jelantah. Metode : Penelitian eksperimental dengan randomized controlled pre-post test design. Tikus Sprague Dawley di bagi acak menjadi tiga kelompok yaitu kelompok K diberi Aquades, kelompok P1 diberi minyak jelantah, dan kelompok P2 diberi minyak jelantah, jus mangga). Pemberian jus mangga diberikan 1x/hari peroral selama 14 hari. Kolesterol total, LDL, HDL diukur dengan metoda CHOD-PAP. Kadar Trigliserida diukur dengan metoda GPO-PAP. Analisis kadar MDA darah dengan metoda TBARS. Hasil : Terjadi peningkatan kolesterol total, trigliserida, LDL dan MDA serta penururnan HDLdarah setelah pemberian minyak jelantah. Pemberian jus mangga secara bermakna menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL dan MDA darah serta meningkatkan HDL. Rerata perubahan setelah pemberian jus mangga pada P2 kolesterol total -72,90±9,33 mg/dl,trigliserida -39,29±8,13 mg/dl, LDL -8,71±3,05mg/dldan MDA -4,25±0,52. Rerata Peningkatan HDL 13,70±4,16 mg/dl. Kesimpulan : Pemberian jus mangga menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL, MDA dan meningkatkan HDL

    KORELASI KADAR HEPCIDIN SERUM DENGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG

    Get PDF
    Latar belakang Hepcidin merupakan suatu hormon yang berperan untuk mengatur metabolisme besi di dalam tubuh. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi hepcidin, antara lain inflamasi dan infeksi. Obesitas merupakan kondisi inflamasi ringan, karena jaringan lemak dapat menghasilkan berbagai mediator pro-inflamasi, untuk dapat mengukur obesitas digunakan indeks massa tubuh, dan untuk mengukur persebaran lemak digunakan lingkar pinggang. Tujuan Mengetahui korelasi kadar hepcidin serum dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan belah lintang (cross sectional) dilakukan pada 52 subjek penelitian berusia 18-22 tahun. Kadar hepcidin serum diperiksa dengan menggunakan metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay), ukuran lingkar pinggang diperiksa dengan midline, dan indeks massa tubuh diperiksa dengan timbangan dan pengukur tinggi badan. Uji Korelasi Pearson dilakukan karena semua data berdistribusi normal. Hasil Rerata indeks massa tubuh dalam penelitian ini adalah 23,05 ± 4,20 kg/m2, rerata ukuran lingkar pinggang dalam penelitian ini adalah 79,24 ± 10,064 cm, rerata kadar hepcidin serum dalam penelitian ini adalah 2,39 ± 1,19 ng/mL. Hasil uji korelasi Pearson tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kadar hepcidin serum (p > 0,05). Simpulan Kadar hepcidin serum tidak berkorelasi dengan dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Kata kunci Hepcidin, indeks massa tubuh, lingkar pinggang

    PENGARUH PEMBERIAN FORMULASI NANOEMULSI KITOSAN DAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS HIPERKOLESTEROL

    Get PDF
    Latar Belakang: Bawang putih diketahui memiliki zat yang dapat menekan kadar kolesterol darah. Zat lain yang dikenal mampu menurunkan kadar kolesterol adalah kitosan sehingga perlu diketahui formulasi kombinasi sediaan kitosan dan ekstrak bawang putih menggunakan metode nanoemulsi dalam meningkatkan keefektifan untuk menurunkan kolesterol. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian sediaan nanoemulsi kitosan dan ekstrak bawang putih terhadap profil lipid tikus hiperkolesterolemia. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium, menggunakan Post Test Only Control Group Design dengan hewan coba tikus jantan albino strain Sprague Dawley. Dalam penelitian ini digunakan tujuh kelompok hewan coba yang terdiri dari dua kelompok kontrol dan lima kelompok perlakuan. Analisis statistik yang digunakan adalah uji One Way Anova dan Post Hoc Bonferroni. Hasil: Pemberian sediaan nanoemulsi kitosan dan ekstrak bawang putih dapat memberikan perbedaan signifikan pada kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL (p<0,05). Rerata kadar kolesterol total K1, K2, P1, P2, P3, P4, P5 adalah 83,70 ± 3,68; 207,79 ± 5,36; 105,11 ± 3,03; 117,64 ± 4,17; 152,43 ± 2,74; 125,43 ± 2,71; 120,32 ± 2,94 mg/dl; p<0,05. Rerata kadar trigliserida K1, K2, P1, P2, P3, P4, P5 adalah 73,68 ± 4,20; 130,58 ± 3,03; 86,22 ± 1,94; 92,23 ± 3,21; 115,29 ± 2,80; 103,76 ± 3,01; 98,62 ± 2,71 mg/dl); p<0,05. Rerata kadar LDL K1, K2, P1, P2, P3, P4, P5 adalah 24,57 ± 2,04; 77,02 ± 1,64; 35,99 ± 2,35; 45,15 ± 1,72; 67,46 ± 2,45; 53,79 ± 2,70; 43,43 ± 2,12 mg/dl; p<0,05. Rerata kadar K1, K2, P1, P2, P3, P4, P5 adalah 89,06 ± 1,99; 25,23 ± 1,52; 74,13 ± 3,09; 62,42 ± 2,04; 42,09 ± 1,45; 56,24 ± 2,21 mg/dl; 62,42 ± 2,56 mg/dl; p<0,05. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL dengan pemberian formulasi sediaan nanoemulsi kitosan dan ekstrak bawang putih dengan diet tinggi kolesterol Kata kunci: nanoemulsi, kitosan, bawang putih, hiperkolesterolemi

    PENGARUH PEMBERIAN JAMUR KUPING HITAM (Auriculariapolytricha) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein) SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH

    Get PDF
    Background:The usage of reused cooking oil affects the increase of serumtotal cholesterol (TC) and LDL, also the decrease of serumHDL. This condition escalatesthe risk of atherosclerosis, which couldlead to the incidence of cardiovascular disease. Cloud ear fungus is a natural antioxidant that contains polysaccharides, flavonoids, niacin, and vitamin C, which can improve the lipid profiles. Objective: To analyze the impact of water from boiled cloud ear fungus on total cholesterol, LDL, and HDL level of Wistar ratsthat have been given reused cooking oil. Methods:This study is a true experimental research with post test only control group design, using 12 weeks-aged male Wistar rats (n = 24) that were randomly divided into 4 groups. K1 as the negative control, K2 was given reused cooking oil and standard diet, K3 was given water from boiled cloud ear fungus and standard diet, and K4 was given reused cooking oil, water from boiled cloud ear fungus and standard diet. Serum total cholesterol, LDL, and HDL levels were measured by the CHOD-PAP method after 28 days treatment. Results:TC mean value of K1 (80.2217 ± 3.61 mg / dL), K2 (195.8483 ± 5.47 mg / dL), K3 (75.5800 ± 4.02 mg / dL), and K4 ( 110.8683 ± 5.82 mg / dL); p = 0.000. LDL mean value of K1 (29.9200 ± 1.53 mg / dL), K2 (78.4167 ± 1.77 mg / dL), K3 (24.3167 ± 1.77 mg / dL), and K4 (40, 1617 ± 2.84 mg / dL); p = 0.000. HDL mean value of K1 (65.8950 ± 1.99 mg / dL), K2 (24.3233 ± 1.44 mg / dL), K3 (73.2300 ± 1.92 mg / dL), and K4 (54 , 9550 ± 2.04 mg / dL); p= 0.000. Conclusion:Water from boiled cloud ear fungus decreases the serum total cholesterol and LDL, and increasesserum HDL levels ofWistar rats that has been given reused cooking oil. Keywords:cloud ear fungus, reused cooking oil, total cholesterol, LDL, HD

    PERBEDAAN NEUTROPHIL LYMPHOCYTE RATIO PADA SUBJEK BUKAN PEROKOK, PEROKOK RINGAN DAN PEROKOK SEDANGBERAT (Studi Observasional Analitik pada Mahasiswa Universitas Diponegoro)

    No full text
    Background : Smoking is a serious health problem causing high morbidity and mortality. Chronic cigarette smoke exposure may induce inflammation on respiratory tract and lung parenchymal tissue. It affects total leucocyte count and differential count components. White Blood Cell Count (WBC) is a basic but sensitive way to describe inflammatory status. Neutrophil-Lymphocyte Ratio (NLR) as a development of WBC may describe the inflammatory status between the smokers well. Aim To analyze the difference of NLR value between non-smoker, light smoker and moderate-to-heavy smoker subjects. Methods Analytical and descriptive study with cross sectional design on 36 subjects classified into three groups according to Sitepoe classification of smoker; nonsmoker, light smoker and moderate-to-heavy smoker respectively. NLR was obtained by comparing absolute neutrophil and absolute lymphocyte count. One way Anova with Bonferroni Post Hoc test were used to study the difference between the mean values in different groups. Results The average NLR value of non-smoker subjects was 2,42 ± 0,51, while the average NLR value of light smoker subjects and moderate-to-heavy smoker subjects were 3,01 ± 1,29 and 2,02 ± 0,63 respectively. Bonferroni Post Hoc Test shows difference between NLR value of light smoker subjects and moderate-to-heavy subjects (p=0,030) and shows no difference between the NLR value of non-smoker subjects and the other subjects (p=0,348; p=0,821). Conclusions There is a marked difference between the NLR value of light smoker subjects and NLR value of moderate-to-heavy smoker subjects while there is no significant difference between NLR value of non-smoker subjects and NLR value of the other groups. Keywords Cigarette, Inflammation, NL

    Pengaruh Suplementasi B - carotene Terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida Dan Malondialdehyda Pada Rattus Norvegicus Sprague Dawley Diabetik

    Get PDF
    Latar Belakang : diabetes mellitus (DM) berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida, serta ditandai dengan peningktan produksi malondialdehyde. β-carotene mempunyai aktifitas antioksidan, kontrol glikemik dan kontrol lipid. Tujuan : membuktikan pengaruh pemberian β-carotene terhadap penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan MDA pada tikus jantan Rattus norvegicus sprague dawley diabetik. Metode : tiga puluh ekor tikus dibagi acak menjadi 5 kelompok : 1 (stz), 2 (stz+β-carotene 1 mg/kg BB), 3 (stz+β-carotene 10 mg/kg BB), 4 (stz+β-carotene 20 mg/kg BB), 5 (normal). Induksi streptozotocin 40 mg/kg BB intraperitoneal. β-carotene diberikan melalui sonde dua hari sekali dalam 30 hari. Pemeriksaan kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP, kolesterol total menggunakan CHOD-PAP, trigliserida menggunakan GPO dan MDA dengan metode TBARS. Uji hipotesis penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan MDA setelah perlakuan suplementasi β-carotene diuji dengan one way anova dan dilanjutkan dengan post hoc bonferroni untuk menganalisa dosis yang paling efektif dan efisien. Hasil : terdapat perbedaan dengan bermakna pada kadar kolesterol total (p=0,002) setelah pemberian β-carotene 10 mg/kg BB melalui sonde dua hari sekali dalam 30 hari. Dosis β-carotene 10 mg/kg BB yang paling efektif dan efisien untuk menurunkan kadar kolesterol total dibandingkan dosis lainnya. Terdapat perbedaan dengan bermakna pada kadar trigliserida (p=0,0001) dan MDA (p=0,0001). Dosis β-carotene 10 mg/kg BB yang paling efektif dan efisien untuk menurunkan kadar trigliserida, sedangkan dosis β-carotene 20 mg/kg BB yang paling efektif dan efisien untuk menurunkan kadar MDA dibandingkan dosis lainnya. Simpulan : dosis β-carotene 10 mg/kg BB lebih efektif dan efisien untuk menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida dibandingkan dosis lainnya. Dosis β-carotene 20 mg/kg BB lebih efektif dan efisien untuk mrnurunkan kadar MDA dibandingkan dosis lainnya

    UJI SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS MENTZER INDEX, RED DISTRIBUTION WIDTH INDEX DAN GREEN AND KING INDEX TERHADAP DIAGNOSIS TALASEMIA BETA MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI

    Get PDF
    Latar belakang: Anemia mikrositik hipokromik sering disebabkan oleh anemia defisiensi besi dan talasemia beta minor. Pemeriksaan baku emas talasemia beta adalah pemeriksaan genetik, sedangkan anemia defisiensi besi adalah pemeriksaan cadangan besi sumsum tulang. Kedua pemeriksaan tersebut memakan biaya yang mahal. Perlu adanya teknik skrining berupa indeks perhitungan yang adekuat dengan biaya yang terjangkau. Tujuan: Mengetahui dan membandingkan nilai sensitivitas dan spesifisitas Mentzer Index, Red Distribution Width Index dan Green and King Index. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji diagnostik. Terdapat 98 data anemia mikrositik hipokromik yang terdiri dari masing-masing 49 anemia defisiensi besi dan talasemia beta minor. Dilakukan perhitungan Mentzer index, Red Distribution Width Index dan Green and King Index yang dibandingkan dengan parameter diagnosis untuk mengetahui nilai sensitivitas dan spesifisitas. Parameter diagnosis emas yaitu ferritin serum atau TIBC atau besi serum untuk diagnosis anemia defisiensi besi dan hemoglobin A2 untuk diagnosis talasemia beta minor. Hasil: Mentzer index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas untuk mendeteksi anemia defisiensi besi sebesar 93,88% dan 87,76%, dan talasemia beta minor sebesar 87,76% dan 93,88%. RDWI index memiliki nilai sensitivitas dan spseifisitas untuk medeteksi anemia defisiensi besi sebesar 89,80% dan 83,67%, dan untuk talasemia beta minor sebesar 83,67% dan 89,80%. Green and King index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas anemia defisiensi besi sebesar 91,84% dan 77,55%, dan untuk talasemia beta minor sebesar 77,55% dan 91,84%. Kesimpulan: Mentzer index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas tertinggi sehingga dapat digunakan sebagai teknik skrining untuk mendiagnosis talasemia beta minor dan anemia defisiensi besi. Kata kunci: anemia defisiensi besi, talasemia beta minor, Mentzer Index, Red Distribution Width Index, Green and King Inde

    HUBUNGAN ANTARA NEUTROPHIL/LYMPHOCYTE RATIO (NLR) DANHIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA SINDROM KORONER AKUT

    Get PDF
    Latar belakang: Sindrom koroner akut (SKA) merupakan 80 % penyebab kematian akibat penyakit jantung. SKA disebabkan penurunan aliran darah ke jantung sehingga terjadi iskemik dari miokard. Neutrophil/lymphocyte ratio (NLR) merupakan pemeriksaan laboratorium yang akhir-akhir ini terbukti sebagai petanda untuk inflamasi sistemik. High density lipoprotein (HDL) merupakan lipoprotein yang berfungsi sebagai anti aterogenik dan  kardio proteksi. Studi sebelumnya menunjukkan terdapat hubungan NLR dengan keparahan SKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganNLR dan HDL pada sindrom koroner akut.Metode: Penelitian belah lintang pada penderita sindrom koroner akut di RS Dr. Kariadi Semarang periode Januari-Desember 2014. NLR diperoleh dengan membagi jumlah netrofil dengan jumlah limfosit. Kadar HDL serum ditetapkan dengan alat kimia klinik otomatik. Analisis statistik dengan Spearman Rank Correlation Test.Hasil: Lima puluh enam pasien dengan sindrom koroner akut (41 laki-laki dan15 perempuan) dengan usia antara 32-83 tahun. Nilai tengah NLR 3,55 (1,1-17,6) dan HDL 34 (16-71) mg/dL. Analisisstatistikmenunjukkanterdapathubungan yang bermaknaantaraNLR dan HDL (p = 0,001;  r =-0,44).Simpulan: Terdapat hubungan negatif sedang yang bermakna antara NLR dan HDL pada sindrom koroner akut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai NLR perlu diperhatikan pada pasien dengan HDL yang rendah. Kata kunci: Sindrom koroner akut, NLR, HD

    PERBEDAAN ANTARA RASIO NEUTROFIL/ LIMFOSIT DAN RASIO PLATELET/ LIMFOSIT PADA KEHAMILAN NORMAL, PREEKLAMSIA RINGAN DAN BERAT

    Get PDF
    Preeklamsi disebabkan hipoperfusi plasenta, pelepasan sitokin dan disfungsi endotel sebagai respons inflamasi. Neutrofil/Limfosit Ratio (NLR) dan Platelet/ Limfosit Ratio (PLR) merupakan petanda inflamasi sistemik pada berbagai penyakit inflamasi. Membandingkan NLR dan PLR sebagai petanda inflamasi pada kehamilan normal, Preeklamsia Ringan (PER) dan Preeklamsia Berat (PEB). Penelitian observasional analitik dengan pendekatan belah lintang terhadap 102 pasien kehamilan di RSUP dr. Kariadi yang terbagi menjadi 3 kelompok (normal, PER, PEB). Neutrofil dan limfosit dihitung dengan hitung jenis nilai absolut trombosit berdasarkan hematology analizer. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dilanjutkan uji post hoc Mann-Whitney. Median NLR pada kehamilan normal ialah 4,15(1,34;5,86) pada PER 5,56 (1,78;8,5) dan PEB 10,98 (5,57;18,8) terdapat perbedaan NLR kehamilan normal dengan PEB dan PER dengan PEB. Median PLR pada kehamilan normal 151,44 (92,34;381,54) PER 134,72 (30,84;491,38) dan PEB 153,35 (26,34;441,14) tidak terdapat perbedaan PLR pada kehamilan normal dan PER (p=0,359) kehamilan normal dan PEB (p=0,965) &nbsp;PER dan PEB(p=0,535). Terdapat perbedaan NLR antara kehamilan normal dengan PEB dan &nbsp;PER dengan PEB, &nbsp;tidak terdapat perbedaan PLR antara ketigany
    corecore