8 research outputs found

    SOSIALISASI PENGGUNAAN FUROSHIKI UNTUK MENGURANGI SAMPAH KANTONG PLASTIK DALAM GAYA HIDUP MODERN

    Get PDF
    Kantong plastik telah menjadi bagian tidak terpisahkan bagi sebagian besar kehidupan masyarakat dunia. Sebagai dampaknya, sampah kantong plastik telah menjadi salah satu masalah serius, tidak hanya bagi alam (darat, laut, dan udara) tetapi juga manusia. Plastik sulit terdegradasi karena terbuat dari penyulingan gas dan minyak bumi (sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui), sehingga membutuhkan ratusan tahun untuk terurai dengan sempurna.  Hal ini berarti, semakin banyak penggunaan kantong plastik, maka semakin cepat pula kita menghabiskan sumber daya alam. Kaum perempuan dan ibu-ibu, dianggap paling banyak mengkonsumsi kantong plastik. Maka, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan kelompok sasaran ibu-ibu PKK di Kelurahan Skajaya, Kecamatan Sukarame, Kota Palembang. Khalayak sasaran di tingkat Kelurahan dengan keaktifan kegiatan PKK-nya dianggap dapat menularkan ilmu dan kebiasaan menggunakan furoshiki baik ke tingkat bawah (tingkat Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan Keluarga), maupun ke tingkat atas (tingkat Kecamatan, Kota, Provinsi, dan Nasional), sehingga limbah kantong plastik dapat secara signifikan ditekan penggunaannya. Dampak jangka panjang dari kegiatan pengabdian mengurangi kantong plastik melalui furoshiki ini adalah dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Kegiatan pengabdian ini berusaha mengenalkan Furoshiki dari Jepang atau Boenthelan bahasa Indonesia, yakni alat (kain) untuk membungkus barang. Ukuran boenthelan bervariasi tergantung pada ukuran barang yang akan dibungkus atau dibawa. Teknik membungkus bervariasi, sehingga semakin menambah nilai estetika boenthelan tersebut. Boenthelan ini dapat digunakan untuk membungkus atau membawa barang, seperti buku, kotak, botol, dan sebagainya. Selain itu, dengan menggunakan boenthelan sebagai gaya hidup modern kita pun turut serta melestarikan bumi tercinta

    Anthropocentrism: the importance of traditional oil mining in Sustainable Development

    Get PDF
    This study shows the interaction between the natural environment and human. Starting from the revelation of the rubber price implicate on the global changes in the relationship between the physical environment with the complex social (population, technological constraints, organization, culture, and social system) at the local level. It is important to see a variation of mutual dependence and modification of social-economic changes, especially traditional oil mining (illegal). Economic interests and environmental degradation threaten the fulfillment of the next generation needs.  Data collection for this study through qualitative research method with in-depth interviews as primary data and is located in the three villages (Keban 1, Macang Sakti, and Lubuk Bintialo) Musi Banyuasin District). Social inequality triggered the exploitation of natural resources widely. Local community relations with nature is very instrumental to achieve welfare. For that, need to social engineering project system that future-oriented with the collaboration of local communities, corporation, and government. But the political will to achieve sustainable development should be started by the government (state)

    Menata Mata Kuliah Kewirausahaan, Menumbuhkan Kepemimpinan Generasi Muda

    Get PDF
    Artikel ini membahas pelaksanaan dan evaluasi mata kuliah Kewirausahaan pada mahasiswa jenjang Sarjana. Evaluasi mencakup bahan ajar, penyampaian materi, serta praktik kewirausahaan. Ketiga hal ini penting dan saling berkaitan, bahkan mempengaruhi pemahaman dan internalisasi peserta didik atas kewirausahaan itu sendiri. Secara umum, mahasiswa menganggap kewirausahaan berkaitan dengan kegiatan menjalankan suatu usaha yang sebagian besar mengacu pada proses perdagangan (jual beli). Sementara, definisi kewirausahaan itu jauh lebih komprehensif, yakni menyangkut dasar kemauan sendiri untuk mendirikan usaha dengan kemampuan sendiri. Dalam hal ini, aspek utama dan keberhasilan kewirausahaan terletak pada diri pribadi mahasiswa itu sendiri. Maka proses pembelajaran harus menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi kuliah tidak cukup sekadar menyampaikan teori, apalagi menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran. Peserta didik harus terlibat aktif dalam mencari dan mendiskusikan contoh-contoh wirausaha muda yang sukses berserta inovasinya. Mengajar menggunakan video, artikel, buku, biografi, studi lapangan, serta mendatangkan motivator dapat meningkatkan semangat mahasiswa berwirausaha. Pembelajaran pun diharapkan berbasis e-learning, sehingga peserta didik tidak hanya dinilai oleh pengajarnya saja, tetapi juga mendapat masukan dari masyarakat luas, khususnya praktisi. Bagi siswa yang sedang berwirausaha dan berpotensi berhasil perlu didukung dengan memberikan pendampingan, penyuluhan, bahkan bantuan dana; dan bukan sebaliknya. Dalam hal inilah, keterampilan kewirausahaan secara langsung akan mempengaruhi keterampilan kepemimpinan mahasiswa yang pada akhirnya menumbuhkan kepemimpinan generasi muda yang mandiri

    Diskriminasi Buruh Perempuan: Studi tentang Identifikasi Jenis dan Faktor Penyebabnya di Pabrik Tempe Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul “Diskriminasi Buruh Perempuan di Pabrik Tempe Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir” Permasalahan yang diangkat adalah apa jenis dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap buruh perempuan yang bekerja di pabrik dan bagaimana tindakan buruh perempuan terhadap diskriminasi yang dialaminya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan unit analisis adalah individu yaitu pemilik pabrik, buruh laki-laki, dan buruh perempuan. Penentuan informan dilakukan secara purposive (sengaja) dengan jumlah informan 18 orang terdiri dari 1 pemilk pabrik, 12 buruh laki-laki, dan 6 buruh perempuan. Data penelitian didapat melalui observasi non partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data analisis melalui enam tahapan yaitu peneliti mulai dengan mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamannya, penelitian kemudian memaknakan pernyataan (dalam wawancara), pernyataan-pernyataan tersebut kemudian dikelompokkan kedalam unit-unit tersebut dan menuliskan sebuah penjelasan teks tentang pengalamannya termasuk contohnya secara seksama, peneliti kemudian merefleksikan pemikirannya dan menggunakan variasi imajinasi atau deskripsi srtuktual, peneliti kemudian mengkonstuksikan seluruh penjelasannya tentang makna dan esensi pengalamannya, proses tersebut merupakan langkah awal penelitian mengungkapkan pengalamannya dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan. Metode triangulasi dengan cara membandingkannya dengan berbagai sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis dan faktor yang melatarbelakangi terjadinya diskriminasi di pabrik tempe kelurahan Timbangan yaitu diskriminasi upah/gaji karena faktor kekeluargaan, diskriminasi tidak adanya cuti hamil dan melahirkan karena faktor biologis, dan diskriminasi penambahan beban kerja karena faktor beban kerja. Dan upaya buruh perempuan dalam menanggulangi diskriminasi yang dialaminya yaitu dengan melakukan protes terhadap pemilik pabrik

    JARINGAN SOSIAL PEMULUNG DI TPA SUKAWINATAN PALEMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini berfokus pada jejaring sosial pemulung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sukawanitan, Palembang. Jaringan sosial ini termasuk jaringan sosial di antara sesama pemulung, dan jejaring sosial antara pemulung dan agen (toke). Ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui pengurangan, tampilan data dan kesimpulan. TPA Sukawinatan adalah pembuangan akhir terbesar di provinsi Sumatera Selatan. Jejaring sosial di antara sesama pemulung terbentuk melalui hubungan kekerabatan (affinity brother) dan berdasarkan kedekatan wilayah, baik karena lingkungan dan persahabatan. Jejaring sosial antara pemulung dan "toke" (kolektor), dibentuk oleh kepercayaan atau keyakinan, dan ikatan "pelindung"

    SOCIAL NETWORKING SCAVENGERS IN TPA SUKAWINATAN, PALEMBANG

    Get PDF
    This research focused on social networking scavengers in TPA (Final Disposal) Sukawanitan, Palembang. These social networks include social networks among fellow scavengers, and social networking between scavengers and agencies (toke). This is a qualitative research. The techniques of collecting the data are in-depth interview, focus group discussion (FGD), observation and documentation. Data analysis is conducted through reduction, data display and conclusion. TPA Sukawinatan is the largest final disposal in South Sumatra province. Social networking among fellow scavengers are formed through kinship (affinity brother) and based on the proximity of the territory, whether due neighborhood and friendship. Social networking between scavengers and "toke" (collectors), formed by the trust or confidence, and bonding "patron- clien"

    Penanda (Signifier) dan Petanda (Signified) Komodifikasi Seks Dalam Film Kambing Jantan Karya Rudi Soedjarwo

    Get PDF
    This research entitled The Signifier and Signified of Sex Commodification in the Movie Kambing Jantan created by Rudi Soedjarwo. The problems in this research are signifier (form), signified (mean) and signification (interpretation) about sex commodification in this movie Kambing Jantan created by Rudi Soedjarwo. This research was desriptive qualitative research that used discourse analysis with taking ten informants that consist of five boys and five girls of University Sriwijaya’s student that has watched that film. The result of research showed that the signifier (the form of sex behaviour) in this movie Kambing Jantan was holding hand, hugging and kissing. The signified (the mean of sex behaviour) was to described the reality and to showed affection. The significations in this research were; first, the forms of sex behaviour was not suitable to show in this movie because they assumed that mostly the watchers movie was teenagers and they said that teenager will be easy to imitation the scenes of sex behaviour in the movie. Second, they said that the forms of sex behaviour was permitted to showed in this movie because the scenes of that sex behaviour were not often showed in the movie and the scene that unshowed still in normal stage that not till having sex

    Governing the (Dis)Order: Toke and the Convergence of Artisanal Oil Mining and State Visibility in Sumur Baru

    No full text
    This article explores the question of why and how ‘illegal’ artisanal mining in the oil-rich region of Indonesia remains in place despite official bans by the central government. By taking a qualitative ethnographic study on the practice in Sumur Baru, Dusun Tue, a village in South Sumatra Province, our inquiry takes seriously the formation of resilient labor in daily encounters with state institutions. We employ a governmentality approach and show how quotidian interactions between state and community has legitimized practices of artisanal mining. Sites become relatively governable in conditions of continuous displacement through ongoing negotiations between intermediaries (Toke) with state agencies. This practice is made possible by the use of Sen Minyak or oil money that binds Toke as key representatives of the community with police and state apparatuses as disciplinary representatives of the governmental state. This study thus shows how an extractive regime emerges, shifts, and reshapes in the local political economic contexts of Indonesia’s decentralization era
    corecore