547 research outputs found

    Model Optimasi Penulisan Artikel yang Bersaing di Halaman Hasil Mesin Pencari

    Full text link
    Mesin pencari sangat berperan sebagai jembatan antara penyedia informasi dan pencari informasi. Mesin pencari memiliki algoritma tersendiri untuk mendapatkan informasi dari halaman website yang kemudian disimpan dalam basis data berupa indeks. Saat ini jumlah website yang beroperasi di internet sudah sangat banyak, sehingga menyebabkan persaingan pada posisi di halaman hasil mesin pencari menjadi sangat ketat. Posisi di halaman hasil mesin pencari akan sangat berpengaruh terhadap banyaknya pengunjung. Penelitian ini menghasilkan website yang dikembangkan untuk membantu penulisan artikel yang tepat dan cocok untuk bersaing di mesin pencari. Melalui website ini, artikel yang telah ditentukan kata kuncinya akan dibantu untuk mengoptimalkannya. Beberapa hal yang perlu dioptimalkan akan diberikan saran secara otomatis oleh sistem dan sistem secara otomatis akan menghitung skor untuk artikel yang ditulis. Hasil dari pengembangan website ini bermanfaat bagi webmaster, penulis artikel dan marketing internet untuk meningkatkan kemampuan saing website mereka di mesin pencari, khususnya bagi blogger dan pemilik toko online, dimana mereka sangat tergantung pada posisi di SERP (search engine results page). Selain itu penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siapapun yang ingin membahas lebih lanjut tentang SEO (search engine optimization), karena teknik SEO selalu berubah mengikuti algoritma mesin pencari

    Layanan Guru Kelas Bagi Siswa Slow Learner di Sekolah Inklusi (SD N Bangunrejo 2 YOGYAKARTA)

    Full text link
    SD N Bangunrejo 2 Yogyakarta merupakan sekolah yang berbasis inklusi. Sekolah tersebut memiliki beberapa golongan siswa berkebutuhan khusus, termasuk slow learner di dalamnya. Siswa slow learner yang ada di SD N Bangunrejo 2 Yogyakarta merupakan salah satu siswa berkebutuhan khusus dengan jumlah yang cukup besar. Siswa slow learner tersebut belajar berdampingan dengan siswa normal dan siswa dengan kebutuhan khusus lainnya. Hal tersebut menjadikan peneliti ingin mencari tahu lebih lanjut mengenai layanan yang diberikan guru kelas bagi siswa slow learner di sekolah tersebut.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini digunakan untuk menggali data tentang layanan yang diberikan guru kelas kepada siswa slow learner di sekolah inklusi. Objek dari penelitian tesis ini adalah layanan guru kelas bagi siswa slow learner di sekolah inklusi. Sedangkan subjeknya adalah guru kelas yang berjumlah lima orang. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan teknik triangulasi data.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian layanan oleh guru kelas bagi siswa slow learner di SD N Bangunrejo 2 Yogyakarta yang mencakup 3 hal, yaitu modifikasi alokasi waktu, modifikasi isi atau materi, dan modifikasi proses pembelajaran sudah terlaksana. Selain itu, ditemukan juga adanya penggunaan media dalam proses pembelajaran. Layanan yang diberikan oleh guru kelas belum terlaksana dengan maksimal, belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan siswa slow learner. Selain itu, belum adanya program pebelajaran individu bagi siswa slow learner

    Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Analisis Riil

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah analisis riil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika semester 6 IKIP PGRI Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling yaitu pengambilan unit mahasiswa sebanyak dua kelas dari beberapa kelas yang ada. Dalam hal ini pengambilan 2 kelas dari 9 kelas yang ada. Dari 2 kelas tersebut diundi secara acak untuk mendapatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui metode dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik analisis datanya menggunakan analisis statistik data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik dari kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang menerapkan pembelajaran konvensional

    Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (Stad) dan Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Materi Pokok Segiempat Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta Didik SMP Negeri Kabupaten Blora

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) manakah pembelajaran yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, STAD, atau Konvensional. 2) manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik, peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik. 3) pada masing-masing kategori gaya belajar, manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, STAD atau konvensional. 4) pada masing-masing jenis model pembelajaran, manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik, peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik. Penelitian ini termasuk eksperimental semu dengan desain faktorial 3?âÔÇö3 yang dilakukan di Kelas VII SMP di Kabupaten Blora semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP di Kabupaten Blora tahun Pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified cluster random sampling. Pengumpulan datanya dilakukan melalui tes pilihan ganda dan angket gaya belajar siswa. Teknik analisis datanya menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, 1) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 2) prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual lebih baik daripada prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial maupun kinestetik dan prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 3) pada gaya belajar?é?á visual, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional. 4) pada gaya belajar?é?á auditorial, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 5) pada gaya belajar?é?á kinestetik, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 6) pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 7) ) pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 8)?é?á pada model pembelajaran konvensional, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinesteti

    The Intellectual Capital Components on Firm Value: Evidence From LQ-45 Index Companies

    Full text link
    The purpose of this research is to analyze the influence of Intellectual Capital components on the firm value. Data used in this research is secondary data with the sampling method is purposive sampling. The population of this study is companies listed in LQ 45 period 2012 - 2015, then selected to be sampled in these study as many as 96 companies are observed. The analytical tool to test of hypothesis is multiple regression analysis. The result of Value Added Capital Employed (VACA) affects the firm value. This means that information about the efficient use of capital employed is captured by the market (investor) so as to affect the firm value, Value Added Human Capital (VAHU) affect the firm value, because the company has the best employees with a ratio perpendicular to the cost incurred by the company, get a lot of value added on them. Structural Capital Value Added (STVA) does not affect the firm value. This shows that the company's operational systems, organizational culture, management philosophy and all forms of intellectual property owned by the company are inefficient and economical in creating added value for the company.JEL Classification: G32; J24; O34DOI: https://doi.org/10.26905/jkdp.v22i2.164

    Kajian Pengaruh Aspek Mitologi pada Pola Tatanan Tapak di Kampung Naga

    Get PDF
    Nowadays the issue about vernacular is being talked all around the world. Vernacular formed because of the community exixtence that has culture background and the same belief. Vernacular building reviewed by various factors like economic factor, culture, social, and politic. This study will discuss about adat village in Garut named Kampung Naga. Aspect that is prefered is local mythology aspect that is affecting to the pattern of mass order at Kampung Naga. This study is ecpected to be benefit, principle or fundamentals as the reference when designing the pattern of mass order. Particularry it can be used as a reference ro design patterns masses order viewed from the aspect of mythology. The reaserch method that used in this study are survey reasearch method, literature, and interview. Culture factor and belief in Kampung Naga is really strong so the existence of local myths affecting and controling the social life of the people inside. The impact of mithology aspect in Kampung Naga is really close and viscous besides the social life that is effected, even the influence of this mithology aspect is affecting the pattern of mass order at Kampung Naga

    Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Jawa SMA Sebagai Muatan Lokal Di Jawa Tengah

    Full text link
    The Javanese learning activities have many weakness which come from the teachers, students, and learning materials. From the teachers, more than 60% the teachers are not professional because they don‟t graduate from the Javanese Language. They are still less experience in Javanese teaching. From the student, they are not interested in learning Javanese language. They look down the Javanese language. As the impact of this is that the students are not competence. From the learning materials, there is no Javanese curriculum which was arranged based on need analysis. In the syllabus, there are some mistakes, mainly in developing Basic Competence, Indicators, Life skills, Learning experiment, and valuation. The teachers have difficulties in developing the curriculum, choosing  he teaching method, choosing materials, making learning media, and arranging evaluation. Learning Javanese language is not satisfied, because students‟ competence are still under KKM, the students are not interested in learning. The Suggestion in learning Javanese language: Teachers suggest to be held workshop, seminars, the references are available, and learning media are available. The Students suggest that learning Javanese will be interesting if to be given in simple language (familiarly), and learning materials familiarly
    • …
    corecore