65 research outputs found

    Malay Royal Institutions according to the Federal Constitution within the context of ethnic relations in Malaysia

    Get PDF
    The Malay Royal Institution has existed for centuries in the social system of the administration of Malay states in Malaysia. In this monarchy system, the sovereign has the absolute power in the state administration. However, during British colonization, the Sultan had to refer to the Resident as advisor except on matters related to Islam and Malay customs. The situation continued until the Malayan Union was introduced in 1946 when the Sultan was only authoritative on the Malay customs and Islam, while the state administration was held by the Governor. When the Malayan Union Constitution was replaced by the Malay Federation in 1948, the Sultan was given the rights to rule the country in accordance with the Constitutional Monarch. This study aims to analyze the perception of undergraduates at public higher education institutions regarding the Malay Royal Institution in the Federal Constitution within the context of ethnic relations in Malaysia. It involved 422 respondents selected from 4 public higher education institutions in Malaysia. The data obtained through surveys was analysed using SPSS program. Descriptive statistics such as frequency was used to describe the background of the respondents and to analyze the students’ perception. The findings show that the acceptance level of the students on the position of Malay Royal Institutions in the constitution is relatively and generally high. Based on the findings, several recommendations are put forward to address issues related to the position of the Malay Royal Institution. This study also contributes to the field of knowledge as the methodology employed was quantitative which was different from previous studies which used qualitative methods

    Jati diri kebangsaan dalam falsafah Pendidikan Islam

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan untuk membincangkan konsep jati diri kebangsaan dalam Falsafah Pendidikan Islam melalui sistem pendidikan di sekolah. Ia juga akan mengupas asas-asas utama jati diri kebangsaan yang berkait dengan perspektif Islam. Artikel ini memfokuskan hasil tinjauan literatur yang menjelaskan maksud jati diri kebangsaan untuk mendapatkangambaran menyeluruh tentang konsep ini. Perbincangan ini mendapati terdapat dua dimensi yang berbeza dalam memahami jati diri kebangsaan iaitu dimensi acuan pendidikan yang berasaskan ideologi negara, dimensi perspektif Islam yang melihat kebangsaan sebagai satu aspek di dalamnya kerana Islam bersifat ummah. Namun dimensi yang difokuskan dalam kajian ini ialah dari sudut sistem pendidikan yang bakal membentuk seseorang pelajar di peringkat menengah dan seterusnya

    Reformasi Birokrasi dalam Layanan Kesehatan: 112 Program Pusat Panggilan di Kota Pare-Pare

    Get PDF
    Reformasi birokrasi adalah upaya untuk memperbarui sistem pemerintahan. Salah satu bentuk reformasi birokrasi adalah layanan kesehatan sebagai upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, lokasi penelitian di Kota Pare-pare, informan dalam penelitian ini adalah delapan orang, yaitu empat pengguna layanan dan empat penyedia layanan, dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari program Call Center 112 di Kota Pare-pare menunjukkan bahwa implementasi program telah diimplementasikan dengan baik, inovasi dalam proses menyediakan layanan kesehatan terintegrasi kepada masyarakat menawarkan cara layanan baru, akses mudah ke layanan dengan menelepon langsung ke nomor 112 dengan layanan 24 jam selama tujuh hari. Konsep dalam program ini telah menyentuh masyarakat Kota Pare-pare dengan layanan kesehatan berkelanjutan dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat

    Analisis peruntukan orang melayu dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia dalam konteks hubungan etnik

    Get PDF
    Perbincangan artikel ini menjurus kepada peruntukan yang terdapat dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia yang berkaitan orang Melayu seperti kedudukan istimewa orang Melayu, tanah rizab Melayu, Rejimen Askar Melayu di Raja dan persempadanan kawasan pilihan raya. Metodologi kajian adalah menggunakan kaedah analisis kandungan dengan melihat kepada dokumen yang berkaitan dengan perlembagaan. Analisis menunjukkan peruntukan orang Melayu bukan sahaja setakat dalam Perkara 153, tetapi juga terangkum dalam Perkara 8(5)(f), Perkara 89 dan 90 dan Jadual Ketiga belas tentang persempadanan kawasan pilihan raya. Hal ini menunjukkan kedudukan orang Melayu dilindungi oleh Perlembagaan Persekutuan Malaysia dan mempunyai kedudukan istimewa berbanding etnik lain di Malaysia

    Maqasid syariah dalam pembinaan fatwa berkaitan amalan rentas agama dan rentas budaya di Malaysia

    Get PDF
    Amalan rentas agama dan rentas budaya dalam masyarakat Malaysia hari ini telah menimbulkan polimik di kalangan masyarakat sama ada ianya menepati ajaran Islam atau tidak. Justeru, institusi fatwa baik di peringkat persekutuan mahupun di peringkat negeri, yang berautoriti dalam mengeluarkan hukum berkenaan isu ini harus memberi pencerahan supaya keharmonian masyarakat dan kesucian akidah terus terbela. Kajian secara menyeluruh terhadap fatwa yang sedia ada bagi mengawal agama dan akidah masyarakat perlu diambil perhatian bagi memastikan matlamat penjelasan dan penguatkuasaannya tercapai kerana fatwa yang dikeluarkan oleh mufti dan jawatankuasa fatwa pastinya bertujuan baik, bermatlamat mulia dan keperluannya selari dengan kehendak syarak yang ditetapkan oleh Allah melalui al-Quran dan al-Sunnah. Ianya sekaligus mampu memenuhi matlamat dan hikmah dalam memutuskan sesuatu hukum atau lebih dikenali sebagai “maqasid syariah”. Artikel ini ditulis untuk melihat sejauh mana keperluan maqasid syariah diambil perhatian dan diberi pertimbangan wajar dalam penentuan sesuatu fatwa yang dikeluarkan oleh Majlis Fatwa Kebangsaan dan institusi fatwa di beberapa buah negeri dalam isu yang berkaitan amalan rentas agama dan budaya dalam kalangan masyarakat di Malaysia dari tahun 2010 hingga 2015. Hasilnya, kertas ini mendapati bahawa kesemua fatwa yang telah diputuskan mengambil kira pengaplikasiaan maqasid syariah demi untuk menjaga dan mengukuhkan lagi tonggak agama, keturunan dan harta benda masyarakat Islam kita

    Unsupervised clustering for 5G network planning assisted by real data

    Get PDF
    The fifth-generation (5G) of networks is being deployed to provide a wide range of new services and to manage the accelerated traffic load of the existing networks. In the present-day networks, data has become more noteworthy than ever to infer about the traffic load and existing network infrastructure to minimize the cost of new 5G deployments. Identifying the region of highest traffic density in megabyte (MB) per km2 has an important implication in minimizing the cost per bit for the mobile network operators (MNOs). In this study, we propose a base station (BS) clustering framework based on unsupervised learning to identify the target area known as the highest traffic cluster (HTC) for 5G deployments. We propose a novel approach assisted by real data to determine the appropriate number of clusters k and to identify the HTC. The algorithm, named as NetClustering, determines the HTC and appropriate value of k by fulfilling MNO's requirements on the highest traffic density MB/km2 and the target deployment area in km2. To compare the appropriate value of k and other performance parameters, we use the Elbow heuristic as a benchmark. The simulation results show that the proposed algorithm fulfills the MNO's requirements on the target deployment area in km2 and highest traffic density MB/km2 with significant cost savings and achieves higher network utilization compared to the Elbow heuristic. In brief, the proposed algorithm provides a more meaningful interpretation of the underlying data in the context of clustering performed for network planningThis work was supported by the Spanish National Project IRENE-EARTH (PID2020-115323RB-C33/AEI/10.13039/501100011033

    Relasi Pembantu Presiden Dalam Kabinet Kerja Jokowi-jk

    Full text link
    The conflicts between Minister of Maritime and Natural Resources Rizal Ramli and vice president Jusuf Kalla in electricity projects, Minister of State-Owned Companies and Minister of Transportation regarding fast-train development, Minister of Energy and Mineral Resources and Minister of State-Owned Companies regarding management policy of Masela Block, are conflicts inside the circle of the President\u27s assistants. These conflicts are implications from the obscurity of positions and authorities of said assistants. The author then researched with juridical empiric method. Through this research, it is hoped that the effective formulation of relation between the President\u27s assistants can be found.IntisariPerselisihan antara Menko bidang Kemaritiman dan SDA Rizal Ramli terhadap Wapres Jusuf Kalla dalam proyek listrik, Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan dalam pembangunan kereta cepat, Menteri ESDM dan Menteri BUMN dalam kebijakan pengelolaan Blok Masela merupakan perseteruan di lingkaran pembantu presiden. Perseteruan tersebut merupakan implikasi dari ketidakjelasan kedudukan dan wewenang para pembantu presiden. Penulis kemudian meneliti permasalahan ini dengan metode yuridis empiris. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan formulasi pengaturan dan upaya untuk mewujudkan relasi pembantu presiden dalam Kabinet Jokowi-JK yang efektif dan efisien

    [The Relevance of Fatwa on Zakat Distribution as a Social Assurance System for Muslim Communities in Terengganu] Kerelevanan Fatwa Mengenai Pengagihan Zakat Sebagai Suatu Sistem Jaminan Sosial Masyarakat Islam di Terengganu

    Get PDF
    The zakat institution plays an important role in preaching the rules of conducts and doctrines based on syari’ah for Muslim community lives. Among others, the zakat institution plays a vital role in explaining the community on the zakat management system. This is due to the fact that zakat, when managed wisely will help to eradicate poverty in the Muslim community. Current practise in Terengganu shows that there are a number of illegitimate ‘amil (zakat collectors) whom are not appointed by the government. Thus, this paper emphasises on the relevancy of fatwa in making the payment and management of zakat becomes much more sustainable, and thus making it more justifiable, and beneficial to the social stability among Muslims in Terengganu. The research found out that the fatwa given by the office of the mufti and his committees is very much relevant with the need of the community, which is, that the zakat (almsgiving) properties need to be managed efficiently and distributed equally to the target groups so that the sustainable of the social welfare in Terengganu is well taken care of.   Keywords: relevancy, fatwa, zakat distribution, social justifying system, community, Terengganu.     Institusi fatwa memainkan peranan yang penting dalam penyebaran maklumat hukum kepada masyarakat Islam agar kehidupan mereka berlandaskan syariah. Antara usaha yang dimainkan oleh institusi fatwa di Terengganu adalah menjelaskan kepada masyarakat berhubung pengurusan sistem pengurusan zakat. Ini kerana zakat merupakan salah satu kaedah yang boleh menyelesaikan bebanan kemiskinan yang melanda masyarakat Islam. Dalam situasi yang ada di Terengganu, pengurusan pembayaran dan agihan zakat ini bukan sahaja dilakukan oleh pihak pemerintah, bahkan terdapat juga segelintir masyarakat yang bertindak seolah-olah sebagai amil meskipun tidak dilantik oleh pihak pemerintah. Justeru artikel ini menumpukan kepada kerelevanan fatwa dalam melestarikan pengurusan pengagihan zakat agar ia dapat diagihkan kepada golongan yang benar-benar memerlukannya sekaligus dapat mewujudkan satu sistem jaminan sosial dalam kalangan masyarakat Islam di Terengganu. Kajian mendapati, fatwa yang dikemukakan oleh mufti dan jawatankuasa fatwa relevan dengan keperluan masyarakat agar harta zakat diurus dengan lebih efisyen dan tersusun serta dapat diagihkan kepada kumpulan sasar sekaligus dapat menjamin kelestarian sistem sosial masyarakat Islam di Terengganu.   Kata kunci: Kerelevanan, Fatwa, Pengagihan zakat, Jaminan Sosial, Masyarakat, Terenggan

    A Safe-Distance Based Threat Assessment with Geometrical Based Steering Control for Vehicle Collision Avoidance

    Get PDF
    This work proposes a vehicle collision avoidance strategy based on the usage of Geometrical Based Steering Controller. The algorithm is composed of these features : 1) Collision Detection strategy using safe distance threshold, 2) predicts the future trajectory of the vehicle in the occurrence of obstacle, 3) decision making prior to avoiding collision, 4) avoiding obstacles while ensuring the vehicle to return to its original path. The strategy used a nonlinear vehicle model with steering and braking input as the actuators that will react and avoid collisions. Simulation results depict the ability of the methods to avoid the potential collision while returning to its original path. The inclusion of the Threat Assessment Strategy ensures the hindrance of the vehicle from colliding with the obstacle's edg
    corecore