4 research outputs found

    Kebangkitan Lima Karakter Orang Madura Pasca Corona

    Get PDF
    The corona virus pandemic that has spread throughout the world, including Madura, has created a new normal for life in society. This new normal of life has an impact on the formation or strengthening of the character of the Madurese. There are five characters of Madurese who have strengthened the post-corona. Namely, the characters pènal, mertèh, ghetèh, nyarè bhâlâ, and ressè'. These five characters are a product of Madurese education which does not only come from schools or other formal educational institutions, but also a cultural process that has been going on for a long time in Madurese life. This paper aims to describe the five characters of Madurese after corona based on the perspective and research methods of social sciences and humanities.Pandemi virus korona yang melanda seluruh dunia, termasuk juga Madura, telah menciptakan kenormalan hidup baru di masyarakat. Kenormalan hidup baru ini berimbas pada pembentukan atau penguatan karakter orang Madura. Terdapat lima karakter orang Madura yang menguat pasca korona. Yakni, karakter pènal, mertèh, ghetèh, nyarè bhâlâ, dan ressè’. Lima karakter ini merupakan produk pendidikan orang Madura yang bukan hanya berasal dari persekolahan atau institusi pendidikan formal lainnya, melainkan juga proses kultural yang telah berlangsung lama dalam kehidupan orang Madura. Tulisan ini hendak bertujuan mendeskripsikan kelima karakter orang Madura pasca korona dari perspektif dan metode penelitian ilmu sosial humaniora

    Solidaritas Sosial Komunitas Sholawat Syekher Mania Labang dalam Membangun Eksistensi Di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Religion for society becomes a sacred act. Due to the pandemic, this habit must be hampered. As the majority religion in Indonesia with various cultures and traditions, Islam must also feel the same way. The pandemic has forced religious rituals and traditions to stop.  Syekher Mania, as one of the largest prayer communities in Bangkalan, faces a dilemma in maintaining its existence. This research aims to determine the existence of the Syekeher Mania Labang prayer community in the Pandemic Period. The method used is qualitative. Considering the purpose of the research, which requires in-depth field data, this method is the right choice. The theoretical perspective used is Emile Durkheim's social solidarity. It is considered relevant to the research objective, which is to uncover the existential dilemma of a community that contains human individuals. The results showed that the Syekher Mania Labang sholawat community had carried out social solidarity-based movements and strategies to maintain their existence as individual human beings in one association

    Studi Dekonstruksi: Menyingkap Identitas Muslimah Di Media Rahma.id

    Get PDF
    Women in Islam are subjects who often experience recognition instability. Instability is formed through universality logocentrism that has been established in people's consciousness. People's judgments always focus "at the center", but forget about something that goes "on the periphery". This study aims to deconstruct the identity of Muslim women who have been constructed as weak, powerless, and imprisoned subjects by religious and cultural representations. Media studies are the main focus of this research. The choice of media studies departs from the postmodern reality that cannot be separated from text and media. Rahma.id is the main focus of this media. The election of Rahma.id because it is oriented towards Muslim women, as well as being a new media that has accommodated many narratives about women, gender, and Islam. Derrida's deconstruction becomes a knife of analysis, considering his concept that wants to break the establishment of modern society by reading differance. Through Derrida's deconstruction, we get the result that there are gender values ​​that are forgotten to become narratives in the media. In fact, Muslim women have multicultural, multi-perspective, and multi-disciplinary characters.Perempuan muslimah menjadi subjek yang mengalami ketidakstabilan rekognisi. Ketidakstabilan terbentuk melalui logosentrisme universalitas yang telah menubuh di kesadaran masyarakat. Penilaian masyarakat selalu berfokus “di pusat”, tetapi melupakan sesuatu yang berjalan “di pinggiran”. Penelitian ini bertujuan mendekonstruksi perempuan muslimah yang selama ini terkonstruksi sebagai subjek lemah, tidak berdaya, dan terpenjara oleh representasi agama dan budaya. Studi media menjadi fokus utama dari penelitian ini. Pemilihan studi media berangkat dari realitas postmodern yang tidak bisa terlepas dengan teks dan media. Rahma.id menjadi fokus utama media ini. Pemilihan Rahma.id karena berorientasi pada perempuan muslimah, serta menjadi media baru yang sudah menampung banyak narasi tentang perempuan, gender, dan Islam. Dekonstruksi Derrida menjadi pisau analisis, mengingat konsepnya yang ingin mendobrak kemapanan masyarakat modern secara pembacaan differance. Melalui dekonstruksi Derrida, memperoleh hasil bahwa ada nilai gender yang terlupakan untuk menjadi narasi dalam media. Padahal, perempuan muslimah memiliki karakter multikultural, multi perspektif, dan multi disipliner

    Manajemen Konflik Yang Menindas: Studi Kasus Pra-TD (Tingkat Dasar) Sosiologi Angkatan 2019

    No full text
    Kegagalana mahasiswa dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan terlihat mencolok dalam ajang ospek (orietasi studi dan pengenalan kampus). Kekerasan, bullying, dan upaya balas dendam senior pada junior berkedok manajemen konflik menjadi bentuk nyata rasionalitas tradisional mahasiswa. Manajemen konflik dalam ospek menyimpang dari jalur yang semestinya. Pendisiplinan yang bersifat otoriter dan marah-marah menjadi ciri khas peradaban nalar mahasiswa yang tumpul dan hanya berorientasi pada tradisi. Maka dari itu, riset ini bertujuan untuk membongkar tindakan rasional mahasiswa dalam meneruskan tradisi kekerasan (verbal maupun nonverbal) dalam bingkai manajemen konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan pendekatan yang berporos pada kasus intrinsik, teratur, dan kekhususan kontekstual. Kasus yang dipilih ialah pada kegiatan Pra-TD (Pra-Tingkat Dasar) yang diselenggaran oleh himpunan mahasiswa sosiologi (HMP) Universitas Negeri Surabaya Tahun 2019. Perspektif teori rasionalitas Max Weber menjadi pisau analisis utama dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen konflik dalam ruang lingkup mahasiswa mewarisi tradisi penindasan. Interaksi diskursif menjadi jurus andalan senior dalam mendramatisasi masalah pada mahasiswa junior. HMP Sosiologi sebagai penggerak dengan basis ilmu sosiologis yang radikal dan bermental perjuangan ikut andil dalam melanggengkan penindasan dalam bingkai manajemen konflik di kampus. Padahal, konsep sosiologis seperti pendidikan hadap masalah dan ruang publik mampu menghadirkan kesadaran kritis dengan pendekatan yang lebih humanis. Sehingga, manajemen konflik dapat memicu hadirnya agen perubahan yang rasional dan otentik
    corecore