8 research outputs found
DESIGNING INSTRUCTIONAL MATERIALS OF ENGLISH FOR YOUNG LEARNERS THROUGH 4D MODEL AT PAUD ISLAM TERPADU PELITA PALU
Penelitian ini bertujuan untuk mendesain materi pembelajaran Bahasa Inggris untuk pelajar muda dengan Model 4D di PAUD Islam Terpadu Pelita Palu. Penelitian ini menghasilkan Buku Guru dan Lembar Kerja Siswa yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses mengajar dan belajar Bahasa Inggris di Kelas A PAUD Islam Terpadu Pelita Palu. Ini adalah sebuah Penelitian dan Pengembangan dengan dua jenis data yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini mengaplikasikan tiga tahap pertama dalam Model 4D yaitu mendefinisikan, mendesain dan mengembangkan. Hasil dari semua tahapan ini menunjukan bahwa hampir semua pengguna yang menjadi target dapat menikmati dan mengerjakan tugas-tugas yang tertera di Lembar Kerja Siswa walaupun sebagian dari mereka masih membutuhkan lebih banyak penjelasan untuk mengerjakannya. Sehingga, peneliti menyimpulkan bahwa Model 4D dapat diaplikasikan untuk menyusun materi pembelajaran Bahasa Inggris untuk pelajar muda. Pengaplikasian semua tahapannya membantu peneliti untuk menyusun materi pembelajaran secara sistematis
RENDEMEN DAN pH GELATIN KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIRENDAM PADA BERBAGAI KOSENTRASI HCl
Gelatin is derivative protein of collagen fiber which is found in the skin, bone, and cartilage. The composition of amino acids is almost similar to collagen, where glycine as the main amino acid and as 2/3 of all the amino acids that make it up, where 1/3 of the amino acids contained by proline and proline hydroxine. This research aims at knowing the physical charateristic of rendement and pH by using the skin of tilapia (Oreochromis niloticus) in concentration of HCL as immersion solution. The benefits of this research are expected to be the information sources of gelatin making in production scale, especially the gelatin production from the skin of tilapia (Oreochromis niloticus). The information are expected to support the development of information science and technology (IPTEK). Gelatin of tilapia skin (Oreochromis niloticus) used Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments. The treatments were HCl immersion to Tilapia’s skin (Oreochromis nilaticus) with N1 (4%), N2 (5%), N3 (6%) and N4 (7%) in 4 times repetition
Rendemen Dan Ph Gelatin Kulit Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Direndam Pada Berbagai Kosentrasi Hcl
Gelatin is derivative protein of collagen fiber which is found in the skin, bone, and cartilage. The composition of amino acids is almost similar to collagen, where glycine as the main amino acid and as 2/3 of all the amino acids that make it up, where 1/3 of the amino acids contained by proline and proline hydroxine. This research aims at knowing the physical charateristic of rendement and pH by using the skin of tilapia (Oreochromis niloticus) in concentration of HCL as immersion solution. The benefits of this research are expected to be the information sources of gelatin making in production scale, especially the gelatin production from the skin of tilapia (Oreochromis niloticus). The information are expected to support the development of information science and technology (IPTEK). Gelatin of tilapia skin (Oreochromis niloticus) used Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments. The treatments were HCl immersion to Tilapia\u27s skin (Oreochromis nilaticus) with N1 (4%), N2 (5%), N3 (6%) and N4 (7%) in 4 times repetition
Analisis Kadar Lemak, Kadar Albumin Dan Uji Organoleptik Pada Biskuit Ikan Gabus (Channa striata)
Ikan dengan kandungan gizi terbaik adalah ikan gabus (Channa striata) yaitu ikan air tawar dengan protein tinggi utamanya albumin. ikan Gabus memiliki kandungan protein dan albumin yang lebih tinggi yaitu 25% dan 6,22% dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Ikan gabus juga mengandung kadar lemak, lemak merupakan zat yang sangat penting untuk kesehatan tubuh manusia. Produk olahan ikan dapat divertifikasi berupa biskuit. Pembuatan biskuit akan melalui pengujian organoleptik, yaitu suatu metode penilaian dari panca indera, untuk mengetahui perubahan atau penyimpangan produk kualitas sensorik. Tujuan Penelitian mendapatkan produk biskuit ikan gabus (Channa striata) dengan adanya kandungan kadar lemak dan kadar albumin, serta mutu organoleptik yaitu penerimaan terhadap warna, aroma, tekstur, dan rasa pada biskuit. Penelitian ini dimulai dari tahap pembuatan tepung ikan gabus, pembuatan biskuit ikan gabus, serta analisis kadar lemak, albumin, dan uji organoleptik (Warna, Aroma, Tekstur, dan Rasa). Hasil analisis kadar lemak tertinggi pada perlakuan P2 30,26% dan kadar albumin tertinggi pada perlakuan P3 10,34%. Nilai organoleptik warna, aroma dan rasa. yang lebih dominan diterima dan disukai oleh para panelis dapat diperoleh pada pelakuan terbaik p1 yaitu dengan penambahan tepung ikan gabus sebanyak 95,63 gr.Kata Kunci : Ikan Gabus, Biskuit, Kadar Lemak, Kadar Albumin, Organolepti
Kualitas Kimia Mie Basah Rono Tapa
Rono tapa (teri panggang) adalah ikan teri yang dibungkus daun pisang lalu dipanggang. Rono dan tapa, adalah dua suku kata dari bahasa Kaili. Rono artinya ikan teri dan Tapa artinya panggang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kimia mie basah rono tapa, sedangkan manfaatnya adalah untuk dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kualitas kimia mie basah rono tapa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2023. Pembuatan Mie Basah Rono Tapa dilaksanakan di Laboratorium THP STPL Palu. Analisis protein, kadar air, kadar abu dan kalsium dilaksanakan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Tadulako Palu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu pengujian kadar air dan kadar abu yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 12 unit percobaan. sedangkan pengujian kalsium dan protein menggunakan deskriptif dengan formulasi mie basah empat taraf perlakuan, yaitu 0%, 15%, 25%, dan 35% rono tapa setiap perlakuan dilakukan 3 ulangan dan dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil dari pengujian analisis didapatkan diantaranya; rata-rata kadar kalsium tertinggi adalah pada perlakuan P3 yaitu 0,035 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 0,020 %. Rata-rata kadar air tertinggi adalah pada perlakuan P3 yaitu 44 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 38 %. Rata-rata kadar protein tertinggi adalah pada perlakuan P3 yaitu 7,975 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 4,706 %. Rata-rata kadar abu tertinggi adalah sama untuk 3 perlakuan yaitu 3 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 2 %. Analisis kimia pada mie basah rono tapa yang terbaik adalah pada perlakuan P3 yaitu kadar kalsium 0,035%. kadar air 44%. kadar protein 7,975%. Kadar abu adalah sama untuk 3 perlakuan yaitu 3%
Analisis Cemaran Mikroplastik Di Pesisir Teluk Palu, Sulawesi Tengah
Akumulasi cemaran mikroplastik di Teluk Palu berpotensi masuk ke rantai makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsentrasi dan identifikasi mikroplastik di permukaan air, kolom air dan sedimen di pesisir Teluk Palu. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2022. Pengambilan sampel mikroplastik dilakukan pada 5 titik pengambilan sampel dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Sampel mikroplastik yang dianalisis menggunakan metode perendaman dengan larutan KOH 10% dan H2O2 30% selama 4 hingga 10 hari dan untuk memastikan bahwa objek yang dianalisa adalah mikroplastik dilakukan metode Hot Needle Test. Mikroplastik jenis serpihan yang paling tinggi ditemukan. Titik pengamatan station 3, Lere, kepadatan mikroplastik tertinggi yaitu: permukaan air 11.29 partikel/l; kolom air 1.14 partikel/l; dan sedimen 62.08 partikel/kg. Penelitian ini menunjukkan bahwa input dari Sungai Palu sangat mempengaruhi kepadatan mikroplastik di Teluk Palu.Kata Kunci: mikroplastik, kolom air, permukaan, polusi, sedimen, Teluk Pal
HABITAT BANGGAI CARDINALFISH (Pterapogon kauderni) SEBELUM TSUNAMI DI TELUK PALU
Gempa dan tsunami melanda teluk Palu, 28 September 2018, seluruh pantai terkena dampak gempa dantsunami. Habitat Banggai Cardinalfish (BCF) di Teluk Palu hilang akibat tsunami, BCF bergantung padahabitatnya untuk bertahan hidup. Banggai cardinalfish adalah jenis ikan paternal mouthbrooder denganperkembangan secara langsung, tanpa fase pelagis dan gerakan menetap. Jika terjadi kepunahan habitat,kecil kemungkinan populasi tersebut dapat pulih secara alami. Penyebaran BCF secara alami tidak merata,meskipun pada habitat yang relatif seragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikeanekaragaman hayati BCF di Teluk Palu; mengkaji sebaran BCF di teluk Palu. Penentuan populasi BCFsecara sensus visual dengan metode Fish Belt Transect dan metode swim survey, kondisi dan komposisihabitat menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT). Survei dilakukan sebanyak 2 kali pengamatandengan lebar 5 meter dan panjang transek secara ulangan yaitu 25 meter. Hasil yang diperoleh habitat hidupP. kauderni pada kedua lokasi pengamatan terdiri dari karang keras, anemon dan bulu babi. Indekskeanekaragaman yang diperoleh menunjukkan bahwa keanekaragaman dan stabilitas komunitasnyarendah, untuk indeks keseragaman menunjukkan bahwa sebaran antar individu jenis cukup seragam,sedangkan indeks dominansi menunjukkan bahwa ukuran dewasa lebih mendominasi pada habitat dikedua lokasi pengamatan. Pengamatan ini akan menjadi acuan restorasi habitat Banggai Cardinalfish (BCF)pasca bencana.
Kata kunci: Banggai cardinalfish, ikan endemik, Pterapogon kauderni, Teluk PaluEarthquake and tsunami struck Palu bay on September 28, 2018, and has affected the entire coast. BCF habitat on Palu bay was lost by the tsunami. BCF depends on its habitat for survival. Banggai cardinalfish is a paternal mouthbrooder with direct development, without pelagic phase and sedentary movement. If habitat extinction occurs, there is a small chance for the population to recover naturally. The BCF spread was naturally uneven, although on a relatively uniform habitat. This research aimed at determining BCF biodiversity in the Gulf of Palu and examined the distribution of BCF in Palu bay. The Determination of BCF population was done by visual census through Fish Belt Transect method and Swim Survey method, besides the conditions and habitat composition were done by using Point Intercept Transect (PIT) method. Surveys were carried out by2 times observations with 5 meters width and the transect length in a repeat was 25 meters. The results obtained the living habitat of P. kauderni on both observation locations consist of hard corals, anemones, and sea urchins. The diversity index obtained indicated that the diversity and community stability were low, while uniformity index indicated that the distribution between individual types of reasonably uniform. In contrast, the dominance index showed that the size of the adults was more dominating on the habitat on both of the observation locations. These findings would be a reference for habitat restoration of Banggai cardinalfish (BCF) post-disaster.
Keywords: Banggai cardinalfish, fish endemic, Palu bay, Pterapogon kaudern