20 research outputs found

    Mikropropagasi Talas Satoimo Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum melalui Meristem Apikal

    Get PDF
    Japanese taro (satoimo) is a functional food source belonging to the Araceae family. Satoimo seedling production is conventionally constrained by limited land and uncertain climate, so that production decreases. One of the efforts to increase the production of satoimo seedlings can be done through plant tissue culture (in vitro). Meristem culture is an in vitro culture technique that is capable of producing plants free of viruses, bacteria and fungi. MS medium is a plant basal medium still requires the addition of growth regulators for growth and development of explants. This study aims to obtain the optimum concentration of growth regulator BAP (6-benzylaminopurin) which is able to produce the best taro growth in the apical meristem culture of satoimo taro. Explant sterilization is carried out at the tip of the shoot that emerges from the tuber. Then washed with detergent under running tap water for ± 30 minutes, followed by sterilization in Laminar Air Flow (LAF). Shoot tip explants were sterilized with 5.25% sodium hypochlorite plus 3 drops of tween 20. Soaking time varied depending on the treatment and then planted on MS medium with various concentrations of BAP. The parameters observed were the percentage of contamination, survival rate of explants, percentage of explant mortality, number of shoots, number of leaves and shoot height. Observations were made for 8 weeks. The mean and standard deviation were calculated using Microsoft Office Excel computer software. The results showed that the BAP concentration of 0.5 ppm was the best concentration for shoot growth of shoots and leaves, while the BAP concentration of 1 ppm was the best concentration for shoot height in the satoimo taro plant

    EFEKTIVITAS SENYAWA ASAM HEKSADEKANOAT DAN β-SITOSTEROL ISOLAT DARI HYDROID Aglaophenia cupressina LAMOUREOUX SEBAGAI BAHAN ANTIMIKROBA PADA BAKTERI Salmonella thypi dan JAMUR Aspergillus flavus

    Get PDF
    Kasus cemaran mikroorganisme patogen pada bahan pangan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan meningkatnya resistensi terhadap berbagai jenis antimikroba, maka diperlukan  jenis antibiotik baru yang lebih efektif untuk mengatasi bakteri Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas senyawa bioaktif dari hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux dalam menghambat atau mematikan bakteri S almonlla thypi dan jamur Aspergillus flavus yang sering mencemari bahan pangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode experimental, dengan tahapan perlakuan; Isolasi dan karakterisasi senyawa dari hydroid A.cupressina Lamoureoux dengan metode kromatografi, elusidasi struktur molekul isolat dengan UV,IR,NMR.  Dua isolat yang diperoleh yaitu asam heksadekanoat dan β-sitosterol selanjutnya diuji terhadap S. Thypi dan A. flavus dengan konsentrasi senyawa ( 30 ppm dan 50 ppm). Hasil penelitian ditemukan bahwa senyawa asam heksadekanoat dengan konsentrasi (30ppm dan 50 ppm) bersifat bakterisida terhadap S. Thypi dan bersifat fungistatik terhadap A. flavus pada konsentrasi (30 ppm dan50 ppm).   Î²-sitosterol dengan konsentrasi (30 ppm dan 50ppm) bersifat bakteriostatik terhadap S. thypi,dan bersifat fungistatik terhadap jamur A. flavus. Kata kunci : Asam Heksadekanoat, β-sitosterol, Hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux, Antimikroba, Salmonella thypi, Aspergillus flavu

    Respon Pertumbuhan Biji Jeruk Keprok Citrus reticulata Blanco Pada Beberapa Teknik Sterilisasi

    Get PDF
    Jeruk keprok selayar Citrus reticulata Blanco adalah salah satu varietas unggul asal Sulawesi Selatan dan merupakan jeruk keprok pertama yang didaftarkan sebagai varietas unggul di Indonesia sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Dalam usaha memenuhi kebutuhan jeruk, teknik kultur in vitro menjadi alternatif perbanyakan tanaman karena dengan teknik ini dapat diperoleh tanaman berkualitas, seragam dan cepat dengan jumlah yang banyak. Namun, kontaminasi merupakan salah satu factor pembatas sehingga dibutuhkan kajian teknik sterilisasi yang efektif meghasilkan eksplan steril dan memiliki respon pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan eksplan dari biji yang diekstrak dari buah jeruk keprok selayar Citrus reticulata Blanco. yang disterilisasi dengan tiga teknik sterilisasi. Pengamatan dilakukan terhadap waktu muncul kontaminasi (HST), persentase eksplan hidup (%) dan waktu muncul tunas (HST) sampai eksplan berumur 8 minggu setelah tanam atau 56 hari setelah tanam (hst). Data yang diambil kemudian dianalisis menggunakan software Microsoft Office Excel Worksheet. Hasil penelitian menununjukkan teknik sterilisasi 3 (fungisida, NaClO dan alkohol 96%) menghasilkan eksplan biji jeruk keprok selayar steril dengan persentase eksplan hidup 64% dan menunjukkan respon pertumbuhan melalui pembentukan tunas yang muncul 17 hari setelah tanam (HST)

    Analisis Glukomanan Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) dari Beberapa Daerah di Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Porang merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki potensi dan prospek pengembangan di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Selain memiliki kandungan pati sebesar 76,5%, protein 9.20%, serat 25%, lemak 0.20%, tumbuhan porang juga mengandung senyawa glukomanan yang cukup tinggi berkisar antara 5%-65%. Glukomanan adalah polisakarida yang terdiri dari unit D-glukosa dan D-manosa yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan industri. Peneletian ini bertujuan untuk menganalisis kadar glukomanan yang diesktraksi dari umbi porang yang berasal dari beberapa Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Umbi porang yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan diantaranya Kabupeten Maros, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Sinjai. Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu ekstrak glukomanan, hidrolisat glukomanan dan kadar glukomanan. Analisis kadar glukomanan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan metode DNS (Dinitro Salisilic Acid). Proses analisis dimulai dengan membuat kurva kalibrasi dari senyawa pembanding yaitu glukosa. Pada penelitian ini diperoleh kadar glukomanan tertinggi pada porang yang berasal dari Kabupaten Sinjai dengan kadar glukomanan sebanyak 24.1263%, Kabupeten Gowa yaitu 19.5128%, Kabupaten Bulukumba yaitu 18.7902% dan Kabupaten Maros yaitu 18.0169%. Kadar glukomanan dengan nilai tersebut masih rendah dan belum mencapai mutu Standar Nasional Indonesia yaitu >25% kadar glukomanan dalam umbi porang

    Efektivitas Ekstrak Daun Eceng Gondok Eichornia crassipes Sebagai Bahan Antikanker pada Sel Tumor MCF-7 dengan Metode In Vitro dan In Silico

    Get PDF
    The use of water hyacinth Eichhornia crassipes bioactive compounds has been developed, including as an anti-cancer base material. This study aims to examine the potential of water hyacinth leaf extract on MCF-7 tumor cells with the MTT method and the affinity of the water hyacinth leaf compound using molecular docking methods. The results showed the effect of water hyacinth leaf extract on MCF-7 cancer cell death due to the active compounds stigmasterol and phytol, while the docking results showed the best binding affinity value on stigmasterol and its receptor 1QR1 which was -9.4

    Characterization of Stomatal Leaf of Herbal Plant Andredera cordifolia (Ten.) Steenis and Gratophyllum pictum (L.) Griff.

    Get PDF
    Research on the characterization of stromata leaves of herbal plants Andredera cordifolia and Gratophyllum pictum in Makassar. This study aims to determine the morphological structure of leaves and stomata leaves that are used as herbal plants. Stomata data was used by acetone to get stomata mold, the data were analyzed descriptively. The result of research show that Andredera cordifolia are anisocytic stomata type, 30 stomata/mm2 abaxial stomata, 512 epidermis/mm2 and 368 epidermis/mm2 abaxial, potato stomata spreading in both leaf surface, bigger abaxial stomata size 887,330 μm , longest abaxial stomata greater than 25 μm and 8.0% stomata index. Gratophyllum pictum type stomata diasistik, stomata number 292 stomata/mm2, number of epidermis adaxial 1400 epidermis/mm2 and abaxial 1080 epidermis/mm2, apple stomata spread, staple abaxial smaller size 682,560 μm, and stomata index 21,3%

    Respon Pertumbuhan Propagul Pisang Barangan (Musa acuminata Colla) Dengan Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Secara In Vitro

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan propagul pisang barangan Musa acuminata Colla. pada beberapa konsentrasi optimal kecambah kacang hijau. Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi yaitu 0 ppm (kontrol), 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan medium yang diberi 4 ppm BAP + 2 ppm IAA sebagai pembanding. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik pada uji F dan diuji lanjut menggunakan uji Duncan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kecambah kacang hijau memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah dan berat basah propagul pisang barangan Musa acuminata Colla. Ekstrak kecambah kacang hijau konsentrasi 8 ppm merupakan konsentrasi optimal yang memberikan respon terbaik dengan jumlah propagul dan berat basah propagul tertinggi masing – masing yaitu 12,88 dan 0,926 gram pada minggu ke-8 setelah tanam. Kata kunci: propagul, pisang barangan, ekstrak kecambah kacang hijau, in vitr

    Perubahan Fisik Eceng Gondok Eichornia crassipes dalam Fitoremediasi Logam Berat

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengamati perubahan fisik pada eceng gondok Eichhornia crassipes dalam fitoremediasi logam berat pada ait limbah. Perlakuan dibuat dengan beberapa variasi tanaman di antaranya 5, 10, 15 tanaman dan bak kontrol yang diamati selama 12 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa eceng gondok Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok pada perlakuan Pb 4 ppm tumbuh lebih kerdil sehingga biomassanya lebih kecil yaitu 75.46 g dibandingkan perlakuan Pb 2 ppm yaitu 79.00 g. perubahan ciri fisik tanaman eceng gondok yang terjadi selama masa percobaan fitoremediasi, antara lain: tunas baru, daun baru, daun menguning dan daun layu. Munculnya tunas baru dan daun baru menunjukkan bahwa tanaman eceng gondok masih mampu beradaptasi dan tumbuh dengan baik walaupun berada di lingkungan yang sudah tercemar oleh logam berat

    Potensi Bakteri Dari Limbah Kotoran Ternak Dalam Mendegradasi Selulosa

    Get PDF
    Many wastes in nature made from cellulose cause problems because it is difficult to degrade, it is needs to be treated biologically by utilizing cellulase enzymes from bacteria. Some bacteria are able to degrade a cellulose compound to be used as a source of energy, there is a lot of cattle farm. The purpose of this study was to obtain bacteria that have the potential to degrade cellulose. Isolation of cellulolytic bacteria from cattle fam waste using selective carboxymethyl cellulose media, and semi-quantitative degradation of cellulose compounds was tested. The results obtained by two cellulolytic bacteria marked the formation of inhibitory zones, in BS1 is 3.2 cm and in BS2 is 2.9 cm. From the index of inhibitory values formed, these two isolates have the ability to degrade cellulose in the average category

    Analisis Anatomi dan Trikoma Tanaman Obat Dandang Gendis Clinacanthus nutans (Burm. f.) Lindau

    Get PDF
    Research on the analysis of the anatomy of the stomatal and trichomes of the medicinal plant Dandang Gendis Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau in Makassar City. This study aims to determine the anatomical structure of the stomatal and trichomes of longitudinal cross-section of leaves that are used as herbal medicines. This research method was used to spread acetone to obtain stomatal prints on the leaf surface, the data were analyzed descriptively. The results of the analysis of the anatomy of the stomatal and trichomes of leaves of the medicinal plant Dandang Gendis Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau was a diacytic type of stomatal, the spread of stomatal was only found on the surface of the abaxial leaf including the apple type. The number of abaxial stomatal was 160 stomatal/mm2. The number of epidermal cells was 748 epidermis/mm2 and abaxial 504 epidermis/mm2, stomatal index 23.95%, and stomatal size 159.26 µm. On the adaxial and abaxial surfaces of the leaves of Dandang Gendis Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau, glandular and lithocyst trichomes were encountered
    corecore