8 research outputs found

    Interaksi Simbolik Antaretnik Di YOGYAKARTA

    Full text link
    This research describes the symbolic interaction of interethnic in Yogyakarta. This researchwas based on symbolic interaction theory, identity theory, social identity theory and communicationtheory of Identity. The data was collected by sets of interview and observation onnewcomers in Yogyakarta those are with the background of Batak, Sunda, NTT, Papua andChina ethnics. The result described that identity based on tribal ethnic is the strongest identitycompared to identity based on another ethnic. Ethnic identity is firmly formed in family environment.The comers' ethnical identity in Yogyakarta is felt stronger because they live in communitieswith same ethnical background. However the prejudices and hatred within different ethnicare growing exactly in the ethnical communities through intensive interaction and communication.The comers in Yogyakarta give the meaning to the ethnical difference dominantly, i.e. asnation uniqueness and heritage which is differentiate Indonesia from the other nations. On theother hand, this situation makes Indonesia troubled with inter-ethnical conflict. The comers inYogyakarta which are came from various ethnic feel that they are treated discriminatively. Theyare the comers from ethnical background which is extremely different on physical, instance; skincolor, hair type and posture. The comers assess that majority or dominant ethnic, namely Java,dominating the aspect of government and economy

    Studi Fenomenologi: Tumbuhnya Prasangka Etnis Di YOGYAKARTA

    Full text link
    Penelitian ini melihat tumbuhnya prasangka-prasangka etnis di Yogyakarta dalam perspektifteori Fenomenologi. Hal ini disebabkan banyaknya pendatang dari berbagai daerah yang datangke Yogyakarta, baik sekedar untuk wisata, mencari nafkah, maupun untuk melanjutkan studi.Berbagai etnis ada di Yogyakarta ini menyebabkan rentan akan konflik. Dalam penelitian inimengambil obyek penelitian Jawa Yogya, Batak, Cina, Arab, dan Flores. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah kualitatif dan masuk dalam kategori constructivis social research.Sumber penelitian diambil melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ada tiga faktor penyebab munculnya prasangka etnis yakni adanyaperbedaan, stereotype yang melekat karena secara turun temurun, dan kebanggaan etnis. Faktorpendukung yang dapat mengurangi prasangka antar etnis di Yogya adalah pendidikan keluarga,lingkungan, tingkat pendidikan etnis itu sendiri, serta budaya etnis Jawa Yogya sebagai pendudukasli dan mayoritas yang lemah lembut, santun, mengenal unggah-ungguh. Faktor penghambatadalah masing-masing etnis memilki kebanggan tersendiri akan etnisnya, merasa etnisnyalebih hebat (superioritas/ etnocentris) dan adanya stereotype negative terhadap etnis lainnya

    Bias Gender Dalam Iklan Attack Easy Di Televisi

    Full text link
    Selama ini di Indonesia telah terjadi ketidakseimbangan gender terhadap perempuan dalamrumah tangga. Hal ini terjadi karena dominasi laki-laki terhadap perempuan yang dikuatkan dengannilai-nilai paternalistik. Perempuan berada dalam posisi yang dirugikan, sehingga terjadi ketidakseimbangandalam pembagian pekerjaan rumah tangga. Laki-laki atau kepala rumah tangga selaluberada di atas perempuan atau ibu rumah tangga. Nilai-nilai tersebut juga sering muncul dalam iklan.Penelitian ini mendeskripsikan bias gender dalam iklan televisi Attack Easy versi “Ibuku Cantik saatMencuci” dengan analisis semiologi Roland Barthes. Hasilnya terdapat kesetaraan gender dan ketidakseimbangangender. Perempuan mampu mengerjakan pekerjaan berat yang biasa dikerjakan lakilaki,namun masih ditempatkan sebagai ibu rumah tangga

    Radio Komunitas sebagai Media Alternatif untuk Pemberdayaan Masyarakat

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran radio komunitas sebagai media alternatif pemberdayaan masyarakat lokal. Prinsip media komunitas adalah “dari, oleh, dan untuk komunitas”. Kepentingan utamanya adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal dan dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut hasil penelian, pemanfaatan radio komunitas belum maksimal disebabkan antusiasme masyarakat lokal sendiri yang masih kurang memanfaatkan media lokal. Cerminannya adalah peran aktif kelompok monitor (pendengar aktif) dalam rutinitas operasional radio komunitas. Hanya radio komunitas yang didukung aktif oleh kelompok monitor yang dapat memberikan peran pemberdayaan bagi warga komunitasnya. Aktif dalam hal menjaga rutinitas operasional siaran, menggali potensi, dan masalah yang dihadapi warga komunitas, serta mencari solusi permasalahan yang dihadapi warga komunitas

    Studi Resepsi terhadap Komersialisasi Perempuan dalam Industri Pertelevisian di Indonesia

    Full text link
    Perkembangan industri program siaran televisi di Indonesia semakin meresahkan yang ditandai dengan eksploitasi terhadap tubuh perempuan sebagai alat penarik perhatian. Tontonan seperti ini dikuatirkan berdampak pada mindset penonton terhadap apa yang dianggap benar, etis dan tidak berlawanan dengan tatanan masyarakat. Studi resepsi ini bertujuan melihat pandangan muslimah di Yogyakarta terhadap eksploitasi perempuan dalam program siaran televisi di Indonesia. Berdasarkan analisa teks terhadap isi siaran televisi, yaitu “Mata Lelaki”, “Yuk Keep Smile” dam iklam pompa air “Zimishu”; eksploitasi terhadap tubuh perempuan tidak dapat dipungkiri. Eksploitasi tersebut mencakup pertunjukkan bagian tubuh perempuan yang memiliki daya tarik seksual dan gerakangerakan yang bersifat erotis. Penilaian muslimah di Yogyakarta terhadap acara tersebut terdapat tiga pendapat. Pertama sama sekali menolak karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang menjunjung tinggi martabat wanita dengan menutup aurat. Kedua, dari sisi gender tidak sepenuhnya setuju karena makna eksploitasi tidak berarti harus menutup aurat sepenuhnya karena makna pornografi berbeda dengan seni dan tradisi. Ketiga, makna eksploitasi tidak selamanya negatif, bisa pula bermakna positif bila digunakan dengan cara yang positif justru bisa memotivasi dan menjadi trigger. Ketiganya sepakat ada konten-konten dari acara televisi yang memang benar-benar mengumbar aurat perempuan atau dengan kata lain mengeksploitasi tubuh perempuan seperti dalam acara YKS, Mata Lelaki dan iklan pompa air Zimish

    KAPITALISME DALAM REFORMASI DI INDONESIA (Analisa Wacana Kritis Pemberitaan tentang Intervensi Ekonomi IMF dan World Bank dalam Pemulihan Krisis di Indonesia di Harian Kompas, Republika dan Media Indonesia)

    No full text
    Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa kekuatan-kekuatan ekonomi pasar bebas (kapitalisme) turut berkontribusi dalam memicu terjadinya gerakan reformasi dan jatuhnya kekuasaan rezim Orde Baru. Bahkan setelah gerakan reformasi berjalan hampir 10 tahun ini, indikasi yang memenangkan gerakan reformasi tersebut bukan terletak pada kepentingan domestik yang lebih baik, apakah itu di bidang politik, hukum, sosial atau pun ekonomi, melainkan yang memenangkan semua itu justru adalah ekonomi pasar atau liberalisasi ekonomi yang luar biasa. Pada saat bersamaan, dampak yang ditimbulkan dari perbenturan kepentingan antara negara dan kekuatan ekonomi kapitalis yang dimainkan oleh IMF dan WB (World Bank) sepenuhnya diarahkan kepada praktek-praktek kekuasaan yang dianggap otoriter. Hampir semua corak kekuasaan di wilayah Asia dan Asia Tenggara tidak sepenuhnya menyepakati prinsip-prinsip liberalisasi dan demokratisasi ala Amerika. Perbedaan perspektif ini cukup panjang, sekaligus menunjukkan bahwa setiap negara memiliki value demokrasi berdasarkan konteks budaya yang dimilikinya. Esensi penelitian ini terletak pada upaya untuk melihat frame surat kabar di Indonesia terhadap kasus tersebut secara lebih terbuka. Misalnya isu-isu apa yang diangkat, kepada isu dan siapa fokus yang dijadikan acuan, bagaimana menempatkan posisi Indonesia dan IMF dalam konstelasi pemulihan ekonomi, sampai pada tekanan-tekanan tertentu yang mengakibatkan semakin buruk dan dalamnya intervensi kedua lembaga tersebut kepada pemerintah Indonesia. Wacana tersebut didekati dengan pendekatan wacana kritis, yang tidak hanya bertumpu pada teks saja yang tersaji di dalam surat kabar itu sendiri, melainkan seluruh data yang membicarakan mengenai intervensi IMF dalam pemulihan dan kebijakan pemulihan ekonomi di Indonesia, dijadikan acuan dalam menganalisis setiap kasus pembingkaian yang ditampilkan dalam surat kabar. Level analisis wacana kritis tidak sebatas pada diskursus-diskursus yang didasarkan pada interpretasi teks itu sendiri, melainkan melibatkan komponen-komponen praktek-praktek produksi isi media, regulasi, dan semua relasi yang memberikan kekayaan interpretasi lebih dalam. Hasil penelitian menunjukkan, sejak awal pemberitaan mengenai upaya pemulihan krisis ekonomi yang melibatkan IMF, ADB dan WB luput mengungkap resiko dan bahaya yang mungkin timbul dari butir-butir kesepakatan yang ditandatangani pemerintah Indonesia. Peringatan-peringatan dini tidak disampaikan oleh surat kabar Media Indonesia, Republika dan Kompas bahwa ketika butir-butir kesepakatan tersebut dilaksanakan, kerusuhan sosial akan meledak dan meluas di hampir seluruh Indonesia. Media sejak awal juga dapat dikatakan luput dalam mewacanakan bahwa ongkos yang mesti dibayar dengan implementasi tersebut jauh lebih besar dibenahi ketika kerusuhan tersebut meletus. Sebagai praktek diskursif, ketiga surat kabar mengetengahkan berbagai sisi seperti rutin media yang tampak pada bentuk pelaporan yang berdasarkan narasumber pejabat keuangan pemerintah yang melakukan konferensi pers, atau wawancara terhadap tokoh-tokoh yang merepresentasikan institusi masing-masing. Rutin media lainnya adalah mengambil sumber berita melalui kantor-kantor berita. Aspek lain, ada yang mengembangkan perspektif yang berbeda dalam sebuah pemberitaan. Perspektif ini dikembangkan melalui penggalian yang lebih mendalam dan menghubungkan satu isu dengan isu yang lai
    corecore