147 research outputs found

    Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika dan Kemampuan Kerja Kelompok melalui Penerapan Konstruktivisme pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Playen Tahun Pelajaran 2014/2015

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika dan kemampuan kerja kelompok siswa pada mata pelajaran fisika kelas VIIIC SMP Negeri 1 Playen. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian berupa hasil pemahaman konsep fisika diperoleh dari test, kemampuan kerja kelompok diperoleh dari lembar observasi. Hasil analisis statistik menunjukkan pada siklus I hasil rata-rata pretes 46,72 meningkat menjadi rata-rata postes 72,97, pada siklus II rata-rata pretes 46,41 meningkat menjadi rata-rata postes 74,84, dan rata-rata pretes 47,03 meningkat menjadi rata-rata postes 77,34 pada siklus III. Sedangkan skor kemampuan kerja kelompok pada siklus I sebesar 66,56%, pada siklus II sebesar 76,88%, dan pada siklus III sebesar 81,25%. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis tindakan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika dan kemampuan kerja kelompok siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Playen

    Gambaran Cakupan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal pada Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin di Provinsi Jawa Barat (Analisis Data Pws Kia dan Jpsbk Tahun 2004)

    Full text link
    The Maternal Mortality Rate in Indonesia was 373/100.000 per live birth (SDKI 2002). It is the highest in South East Asia. The Infant Mortality Rate was 40/1000 per live birth, the highest compared among ASEAN countries. The Human Development Index In West Java year 2002 was 0.658 and at 17th rank out of 30 provinces which was better than East Java in which at 25th. But rank was higher compared with others provinces in Java-Bali: Banten, Bali, Central Java, DI Jogjakarta, and DKI Jakarta. The Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (JKMM) is an intervention program to increase economic gap and to achieve higher coverage of childbirth care by midwives for the poor families. In the other side, there was no information on the influence of JKMM to coverage of childbirth care by midwives for the poor families, esspecially the information about moving up of childbirth care from traditional birth attendants (TBA) to midwives. The research was an evaluation study with across sectional approach. The research was done at 3 Districts in West Java (Garut, Sumedang and Sukabumi). The data consist of secondary data (PWS KIA) and primer data (by in-depth interview). The Bivariate Analysis was done on the secondary data to determine factors that related between independent variable and dependent variable. Results of the research showed that there were no significant different between coverage of childbirth care by midwives (LINAKES) at health centers with the higher poor proportion people and the lower poor proportion people groups. It showed that the JKMM program not different in the coverage childbirth care by midwives between the poor people and the non­ poor people. The geographic factors (longer distance, cost of transportation, longer time from village to health center) were significant different in childbirth care by midwives. The health centers with good geographic conditions had better coverages of childbirth by midwives compared with the health center with hard geographic situation (p < 0.01)

    Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di Wilayah Sungai Batam, Provinsi Kepulauan Riau

    Get PDF
    Wilayah Sungai (WS) Kepulauan Batam-Bintan ditetapkan sebagai WS Strategis Nasional berdasarkan Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2012. Pengelolaan sumber daya air di Wilayah Sungai Batam dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya penyediaan air baku, pengendalian banjir dan pengamanan pantai. Permasalahan sumber daya air yang terjadi di WS Batam yaitu perubahan iklim global yang menyebabkan ketidakstabilan pasokan air dari curah hujan, peningkatan resiko terjadinya banjir, penurunan kualitas air permukaan, kerusakan infrastruktur sumber daya air dan pengaman pantai dan rusaknya hutan akibat kekeringan dan degradasi lahan. Pengelolaan sumber daya air secara terpadu (Intergrated Water Resource Management/ IWRM) yang digunakan sebagai kerangka studi ini, memiliki lingkup dan konsepsi yang luas mengacu pada proses assessment (sumber daya) air terpadu (Integrated Water Assesment/IWA), proses perumusan kebijakan terpadu mengenai air (Intergrated Water Policy/ IWP), proses penerapan kebijakan, dan langkah operasional dan perawatan (Operation and Maintenance) sehingga ketersediaan sumber daya air dapat berkelanjutan dengan bertambahnya permintaan air. Pengelolaan sumber daya air yang optimal, efektif dan berkelanjutan memerlukan dukungan program sosialisasi yang konsisten dan menerus dengan dukungan dana yang berkelanjutan sehingga semua pihak yang terkait dapat mengambil peran secara konsisten dari proses pengelolaan sumber daya

    Manajemen Pendekatan Keluarga sebagai Fokus Materi dalam Pelatihan Keluarga Sehat

    Get PDF
    Abstract Healthy Family Training is an important stage of implementing the Healthy Indonesia Program with a Family Approach (PISPK) to provide qualified surveyors that they are able to carry out PISPK according to the guidelines in Permenkes No. 39/2016. The results of the 2019 PISPK implementation evaluation show that the implementation of PISPK has not been optimal. Only a quarter of trained puskesmas have conducted data analysis and utilization. This paper aims to evaluate the implementation of KS training.The analysis is part of the Implementation Research with Participatory Action Research in five Health Training Centers which was conducted in two stages. The first stage was carried out in Bandar Lampung Lampung in 2017, while the second stage (2018) was carried out in Banjarmasin (South Kalimantan), Gombong (Central Java), Palu (Central Sulawesi), and Kupang, East Nusa Tenggara (NTT). The researchers act as consultants, as well as monitor the implementation of training according to monitoring instruments, and conduct in-depth interview with informants in charge of the provincial, district/city health offices, head of the puskesmas. Data were analyzed qualitatively and arranged thematically. The results show that the preparation and process of KS training in five Health Centers in Indonesia has been carried out quiet well. The training implementation team is formed based on the assignment decree, the trainers have methodological and technical competences. The suitability of participants with the criteria ranges from 90-100%. The facilities and infrastructure at the training venue are adequate, but the wi-fi signal is not strong enough. The learning process shows that the delivery of material is still program-oriented, the topic most discussed by the participants was Family Approach Management and KS Application (MI7), the material delivery of material is considered less applicable (not yet describing implementation in the field). Suggestions for the training material to focus on the the topic MI7, delivery is presented in simulation, and supported by wi-fi with sufficient bandwidth. It is necessary to strengthen the topic of field organization, data management and analysis, as well as the preparation of a plan for proposed activities. Abstrak Pelatihan Keluarga Sehat (KS) merupakan tahap penting pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) untuk menyediakan surveyor yang berkualitas, sehingga mampu melaksanakan PISPK sesuai pedoman dalam Permenkes No. 39 Tahun 2016. Hasil evaluasi implementasi PISPK 2019, menunjukkan bahwa pelaksanaan PISPK belum optimal. Hanya seperempat puskesmas terlatih yang telah melakukan analisis dan pemanfaatan data. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelatihan KS. Analisis merupakan bagian dari Riset Implementasi dengan Parcipatory Action Research (PAR) di lima Balai Pelatihan Kesehatan yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan di Bandar Lampung (Lampung) pada tahun 2017, sedangkan tahap ke-2 (2018) dilakukan di Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Gombong (Jawa Tengah), Palu (Sulawesi Tengah), dan Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT). Peneliti sebagai konsultan sekaligus memonitor pelaksanaan pelatihan sesuai instrumen monitoring serta melakukan wawancara mendalam dengan informan penanggung jawab KS Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Kepala Puskesmas. Data dianalisis secara kualitatif dan disusun berdasarkan tematik. Hasil menunjukkan bahwa persiapan dan proses pelatihan KS di lima Balai Pelatihan Kesehatan di Indonesia telah dilakukan dengan cukup baik. Tim pelaksana pelatihan dibentuk berdasarkan SK penugasan, pelatih memiliki kompetensi metodologi dan teknis. Kesesuaian peserta dengan kriteria berkisar 90-100%. Sarana dan prasarana di tempat pelatihan sudah memadai, namun sinyal jaringan nirkabel kurang kuat. Proses pembelajaran menunjukkan bahwa penyampaian materi masih berorientasi pada masing-masing program; topik yang paling banyak didiskusikan oleh peserta adalah Manajemen Pendekatan Keluarga dan Aplikasi KS (MI7); penyampaian materi dinilai kurang aplikatif (belum menggambarkan implementasi di lapangan). Saran agar materi pelatihan berfokus pada topik MI7, penyampaian disajikan dalam bentuk simulasi, dan ditunjang dengan jaringan nirkabel dengan bandwidth yang cukup. Diperlukan penguatan topik pengorganisasian lapangan, pengelolaan dan analisis data, serta penyusunan rencana usulan kegiatan

    Penetuan Prioritas Pemeliharaan Jalan Wilayah Jakarta Selatan

    Get PDF
    Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, baik untuk pendistribusian barang maupun jasa. Tingginya pertumbuhan lalu lintas sebagai akibat pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Kerusakan jalan dapat mempengaruhi laju roda perekonomian yang menjadikan arus transportasi barang dan orang terhambat, sehingga dapat mengakibatkan biaya operasi kendaraan menjadi bertambah, bahkan kerusakan jalan dapat menimbulkan korban jiwa. Penelitian ini dilakukan di wilayah urban (studi kasus Jakarta Selatan) yang merupakan daerah yang memiliki panjang dan luas jalan terbesar dibandingkan daerah lainnya di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas jalan yang rusak untuk diperbaiki berdasarkan kriteria sosial, kriteria teknis jalan dan kriteria jenis kerusakan jalan yang dianalisa dengan menggunakan metode Analithycal Hierarchy Process. Berdasarkan hasil analisa Analithycal Hierarchy Process didapat bahwa kriteria sosial memiliki bobot sebesar 13,36%, kriteria teknis jalan sebesar 26,5% dan kriteria jenis kerusakan jalan sebesar 60,14% dan kemudian dapat diaplikasikan terhadap ruas jalan yang ada sehingga dapat ditentukan prioritas jalan berdasarkan nilai pembobotan

    Regional Disparity of Drug Availability for Basic Emergency Obstetrict and Neonatal Care (BEONC): an Indonesian National Study in 2011

    Full text link
    Background:As an important component to support the implementation of the Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care (BEONC)the drugs should be available in the district/city pharmacy (IFK) in entire region in Indonesia. However, availability disparity occurred. Therefore, it is necessary to describe the disparity on the availability drugs in Indonesia.Methods: A cross-sectional study was conducted in August-October 2011, which covered all IFK districts / municipalities in 33 provinces of Indonesia. The location comprised regional: Sumatra, Java and Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, and Papua. BEONC essential medicines were divided into two classifications: (1) very very important, and (2) very important.Results: In January 2012, out of 497 districts / cities 316 (64%) were available for this analysis. There were disparities on availability BEONC classified as very very important as well as very important drugs. Among the very important BEONC essential drugs, Dextrose infusion and Ergomterin / methiler-gometrin maleate injection, and injection Oxytosin available in all regions except in the Maluku. Anti-tetanus serum (ATS), furosemide injection, furosemide injection, Magnesium sulfate, and Procaine Penicillin were available in all regions. The important BEONC essential drugs, except Bicarbonas in Papua, all essential drugs BEONC less available in all regions. The most available was A2 infusion fluid, Cedilanide injection, sodium bicarbonate injection, and pethidine injection. It seemed that Nusa Tenggara region had relatively better BEONC drug stock as compared to other regions.Conclusion:There was significantly disparity on availability of very important essential BEONC drugs in all regions in Indonesia. Therefore it is necessary to solve the disparity problems of BEONC drugs. (Health Science Indones 2012;2:xx-xx

    Fetal Monitor Calibration Among Public Hospitals in Indonesia

    Full text link
    Background: Periodic calibration for diagnostic tool in hospitals is essential for accurate diagnosis. The purpose of analysis was to identify the dominant factors related to implementation of periodic calibration of the fetal monitor in the hospitals. Methods: Analysis data using a part of Rifaskes 2011 data among selected hospitals in Indonesia which had fetal monitors. To identify the dominant factors related to fetal monitor on time calibration compared with not doing calibration fetal monitor we used relative risk approach. Results: Out of the 297 hospitals that met the inclusion criteria which had fetal monitor, 82 (27.6%) hospitals calibrated the monitor on time, and 132 hospitals did not perform calibration. The accredited hospitals compared with not accredited hospitals had more performing on time fetal monitor calibration. Compared with not accredited hospitals, the accredited hospitals for 5 services, for 12 services, and for 16 services had 2.2-fold, 2-fold, and 3.4-fold to perform on time fetal monitor calibration respectively. Conclusion: The accredited hospitals compared with not accredited hospitals had more on time performed fetal monitor calibration. (Health Science Indones 2013;1:7-10

    Optimasi Biaya Pada Pembangunan Struktur dan Nonstruktur untuk Penanggulangan Abrasi Pantai Tirtamaya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

    Get PDF
    Pekerjaan pembangunan struktur pengamanan pantai selama ini sangat mahal biayanya, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu upaya penanganan penanggulangan abrasi pantai dengan optimasi biaya pembangunan struktur dan nonstruktur. Lokasi penelitian ini adalah pada Pantai Tirtamaya di Kabupaten Indramayu, dengan panjang bangunan 160m dan luas layanan 2 Ha. Pengamanan Pantai Tirtamaya diperlukan untuk kepentingan melindungi tempat wisata dan jaringan perpipaan. Batasan tinggi gelombang pada periode ulang 50 tahunan sebesar 3,65 meter dan periode gelombang sebesar 8,46 detik sehingga dapat mengoptimasi biaya pada pembangunan struktur dan non-struktur untuk penanggulangan abrasi Pantai Tirtamaya di Kabupaten Indramayu. Hasil penelitian ini didapat penanggulangan abrasi Pantai Tirtamaya di Kabupaten Indramayu dengan cara yang lebih murah dan efektif dengan optimasi biaya pada pembangunan struktur dan non-struktur yaitu pada penggabungan pembangunan breakwater geosynthetics dan vegetasi. Pembangunan breakwater geosynthetics dan vegetasi membutuhkan biaya lebih murah dibandingkan pembangunan breakwater kubus beton dan vegetasi. Gabungan breakwater geosynthetics dan vegetasi dapat mengantisipasi gelombang setinggi 3,65 m, waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat, dan memiliki fungsi ekologis karena vegetasi/ hutan mangrove berperan dalam kemampuannya mendukung eksistensi lingkungan fisik, sebagai penahan ombak, penahan angin, pengendali banjir dan pencegah intrusi air asin
    • …
    corecore