10 research outputs found

    Perilaku Daktail Kolom Segiempat Berlubang Yang Terkekang Pada Beton Mutu Tinggi

    Get PDF
    Dalam praktek sering dijumpai pipa pralon yang dimasukkan kedalam kolom beton bertulang untuk menyalurkan air dari lantai atas ke lantai dasar. Hal ini diijinkan oleh AC1 318-95 pasal 6.3.4 selama diameter lubang tidak lebih dari 4 persen dari penampang melintang yang dipergunakan dalam perhitungan kekuatan . Peraturan tersebut berlaku untuk beton mutu normal dan tidak menyinggung masalah daktilitasnya. Saat ini industri konstruksi mulai banyak menggunakan beton mutu tinggi oleh karena itu tujuan utama penelitian ini mencoba untuk mengetahui perilaku momen lentur dan daktilitas kolom beton bertulang dengan mutu tinggi (60 MPa ) yang berlubang. Prediksi kekuatan dan daktilitas kurvatur secara analisa analitis pada penampang kolom beton bertulang dilakukan berdasarkan pada kesesuaian hubungan tegangan -regangan beton mutu tinggi yang terkekang dari hasil penelitian Azizinamini,dkk . (1994). Hasil analitis akan dibandingkan dengan hasil uji eksperimen. Eksperimen dilakukan pada tujuh benda uji kolom pendek berukuran 200 x 200 mm dengan rasio lubang 0 %, 4,52 %, 7,07 % dan 11,04 % dengan sengkang tunggal dan sengkang rangkap yang berbeda tingkat pengekangannya. Masing-masing benda uji dibebani dengan beban aksial tetap sebesar 50 ton atau 0,21 .fc’ . Ag dan beban transversal yang secara berangsur-angsur meningkat sampai benda uji runtuh. Hasil dari pengujian laboratorium yang terbatas ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase lubang, maka kekuatan lentur, daktilitas perpindahan dan daktilitas kurvatur kolom akan semakin rendah . Momen lentur nominal dari hasil pengujian semua kolom menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan momen lentur nominal menurut peraturan AC1. Biarpun kolom yang mempunyai persentase lubang kurang dari 4 % dan juga penampang tanpa lubang dengan rasio tulangan pengekangan ps = 0,022 % nilai kapasitas daktilitas kurvatur tidak lebih dari 4 . Ini berarti bahwa kolom beton bertulang yang menggunakan beton mutu tinggi membutuhkan pengekangan yang lebih dari ps = 0,022 % untuk menghasilkan daktilitas kurvatur yang lebih tinggi . Analisa analitis menunjukkan nilai kapasitas lentur yang lebih rendah kira-kira sebesar 25% dari hasil eksperimen , sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan perbedaan tersebut =================================================================================================== rete columns for water drains from the top floor to the ground level . This is allowed by the ACI 318-95 section 6.3. 4 as long as hole diameter are not more than 4 percent of the cross section used in strength calculations. This rule is meant for Normal-Strength Concrete and does not mention the ductility requirements. Until recently, the construction industry' begin to use High-Strength Concrete, therefore, the primary objective of this research is trying to know the behavior of flexural strength and ductililty of reinforced concrete columns with the High - Strength Concrete (60 MPa) that has a hole. Analytical analysis predicting the strength and curvature ductility of the reinforced concrete column sections are performed based on compatibility of confined concrete stressstrain relations introduced by the research result of Azizinamini, et .al . (1994). These analytical results will be compared with experimental results. The experiment is done on seven short column tested specimens with the size of 200x200 mm and hole ratio 0 %, 4.52 %, 7.07 % and 11.04 % with single stirrup reinforcement and double stirrup reinforcement that has different degrees of confinement . Each tested specimen is loaded with a constant axial load of 50 tons or 0.21 fc’. Ag and a transversal load that gradually increases up to its flexural failure. Results of these limited laboratory test showed that the bigger the hole percentage, the lower the flexural strength, displacement ductility and the curvature ductility . Compared to the ACI code’s nominal flexural strength , all the tested column showed a higher flexural strength capacity. However all the columns having a hollow percentage less than 4 % as well non hollowed section with a confinement reinforcement ratio ps = 0.022 % showed a curvature ductility capacity not more than 4. This means that reinforced concrete columns using High -Strength Concrete need more confinement than ps = 0.022 % to produce higher curvature ductility. Analytical analysis show a underestimate flexural capacity of about 25 % than the experiment results, indicating that further research is needed to identify the deviation

    Visualisasi Dan Identifikasi Pola Retak Dinding Bata Akibat Penurunan Pondasi Struktur Bangunan Di Kota Banjarmasin

    No full text
    The City of Banjarmasin has very low soil bearing capacity leading to a significant number of buildings experiencing foundation settlement. This causes many elements of the buildings to develop cracks and to lean. The foundation settlement is modelled using ANSYS by taking five building structure models with brick walls loaded with their selves weight. Through this modelling the crack pattern and the stress distribution on both walls and the structural elements can be visualised and identified. The results show that the following columns experiencing foundation settlement develop longitudinal cracks, crack patterns on brick walls are diagonal at every bottom corner of the columns and vertical at the edge of the inner columns if there is no foundation settlement. Crack patterns on brick walls take form of a letter V if only one or two outer column experience foundation settlement, and crack patterns on brick walls also take form of an inverted letter V if only the inner columns or two adjacent columns experience foundation settlement. Foundation settlement experienced by inner columns of a brick wall is a major cause of damage to structural components

    Pengembangan Perumahan Dengan Desain Konstruksi Dilahan Basah Pada Wilayah Kota Banjarmasin Menggunakan Riset Operasi

    No full text
    The condition of soil in Banjarmasin which is dominated by wetland with a soil bearing capacity of as low as 0.2 kg/cm2 means that buildings require costly foundations. This condition requires that developers be more selective and perform optimisation in choosing types of soft-soil foundations to ensure maximum profit from the building investment. The objective of this research is to optimise the use of a given building area by assigning different types of sub-structure subject to a number of constraints. Optimization is used by operations research methods which are solved by Integer Programming Software QM for Windows version 2.1 and is based on the development of a housing fictitious data X type-36 in Banjarmasin. The analysis result showed that the composition of the optimum number of types of houses built is for type-A 30 units, type-B 17 units, and type-C 20 units with maximum profit of Rp.4,000,000,000, the required development area is 5,360 m2 with production costs required Rp.20,000,000,000 and the construction time of all types of houses is along 67 weeks

    PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE STAADPRO V8i

    No full text
    Dunia konstruksi telah  berkembang pesat, khususnya untuk perhitungan  analisis dan desain struktur yang telah banyak berkembang menuju penggunaaan software-software aplikasi komputer. Dengan menggunakan software perancangan struktur bangunan terasa lebih cepat, akurat, dan efisien, dibandingan dengan perancangan secara manual yang memerlukan waktu yang sangat lama. Dalam tulisan ini akan dibahas penggunaan software Staadpro V8i dalam perancangan struktur beton bertulang 4 lantai dengan fungsi sebagai gedung perkantoran yang berada pada daerah tanah lunak di kota Banjarmasin Timur. Dengan menggunakan software akan dilakukan kombinasi pembebanan berupa kombinasi antara beban mati, beban hidup, dan beban gempa, sehingga diperoleh gaya yang paling maksimum yang akan digunakan dalam desain elemen struktur. Hasil dari penerapan software Staadpro V8i ini adalah berupa gaya-gaya dalam (gaya momen, lintang, normal), serta deformasi struktur yang terjadi. Selain itu juga diperoleh desain penulangan  elemen struktur berupa gambar penulangan lentur dan geser pada setiap elemen struktur (balok dan kolom).Kata kunci: perancangan struktur beton, analisis dan desain struktur, Staadpro V8

    Permodelan Pengekangan Kolom Pada Beton Mutu Normal Dengan Metode Elemen Hingga 3-D: Column Restructuring Model in Normal Quality Concrete with 3-D Finite Element Method

    Get PDF
    The column is a critical element in the building structure, the failure of the column will directly result in the collapse of other related structural components. The column must have strength, stability and ductility. In increasing the capacity and ductility of the column by providing confinement, to protect concrete elements from breaking due to the influence of the working pressure. Analyzing ultimate axial load capability, stress-strain distribution patterns and crack patterns in concrete elements and column ductility. Tests of several models and variations of the restraint distance in short columns of normal concrete quality with longitudinal reinforcement of steel steels and carbon steel transversal reinforcement. The columns were analyzed using the Finite Element Analysis (FEA) method with the help of a full scale ANSYS 3-D application, with material properties for concrete using SOLID65 and steel reinforcement using LINK8 and SOLID45 loading plates. The type of pedestal used is the joints with axial loading (axial loadstep) centric direction. The effect of the restraint model and the variation of the restraint distance to the value of the column ultimate axial load for the whole model is relatively small with a ratio of 1.079, while for the ratio of the axial deformation ratio of 1.496. The pattern of stress and strain distribution when yielding spreads throughout the column area but when it reaches the ultimate distribution the concentration is concentrated in the support area. The first dominant crack occurs in the pedestal area and generally occurs in the concrete blanket layer, in the ultimate condition cracks have occurred evenly throughout the column area. The ratio of the ratio of ductility values ​​for all column models and the restraint distance is relatively large with a ratio value of 1.52

    PERHITUNGAN KAPASITAS PENAMPANG KOLOM BETON MUTU TINGGI YANG TERKEKANG DENGAN BLOK TEGANGAN SEGIEMPAT EKIVALEN

    No full text
    Abstract in Bahasa Indonesia : Beton mutu tinggi merupakan sesuatu yang saat ini masih asing dalam pelaksanaan, konstruksi di Indonesia, tetapi dengan kemajuan teknologi yang memudahkan pembuatannya, dapat diharapkan pemakaiannya dalam waktu mendatang. Artikel ini membahas transformasi diagram tegangan-regangan beton mutu tinggi menjadi segi empat ekivalen seperti biasa digunakan untuk beton mutu biasa

    PENERAPAN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) PADA PEKERJAAN PADA GEDUNG BERTINGKAT RUMAH SUSUN BBPJN XI/PJN I KALIMANTAN

    No full text
    ABSTRAKBangunan Gedung Rumah Susun BBPJN XI/PJN I Kalimantan terdiri dari 9 lantai dengan material beton bertulang. Penelitian bertujuan menerapkan Building Information Modeling (BIM) dalam analisis  struktur  atas  dan estimasi volume  pekerjaan  pada gedung  bertingkat, karena memiliki fitur-fitur yang dapat diandalkan untuk perencanaan dan meminimalisir kesalahan dalam estimasi volume pekerjaan. Penelitian memanfaatkan Tekla Structural Designer dan Tekla Structures, yaitu perangkat lunak BIM yang terkemuka dalam industri konstruksi, sebagai alat untuk memodelkan struktur gedung bertingkat secara detail. Dalam metode ini, analisis struktural dilakukan untuk memastikan kekuatan dan kestabilan struktur menggunakan metode elemen hingga dengan acuan desain SNI 1727-2020 dan SNI 2847-2019. Fitur Tekla Structures, seperti organizer digunakan untuk menghitung volume pekerjaan yang dibutuhkan untuk masing-masing komponen struktural. Berdasarkan hasil perhitungan kombinasi pembebanan didapat nilai gaya aksial terbesar terdapat pada kolom K58 (Kode C24-1) sebesar 4910,6 kN, kemudian untuk gaya momen terbesar ada pada balok B57 (Kode 9B6) sebesar 291,8 kNm, dan untuk nilai gaya geser terbesar terdapat balok B46 (Kode 9B6-3) sebesar -237,9/225,1kN. Pekerjaan struktural kolom dan balok seluruhnya aman. Adapun hasil estimasi volume pekerjaan pada beton serta besi kolom berturut-turut sebesar 517,8 m3 dan 260.281 Kg, selanjutnya, untuk volume pekerjaan beton serta besi balok berturut-turut sebesar 290,7 m3 dan 90.720 Kg

    WUJUDKAN PENINGKATAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN DESA DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA KEMANDIRIAN DAN KECERDASAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SUNGAI KUPANG

    No full text
    Dalam rangka pengembangan infrastruktur di desa sungai kupang kabupaten banjar kalimantan selatan dimana kondisi tanah dan lingkungannnya berada di daerah lahan rawa/gambut. Kondisi jalan yang belum diberikan perkerasan jalan dari pemerintah, maka melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Uniska MAB Banjarmasin diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kemandirian masyarakat disana. Sehingga masyarakat secara swadaya dapat meningkatkan kualitas infrastruktur dilingkungan desa tersebut. Dalam Perkembangannya perkerasan kaku dapat diterapkan pada daerah dengan kondisi tanah labil dan terendam air, maka dari itu pengenalan teknologi ini bagi masyarakat amatlah penting. Karena beton mudah dicari bahannya dan mudah dikerjakan. Adapun pelatihan yang akan dilakukan yaitu membuat beton normal dan beton porous. Masyarakat juga perlu mengetahui bahwa penggunaan fly ash sebagai bahan pengganti semen yang bermanfaat menambah kekuatan beton apabila berada di air rawa. Sehingga limbah fly ash yang bisa didapatkan dari PLTU dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya kalimantan selatan
    corecore