1,232 research outputs found

    Journalists in Oman

    Get PDF

    Penilaian Kualitas Airtanah untuk Air Minum dan Air Irigasi di Kota Banjarbaru dan Sekitarnya

    Get PDF
    Airtanah merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Jumlah air bersih yang semakin terbatas dan kualitas airtanah yang semakin buruk menjadi isu yang mengkhawatirkan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas airtanah untuk air minum dan air irigasi bagi masyarakat kota banjarbaru dan sekitarnya. Dalam penelitian ini diambil 10 sampel airtanah untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia airtanah. Penilaian kualitas airtanah untuk air minum menggunakan WQI, sedangkan penilaian kualitas airtanah untuk air irigasi menggunakan SAR, Na%, dan RSC. Hasil analisis WQI menunjukkan terdapat 60% airtanah dengan kualitas sangat baik yang masih dapat dimanfaatkan sebagai air minum dan 40% kualitas buruk hingga tidak layak minum. Hasil SAR menunjukkan airtanah di lokasi penelitian sangat baik untuk irigasi. Analisis Na% menunjukkan bahwa 20% airtanah sangat baik untuk irigasi, 20% baik untuk irigasi, 40% diperbolehkan untuk keperluan irigasi, dan sisanya 20% meragukan untuk air irigasi. Analisis RSC menunjukkan bahwa 90% airtanah baik untuk air irigasi, dan 10% sisanya tidak cocok untuk air irigasi. Secara umum, airtanah untuk keperluan irigasi sekitar 80% dapat dimanfaatkan, sedangkan 20% sisanya tidak cocok untuk irigasi atau hanya dapat digunakan untuk tanaman-tanaman tertentu yang memiliki sifat tolerah terhadap kandungan garam yang tinggi. Pemanfaatan airtanah harus tepat sesuai dengan kualitasnya agar memperoleh manfaat yang maksimal dan tidak menimbulkan bahaya baik bagi kesehatan manusia mapun bagi pertanian

    Penyusunan Zona Konservasi Airtanah Dangkal Di Kota Semarang

    Get PDF
    Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk mencapai 1,5 juta jiwa. Perkembangan dan kemajuan Kota Semarang terutama dalam sektor industri menimbulkan banyak dampak, salah satunya adalah meningkatnya arus urbanisasi yang menimbulkan kepadatan penduduk di Kota Semarang semakin bertambah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Kota Semarang menyebabkan kebutuhan air bersih meningkat. Untuk saat ini masyarakat memanfaatkan airtanah sebagai sumber air bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat zona konservasi airtanah di Kota Semarang untuk mendapatkan gambaran kondisi airtanah dan membantu dalam pengelolaan airtanah di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode observasi untuk mengetahui kondisi hidrogeologi daerah penelitian dengan melakukan pengukuran geolistrik di 48 titik dengan konfigurasi Schlumberger, pengukuran muka airtanah dangkal, dan pengambilan sampel sebanyak 308 sampel untuk pengujian kualitas airtanah yang meliputi pH, salinitas, kadar oksigen dan daya hantar listrik (DHL). Hasil penelitian diperoleh litologi berupa lempung, pasir lempungan, pasir, batulempung, batupasir, batupasir tuffan, tuff, breksi, dan lava. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis muka airtanah dangkal menunjukkan arah aliran airtanah mengikuti kemiringan topografi, mengalir dari daerah selatan menuju ke daerah utara daerah penelitian dan kondisi muka airtanah di daerah penelitian mengalami penurunan. Dari hasil pengujian sampel airtanah, didapatkan rentang nilai pH antara 6,5-8,5. Terdapat 55 sampel airtanah yang tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan terdapat satu sampel airtanah yang tidak memenuhi syarat air untuk irigasi. Rentang nilai salinitas antara 0-3600 mg/l. Rentang kadar oksigen antara 0,1-3,4 mg/l. Rentang nilai daya hantar listrik (DHL) antara 39,0 – 6370 µS/cm. Hasil analisis menunjukkan semakin ke arah timur-laut daerah penelitian, nilai DHL semakin meningkat. Terdapat 10 sampel airtanah yang tidak memenuhi syarat kualitas air untuk irigasi karena nilai DHL lebih dari 2250 µS/cm. Berdasarkan hasil analisis penurunan muka airtanah dan DHL didapatkan 4 zona konservasi pada daerah penelitian, yaitu zona aman, zona rawan, zona kritis dan zona rusak. Kata Kunci : Kota Semarang, Airtanah, Muka Airtanah, Daya Hantar Listrik, Zona Konservas

    D-Glucose Oxidation by Cold Atmospheric Plasma-Induced Reactive Species

    Get PDF
    The glucose oxidation cascade is fascinating; although oxidation products have high economic value, they can manipulate the biological activity through posttranslational modification such as glycosylation of proteins, lipids, and nucleic acids. The concept of this work is based on the ability of reactive species induced by cold atmospheric plasma (CAP) in aqueous liquids and the corresponding gas-liquid interface to oxidize biomolecules under ambient conditions. Here, we report the oxidation of glucose by an argon-based dielectric barrier discharge plasma jet (kINPen) with a special emphasis on examining the reaction pathway to pinpoint the most prominent reactive species engaged in the observed oxidative transformation. Employing d-glucose and d-glucose-13C6solutions and high-resolution mass spectrometry and ESI-tandem MS/MS spectrometry techniques, the occurrence of glucose oxidation products, for example, aldonic acids and aldaric acids, glucono- and glucaro-lactones, as well as less abundant sugar acids including ribonic acid, arabinuronic acid, oxoadipic acid, 3-deoxy-ribose, glutaconic acid, and glucic acid were surveyed. The findings provide deep insights into CAP chemistry, reflecting a switch of reactive species generation with the feed gas modulation (Ar or Ar/O2with N2curtain gas). Depending on the gas phase composition, a combination of oxygen-derived short-lived hydroxyl (•OH)/atomic oxygen [O(3P)] radicals was found responsible for the glucose oxidation cascade. The results further illustrate that the presence of carbohydrates in cell culture media, gel formulations (agar), or other liquid targets (juices) modulate the availability of CAP-generated species in vitro. In addition, a glycocalyx is attached to many mammalian proteins, which is essential for the respective physiologic role. It might be questioned if its oxidation plays a role in CAP activity

    Electron doping evolution of the anisotropic spin excitations in BaFe2-xNixAs2

    Full text link
    We use inelastic neutron scattering to systematically investigate the Ni-doping evolution of the low-energy spin excitations in BaFe2-xNixAs2 spanning from underdoped antiferromagnet to overdoped superconductor (0.03< x < 0.18). In the undoped state, the low-energy (<80 meV) spin waves of BaFe2As2 form transversely elongated ellipses in the [H, K] plane of the reciprocal space. Upon Ni-doping, the c-axis magnetic exchange coupling is rapidly suppressed and the momentum distribution of spin excitations in the [H, K] plane is enlarged in both the transverse and longitudinal directions with respect to the in-plane AF ordering wave vector of the parent compound. As a function of increasing Ni-doping x, the spin excitation widths increase linearly but with a larger rate along the transverse direction. These results are in general agreement with calculations of dynamic susceptibility based on the random phase approximation (RPA) in an itinerant electron picture. For samples near optimal superconductivity at x= 0.1, a neutron spin resonance appears in the superconducting state. Upon further increasing the electron-doping to decrease the superconducting transition temperature Tc, the intensity of the low-energy magnetic scattering decreases and vanishes concurrently with vanishing superconductivity in the overdoped side of the superconducting dome. Comparing with the low-energy spin excitations centered at commensurate AF positions for underdoped and optimally doped materials (x<0.1), spin excitations in the over-doped side (x=0.15) form transversely incommensurate spin excitations, consistent with the RPA calculation. Therefore, the itinerant electron approach provides a reasonable description to the low-energy AF spin excitations in BaFe2-xNixAs2.Comment: 11 pages, 11 figure

    Techno-economic Evaluation Methodology and Preliminary Comparison of an Amine-based and Advanced Solid Sorbent-based CO2 Capture Process for NGCC Power Plants

    Get PDF
    AbstractThe post combustion capture process using the traditional amine based solvent absorption process is a very mature technology that suffers from a high energy penalty being taken on the power plant and requires significant capital investment that causes us a high increase in the cost of electricity. An advanced solid-based adsorption is discussed in this work as well as a techno-economic evaluation methodology in order to compare the advantages of this novel process to the conventional process. Some indications of the expected technical and economic benefits of the process are also discussed

    Abordar la apatridia en la región MENA: una nueva red de movilización

    Get PDF
    Una nueva red regional sobre la apatridia en la región de Oriente Medio y el norte de África está fomentando la concienciación y ofreciendo una plataforma de movilización
    corecore