43 research outputs found

    Chemometric-based electronic nose application to pork oil and olive oil using the odor pattern classifications

    Get PDF
    A chemometric-based electronic nose has designed for analyzing pork oil andolive using the odor pattern classifications of a chemometric-based electronic nose. The electronic nose (e-nose) built from a combination of several chemical sensors derived from a semiconductor. The data retrieval was done by vaporizing the sample, then being captured by the sensor and identified by the electronic nose (enose).The output data from the electronic nose is the voltagereleased by each sensor.Samples analyzed were 100% olive oil, 100% pork oil and a combination of olive oil and pork oil with a ratio of 50%: 50%.The result of pattern classification using linear discriminant analysis (LDA) method shows that each sample is clustered well with the percentage of first discriminant function value is 87,9% and second discriminant function is 12,1%

    Pengembangan sistem sensor rasa berbasis membran selektif ion untuk klasifikasi buah jeruk

    Get PDF
    Sebuah sistem sensor rasa dengan sifat selektivitas global atau yang lebih dikenal sebagai lidah elektronik (etongue) berbasis pada larik sensor ion-selektif membran (ISMS)telah dibuat dan diterapkan untuk menganalisis secara kualitatif tiga macam buah jeruk (jeruk peras, jeruk siam dan jeruk nipis). E-tongue dilengkapi dengan sistem pengenal pola berbasis principle component analysis (PCA). Enam jenis lipid yang digunakan untuk membuat membrane selektif ion terdiri atas: asam oleat (OA), dioktil phosphat (DOP), desil alkohol (DA), dodesilamin (DDC), dan metil amonium klorida trioctyl (Toma). Setiap membran selanjutnya dipasang pada bagian dari tabung teflon yang memiliki lubang pada ujungnya, sehingga bagian dalam silinder terisolasi dari luar. Ujung tabung tersebut disegel dengan stopper yang memegang kawat Ag / AgCl. Sistem akuisisi data dalam e-nose dibangun menggunakan mikrokontroler. Agar dapat digunakan, tabung-tabung tersebut diisi dengan larutan KCl dengan konsentrasi 100 mM. Berdasarkan analisis PCA, e-hidung dapat mengklasifikasikan semua pola respon dari empat rasa dasar, yaitu, kepahitan (MgCl2), asin (NaCl), asam (HCl) dan kelezatan atau umami (MSG), ditunjukkan oleh nilai total komponen utama (PC1 dan PC2) sebesar 95,1%. Selanjutnya, e-tongue juga mampu mengklasifikasi tiga jenis buah jeruk yang ditunjukkan oleh nilai total komponen utama sebesar 88,6%. Dengan demikian, enose memiliki peluang sebagai alat untuk kendali mutu pada industri minuman berbahan buah jeruk

    Linear Discriminant Analysis (LDA) and Partial Least Square (PLS) of chemometric in mixture of lard and palm oil-based on ftir-spectroscopy data

    Get PDF
    Oil as a basic food requirement is often misused by irresponsible individuals, such as lard mixed in palm oil. This is certainly detrimental to society. Indonesia which has a majority Muslim population will have a big influence on the authenticity of oil. FTIR can be an alternative way to distinguish authentic and mixed foods or oils. The purpose of this study is to find out the difference between lard, palm oil, and the mixture of both by using FTIR combined with LDA (Linear Discriminant Analysis) and PLS and find out how much the contribution of LDA and PLS in distinguishing mixed pig oil, palm oil and oil both. The results obtained showed that FTIR was less effective in distinguishing between samples so it was necessary to combine it with LDA and PLS. LDA processed with the stepwise method gives good grouping results. There are two discriminant functions obtained. The LDA data shows the first discriminant function that is obtained with a variance value of 99.3% and the second discriminant function with a variance value of 0.07%. The LDA data shows the first discriminant function that is obtained with a variance value of 99.3% and the second discriminant function with a variance value of 0.07%. PLS data shows good results, which can be seen in the R2 value and validation error value (RMSECV) and low calibration error (RMSE)

    Otentikasi dan klasifikasi berbagai minyak nabati dan hewani berbasis penginderaan hidung elektronik menggunakan metode linear discriminant analysis (LDA)

    Get PDF
    The testing system based on the electronic nose has 10 sensor array that was used for pattern classification smell of various cooking oils. The sample were a fortune-branded cooking oil palm, palm oil brands horse, palm oil rose brand, oil olive oil, canola flower oil, lard. The sensor array was formed of 10 gas sensors MQ and TGS. Testing was be done by taking a random sample of cooking oil from traditional markets and modern markets. The sensor response was evaluated using a method of pattern recognition Linear Discriminant Analysis (LDA). The LDA data processing was using stepwise method for selecting discriminator variables that have contributed in the prediction model discriminant function. Based on the first discriminant function have a value of 94.8%, which means a variant to the first discriminant function was sufficient to classify and distinguish the smell of all six samples of cooking oil. The second discriminant function was showed the variance 5.2% which was less able to distinguish the smell of cooking oil data conditions. In general, the equipment was able to detect the scent of various cooking oils. For the classification of lard and olive oil, the equipment can distinguish the scent of cooking oil than palm oil and canola flowers

    KAVi (Kabut Anti Virus)

    Get PDF
    KAVi adalah merubah cairan alkohol menjadi kabut dengan ukuran partikel sebesar 1 mikron. KAVi digetarkan oleh mits maker ultrasonic yang mempunyai frekwensi 1,6MHz, sehingga alat ini akan menggetarkan cairan dengan sebanyak 1,6 x 106 kali getaran perdetik. Getaran ini akan merubah alkohol menjadi kabut. Kabut tersebut akan muncul dipermukaan cairan, dan dengan menggunakan van kecil yang akan meniup kabut menuju bilik. Kabut ini seperti layaknya pengasapan dengan konsentrasi yang sangat pekat, sehingga akan menyebar ke seluruh ruangan yang ada di bilik. Selain itu kabut ini tidak membasahi baju orang yang sedang dipapari. System ini mempunyai kelebihan lain yaitu sangat hemat dalam penggunaan bahan(1 lt alkohol bisa digunakan selama 5-7 jam)

    Pemanfaatan reflektor terkontrol untuk proses pemercepat pengeringan kayu mebeler

    Get PDF
    Proses pengeringan kayu mebeler dengan menjemur di bawah sinar matahari memerlukan waktu pengeringan yang lama untuk mencapai massa kering maksimum. Selain itu cacat kayu yang diakibatkan oleh cuaca di lingkungan tidak bisa dihindarkan.Oleh karena itu diperlukan sebuah alat yang mampu memberi solusi masalah tersebut. pada skripsi ini dirancang alat pengering kayu mebeler yang portabel dan mobile menggunakan tenaga matahari dengan kolektor surya plat hitam dan memanfaatkan dua cermin reflektor untuk mengoptimalkan panas dalam oven. Alat yang dirancang berbentuk balok berkaki dengan ukuran luas balok2 m x 1 m x 0.6 m, dengan panjang kaki berukuran 0.6 m. Pengering menggunakan reflektor terkontrol dicoba untuk mengeringkan 5 sampel bahan uji (kayu) dengan massa yang berbeda. Begitu pula pada oven non reflektor dan juga pengeringan menggunakan sinar matahari langsung.Target pengeringan dengan alat ini adalah memperoleh hasil penguapan kadar air yang maksimum dan waktu kering maksimum yang minimum.Dari serangkaian percobaan diperoleh hasil pengeringan yang menunjukkan bahwa alat ini lebih optimal. Waktu yang dibutuhkan untuk kering kayu maksimal lebih cepat, begitu pula prosentasi penguapan air menunjukkan nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan pengeringan yang lain

    Rancang bangun pengering menggunakan sistem aliran konveksi udara dari kolektor surya

    Get PDF
    Indonesia merupakan wilayah kepualauan yang menempati daerah sekitar katulistiwa serta negara beriklim tropis sehingga matahari bersinar sepanjang tahun. Kondisi ini dapat menjadikan matahari menjadi alternatif sumber energi masa depan yang tak akan habis bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Salah satu pemanfaatan energi surya yang banyak digunakan adalah pemanfaatannya sebagai pengering. Tujuan penelitian ini adalah: merancang dan membuat pengering bertenaga surya sebagai sumber energi sehingga syarat kecakupan panas bisa ditingkatkan dan mengoptimalisasi panas yang diterima oleh pengering agar alat dapat menerima panas secara maksimal. Metode penelitian yang digunakan adalah perancangan dan pembuatan alat serta studi eksperimental dengan melakukan pendekatan penelitian secara deskripif. Adapun analisis penelitian dideskripsikan dari perbandingan hasil temperatur pada kotak pengering dengan variasi sudut kolektor serta hasil uji sampel menggunakan rancangan alat yang sudah didesain dengan dibedakan tambahan glaswoll (bahan perangkap panas) pada kolektor dan tanpa tambahan glaswoll. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu telah dirancang bangun sebuah alat pengering menggunakan sistem aliran konveksi udara dari kolektor surya yang telah dimodifikasi dengan tambahan glaswoll dan cermin pada sisi-sisi kolektor, hal ini mampu meningkatkan hasil dari kualitas temperatur pada pengering. Kolektor dengan sudut kemiringan 75° memiliki nilai temperatur tertinggi pada kotak pengering, yaitu jika dengan tambahan glaswoll mengalami penguatan temperatur sebesar 207,50% dibanding temperatur luar dan jika tidak menggunakan glaswoll mengalami penguatan temperatur sebanyak 201,80% dibanding temperatur luar. Hasil dari produk akhir bahan yang telah dikeringkan menggunakan alat pengering memiliki nilai kualitas yang lebih bagus dibanding tanpa menggunakan alat pengering, serta meningkatkan efisiensi waktu proses pengeringan yaitu 5 hari tanpa alat setara dengan pengeringan 3 hari dengan menggunakan alat

    Surface Plasmon Resonance (SPR) Sensor for Measurement of Glucose and Ethanol Concentrations

    Get PDF
    Abstract. Surface Plasmon Resonance (SPR) has been extensively applied as a sensor because of its high sensitivity, accurate selectivity, label-free and real-time biomolecular interactions. In this work, simulation and experiment have been studied on the concentration measurement of ethanol and glucose solutions by SPR sensors. The sensor design used a Kretschmann configuration consisting of Glass/Cr/Au and was simulated by using Finite Difference Time Domain (FDTD) method. The ethanol and glucose solutions with varied concentrations were injected into the SPR channel, and the resonance angle was monitored. For the glucose concentration measurement, the resonance angle increases (from 71.607° to 74.434°) as the glucose concentration increases (from 0% to 15%) with a sensitivity of about 111.71/RIU. These experimental results agree with the simulation result, which showed a good linear response for the glucose concentration. However, for the ethanol measurement, an increase in resonance angle to the ethanol concentration is not linear in the higher concentration, which is related to the change in the refractive index. However, the excellent correlation between the experiment and simulation results shows that the SPR sensor has good sensitivity and accuracy

    Development of an automated monitoring system for soil moisture and temperature in smart agriculture to enhance lettuce farming productivity based on IoT

    Get PDF
    In the era of advanced agriculture, implementing Internet of Things (IoT) technology has brought significant innovations to monitoring plant growth. This article discusses the development of an automation system to monitor soil moisture and temperature in lettuce farming based on smart agriculture. The system integrates soil moisture and temperature sensors connected in real-time through IoT, enabling accurate and continuous monitoring of the environmental conditions for lettuce cultivation. The soil moisture sensor used is YL-69 with the calibration equation y=-0.0612x+64.38 and an R-square value of 0.8953. The average standard deviation value is 0.36, and the average accuracy value is 98.71%. The temperature sensor used is DHT11 with the calibration equation y=0.9619x+2.8107 and an R-square value of 0.9928. The average standard deviation value is 0.023, and the average accuracy is 99.67%. The microcontroller used is ESP8266, known for its reliable connectivity. The IoT platform employed is the Blynk application. Monitoring results over five days yielded average soil moisture values ranging from 76% to 98%, and average temperature values ranged from 22°C to 27°C. Through continuous data collection, farmers can optimize irrigation, apply corrective measures for temperature fluctuations, and design more innovative farming strategies. The results of implementing this system demonstrate a significant improvement in resource efficiency, operational cost savings, and increased productivity in lettuce farming management
    corecore