3 research outputs found

    Perbandingan latihan squat jumps dengan latihan In-place tuck jumps dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai pada atlet bola voli sbv pop bandung tahun 2014/2015

    Get PDF
    Daya ledak merupakan kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam cabang olahraga bola voli. Daya ledak digunakan untuk melakukan atau mengeluarkan power atlet dalam waktu sesingkat-singkatnya. Daya ledak yang dibutuhkan salah satunya adalah daya ledak otot tungkai yang digunakan untuk melakukan loncatan saat melakukan spike dan block. Sehingga seorang pelatih atau instruktur harus mampu memilih latihan yang tepat untuk mengembangkan atau melatih daya ledak otot tungkai atlet. Jenis latihan yang dapat dijadikan alternatif adalah latihan pliometrik yang salah satunya adalah latihan squat jumps dan latihan in-place tuck jumps. Latihan pliometrik merupakan jenis latihan yang di dalamnya terdapat gerakan latihan eksplosif sehingga dapat meningkatkan daya ledak otot-otot yang akan dilatih. Latihan squat jumps dan latihan in-place tuck jumps merupakan jenis latihan yang digunakan untuk melatih otot tubuh bagian bawah, sehingga tepat jika digunakan untuk daya ledak otot tungkai. Metode penulisan ini adalah metode eksperimen kuasi. Hal ini dilakukan karena subjek penulisan ini adalah manusia. Di mana variabel-variabel ekstra sulit sekali untuk dikontrol. Sehingga hanya variabel bebas dan terikat yang penulis perhatikan. Berdasarkan hasil penulisan yang dilakukan, ternyata data sampel squat jumps mengalami peningkatan loncatan lebih besar dibanding dengan hasil loncatan yang diperoleh sampel in-place tuck jumps. Selain itu berdasarkan hasil uji statistika terhadap perolehan hasil loncatan dengan rumus uji t, diperoleh nilai thitung lebih besar dari pada ttabel. Sehingga hipotesis yang diajukan pada penulisan ini H1 yaitu latihan squat jumps memberikan pengaruh perbedaan daya ledak otot tungkai lebih besar dibanding latihan in-place tuck jumps diterima atau latihan squat jumps memiliki pengaruh terhadap daya ledak otot tungkai lebih baik dibanding dengan latihan in-place tuck jumps

    Growth And Lipid Accumulation of Chaetoceros calcitrans After Phosphorus And Light Intensity Optimization

    Get PDF
    AbstractGrowth and lipid content of Chaetoceros calcitrans are greatly influenced by environmental factors. The aims of this study to optimize phosphorus concentrations and light intensity on the growth and lipid accumulation of C. calcitrans. This study used N:P:light intensity concentration from the previous research, namely 441:36.2 µM:2,500 lux (12:1:2,500 lux). Concentrations of P were then optimized to 36.2 µM, 27.5 µM, 18.1 µM, 9.05 µM (1; 0.75; 0.5; 0.25) and light intensity to 2,500; 3,000; 3,500; 4,000 lux. C. calcitrans was cultured in medium f/2 guillard, the initial density was 6 x 105 cells/mL. Sampling for lipid analysis was conducted in exponential, stationary, and the end of stationary phase by centrifugation, whereas lipid was extracted using the Bligh and Dyer method, and dried lipids were analyzed using gas chromatography-GC. The highest lipid content found at the late stationary phase of the N:P concentrations and light intensity 12:0.5:(4,000 lux), there was 15.46 ± 0.53%-dw with the highest cell density of 5.5 ± 5.56 x 106 cells/mL. The analysis result showed that palmitoleic acid (C16:1) was the highest fatty acid produced by each optimization. Nutritional deficiency and high light intensity were triggers for of C. calcitrans to accumulate lipids, and influence the fatty acid profile of C. calcitrans.AbstrakPertumbuhan dan kandungan lipid Chaetoceros calcitrans sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimasi konsentrasi fosfor dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan akumulasi lipid C. calcitrans. Penelitian ini menggunakan hasil konsentrasi N:P:intensitas cahaya dari penelitian sebelumnya, yaitu 441:36.2µM:2,500 lux (12:1:2,500 lux). Konsentrasi P kemudian dioptimasi menjadi 36,2 µM, 27,5 µM, 18,1 µM, 9,05 µM (1; 0,75; 0,5; 0,25), dan intensitas cahaya menjadi 2.500; 3.000; 3.500; 4.000 lux. C. calcitrans dikultur dalam medium f/2 guilard, densitas awal 6 x 105 sel/mL. Pengambilan sampel untuk analisis lipid dilakukan pada fase eksponensial, stasioner, dan akhir stasioner dengan sentrifugasi, sedangkan lipid diekstraksi menggunakan metode Bligh dan Dyer, lipid kering dianalisis menggunakan kromatografi gas-GC. Kandungan lipid tertinggi terdapat pada fase akhir stasioner konsentrasi N:P dan intensitas cahaya 12:0,5:(4,000 lux), yaitu sebesar 15,46 ± 0,53%-dw dengan kerapatan sel tertinggi 5,5 ± 5,56 x 106 sel/mL. Hasil analisis menunjukkan bahwa asam palmitoleat (C16:1) merupakan asam lemak tertinggi yang dihasilkan oleh masing-masing optimasi. Kekurangan nutrisi dan intensitas cahaya yang tinggi menjadi pemicu C. calcitrans. mengakumulasi lipid, dan mempengaruhi profil asam lemak C. calcitrans

    Pembuatan Struktur Tiga Dimensi Protein Nukleokapsid SARS-CoV-2 Menggunakan Pendekatan Bioinformatika

    No full text
    Nukleoprotein merupakan protein yang terikat dengan asam nukleat, sedangkan nukleokapsid merupakan kapsid atau penutup materi genetik virus. Struktur protein dapat ditentukan dengan cara pengujian di laboratorium, namun dalam penentuannya diperlukan tahapan instrumentasi dengan biaya yang tinggi. Melalui metode in silico, penentuan struktur tiga dimensi protein dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tujuan penelitian ini adalah memprediksi struktur tiga dimensi nukleokapsid SARS-CoV-2 dengan metode in silico. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode homologi menggunakan program Modeller. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prediksi struktur tiga dimensi protein nukleokapsid SARS-CoV-2 menghasilkan nilai DOPE -21543 dengan persentase identiti sebesar 51,45%
    corecore