80 research outputs found

    Sistem Informasi Penyusutan Aset Tetap Peralatan pada Kospin Jasa Cabang di Bandar Lampung

    Get PDF
    Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi Perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan Perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Permasalahan yang dihadapi Koperasi Simpan Pinjam Jasa Cabang Bandar Lampung dalam mengolah data aset tetap adalah masih dilakukannya perhitungan secara manual, belum adanya format laporan yang baku, dan sering terjadi kesalahan dalam pelaporan perhitungan aset tetap peralatan dan penyusutannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan aplikasi aset tetap dalam mengelola peralatan sehingga dapat menghasilkan laporan yang akurat, relavan, dan tepat waktu. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi Sumber Data Primer, yaitu Observasi, Wawancara, Dokumentasi, Studi Pustaka, dan Sumber Data Sekunder, yaitu Waterfall meliputi Analisa Kebutuhan Sistem, Desain, Coding, Testing, Maintenance. Dengan adanya aplikasi Aset Tetap yang dibuat menggunakan aplikasi NetBeans dan bahasa pemrograman Java, dapat menghasilkan perhitungan, informasi serta laporan yang cepat dan akurat. Sehingga kesalahan dalam pencatatan nama dan nominal aset tetap peralatan dan penyusutannya dapat diminimalisir

    Gambaran Manajemen Pengendalian Risiko Paparan Lingkungan Kerja Di Area Terbuka Dalam Pencegahan Penyakit Akibat Kerja (Studi Kasus Di Perusahaan Konstruksi Pt.x)

    Full text link
    Sektor konstruksi kini mengalami peningkatan pertumbuhan kerja yang pesat dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam setiap proyeknya. Manajemen risiko digunakan sebagai dasar untuk menentukan program pengendalian risiko. Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 dan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien adalah tujuan penerapan SMK3. PT.X adalah salah satu Perusahan fabrikasi (konstruksi) yang memproduksi anjungan lepas pantai yang beroperasi pada lahan reklamasi pantai. Paparan panas, sinar matahari, dan debu merupakan bahaya dari lingkungan kerja di area terbuka yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan manajemen pengendalian risiko paparan lingkungan kerja di area terbuka yaitu iklim kerja panas, sinar matahari, dan debu dalampencegahan penyakit akibat kerja. Jenis penelitian yaitu dekskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi,dan studi dokumen. Jumlah informan utama sebanyak 4 orang dan informan triangulasi sebanyak 8 orang. Analisis manajemen pengendalian risiko ditinjau dari aspek penilaian risiko kesehatan dinilai kurang efektif karena tidak ada penilaian risiko paparan lingkungan kerja di area terbuka; surveilans kesehatan dinilai kurang efektif karena tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala; pencatatan kesehatan kerja dinilai efektif; evaluasi lingkungan kerja dinilai kurang efektif karena tidak ada pengukuran iklim kerja panas dan SOP pengukuran; dan pengendalian yang digunakan dinilai efektif. Namun, hasil tersebut tidak dapat dikaitkan dengan penyakit akibat kerja karena di PT.X tidak ada penyakit yang terbukti sebagai PAK dan data kecenderungan penyakit. Sebaiknya antara manajemen Perusahaan dengan departemen HSE terjalin komunikasi yang baik mengenai pemenuhan peraturan di Indonesia, pembuatan dokumen HIRA dan HRA, dan program pengendalian risiko

    Bovine gene polymorphisms related to fat deposition and meat tenderness

    Get PDF
    Leptin, thyroglobulin and diacylglycerol O-acyltransferase play important roles in fat metabolism. Fat deposition has an influence on meat quality and consumers' choice. The aim of this study was to determine allele and genotype frequencies of polymorphisms of the bovine genes, which encode leptin (LEP), thyroglobulin (TG) and diacylglycerol O-acyltransferase (DGAT1). A further objective was to establish the effects of these polymorphisms on meat characteristics. We genotyped 147 animals belonging to the Nelore (Bos indicus), Canchim (5/8 Bos taurus + 3/8 Bos indicus), Rubia Gallega X Nelore (1/2 Bos taurus + 1/2 Bos indicus), Brangus Three-way cross (9/16 Bos taurus + 7/16 Bos indicus) and Braunvieh Three-way cross (3/4 Bos taurus + 1/4 Bos indicus) breeds. Backfat thickness, total lipids, marbling score, ribeye area and shear force were fitted, using the General Linear Model (GLM) procedure of the SAS software. The least square means of genotypes and genetic groups were compared using Tukey's test. Allele frequencies vary among the genetic groups, depending on Bos indicus versus Bos taurus influence. The LEP polymorphism segregates in pure Bos indicus Nelore animals, which is a new finding. The T allele of TG is fixed in Nelore, and DGAT1 segregates in all groups, but the frequency of allele A is lower in Nelore animals. The results showed no association between the genotypes and traits studied, but a genetic group effect on these traits was found. So, the genetic background remains relevant for fat deposition and meat tenderness, but the gene markers developed for Bos taurus may be insufficient for Bos indicus

    ACORN (A Clinically-Oriented Antimicrobial Resistance Surveillance Network) II: protocol for case based antimicrobial resistance surveillance

    Get PDF
    Background: Antimicrobial resistance surveillance is essential for empiric antibiotic prescribing, infection prevention and control policies and to drive novel antibiotic discovery. However, most existing surveillance systems are isolate-based without supporting patient-based clinical data, and not widely implemented especially in low- and middle-income countries (LMICs). Methods: A Clinically-Oriented Antimicrobial Resistance Surveillance Network (ACORN) II is a large-scale multicentre protocol which builds on the WHO Global Antimicrobial Resistance and Use Surveillance System to estimate syndromic and pathogen outcomes along with associated health economic costs. ACORN-healthcare associated infection (ACORN-HAI) is an extension study which focuses on healthcare-associated bloodstream infections and ventilator-associated pneumonia. Our main aim is to implement an efficient clinically-oriented antimicrobial resistance surveillance system, which can be incorporated as part of routine workflow in hospitals in LMICs. These surveillance systems include hospitalised patients of any age with clinically compatible acute community-acquired or healthcare-associated bacterial infection syndromes, and who were prescribed parenteral antibiotics. Diagnostic stewardship activities will be implemented to optimise microbiology culture specimen collection practices. Basic patient characteristics, clinician diagnosis, empiric treatment, infection severity and risk factors for HAI are recorded on enrolment and during 28-day follow-up. An R Shiny application can be used offline and online for merging clinical and microbiology data, and generating collated reports to inform local antibiotic stewardship and infection control policies. Discussion: ACORN II is a comprehensive antimicrobial resistance surveillance activity which advocates pragmatic implementation and prioritises improving local diagnostic and antibiotic prescribing practices through patient-centred data collection. These data can be rapidly communicated to local physicians and infection prevention and control teams. Relative ease of data collection promotes sustainability and maximises participation and scalability. With ACORN-HAI as an example, ACORN II has the capacity to accommodate extensions to investigate further specific questions of interest

    Not Available

    No full text
    A Maitra, R Sharma, S Ahlawat, MS Tantia (2014) Novel genetic polymorphisms in caprine GPR54 gene associated with reproductive functions. Indian Journal of Animal Sciences 84 (11) : 1196 - 1201.Not AvailableNot Availabl
    corecore