63 research outputs found

    ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PINELENG TAHUN 2009-2018 (STUDI KASUS : KECAMATAN PINELENG)

    Get PDF
    Permukiman merupakan wilayah yang memiliki peningkatan di karenakan adanya pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga kebutuhan akan tempat tinggal yang menjadi pokok kebutuhan manusia menjadi meningkat , kejadian ini juga mempengaruhi lahan yang merupakan potensi fisik atau sumber daya alam yang secara kuantitas tidak akan bertambah, sedangkan pertumbuhan penduduk senantiasa mengalami perkembangan cukup pesat dari waktu ke waktu. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan antara kebutuhan penduduk akan lahan yang tidak terbatas dengan jumlah lahan yang terbatas. Kecamatan Pineleng memiliki laju pertumbuhan penduduk per tahun paling tinggi di Kabupaten Minahasa yaitu pada tahun 2010-2017 dengan angka pertumbuhan 2,62%, tingginya pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan tempat tinggal menjadi meningkat dengan letak kecamatan pineleng yang berada di antara dua kota yaitu kota manado dan tomohon sehingga kecamatan pineleng menjadi kawsan yang strategis untuk bermukim dilihat dari perkembangan permukiman yang meningkat pada tahun 2009-2018 di beberapa Desa yaitu Desa Sea Tumpengan, Sea Mitra, Winangun Atas, Pineleng Satu, Lotta,dan Pineleng Dua. Kata Kunci: Perkembangan Permukiman, Pola Permukiman

    ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI KECAMATAN SANGTOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

    Get PDF
    Kecamatan Sangtombolang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kabupaten Bolaang Mongondow yang memiliki luas area 776,31 km²  sekaligus berada  di  Provinsi Sulawesi Utara. Kecamatan Sangtombolang merupakan salah satu Kecamatan yang berada pada wilayah administrasi Kabupaten Bolaang Mongondow yang masuk dalam kategori rawan banjir, sebagian besar daerah tersebut berada di bantaran sungai, dan pegunungan  seperti yang terjadi pada Bulan Maret 2020 dimana Banjir Bandang Melanda Kecamatan Sangtombolang khususnya desa pangi, desa pangi timur, dan desa domisil, dampak banjir yang telah mengakibatkan kerugian fisik dan material yang cukup tinggi. Risiko dan dampak terhadap timbulnya bencana banjir yang sering terjadi di kecamatan Sangtombolang dapat di kurangi atau diminimalkan dengan melakukan kesiapan dan pencegahan terhadap bencana banjir, salah satu yang di lakukan adalah mengenal dan mengetahui wilayah yang berpotensi banjir. Tujuan ipenelitian iini iyaitu imengidentifikasi tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Sangtombolang, idan menganalisis  kerentanan banjir di kecamatan Sangtombolang  dengan menggunakan sistem informasi geografis, berdasarkan parameter banjir yaitu, kemiringan lereng, topografi, penggunaan lahan. iMetode iyang idi igunakan iadalah imetode ianalisis deskriptif ikuantitatif idan ioverlay, idengan tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian atau hasil penelitian serta mencakup analisis spasial dan skoring untuk menentukan tingkat kerawanan banjir dan kerentanan banjir pada wilayah permukiman kecamatan Sangtombolang.Kata iKunci: iBencana,Banjir, iKecamatan iSangtombolang, iKerawanan banjir, ispasia

    ANALISIS PERKEMBANGAN FISIK PERKOTAAN BERBASIS GIS DI KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan kota dipengaruhi oleh adanya berbagai faktor, antara lain faktor kependudukan, serta adanya interaksi antara kota dengan kota lainnya dalam lingkup wilayah maupun luar wilayah suatu daerah. Perkembangan faktor tersebut (penduduk, kegiatan penduduk dan interaksi kota dengan wilayah lain) merupakan pemicu tumbuh dan berkembangnya wilayah yang berdampak terhadap terjadinya perubahan fisik dan penggunaan lahan. Salah satu fenomena yang menandai perkembangan fisik kota adalah fenomena ekspansi daerah terbangun pada daerah non terbangun. Fenomena ini juga dapat dilihat pada Kabupaten Minahasa Utara. . Kabupaten Minahasa Utara memiliki 4 Wilayah yang memiliki sifat kawasan perkotaan yaitu didaerah Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi sebagai pusat kota dan Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. Tujuan penelitian ini yaitu untuk Mengidentifikasi perkembangan yang terjadi pada wilayah perkotaan di Kabupaten  Minahasa Utara pada tahun 2011 & 2019 dan Menganalisis faktor-faktor apa saja  yang mempengaruhi perkembangan wilayah perkotaan  di Kabupaten Minahasa Utara dengan menggunakan 2 metode analisis yaitu pada tujuan pertama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial menggunakan software Arcgis 10.3 dan tujuan kedua dengan motode deskripstif. Berdasarkan hasil penelitan, Perkembangan yang terjadi pada wilayah perkotaan 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kalawat, Airmadidi, Kauditan dan Kema cenderung mengalami perkembangan secara Horizontal dan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan, mempunyai factor-faktor yang berbeda di tiap kecamatan seperti adanya factor kebijakan strategis terkait perekembangan berdasarkan RTRW Kabupaten Minahasa Utara tahun 2011-2031 dan Perda Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013-2033. Kata Kunci : Perkembangan Fisik Perkotaan, Faktor-faktor perkembanga

    ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PT AIR MANADO

    Get PDF
    Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum dan juga berperan sebagai faktor utama pembangunan. Untuk menghadapi meningkatnya kebutuhan air dan kompetisi penggunaaan air yang semakin ketat maka diperlukan pengelolaan sumberdaya air dan pelayanan publik yang memadai. Salah satu instansi Pemerintah yang menyelenggarakan penyediaan publik adalah PT Air Manado. PT Air  Manado merupakan salah satu instansi publik yang pada hakekatnya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya bertugas untuk mempersiapkan air bersih dan mendistribusikannya kepada masyarakat sebagai konsumen. Namun dalam perjalanannya sering mendapat keluhan dari masyarakat atau pelanggan.Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sejauh mana kinerja pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan publik PT Air Manado. Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kota Manado yang mencakup wilayah pelayanan dari PT Air Manado  Metode Penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis deskriptif untuk kemudian diolah agar mendapatkan kesimpulan. Langkah-langkah penyusunan Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan PT Air  Manado menggunakan teknik analisa data secara kuantitatif yang dapat diuraikan sebagai berikut : Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data, Tahap Pengolahan Data, Perangkat Pengolahan, Pengujian Kualitas Data, Laporan Hasil Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat, dan Tingkat Kesesuaian. Berdasarkan hasil penelitian Pengukuran Tingkat Kinerja Pelayanan Publik melalui Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang telah dilakukan di PT Air Manado dengan menggunakan 15 (lima belas) unsur atau indikator yang didasarkan pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004 dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan publik yang telah dilakukan oleh PT Air Manado adalah kurang Baik. Hal tersebut dapat dilihat dari Nilai Indeks yang diperoleh sebesar 2,484 dan Nilai IKM sebesar 62,1 yang berarti bahwa mutu pelayanan masuk dalam kategori C, sehingga kinerja pelayanannya dapat dikatakan kurang baik

    ANALISIS KETERJANGKAUAN MASYARAKAT TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Peran pasar tradisional masih sangat penting bagi masyarakat, karena pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk manusia berbelanja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu kebutuhan pangan dan sandang. Berdasarkan data dari PD Pasar Kota Manado, diketahui bahwa terdapat 6 pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah daerah yaitu Pasar Bersehati, Pasar Pinasungkulan, Pasar Orde Baru, Pasar Tuminting, Pasar Bahu dan Pasar Bobo. Dari 11 kecamatan yang ada, hanya terdapat 6 kecamatan yang memiliki pasar tradisional tersebut dengan rata-rata lebih dari 30.000 penduduk. Berarti bahwa persebaran pasar di Kota Manado tidak proporsional dan lokasi pasar yang jaraknya saling berdekatan serta radius pelayanannya yang saling tumpang tindih dan adanya kondisi fisik pasar serta kelengkapan fasilitas pasar yang bebeda-beda menyebabkan terjadinya preferensi konsumen juga berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan pasar tradisional dan menganalisis keterjangkauan masyarakat terhadap pasar tradisional. Metode yang digunakan adalah metode campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yaitu data primer dengan observasi lapangan dan kuesioner kepada masyarakat dibeberapa kecamatan penelitian dan data sekunder dari tinjauan pustaka dan survei lembaga terkait. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling namun tetap menggunakan stratified random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan alat bantu SPSS 21, analisis deskriptif kualitatif dan analisis spasial dengan alat bantu software arcgis 10.3 (Buffering). Dari tahapan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ke Enam pasar tradisional yang ada di Kota Manado tidak hanya melayani daerah dimana pasar tradisional tersebut berada melainkan dapat juga melayani daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan radius standar pelayanan pasar tradisional terdapat 4 pasar berskala kelurahan yang memiliki jangkauan pelayanan lebih luas dari radius jangkauan pelayanan standar 2000 M. Hasil analisis pada beberapa aspek sperti rata-rata waktu tempuh konsumen menuju pasar didominasi oleh 10-30 menit (cukup sesuai). Rata-rata Transportasi yang digunakan di dominasi oleh kendaran pribadi. Adanya daya beli masyarakat yang meningkat, tersedianya kebutuhan yang beragam, harga yang terjangkau, produk yang berkualitas. Kemudian lokasi yang strategis, jarak yang dekat dan akses yang memadai, kondisi jalan sangat baik, bersih dan luas, tersedia angkutan umum dengan rute pasar tradisional, efektifitas dan efisiensi berbelanja dan sangat minimnya ketersediaan tempat parker (luas, aman dan tertata). Kondisi fisik pasar yang bersih, tertata, aman dan nyaman serta rata-rata memiliki sarana fasilitas pendukung. Rata-rata tempat tinggal konsumen jauh dari rute pelayanan angkutan umum, sebagian menggunakan transportasi umum dan tidak mengganti rute pelayanan serta tidak mengganti kendaraan di terminal, selalu terjadi kemacetan lalulintas dan keberadan terminal di lokasi pasar tradisional. Rata-rata pasar tradisonal melayani sebagian besar daerah permukiman dan melayani daerah kepadatan penduduk tinggi, sedang dan rendah.Kata Kunci : Pasar Tradisional, Keterjangkauan Masyarakat, Kota Manad

    KETANGGUHAN WILAYAH DISTRIK SORONG DAN SORONG MANOI DI KOTA SORONG TERHADAP BENCANA BANJIR

    Get PDF
    Kota Sorong merupakan salah satu kota di Papua Barat yang sering menghadapi masalah banjir. Namun, belum ada data mengenai luasan wilayah yang rentan terhadap kondisi ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan survei untuk mengetahui sebaran tingkat ketahanan banjir di Sorong. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kuantitatif dengan analisis dan persebaran pola tingkat kerawanan banjir menggunakan teknik analisis data primer dan sekunder berbasis software Arc View 10.4. Akibatnya, tingkat ketahanan banjir di Kabupaten Solon dan Solon Manoi diklasifikasikan menjadi empat rangking ketahanan banjir: kerawanan tinggi, kerawanan rendah, kerawanan rendah, dan tidak kerawanan. 4,53% wilayah metropolitan Solon tergolong sangat rawan banjir, 33,65% tergolong tidak rawan banjir, 33,65%, dan tidak rawan banjir 19,71%. Akan selesai. Perlu diketahui bahwa 38,18% wilayah Sorong Sorong Manoi rawan dan rawan banjir. Daerah ini merupakan pusat pemerintahan dan termasuk daerah padat penduduk.Kata kunci: banjir, ketahanan banjir kabupaten Sorong, Sorong Mano

    SISTEM PUSAT-PUSAT PERMUKIMAN DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN INDEKS SENTRALITAS TERBOBOT

    Get PDF
    Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara dijadikan sebagai Pusat Kegiatan Nasional memiliki laju pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga dalam penentuan fungsi kawasan perlu memperhatikan kelengkapan pembangunan fasilitas. Lokasi dalam penentuan pusat permukiman terletak pada 10 Kecamatan bagian daratan Kota Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi ketersediaan sarana untuk mengetahui sebaran permukiman, selain itu menganalisis sistem pusat-pusat permukiman. Analisis ini memakai metode spasial dan metode kombinasi (kuantitatif-kualitatif) dengan 4 analisis yaitu skalogram, indeks sentralitas, aksesibilitas, dan gravitasi. Berdasarkan penelitian ini, Kelurahan Wenang Utara dan Kelurahan Malalayang II, memiliki ketersediaan sarana yang cukup banyak dibandingkan kelurahan lain, sedangkan berdasarkan hasil 4 analisis disetiap kecamatan memiliki pusat pelayanan kawasan, pusat pelayanan lingkungan, dan beberapa sub pusat pelayanan kawasantersendiri. Kata Kunci: Pusat Permukiman, Ketersediaan, Sarana, Hirark

    EVALUASI PEMANFAATAN RUANG KAWASAN KESELAMATAN OPERASIONAL PENERBANGAN BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO

    Get PDF
    ABSTRAK   Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) adalah wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin Keselamatan Penerbangan. Pertumbuhan penduduk Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara yang signifikan, dan dengan banyaknya destinasi wisata yang ada di Provinsi Sulawesi Utara maka dapat banyak menarik wisatawan dari luar Provinsi Sulawesi Utara untuk datang berkunjung dan menyebabkan kebutuhan akan ruang di kawasan perkotaan semakin meningkat. Dengan ketersediaan lahan yang relatif tetap dan meningkatnya kebutuhan akan ruang, maka perluasan pemukiman atau pembangunan cenderung mendekati kawasan-kawasan disekitar landasan pacu bandara Internasional Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini dilakukan dilakukan pada kawasan keselamatan oprasi penerbangan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado khususnya kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan dengan wilayah studi yaitu Kota Manado pada Kecamatan Mapanget di kelurahan Lapangan, kelurahan Mapanget Barat dan Kabupaten Minahasa Utara Kecamatan Talawaan yaitu di desa Wusa. Teknik analisis yang digunakan peneliti yaitu analisis spasial berupa overlay peta dan pembuatan peta tematik, analisis penggunaan lahan dan analisis deskriptif kualitatif dengan fokus variabel yaitu ketentuan kegiatan dan pemanfaatan ruang. Sampel dari penelitian ini sebanyak 85 responden dari masyarakat yang tinggal atau mempunyai lahan di kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan.Setelah dilakukan analisis, didapati hasil bahwa bahwa terdapat ketidaksesuaian peruntukan dan pemanfaatan ruang pada kawasan KKOP Khususnya pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan.   Kata Kunci: Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan, Lahan, dan Pemanfaatan Ruang.   ABSTRACT   The Aviation Operational Safety Area (KKOP) is the land and water area as well as the airspace around the airport used for flight operations in order to ensure Aviation Safety. The significant population growth of Manado City and North Minahasa Regency, and the many tourist destinations in North Sulawesi Province, can attract many tourists from outside North Sulawesi Province to come to visit and cause the need for space in urban areas to increase. With the relatively fixed availability of land and the increasing need for space, the expansion of settlements or development tends to approach the areasaround the runway of Sam Ratulangi Manado International airport. This research was conducted in theflight operation safety area of Sam Ratulangi Manado International Airport, especially the Possible Accident Hazard area with the study area namely Manado City in Mapanget Sub-district in Lapangan village, West Mapanget village and North Minahasa Regency Talawaan Sub-district, namely in Wusa village. The analysis technique used by researchers is spatial analysis in the form of map overlay and thematic map making, land use analysis and qualitative descriptive analysis with variable focus on activity provisions and space utilization. The sample of this study was 85 respondents from people who live or own land in the accident hazard area. After the analysis, the results showed that there was a mismatch in the designation and utilization of space in the KKOP area, especially in the Possible Accident Hazard Area.   Keywords: Aviation Operational Safety Areas, Land and Space Utilization

    STUDI PENGEMBANGAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI PERMUKIMAN DESA BAJO KECAMATAN SANANA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SULA

    Get PDF
    Desa Bajo merupakan salah satu desa di Kabupaten Kepulauan Sula yang merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara. Di desa ini juga tidak terlepas dari masalah ketersediaan air minum. Masalah ini timbul karna berkembangnya Desa Bajo sehingga menambah jumlah penduduk yang ada,  Seiring dengan itu jumlah kebutuhan air yang layak diminum pun meningkat. Namun fasilitas sarana dan prasarana yang ada tidak memadai untum memudahkan setiap masyarakat untuk mengakses air minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengedentifikasi kondisi kebutuhan air minum dan mengembangkan kondisi kebutuhan air minum di permukiman Desa Bajo Kecamatan Sanana Utara. Metode yang digunakan adalah metode kuesioner, observasi, dan wawancara dengan analisis deskriptif, proyeksi penduduk, jumlah kebutuhan air minum. Dari hasil penelitian dan pembahasan kondisi pemenuhan kebutuhan air minum tahun 2016, tidak merata ke seluruh warga, adapun yang terpenuhi hanya sebesar ± 50% saja dan Kondisi pemenuhan kebutuhan air minum untuk kebutuhan domestik tahun 2016 yang harus terpenuhi 1,11 ltr/detik,  ditahun proyeksi 2031 total keseluruhan dalah 1,65 ltr/detik. Sementara untuk kebutuhan Non Domesti di tahun 2016 hingga 2031 adalah masi tetap sama yaitu 0,96 liter/detik. Untuk pengembangan kebutuhan air minum di permukiman Desa Bajo diperlukan penambahan 2 titik likasi sumur bor baru untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan dimasa yang akan datang, pembuatan sistem penampungan air baku untuk dijadikan cadangan ketika sistem pengaliran air listrik mati dan pembuatan kran umum di setiap kawasan permukiman, membuat saringan air minum untuk membersihkan air bersih dari zat berbahaya, bekerja sama dengan pemerintah dalam perencanaan PDAM di desa pohea dan membentuk lembaga swadaya masyarakat. Kata Kunci : Pengembangan Air Minum, Kebutuhan Air Minum, Pengelolaan air baku dan Permukima

    EVALUASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Pada tahun 2016 masih terdapat 35.291 hektar daerah kumuh yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan hasil perhitungan luasnya daerah kumuh perkotaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kondisi tersebut dapat diperkirakan akan terus mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang inovatif, menyeluruh, dan tepat sasaran. Pemerintah Kota Manado dengan program KOTAKU mendukung peningkatan akses ke infrastruktur dan mendukung pengembangan daerah kumuh perkotaan untuk mendukung penetapan evaluasi yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan, perlu dilakukan tinjauan yang lebih mendalam terhadap program ulang yang dilakukan oleh pemerintah, perlu ada perencanaan atau dukungan dalam perencanaan keberlanjutan dalam program ini.Tujuan Dari penelitian ini untuk mengetahui analisis tingkat partisipasi masyarakat dalam Program KOTAKU di Kota Manado dan untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendorong partisipasi masyarakat dalam Program KOTAKU di Kota Manado. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis skala likert dengan mengukur data dengan kuesioner. Hasil dari analisis data partisipasi masyarakat dalam program kotaku secara keseluruhan partisipasi masyarakat untuk program Kotaku masih kurang berpartisipasi, dalam analisis faktor pendukung adalah kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pelaksanaan program, sedangkan faktor penghambat adalah masih kurangnya kesadaran atau kemauan masyarakat, masyarakat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, kurang pahamnya masyarakat akan pembangunan yang baik, kurang tanggapnya masyarakat terhadap masalah-masalah yang terjadi pada lingkungannya sendiri dan fasilitas kurang memadai.Kata Kunci: Evaluasi, Partisipasi Masyarakat, Program KOTAKU
    corecore