290 research outputs found

    Praktek Kekerasan Simbolik pada Anak Autis di Salah Satu Slb di Kawasan Surabaya

    Full text link
    Tujuan pendidikan nasional tidak terlepas dari peran orangtua keluarga dan juga lembaga pendidikan seperti sekolah, sekolah tidak hanya dikhususkan terhadap anak normal saja tetapi juga kepada anak berkebutuhan khusus seperti anak autis lahirnya pendidikan formal bagi anak autis memang sangat membantu orang tua supaya anak autis sendiri bisa diterima dimasyarakat dan dapat membantu proses interaksi mereka dan membantu minat dan bakat pada anak autis sendiri dalam prakteknya memang banyak terjadi kekerasan simbolik memang kekerasan simbolik sendiri tidak luput kasat mata dan juga memang banyak orang yang tidak tau bahwasannya mereka memang melakukan kekerasan simbolik  guru,orang tua tidak sadar bahwasannya mereka melakukan kekerasan simbolik, kekerasan simbolik memang tidak terlihat tapi memang kekerasan simbolik terjadi lewat bahasan guru mencerminkan pesan dan pesan tersebut dimaknai dalam sebuah simbol yang mana dalam bahasa tersebut menyembuunyikan maksud dan tujuan dari suatu tindakan . Jenis penelitian ini adalah menggunaknan metode kualitatif dan bersifat deskriptif karena memang bertujuan menngambarkan objek yang diteliti lokasi penelitian ini adalah di  salah satu SLB di kawasan surabaya  subjek dalam penelitain ini adalah kepala sekolah,guru, dan juga orang tua siswa teknik pengumpulan data sendiri adalah pengamatan partisipasi,wawancara,dokumentasi dan menggunakan analisis reduksidata,penyajian data,penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini ternyata menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kekerasan simbolik adalah 1 Peringatan 2. Ancaman 3. Larangan 4. Kekerasan fisik tanpa disadir memang guru melakukan kekerasan simbolik karena memang siswa 1. Tidak mau belajar 2. Menggangu teman atau guru 3. Tantrum atau mengamuk dan juga guru melakukan kekerasn simbolik berfungsi untuk siswa menjadi tenang dan dapat mengikuti prses belajar mengajar 2. Guru dapat mengendalikan siswa yang sedang tantru karena memang siswa yang sedang tantru biasaya membahayak orang lain atas dasar ini juga guru disarankan supaya bahasa yang digunakan tidak terlalu kasar supaya tidak menggangu psikologis anak Kata kunci : kekerasan simbolik, bentuk kekerasan simbolik, tujuan dan sebab melakukan kekerasan simboli

    Pembentukan Struktur Negosiasi Kota Surakarta: Kritik Nalar ‘Best Practices\u27 dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

    Get PDF
    This paper attempts to describe two fundamental ideas about best practices. Firstly, criticism of the notion of "best practices" that is very agent-centric. It asserts that the discourse "best practices" should not be separated from socio political structures. In the case of Surakarta, the agency perspective that put Jokowi as the center of innovation was apparently failed to understand the overall dynamics of governance practices and tend to be misleading. Secondly, this paper tries to restore the meaning of participation as a form of politicization, not merely procedural- managerial affairs. Thus, participation is not only a mobilization to encourage the dreams of innovation, rather, participation is a matter of negotiation in which the contestation of interests between people, nations, and the market becomes the main case

    Penyelesaian Sengketa Lagu atau Musik di Luar Pengadilan

    Full text link
    Dispute settlement rights to songs or music preferences much done outside the judicial body. The warring parties, as inventor , singer or music producer , you do not want a feud going on between them until the policy office or the Court. They seek to avoid wherever possible settlement of the dispute by such means . They are trying to avoid judicial body briokrasi rambling , impound lot of time, energy and cost . This attitude, attitudes and behaviors related to cultural mentioned law. To the East , such as Korean , Japanese and Chinese , " image " the court is not so good , they refused to take sengketanya to court , they think that the court is a place for the wicked . They tends to the expression " " Trust the people rather than the Paper " . They assume that the dispute could be settled there by discussion and consensus , through conciliation and mediation media . Dispute for the West , to resolve disputes out of court , predicate of a modern culture , which is guided by efficiency and effectiveness.Keyoords: settlement, music, judicia

    Urgensi Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dalam Era Perdagangan Bebas

    Full text link
    The phenomenon of global economy demands many countries including Indonesia to take part in the global economy. Nonetheless, the global economy has to be followed by globalization of law. Globalization of law takes place by means of standardization of law and International conventions. Participation in WTO-TRIPs has given consequence to the members of state including Indonesia to carry out harmonization in law and regulations, especially, in the field of Intellectual Property Rights. Full compliance and guidline for the members of state of WTO that containing new norms which having higher standard that followed also by the strict law enforcement. The commitment of Indonesia against protection as well as law enforcement in the field of Intellectual Property Rights are being examined. There are many violations such as piracy, counterfeiting and duplication in the works of intellectual property that have made and put to Indonesia in the level of Priority Watch List that considered to be serious and may result retaliation in the field of economy such as decrease of quota, remove of General System of Preferences by the United States of America and other advanced countries

    Evaluation of Control Method Failures for Exposure to Sandblasting Silica Dust in a Steel Construction Company, Indonesia

    Get PDF
    Silica is one of the materials most commonly used for sandblasting in steel construction. Occupational diseases caused by exposure to silica dust occur in several countries, both developed and developing. In order to prevent the occurrence of such diseases, some developed countries have regulated methods to control exposure to silica dust, but in developing countries like Indonesia, methods of controlling exposure to silica dust are not regulated and upper respiratory infection among sandblasting workers still happens. This study aimed to evaluate the failure of implementing methods of controlling exposure to silica dust during sandblastingin a steel construction company in Indonesia. Aspects that were evaluated included control efforts such as the control equipment, ventilation systems, standard operating procedures (SOPs), and the concentration of silica dust in the workplace. The evaluation was conducted by comparing the expected targets of the control effortswith the concentration of silica dust in the workplace. Evaluation results showed that the control methods are sufficient when viewed from the performance of the equipment used. However, in general, the control measures were not effective because high concentrations of silica dust were found in the workplace because the implementation of the SOPs was not optimal, and the disparity or variation in the workers understanding of the application of the SOPs. Therefore, the understanding of the procedures and supervision of sandblasting should be increased. Keywords: sandblasting, silica dust, control method, evaluation of failur

    Alat Penggulung Lilitan Transformator secara Otomatis Menggunakan Remote Control

    Full text link
    Proses penggulungan kawat tembaga yang selama ini dilakukan adalah manual dengan tangan memutarkan poros lilitan guna menggulungnya. Model alat penggulung lilitan transformator secara otomatis ini menggunakan remote control dengan input data dari remote control untuk menjalankannya. Data yang dikirim dan diterima secara wireless dengan pemancar dan penerima ASK (Amplitude Shift Keying). Proses penggulungan kawat dilakukan oleh motor seketika data telah diterima oleh penerima ASK dan telah diolah terlebih dahulu oleh mikrokontroler. Laporan selesai penggulungan (menyalanya indikator LED) atau kawat putus (berbunyinya indikator buzzer) diberikan pada remote control yang kemudian tersimpan dalam memori EEPROM. (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory). Laporan data tersebut dapat dilihat sewaktu-waktu dan dapat dihapus jika tidak diinginkan lagi. Desain ini membantu proses penggulungan kawat menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Desain ini juga lebih aman bagi operator karena tidak perlu berada dekat dengan gulungan kawat tersebut. Komunikasi dua arah antara remote control dan alat penggulung dapat berjalan dengan baik sejauh 15 meter

    Kurikulum Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia (Kesesuaian antara Kurikulum yang Diajarkan dengan Pekerjaan yang Ditekuni)

    Get PDF
    Kurikulum merupakan suatu ide vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan yang baik. Sebagai wahana dan media konservasi, kurikulum memiliki kontribusi besar dan strategis bagi pewarisan amanat ilmu pengetahuan yang diajarkan Allah SWT melalui para nabi dan rosul, para filosof, para cendekiawan, ulama, akademisi dan para guru, secara turun temurun, inter dan antar generasi melalui pengembangan potensi kognetif, afektif dan psikomotorik para muridnya. Karena itu, kurikulum seringkali menjadi tolak ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik buruknya kurikulum akan sangat menentukan terhadap baik buruknya kualitas output pendidikan, dalam hal ini peserta didik. Pada penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana kiprah lebih kurang 100 orang alumni yang dihasilkan oleh Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia berkiprah secara nyata di tengah masyarakat dan mengetahui bukti nyata kesesuaian antara Kurikulum yang berlaku dengan lapangan kerja yang Alumni tekuni

    Angka Kematian Pasien Kraniotomi Di Icu Dan Hcu Rsup Dr. Kariadi Periode Februari 2010 – Februari 2012

    Full text link
    Latar belakang : RSUP Dr. Kariadi selayaknya dapat memberikan pelayanan intensif dan tingkat tinggi sesuai dengan standar. Kraniotomi merupakan suatu tindakan bedah dengan cara membuka kranium yang memiliki risiko kematianberdasarkan berbagai macam faktor yang mempengaruhi. Umumnya, pasien paska operasi akan dirawat di ICU atau HCU.Tujuan : Untuk mendapatkan data mengenai angka pasien kraniotomi dirawat di HCU dan ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Februari 2010 – Februari 2012 dan mendeskripsikan distribusi hal-hal yang diperkirakan berpengaruhterhadap angka kematian pasien-pasien tersebut.Metode penelitian : Data kematian dikumpulkan dan diobservasi sebagai bagian dari studi deskriptif pada pasien paska kraniotomi. Sumber data lain termasuk diagnosis, kelompok umur, jenis kelamin, Glasgow Coma Scale, penyebabkematian, dan skor APACHE II dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pada bagian HCU dan ICU RSUP Dr Kariadi Semarang pada periode Februari 2010 – Februari 2012.Hasil : Selama periode dua tahun, 103 pasien tercatat telah menjalani tindakan kraniotomi yang kemudian dirawat di ICU atau HCU. Dari jumlah tersebut, terdapat 51 pasien meninggal dunia dan 52 pasien hidup. Terdapat dua penyebabkematian utama pada pasien-pasien kraniotomi ini; syok sepsis (33%) dan gagal nafas (23,5%). Dari penelitian juga ditemukan bahwa pasien dengan skor Glasgow Coma Scale dibawah 8 memiliki angka kematian tertinggi (33%).Berdasarkan diagnosis penyakit, pengangkatan neoplasma merupakan angka indikasi kraniotomi tertinggi (36,9%). Dan pada skor APACHE II, rentang skor terbanyak terdapat pada 10-14, sejumlah 29 pasien (28,2%).Kesimpulan : Sepengetahuan kami, ini merupakan penelitian pertama yang mendeskripsikan angka kematian pasien kraniotomi yang dirawat di ICU dan HCU di Indonesia. Penelitian lebih jauh masih dibutuhkan untuk menyelidikipenyebab utama kematian diantara pasien ini, dalam kasus ini adalah sepsis
    • …
    corecore