3 research outputs found

    IMPOSTER SYNDROME DI KALANGAN SANTRI PESANTREN X (DISAMARKAN) DAN PERAN PESANTREN DALAM PENANGGULANGAN

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bagaimana impostor syndrome di kalangan santri/santriwati penghafal Al-Qur’an dan juga untuk mengetahui bagaimana kesiapan pesantren untuk menangani kasus impostor syndrome. Penelitian dilakukan di sebuah pesantren di Makassar (Pesantren x). Seringkali para penghafal Al-Qur’an dianggap sebagai orang-orang pilihan yang memutuskan untuk melestarikan ayat-ayat Tuhan sehingga mereka dianggap masyarakat sebagai orang paling baik diantara manusia. Namun untuk berada di posisi tersebut tidaklah mudah karena harus menghafal Al-Qur’an dengan kuantitas yang cukup banyak. Hal inilah yang mengharuskan penghafal memforsir dirinya untuk melakukan pengulangan secara terus-menerus.Kondisi tersebut, menghantarkan banyak siswa pada burnout phenomenon, yang membuat mereka lebih memilih bolos, berhenti atau bahkan stres.Sering kali kondisi yang memiliki hubungan dengan burnout phenomenon adalah impostor syndrome yang juga sekarang mendapat banyak ulasan dan menjadi perbincangan populer dibanyak penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian mix method research. Peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui impostor syndrome di kalangan santri/santriwati penghafal Al-Qur’an di pesantren x. Sementara itu untuk mengetahui kesiapan pesantren x untuk menangani kasus impostor syndrome, peneliti menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan angka fantastis mengenai para santri yang mengalami impostor syndrome, tidak satupun di antara subjek penelitian yang berjumlah 33 orang yang memiliki pengalaman imposter yang ringan. Sebagian besar berada pada kategori “sedang (15 Responden) dan sering (17 responden) bahkan ada satu orang di antara mereka teridentifikasi memiliki gejala impostor syndrome yang intens. Sementara itu dalam wawancara ditemukan pesantren x tidak cukup memiliki kesiapan yang baik dalam menanggulangi impostor syndromedi kalangan santri/santriwati.

    PENGARUH TURN-BASED STRATEGY GAME TERHADAP KEMAMPUAN MANAJEMEN ORGANISASI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

    Get PDF
    Turn-Based Strategy Game ini diharapkan dapat melatih mahasiswa mengembangkan kemampuan manajerialnya dengan menempatkan mahasiswa pada kondisi – kondisi yang menuntut mahasiswa  untuk bekerja secara efektif.  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan game clash of clan. Clash of clan merupakan sebuah game strategi yang bercerita tentang pertarungan antar clan dimasalalu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas “Turn-Based Strategy Game” menjadi solusi peningkatan manajerial mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar . Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar yang berusia 18-22 tahun sebanyak 30 orang. Hasil dari penelitian ini yakni tidak ada pengaruh Turn-Based Strategy game terhadap kemampuan manajemen organisasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UNM.Kata kunci:Kemampuan, Manajemen organisasi, Turn-Based Strategy Gam

    Bagaimana Islamic Pre-School Mengajarkan Pendidikan Seksual ? Sikap dan Persepsi para Guru

    No full text
    Pendidikan seksual menjadi aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa sejak usia dini sebagai fondasi untuk menjaga diri dari berbagai jenis kekerasan seksual pada anak yang terjadi di Indonesia. Sebagai salah satu penyelenggara pendidikan anak untuk usia dini dalam bentuk formal, Islamic pre-school menjadi pilihan yang populer di kalangan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sikap dan persepsi guru Islamic pre-school terhadap pendidikan anak usia dini di Makassar. Hasil penelitian ini menujukan bahwa pendidikan seksual di Islamic pre-school dilaksanakan dengan menyandingkan nilai-nilai ajaran agama Islam sehingga bentuk pengajaran semakin kompleks dan memberikan banyak manfaat. Pengetahuan guru dalam menerapkan tentang pendidikan seksual ini bersumber dari partisipasi mereka di masyarakat sehingga terdapat pemaknaan yang berbeda tentang pendidikan seksual dari setiap guru. Beberapa orang tua siswa juga masih menganggap tabu sehingga kurang mampu mengajarkan pendidikan seksual di rumah, padahal peran pendidikan seksual yang diajarkan oleh guru di Islamic pre-school harus juga diterapkan di lingkungan keluarga. Meski demikian, pendidikan seksual mendapatkan respon positif dari orang tua siswa
    corecore