17 research outputs found
Analisis Dinamik Model Mangsa Pemangsa dengan Efek Allee Ganda dan Fungsi Respon Holling Tipe II
In this article, a predator prey model with double Allee effects and Holling type II functional response is discussed. Strong and weak Allee effects were analyzed separately. The dynamic behavior of the model is analyzed by determining the equilibrium point and stability around the equilibrium point. From the analysis result, it is obtained that the trivial equilibrium point is locally asymptotically stable for the case of the strong Allee effect and the saddle unstable for the case of the weak Allee effect, while the boundary and coexistence equilibrium points are locally asymptotically stable if it satisfies several parameter conditions. Numerical simulations are carried out around the coexistence equilibrium point. The simulation results show that the Allee effect threshold affects prey population growth when experiencing a strong Allee effect. The growth of the prey population also depends on the initial conditions of the prey and predator population density. Furthermore, when the prey population experiences a weak Allee effect, there is no threshold must be exceeded for the population to survive so that for each initial condition however, the population will not experience extinction.Pada artikel ini dibahas model mangsa pemangsa dengan efek Allee ganda dan fungsi respon Holling tipe II. Efek Allee kuat dan lemah dianalisis secara terpisah. Perilaku dinamik model dianalisis dengan menentukan titik kesetimbangan dan kestabilan lokal di sekitar titik kesetimbangan. Selanjutnya, dilakukan simulasi numerik di sekitar titik kesetimbangan koeksistensi baik untuk kasus efek Allee kuat maupun efek Allee lemah. Hasil simulasi menunjukkan bahwa solusi konvergen menuju titik kesetimbangan yang artinya kedua populasi mangsa dan pemangsa dapat hidup berdampingan dan tidak akan punah sampai waktu t menuju tak terhingga. Selain itu, kondisi awal populasi mangsa dan pemangsa juga berpengaruh terhadap perilaku dinamik model
RANCANG BANGUN APLIKASI MUSEUM LAMBUNG MANGKURAT BERBASIS FLASH
Seperti museum pada umumnya, Museum Lambung Mangkurat yang terletak di kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan yang didalamnya banyak memiliki benda - benda bersejarah dan yang berhubungan dengan budaya asli Banjar serta wajah dari Provinsi Kalimantan Selatan, di dalamnya terdapat berbagai alat yang berhubungan dengan kegiatan sehari - hari beserta dengan potensi alam yang terdapat di Kalimantan Selatan. Pada Museum Lambung Mangkurat terdapat berbagai macam koleksi yang bernilai sejarah, kebudayaan maupun sejarah alam yang saat ini dikelola oleh Museum Lambung Mangkurat untuk dijaga dan dipublikasikan kepada masyarakat luas. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mempublikasikan hal - hal bersejarah tersebut seperti melalui pameran, media cetak ataupun media elektronik, brosur dan juga buku. Seiring dengan semakin majunya teknologi saat ini, menyebabkan semakin berkurangnya minat generasi muda untuk berkunjung ke museum yang hanya menyajikan koleksi - koleksi peninggalan sejarah yang hanya dapat dilihat secara langsung atau melalui brosur atau buku. Aplikasi Adobe Flash diimplementasikan menjadi program komputer yang mampu memberikan informasi mengenai sejarah, musik daerah, foto, video serta koleksi - koleksi yang terdapat pada Museum Lambung Mangkurat secara interaktif dan menarik sehingga diharapkan akan meningkatkan minat generasi muda untuk mengenali sejarah dan budaya yang ada di Kalimantan Selatan
Hubungan Panjang Bobot Pada Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Hasil Tangkapan Pole and Line di Perairan Ternate
Penangkapan ikan di kawasan Ternate Maluku Utara bersifat terbuka sehingga nelayan sering kali mengabaikan kelestarian sumber daya ikan meskipun sumber daya ini dapat pulih (renewable resources). Nelayan dalam melakukan aktivitas penangkapan cenderung tidak memperhatikan ikan layak tangkap dan bebas melakukan penangkapan serta daerah penangkapan. Tujuan penelitian untuk menganalisis ikan cakalang yang tertangkap di perairan Ternate yang meliputi jumlah hasil tangkapan, ukuran panjang dan bobot ikan. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam menyusun pengelolaan perikanan cakalang di kawasan Ternate Maluku Utara. Data yang diambil adalah data panjang cagak ikan dan bobot ikan, hasil tangkapan pole and line. Selama penelitian, jumlah data adalah sebanyak 750 ekor, dengan 10 ekor setiap pemancingan (setting). Model pertumbuhan yang dihasilkan untuk ikan cakalang di kawasan Ternate Maluku Utara pada setiap bulan penangkapan adalah b >3. Hal tersebut menunjukkan pola pertumbuhan alometrik positif, yang berarti penambahan bobot lebih cepat dibanding pertumbuhan panjang ikan. Rataan panjang cagak (FL) ikan cakalang yang tertangkap yaitu 35-44 cm dan setiap bulan menunjukkan hasil yang sama. Mengacu pada Lm di perairan Maluku Utara sebesar 43 cm, ikan cakalang yang tertangkap pada Februari sampai dengan Mei didominasi oleh ikan tidak layak tangkap
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN LAUT DI PPN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR
Penelitian ini bertujuan menganalisa komoditas unggulan perikanan laut di Kabupaten Lamongan dan hasil tangkapan per uapaya sumberdaya ikan kakap merah (Lutjanus sp.). Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui komoditas unggulan adalah analisis Location Quotient (LQ) sedangkan untuk mengetahui hasil tangkapan per upaya menggunakan analisis Catch per Unit Effort (CPUE). Hasil penelitian menunjukkan komposisi hasil tangkapan yang dominan tertangkap oleh alat penangkap ikan cantrang yaitu ikan petek (Leiognathus sp.) dan ikan kurisi (Upeneus vittatus). Komoditas unggulan (LQ) di Kabupaten Lamongan yaitu ikan kurisi (Upeneus vittatus), cumi-cumi (Loligo spp.), pari (Dasyatis sp.), kakap merah (Lutjanus spp.), kerapu (Cephalopholis boenack), cucut (Centrocymnus crepidater) dan manyung (Arius thalassinus). CPUE sumberdaya ikan kakap merah (Lutjanus spp.) cenderung mengalami peningkatan dengan nilai tertinggi pada tahun 2015 sebesar 705 kg/unit
EDUKASI DAMPAK DAN PENCEGAHAN GHOST FISHING DI LAUT
Ghost fishing adalah fenomena yang memiliki dampak negatif bagi ekosistem laut. Salah satu penyebab maraknya fenomena ghost fishing adalah alat penangkap ikan yang tersangkut dan hanyut di dasar perairan, sehingga mengakibatkan ikan terjerat pada alat tangkap rusak dan mengundang datangnya predator yang akan memakan ikan kecil dan ikut terjerat didalamnya kemudian mati. Pentingnya sosialisasi terkait ghost fishing akan meningkatkan kesadaran nelayan untuk dapat mencegah ghost fishing dengan melakukan beberapa upaya penting. Maka dari itu, pengabdian kepada masyakarat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan wawasan nelayan tentang dampak dan pencegehan ghost fishing di laut. Edukasi ini dilaksanakan di wilayah Pelabuhan Perikanan Cikidang, Kelurahan Babakan, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan community development dan konsep pendekatan teori. Peserta kegiatan merupakan nelayan penuh yang melakukan aktivitas penangkapan dan melakukan bongkar muat di sekitar Pelabuhan Perikanan Cikidang. Hasil edukasi ini diawali dengan kegiatan survei dana wawancara kepada kelompok nelayan peserta kegiatan ini. Kemudian, pelaksanaan edukasi dilaksanakan dengan konsep pendekatan yaitu dengan kelas teori. Materi yang disampaikan adalah pengertian tentang ghost fishing, penyebab adanya fenomena ghost fishing, sumber sampah laut, dampak ghost fishing bagi ekosistem laut dan cara pencegahannya. Hasil monitoring dan evaluasi menyebutkan bahwa nelayan mendapatkan banyak manfaat dalam menggunakan alat tangkap baru dan memberikan wawasan jkepada nelayan tentang cara mencegah ghost fishing di laut. Persepsi nelayan disekitar PP Cikidang menjadi positif dan memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya pencegahan ghost fishing dalam upaya menjaga kelestarian laut dan mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir
ANALISIS TERHADAP KEWENANGAN PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 46 TAHUN 2009
ABSTRAKIRWAN SYARIF, NIM 0008.02.31.2010, Analisis Terhadap Kewenangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 dibimbing oleh H. Hambali Thalib dan Syamsuddin Pasamai.Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui dan menganalisis Kewenangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dari Perspektif Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009. (2) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan metode pendekatan analisis (analisis approach). Adapun pendekatan analisisnya berupa pendekatan perundang-undangan (statute approach).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kewenangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dari Perspektif Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 yaitu mengadili dan memutus seluruh perkara tindak pidana korupsi secara luas dan menyeluruh (2) Faktor sumber daya manusia, integritas, sarana dan prasarana sangat berpengaruh terhadap efektifitas Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.Untuk mengoptimalkan kewenangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009, sebaiknya penegak hukum pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi beserta aparaturnya untuk terus melakukan pembenahan seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, pemahaman yang kuat tentang integritas melalui pelatihan secara berkesinambungan, serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung kelancaran operasional kerja
Identifikasi Potensi Perikanan di Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Salah satunya adalah Kecamatan Sindangkasih. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi perikanan meliputi SDA, SDM, kondisi perikanan dan potensi perikanan di Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan metode survei. Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk data kualitatif yang disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi sederhana seperti tabel, diagram, grafik. Hasil dari penelitian ini yaitu potensi wilayah di Kecamatan Sindangkasih kondisi geografisnya bervariasi dari antara datar hingga bergelombang, ketinggian yang berbeda – beda setiap desa yang ada di Kecamatan Sindangkasih serta memiliki luas lahan yang berbeda- beda dari luas lahan 1,69 ha hingga luas yang paling besar yaitu 6,03 ha. Kecamatan Sindangkasih memilki luas lahan potensial perikanan sebesar 162,83 ha dan lahan aktual perikanan sebesar 147,30 ha. Lahan nyang berpotensi dikembangkan sebagai sebagai usaha budidaya Ikan Gurame adalah lahan pekarangan rumah dan lahan persawahan yang dialih fungsikan sebagai lahan budidaya Jumlah penduduk di Kecamatan Sindangkasih sebanyak 46.734 jiwa. Sebanyak 3.002 jiwa penduduk di Kecamatan Sindangkasih memiliki usaha di bidang perikanan Penduduk yang Sarana dan prasaran sebagai penunjang kegiatan budidaya sudah cukup terpenuhi oleh pemerintah Kecamatan Sindangkasih. Kesimpulan dari penelitian ini adalah luas lahan perikanan yang berpotensi dan dukungan pemerintah yang sudah cukup belum menjadikan kegiatan budidaya perikanan ikan gurame sebagai pekerjaan utama para pembudidaya, namun masih sebagai pekerjaan sampingan dengan anggapan bahwa keuntungan yang didapatkan masih sedikit