1,403 research outputs found
UNIVERSAL NASAL ASSIMILATIONS IN MONOMORPHEMIC AND POLYMORPHEMIC WORDS ACROSS LANGUAGES
There are universal aspects in language. Phonology, as the most universal languagecomponent, has many universal aspects including nasal assimilation. Nasal assimilation isthe systematic appearance of certain nasals instead of other nasals based on the context in
monomorphemic or polymorphemic words. The nasal /n/ occurs successively with alveolarconsonants, the nasal /m/ with labials, the nasal /ɳ/ with velars, and the nasal /ɲ/ withpalatals. Nasal assimilation mostly occurs regressively. Regressively, nasal assimilationtends to occur in monomorphemic and polymorphemic words. In progressive assimilation, ittends to occur in a specific phrase structure. This phenomenon can happen acrosslanguages
PENGEMBANGAN PAKET LATIHAN DAN PENILAIAN BERBANTUAN KOMPUTER STANDAR KOMPETENSI MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI(PLPBK-SKMAUMP)
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) merumuskan langkah-langkah pengembangan PLPBK-SKMAUMP yang sesuai, (2) mendapatkan hasil PLPBK-SKMAUMP yang layak digunakan dalam pembelajaran, (3) mengetahui efektivitas PLPBK-SKMAUMP dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) yang dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah studi pendahuluan yang meliputi studi pustaka, survei lapangan, identifikasi permasalahan pembelajaran, identifikasi tujuan pembuatan media, analisis kebutuhan, dan perencanaan (perumusan) desain produk. Tahap kedua adalah produksi, yaitu membuat flowchart view, storyboard, mengumpulkan bahan, perakitan (assembly), dan tes secara modular, sehingga didapatkan produk awal. Produk tersebut kemudian masuk dalam tahap ketiga yaitu evaluasi yang meliputi alpha test, beta test, dan evaluasi sumatif dengan pendekatan pretest dan posttest. Setelah dilakukan analisis dan revisi, maka produk akhir tersebut masuk pada tahap keempat yaitu diseminasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) Langkah-langkah pengembangan PLPBK-SKMAUMP dilakukan melalui empat tahap, yaitu studi pendahuluan, produksi, evaluasi produk, dan diseminasi; (2) PLPBK-SKMAUMP yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran berdasarkan validasi ahli dan tanggapan siswa. Validasi oleh ahli materi memperoleh rerata skor 4,46 dengan kategori sangat baik/A; validasi oleh ahli evaluasi memperoleh rerata skor 4,41 dengan kategori sangat baik/A; dan validasi oleh ahli media memperoleh rerata skor 4,55 dengan kategori sangat baik/A. Rerata skor tanggapan siswa pada beta test adalah 4,06 dengan kategori baik/B. Sedangkan rerata skor tanggapan siswa pada evaluasi sumatif adalah 4,00 dengan kategori baik/B; (3) PLPBK-SKMAUMP efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan peningkatan rerata nilai kelas XMA (kelas eksperimen) dari rerata nilai pretest 59,84 naik menjadi 82,73 dalam posttest. Ketuntasan siswa kelas XMA pun meningkat dari 4 siswa (12,5%) menjadi 30 siswa (93,75%). Sedangkan kelas XMB (kelas kontrol) dari rerata nilai pretest 57,58 naik menjadi 73,28 dalam posttest. Ketuntasan siswa kelas XMB meningkat dari 5 siswa (15,625%) menjadi 21 siswa (65,625%). Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa rerata nilai pretest antara siswa kelas XMA dan XMB tidak berbeda secara signifikan, sedangkan rerata nilai posttest-nya berbeda secara signifikan
Litostratigrafi Dan Sedimentasi Formasi Kebo Dan Formasi Butak Di Pegunungan Baturagung, Jawa Tengah Bagian Selatan
Http://dx.doi.org/10.17014/ijog.vol3no4.20081Lithologically, the Nampurejo Pillow Lava, Kebo and Butak Formations, which are dominated by volcanic rocks, spread west - eastly, along the northern foot of the Baturagung Mountains. The Nampurejo Pillow Lava, which has an Early Oligocene age, is overlain by the Late Oligocene - Early Miocene Kebo and Butak Formations successively. The Nampurejo Pillow Lava consists of basaltic pillow-lavas showing pillow structures and they are intercalated by black sandstones. The Kebo Formation comprises alternating sandstone and pebbly sandstone with intercalations of siltstone, claystone, tuff, and shale. On the other hand, the Butak For- mation is composed of polymic breccia with intercalations of sandstone, pebbly sandstone, claystone, and siltstone/shale. The three units were deposited in a deep – shallow marine basin, which was filled by volcanic prod- ucts. Compared to the lower part of the Kebo Formation, volcanic activities during the deposition of the upper part of the Kebo Formation and the Butak Formation were more active
SOLIDARITAS (VOUS)DALAM BAHASA JAWA SEBAGAI WUJUD KEARIFAN LOKAL
Bahasa merupakan cerminan masyarakat. Bahasa dapat menunjukkan kepribadian
dan perilaku penuturnya yang dapat terbentuk secara komunal yang kemudian menjadi norma
masyarakat. Norma itu bisa dibentuk melalui konsep solidaritas (itu-kowe) dan kesopanan (vous-panjengan).Bahasa Jawa memiliki banyak wujud kearifan lokal yang salah satunya
terkait solidaritas dan kesopanan. Namun, perkembangan jaman bisa mempengaruhi
pergeseran norma tersebut. Pemakaian bentuk bahasa dengan pola hubungan resiprokal tu,
resiprokal vous, atau nonresiprokal T – V dapat digunakan untuk melihat pergeseran norma
itu. Saat ini di masyarakat Jawa telah terjadi pergeseran penggunaan bentuk bahasa yang
terkait dengan pola hubungan antarindividu (dyads). Hal ini menunjukkan adanya
pergeseran nilai kesopanan dalam berinteraksi di masyarakat. Fenomena ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor di antaranya perkembangan jaman dan perubahan status dan kelas
sosial masyarakat. Untuk mengatasinya, perlu diupayakan agar hal tersebut tidak lebih
parah. Upaya tersebut dapat dilakukan secara terus-menerus dengan memakai bentuk-bentuk
bahasa yang terkait dengan solidaritas dan kesopanan dengan benar secara kontekstual
Litostratigraphic and Sedimentological Significants of Deepening Marine Sediments of the Sambipitu Formation Gunung Kidul Residence, YOGYAKARTA
Sambipitu Formation in the Southern Mountains plays an important role due to its stratigraphic position, between syn-volcanism and post- volcanism periods. The formation widely distributes along the southern slope of the Baturagung Mountains, Gunung Kidul Residence, Yogyakarta Province. Stratigraphically, the Sambipitu Formation is conformably underlain by dominated unit of volcanic breccias of the Nglanggran Formation, and conformably overlain by dominated unit of marl of the Oyo Formation. Based on detail section along the river of Ngalang, the Sambipitu Formation can be divided into Lower and Upper Members. The Lower Member is dominated by sandstone and siltstone, which is alternated by breccias. The Upper Member is dominated by siltstone and mudstone, which is intercalated by sandstone, marl and conglomerate. The Lower Member was deposited on an environment influenced by tidal current, which was highly affected by gravity flows of volcanic material. This deposition environment was getting deeper to be an inner shelf, where the Upper Member was deposited. Furthermore, based on Rock-eval pyrolysis, TOC value of the Sambipitu Formation ranges from 0.08% to 0.43%, whilst the PY (potential yield) value less than 0.15 mg HC/g rock. Thus, on the basis of those two parameters, the Sambipitu Formation is included into oil prone source rock potential of poor category. Moreover, Tmax value of the Sambipitu Formation ranges from 226°C - 335°C, with the HI (hydrogen Index) value varies from 0 – 12. It indicates that this formation contains kerogen Type III. Therefore, the organic thermal maturation based on plotting of Tmax vs HI, this formation falls into an immature category.
Key word: Lithostratigraphy, volcanic material, tidal flat, inner shelf, and Sambipitu Formation.
Formasi Sambipitu memegang peran penting karena posisi stratigrafinya yang terletak diantara perioda volkanisme dan pasca volkanisme. Formasi ini tersebar luas di lereng selatan Pegunungan Baturagung, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Formasi Sambipitu menindih selaras Formasi Nglanggran dan ditindih selaras oleh Formasi Oyo. Berdasarkan penampang stratigrafi rinci sepanjang Sungai Ngalang, Formasi Sambipitu dapat dibagi menjadi: Anggota Bawah dan Anggota Atas. Anggota Bawah didominasi oleh perselingan batupasir dan batulanau, dengan sisipani breksi gunung api. Sedangkan Anggota Atas didominasi oleh batulanau dan batulumpur dengan sisipan batupasir dan konglomerat. Anggota Bawah diendapkan di lingkungan paparan pasang-surut yang dipengaruhi oleh pengendapan material gunung api. Paparan pasang-surut itu semakin dalam menjadi paparan dalam dimana diendapkan Anggota Atas. Berdasarkan analisis Rock-eval pirolisis, nilai kandungan karbon total (TOC) serpih Formasi Sambipitu berkisar 0,08% – 0,43%, sedangkan Potential yield (kandungan cairan hidrokarbon) kurang dari 0,15 mg HC/g batuan. Berdasarkan dua parameter tersebut diatas, formasi tersebut termasuk kedalam kategori oil prone source rock, dengan kategori buruk (poor). Formasi Sambipitu mempunyai nilai temperatur maksimum (Tmax) antara 226°C - 335°C, dengan nilai HI (Hydrogen Index) kurang dari 12, menunjukkan formasi ini memiliki kerogen tipe III. Berdasarkan diagram temperatur maksimum (Tmax) terhadap nilai indeks hidrogen (HI) bahan organik, kematangan organik dari formasi ini termasuk ke dalam tingkat belum matang.
Kata kunci: Litostratigrafi, material volkanik, paparan pasang-surut, paparan dalam, dan Formasi Sambipitu
Data Flow Diagram (Dfd) pada Apotek Candra Kota Jambi
Apotek Candra is a trading business engaged in the sale of drugs, which in the process of doing business is still using manual systems. This can lead to many mistakes in recording, so that the resulting data is not accurate. To view information from the data processing requires a process that takes a long time. Because it takes a design and manufacturing information system that can manage the data so as to generate information in the form of a well-organized report. Designing a new system design that uses Data Flow Diagrams (DFD)
Kecernaan Nutrien dan Fermentabilitas Pakan Komplit dengan Level Ampas Tebu yang Berbeda secara In Vitro
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan formulasi pakankomplit dengan penggunaan ampas tebu sebagai sumber serat yang berbeda terhadapKecernaan Bahan Kering (KcBK), Kecernaan Bahan Organik (KcBO), produksivolatille fatty acids (VFA) dan produksi amonia (NH3) secara in vitro. Rancanganyang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4ulangan yaitu R1 (Pakan komplit dengan kandungan ampas tebu 25%, R2 (Pakankomplit dengan kandungan ampas tebu 30%, R3 (Pakan komplit dengan kandunganampas tebu 35%) dan R4 (Pakan komplit dengan kandungan ampas tebu 40%). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pakan komplit dengan penggunaan level ampas tebu(25%, 30%, 35% dan 40%) secara in vitro memberikan pengaruh nyata (P<0,05)terhadap KcBK dan KcBO, tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyataterhadap produksi VFA dan NH3. Rata-rata KcBK pada perlakuan R1, R2, R3 danR4 berturut-turut adalah 50,68; 49,46; 46,46 dan 45,62%. Rata-rata KcBO berturutturut56,06; 54,42; 51,76 dan 51,38%. Rata-rata VFA berturut-turut 154,50; 152,00;149,50 dan 143,25 mM. Rata-rata NH3 berturut-turut 3,99; 4,26; 4,08 dan 3,82 mM.Simpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi penggunaan level ampas tebudalam pakan komplit sebagai sumber serat, memberikan efek menurunkan kecernaanbaik BK, BO, VFA dan NH3. Pilihan terbaik dari keempat perlakuan yang diamatiadalah penggunaan ampas tebu sebagai sumber serat dalam pakan komplit sebanyak25%
Optimalisasi Peran Kompos Bioaktif Dengan Penambahan Asam Humat Dan Asam Fulvat Untuk Meningkatkan Ketahanan Tanaman Mentimun Terhadap Serangan Pythium SP.
Mentimun merupakan tanaman sayuran penting diIndonesia. Penyakit rebah kecambah yang disebabkanPythium sp. merupakan penyakit utama yang menurunkanproduksi mentimun. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh kompos bioaktif sebagaimedia tumbuh dengan penambahan asam humat danasam fulvat untuk meningkatkan ketahanan tanamanmentimun terhadap penyakit rebah kecambah yangdisebabkan Pythium sp. Semua kandungan media tumbuhdapat mengurangi kejadian penyakit rebah kecambahbaik pada percobaan A (tanah yang terinfestasi) ataupercobaan B (tanah yang diinfestasi) yaitu sebesar 70-100%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua kombinasiperlakuan media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhantanaman mentimun dengan tolok ukur potensitumbuh maksimum, daya kecambah, tinggi tanaman,dan jumlah daun. Penambahan asam humat, asamfulvat, dan bioaktivator dalam medium pertumbuhanpercobaan A dan percobaan B dapat meningkatkanpertumbuhan tanaman mentimun dengan tolok ukurpotensi tumbuh maksimum, daya kecambah, tinggitanaman, dan jumlah daun. Penambahan asam humat,asam fulvat, dan bioaktivator dalam media tumbuhmampu untuk meningkatkan keragaman populasimikroba tanah
Representasi Ideologi dan Kekuasaan dalam Bahasa: Kajian Teks Media
This article is based on the assumption that language is not in a social vacuum. Language is more than a set of words that merely linguistic, but also social. Therefore, the current linguistic research should take into account the social dimension in the analysis are critical, such as van Dijk's critical discourse analysis (CDA) research model. The critical discourse analysis research considering the text, context, social cognition, and analysis/social context. Research steps include: exposing the macro structure (thematic), superstructure (schematic), and microstructure consisting of semantics, syntax, stylistic, and rhetoric. Accordingly, this study uses the method read and record while research data has been collected from Suara Merdeka and Kompas newspaper. Finally concluded that the language represents the ideology and power (symbolic) both individual and communal
- …
