48 research outputs found

    Perbedaan Karakteristik-Karakteristik Epigenetis Upper Viscerocranium Dari Sampel Tengkorak Manusia Liang Bua, Lewoleba, Melolo, dan Ntodo Leseh (Nusa Tenggara Timur) dan Gilimanuk (Bali)

    Get PDF
    This study aims to determine the differences in the epigenetic characteristics of the upper viscerocranium from human skull samples Liang Bua, Lewoleba, Melolo and Ntodo Leseh (East Nusa Tenggara) and Gilimanuk (Bali), and the factors that determine and influence them. The research subjects included the upper viscerocranium from samples of adult human skulls from the Late Neolithic transition period to the Paleometallic Age with an annuity of about 1500-4000 years.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik-karakteristik epigenetis upper viscerocranium dari sampel tengkorak manusia Liang Bua, Lewoleba, Melolo dan Ntodo Leseh (Nusa Tenggara Timur) dan Gilimanuk (Bali), dan faktor-faktor yang menentukan dan mempengaruhinya. Subjek penelitian meliputi upper viscerocranium dari sampel tengkorak manusia dewasa dari periode transisi NeolitikAkhir ke Zaman Paleometalik yang berantikuitas sekitar 1500-4000 tahun

    Studi patologi dan kultural pada 19 gigi lepas dari kotak TP GEO IV situs Gunungwingko

    Get PDF
    Gunungwingko is an archaeological site located in Bantul Regency, Yogyakarta Province. This site was used from 0 AD to 17th century. In 1978 excavation, there were 19 isolated teeth found in excavation box T.P. Geo. IV from 170 – 220 cm in depth. The objective of this research is to identify Minimum Number Individual (MNI), and also their influences to health status and cultural point of view. The method being used for this research is bioarchaeological method with macroscopic analysis. We concluded that the MNI is four individuals based on four third left maxillary molars. Dental diseases such as dental attrition, dental caries, enamel hypoplasia, chipped tooth, and buccal pit can be observed in some of the teeth. Moreover, cultural influences also can be found in some of the teeth in form of dental modification (pangur) and betel chewing. One of the teeth showed evidence of multiple dental modification which possibly happened because of adulthood ceremonial and matrimonial/death ceremonial

    Etnografi untuk arkeologi: suatu upaya membangun penelitian cara pemenuhan diet prasejarah (Paleoutrisi

    Get PDF
    ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk memberikan argumentasi bahwa etnografi dapat memberi keuntungan dan dukungan interpretasi prasejarah dengan lingkup dan batas yang memungkinkan ekstrapolasi tertentu. Penulis menganalisis bagaimana sejarah kehidupan manusia, khususnya dalam mencari sumber diet dan pemenuhan energi dalam usaha untuk bertahan hidup. Penulis juga menawarkan penggunaan sebuah model untuk menggambarkan bahwa interpretasi arkeologi dapat dicari dari model antropologi budaya. Model etnografi dapat memberi nuansa yang lebih luas dalam membicarakan manusia. Dengan demikian, kita dapat membuka pengkotakkotakan disiplin ilmu dan dapat melihat objek penelitian dari sudut pandang yang menyeluruh. Interpretasi arkeologi dari model atau analogi etnografi dibutuhkan untuk menguji berulang-ulang terhadap penemuan-penemuan yang bervariasi. Sebuah model atau analogi etnografi dalam penelitian prasejarah, khususnya paleonutrisi, hanya mungkin untuk menjangkau Mesolitikum atau sesuah periode itu, Neolitikum sampai sekarang. Di masa yang akan datang, arkeolog perlu mempertimbangkan catatan etnografi yang ditulis oleh antropolog, sebagai bahan bacaan atau dipakai sebagai referensi penelitia

    Penyakit masa lampau pada penduduk Caburan masa klasik-Islam: suatu tinjauan paleopatologi

    Get PDF
    Situs Caruban merupakan situs peralihan antara masa Klasik dan Islam di Jawa (abad 14-17 M) yang terletak di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pada penggalian tahun 1981 ditemukan tiga rangka manusia pada situs ini. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penyakit masa lampau yang terdapat pada rangka-rangka tersebut dan melihat kaitannya dengan aspek budaya, dengan menggunakan pendekatan paleopatologi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis makroskopis. Hasil penelitian ini adalah jenis kelamin individu, estimasi usia, jenis penyakit dan pengaruh budaya yang terekam pada rangka manusia yang berupa modifikasi gigi yakni ablasi gigi dan pengikiran gigi atau pangur

    Talon cusp in a permanent tooth from Prehistoric Indonesia

    Get PDF
    This paper describes a dental anomaly called talon cusp from Gilimanuk Prehistoric site. Indonesia. The dating of the site is between 750 BC to 900 AD. This anomaly located in lateral incisors of individual LVI. The individual described as a woman and her age at death were 35-40 years old. The first evidence of Talon cusp in a permanent tooth from the Indonesian archaeological context was never been reported before which makes this anomaly is unique. The etiology of talon cusp is still uncertain

    Dimorfisme Seksual Dalam Karakteristik Epigenetis Upper Viscerocranium Dari Sampel Tengkorak Manusia Gilimanuk (Bali)

    Get PDF
    The practical relevance of this research is that it enables us to be able to recognize or distinguish male and female upper viscerocrani by qualitative methods, especially from paleoanthropological and archaeological human remains which are more commonly found in fractured, brittle and poorly preserved conditions. Research on the Gilimanuk skull sample shows that the epigenetic characteristics of the palatinal foramen size (depth), the degree of expression of the palatine torus, the degree of expression of the maxillary torus, the strength of the tubercular marginale projection and the size (depth) of the zygomaticofasiale foramen can help determine the sex of the individual, regardless of racial factors, changes. age and environment.Relevansi praktis penelitian ini adalah memudahkan kita untuk mampu mengenali atau membedakan upper viscerocranium laki-laki dan perempuan dengan metode kualitatif, khususnya dari sisa-sisa manusia paleoantropologis dan arkeologis yang lebih sering ditemukan dalam keadaan fraktur, rapuh dan kurang terpelihara. Penelitian terhadap sampel tengkorak Gilimanuk menunjukkan bahwa karakteristik epigenetis ukuran (kedalaman) foramen palatinum, derajat ekspresi torus palatinus, derajat ekspresi torus maxillae, kekuatan projeksi tuberculwn marginale dan ukuran (kedalaman) foramen zygomaticofasiale dapat membantu penentuan seks individunya, dengan tanpa mengabaikan faktor ras, perubahan umur dan lingkungannya

    PENYAKIT MASA LAMPAU PADA PENDUDUK CARUBAN MASA KLASIK- ISLAM: SUATU TINJAUAN PALEOPATOLOGI

    Get PDF
    Caruban is a site which emerged between Classical and Islamic period. This site is, located in Lasem District, Rembang Regency, Central Java. In an excavation in 1981, there were three human remains located from this site. This research objective is to find the evidence of diseases from the human remains curated in Laboratory of Bioanthropology and Palaeoanthropology, Gadjah Mada University. This research use paleopathological approach and macrosopic analysis. The results of this research are the individuals age and sex estimation, diseases and its relations with cultural aspects. The cultural influences which reflected in the remains, were dental modification such as dental ablation and dental filing.Caruban is a site which emerged between Classical and Islamic period. This site is, located in Lasem District, Rembang Regency, Central Java. In an excavation in 1981, there were three human remains located from this site. This research objective is to find the evidence of diseases from the human remains curated in Laboratory of Bioanthropology and Palaeoanthropology, Gadjah Mada University. This research use paleopathological approach and macrosopic analysis. The results of this research are the individuals age and sex estimation, diseases and its relations with cultural aspects. The cultural influences which reflected in the remains, were dental modification such as dental ablation and dental filing.Situs Caruban merupakan situs peralihan antara masa Klasik dan Islam di Jawa (abad 14-17 M) yang terletak di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pada penggalian tahun 1981 ditemukan tiga rangka manusia pada situs ini. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penyakit masa lampau yang terdapat pada rangka-rangka tersebut dan melihat kaitannya dengan aspek budaya, dengan menggunakan pendekatan paleopatologi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis makroskopis. Hasil penelitian ini adalah jenis kelamin individu, estimasi usia, jenis penyakit dan pengaruh budaya yang terekam pada rangka manusia yang berupa modifikasi gigi yakni ablasi gigi dan pengikiran gigi atau pangur

    GLM LVI: TINJAUAN OSTEOARKEOLOGIS ATAS SEBUAH RANGKA DARI GILIMANUK

    Get PDF
    This research discuss human remain GLM LVI from Paleometallic sites called Gilimanuk, which located in Bali. The aims of this study is to find abnormalities, diseases, and culturaland habitual influences to the individual using macroscopical analysis from osteoarchaeological perspective. The results from this research shows this individual was female with age at death between 35-40 years old. She is interesting to be discussed because she shown evidence of kneeling and using her index finger extensively when she was alive. Moreover there were some diseases such as dental calculus, dental caries, periodontal, dental abscess, and cultural influences to her remain which are betel chewing and dental modification. Penelitian ini membahas mengenai rangka manusia individu GLM LVI yang berasal dari situs Paleometalik Gilimanuk di Desa Gilimanuk, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penyakit dan pengaruh budaya terhadap rangka, dengan menggunakan metode analisis makroskopis dan pendekatan osteoarkeologis. Individu ini adalah seorang perempuan yang berusia 35 - 40 tahun ketika mati. Karakteristik ekstrimitas bawahnya menunjukkan bahwa individu ini sering melakukan aktivitas berlutut dan secara ekstensif menggunakan jari telunjuk pada masa hidupnya. Analisis patologis menunjukkan adanya beberapa jenis penyakit gigi, antara lain kalkulus, karies, periodontal, dan abses. Selain itu terdapat pengaruh kebudayaan berupa konsumsi pinang dan sirih, dan modifikasi gigi. Kata kunci: Gilimanuk, osteoarkeologi, berlutut, menginan

    Teeth of Royalty from a burial in Jera Lompo’E, South Sulawesi, Indonesia

    Get PDF
    Teeth are one of the key to understand disease and cultural influence in the past. This research describes abnormalities and cultural influences found in teeth belongs to Addatuang Sidenreng which is a royalty buried in Jera Lompo\u27E, South Sulawesi, Indonesia (17th century). The material consists of 13 teeth which currently curated in Laboratory of Bioanthropology and Paleoanthropology, UGM, Indonesia. This research uses bioarchaeological method and macroscopical analysis. The results are the individual age estimation, health status and cultural influences, such as betel chewing and dental filing which still practiced even after Islam enters Sulawesi, Indonesia

    Osteobiografi individu nomor 38 dari Situs Prasejarah Gilimanuk.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mempresentasikan osteobiografi seorang individu yang berasal dari situs kubur masa Paleolitik Gilimanuk, Bali. Material yang dipergunakan adalah individu nomor 38 yang disimpan pada Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi, Universitas Gadjah Mada. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis makroskopis, tanpa menggunakan proses destruktif.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa individu nomor 38 memiliki jenis kelamin perempuan dengan umur sekitar 50 tahun ketika individu ini meninggal. Selain itu, individu ini memiliki beberapa gangguan kesehatan diantaranya atrisi gigi pada seluruh permukaan giginya, trauma pada molar pertama maxilla kiri,  salah satu rusuk kanan patah ketika masih hidup dan telah tersambung dengan baik, adanya kemungkinan parturisi, adanya degenerasi persendian temporomandibular atau porositas yang terdapat pada fossa mandibularis. Adanya osteopit dan porositas pada beberapa bagian tulang seperti pada ossa carpi, ossa tarsi,  ruas tulang belakang, dan keberadaan eburnasi atau kilapan pada bagian talus yang dapat diidentikkan dengan gejala osteoarthritis
    corecore