29 research outputs found

    Analuisis Dinamika Pemanfaatan Lahan Pertanian di Kota dan Kabupaten Serang (Studi Kasus: Kecamatan Kramatwatu, Kasemen, dan Pontang

    Full text link
    Penggunaan lahan merupakan salah satu variabel kunci dalam kajian yang terkait dengan perencanaan wilayah dan pengeloaan sumberdaya lahan. Sayangnya, meskipun telah diakui arti pentingnya, informasi penggunaan lahan tetap sulit diperoleh, khususnya apabila kualitas, relevansi dan kemutakhiran data yang menjadi kriteria utama. Persoalan muncul ketika ingin melakukan analisis data spasial untuk evaluasi dan perencanaan ruang ternyata kandungan informasi penggunaan lahan yang berbeda-beda dan tidak konsisten secara multi-temporal. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) melakukan identifikasi dinamika dan pola perkembangan kawasan terbangun pada lahan pertanian di Kecamatan Kramatwatu dan Kecamatan Pontang yang berada di Kabupaten Serang, serta Kecamatan Kasemen yang berada di Kota Serang, (2) melakukan identifikasi rasio penduduk di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian di Kecamatan Kramatwatu, Kecamatan Pontang dan Kecamatan Kasemen. Hasil penelitian konversi lahan pertanian pada umumnya terjadi di lahan pertanian subur dan memiliki saluran irigasi teknis yang baik dirubah menjadi permukiman, industri dan infrastruktur. Kondisi ini apabila terus berlangsung maka kebijakan pemerintah untuk mempertahankan lahan produktif sebagai tempat untuk produksi pangan nasional menjadi masalah yang serius

    Studi Identifikasi Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Teknik Interpretasi Citra Ikonos (Studi Kasus Kecamatan Lubuk Baja di Kota Batam)

    Full text link
    Faktor penting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia. Pertambahan jumlah penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana dan sarana. Ruang terbuka hijau semakin terdesak keberadaannya dan berubah menjadi bangunan untuk mencukupi kebutuhan fasilitas penduduk kota. Penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata dalam suatu wilayah, akan memberikan pengaruh negatif terhadap daya dukung lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk. Standar kebutuhan ruang terbuka hijau diperoleh dari studi literatur. Perkiraan jumlah ruang terbuka hijau diperoleh dengan analisis tutupan lahan. Hasil yang diperoleh bahwa kebutuhan ruang terbuka hijau untuk Kecamatan Lubuk Baja di Kota Batam berdasarkan luas wilayah terdapat kekurangan ruang terbuka hijau sebesar 154,43 hektar, sedangkan berdasarkan jumlah penduduk masih kekurangan ruang terbuka hijau sebesar 116,21 hektar. Untuk tingkat kelurahan berdasarkan jumlah penduduk hanya Kelurahan Baloi Indah dan Tanjung Uma yang masih memenuhi syarat. Luas pengembangan ruang terbuka hijau yang diperlukan pada masing-masing kelurahan adalah, Kelurahan Batu Selicin 62,67 hektar, Lubuk Baja Kota 48,68 hektar dan Kampung Pelita 22,35 hektar. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengembangan kawasan hijau buatan baru seperti jalur hijau/path, taman kota dan lingkungan serta pengembalian fungsi hijau alami yang berbentuk batas/belt buffer pantai, sungai dan kawasan lindung

    Land use planning of paddy field using geographic information system and land evaluation in West Lombok, Indonesia

    Get PDF
    Planning analysis to increase rice production either through intensiḀcation of existing paddy Ḁeld area or ex-tensiḀcation in potential land area was conducted in West Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province, Indonesia. Existing paddy Ḁeld was delineated using high-resolution data from IKONOS imagery of 2012. Land use and land cover outside existing paddy Ḁeld were interpreted using SPOT-5 imagery of 2012. ἀe Automated Land Evaluation System (ALES) was used for land suitability analysis for paddy. ἀe results are interpreted in terms of the potential of paddy Ḁeld intensiḀcation in existing paddy Ḁeld area and the potential of extensiḀcation in land potentially used for paddy Ḁeld. ἀe result of analysis showed that in West Lombok Regency, there are still possible to do intensiḀcation and extensiḀca-tion of paddy Ḁeld to increase rice production in order to improve regional food security

    ANALISIS KEBERLANJUTAN EKOSISTEM BARCHAN PASCA PENETAPAN KAGUNGAN NDALEM GUMUK PASIR PARANGTRITIS MENJADI ZONA GEOHERITAGE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Gumuk pasir barchan merupakan salah satu bentukan alam unik yang mulai terancam eksistensinya. Pemerintah menetapkan kawasan gumuk pasir menjadi warisan geologi (Geoheritage) di tahun 2021 sebagai salah satu upaya konservasi gumuk pasir barchan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberlanjutan ekosistem gumuk pasir, pasca ditetapkan menjadi kawasan geoheritage. Indikator yang digunakan untuk menganalisis keberlanjuan ekosistem gumuk pasir adalah aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik skoring. Kelas keberlanjutan dibagi menjadi lima kelas, yaitu sangat buruk, buruk, sedang, baik dan sangat baik. Akuisisi data dilakukan melalui wawancara dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akumulatif dari seluruh parameter keberlanjutan gumuk pasir adalah 3, 402 dan tergolong pada kelas sedang. Aspek yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah keberlanjutan dari sisi parameter sosial karena nilainya paling rendah 3,246. Meskipun tergolong dalam kategori sedang, aspek sosial perlu disoroti untuk meminimalkan timbulnya permasalahan di masa mendatang. Hasil kajian ini dapat dimanfaatkan pihak berwenang untuk merumuskan perencanaan pengelolaan zona geoheritage gumuk pasir sehingga dapat meningkatkan nilai keberlanjutan ekosistem gumuk pasir Parangtritis

    Analisis Spasio-Temporal Perubahan Luas Lahan Garam di Pesisir Kabupaten Rembang

    Get PDF
    The increase in salt consumption is not proportional to the growth of salt production land. So far, the mapping of salt ponds has been carried out on a small to medium scale, so the accuracy is not too good. This study aimed to analyze changes in large-scale salt ponds in Rembang Regency during the period of 2005-2015. The data source used is a Very High-Resolution Satellite Image (CSRST) which has been corrected and other secondary data. Salt area was calculated through visual interpretation and manual detection. CSRST data usage by visual interpretation methods and manual detection had advantages in terms of geometric accuracy compared with the use of medium-sized image of automation methods. The analysis showed that the area of salt land in Rembang Regency increased during 2005-2015. The biggest increase occurred in 2005-2011, which increased by 546,255 ha or by 32%. The increase in area during 2011-2015 was not significant by 198.45 ha (11.46%). Area expansion was expected to occur in the next few years, but it was not expected to be significant because of the optimal land use in the most of Rembang already. Expansion of salt ponds remained possible by converting the existing rice fields on the coast of Rembang Regency. However, a comparative study of the economic value of rice fields and salt ponds must be carried out before converting the paddy fields to salt ponds
    corecore