14 research outputs found

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, PARITAS DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PERILAKU PEMBERIAN KOLOSTRUM DI KELURAHAN GUNUNG SARIK WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING, TAHUN 2018

    Get PDF
    Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, AKB di Indonesia sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup, dan penyebabnya sebagian besar terkait dengan faktor nutrisi. Badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa salah satu cara menurunkan AKB adalah Pemberian ASI terutama Kolostrum. Sedangkan cakupan IMD (termasuk pemberian kolostrum) terendah salahsatunya adalah Puskesmas  Belimbing (78,35%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, paritas dan pendidikan ibu dengan perilaku pemberian kolostrum di Kelurahan Gunung Sarik Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing tahun 2018. Jenis penelitian adalah analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Sarik pada bulan Mei sampai Juni 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di Kelurahan Gunung Sarik pada bulan Mei sampai bulan Juni berjumlah 58 orang. Pengambilan sampel secara systematic random sampling kepada 37 orang sampel menggunakan data primer dengan kuesioner. Jenis pengumpulan data menggunakan data primer. Teknik pengolahan data diawali dengan editing, coding, entry, tabulating dan cleaning. Data diolah dengan komputerisasi menggunakan  analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pemberian kolostrum (p = 0,006), ada hubungan paritas dengan perilaku pemberian kolostrum (p = 0,005), dan ada hubungan pendidikan dengan perilaku pemberian kolostrum (p = 0,015) di Kelurahan Gunung Sarik Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing tahun 2018. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan, paritas dan pendidikan ibu dengan perilaku pemberian kolostrum di Kelurahan Gunung Sarik Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing tahun 2018. Diharapkan kepada ibu nifas  untuk selalu memberikan kolostrum karena kolostrum sangat bermanfaat bagi bayinya

    Pengaruh Mobilisasi Ibu Post Partum terhadap Pengeluaran Kolostrum

    Get PDF
    AbstrakSasaran Making Pregnancy Safer (MPS) menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) hingga 28 per 1000 kelahiran hidup dengan salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui pemberian kolostrum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan post test only group design. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Fisher’s Exact Test. Hasil analisis data menunjukkan persentase pengeluaran kolostrum early pada kelompok intervensi 72,2% dan kelompok kontrol 50,0%. Persentase pengeluaran kolostrum late pada kelompok intervensi 27,8% dan kelompok kontrol 50,0%. Tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,305 (>0,05). Tidak terdapat pengaruh bermakna tingkat stres dan IMT ibu terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 1,000 (>0,05). Terdapat pengaruh bermakna daya hisap bayi terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,047 ( 0.05). No significant effect on stress level and Body Mass Index (BMI) and eject of colostrum with p value was 1.000 (> 0.05) but significant effect occurred between infant suction power against colostrums spending with p value was 0.047 (< 0.05). It can be concluded that percentage of early eject of colostrum was greater in intervention group than in control group, but statistically there was no significant effect among maternal postpartum mobilization, stress level and BMI against colostrums spending in both group. Significant effect only showed between infant suction power against colostrums spending.Keywords: postpartum, mobilization, colostrum

    PENDAMPINGAN KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENYIAPKAN CEMILAN BALITA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KELURAHAN PASIE NAN TIGO

    Get PDF
    ABSTRAKTingginya angka kejadian anak balita yang mengalami permasalahan gizi menjadi beban Negara, karena itu perlu upaya memperbaiki konsumsi gizi balita dengan memanfaatkan ketersediaan sumber pangan lokal. Salah satu sumber pangan tinggi protein yang selalu tersedia di daerah pesisir pantai adalah ikan. Hasil pemantauan gizi yang dilaporkan dari data Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah ditemukan 21,3 % diantaranya dengan status gizi kurang dan gizi buruk terutama ditemukan pada anak batita. Tujuan yang diharapkan setelah penyuluhan dan demonstrasi, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu balita khususnya yang mempunyai balita dengan status gizi kurang tentang gizi dan cara pengolahan makanan untuk balita yang padat gizi dengan bahan baku yang tersedia di daerah tersebut. Potensi yang ada (ikan) dapat diolah menjadi makanan  balita yang memenuhi kriteria gizi dan disenangi balita. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan menggunakan leafleat dan demonstrasi pengolahan ikan dengan membuat menu pergedel ikan tuna dan sate ikan tuna. Dengan demikian pemberian penyuluhan dan demonstasi tentang pengolahan sumber protein ikan sangat efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu yang mempunyai balita tentang ciri-ciri anak ssehat dan pengolahan bahan makanan dengan bahan baku ikan.  Kata kunci : cemilan balita, Gizi balita, Penyuluhan, Demonstasi ABSTRACTThe high incidence of children under five experiencing nutritional problems is a burden on the State, therefore it is necessary to improve nutrition consumption by utilizing local food sources. One source of high-protein food that is always available in coastal areas is fish. The results of nutrition monitoring reported from data from the Lubuk Buaya Health Center, Koto Tangah Subdistrict found 21.3% of them with underweight and malnutrition status especially found in toddlers. The expected goal after counseling and demonstration, is to improve the knowledge and skills of mothers of children under five, especially those who have toddlers with poor nutritional status about nutrition and how to process food for toddlers who are nutrient-dense with the raw materials available in the area. Existing potential (fish) can be processed into toddler food that meets nutritional criteria and is loved by toddlers. The activities carried out in the form of counseling using leafleats and demonstrations of fish processing by making tuna pergedel menu and tuna satay. Thus the provision of counseling and demonstration about processing fish protein sources is very effective in increasing the knowledge and skills of mothers who have toddlers about the characteristics of healthy children and processing food with fish raw materials.  Keywords: toddler nutrition, counseling, demonstratio

    ASESMEN TINGKAT KEPUASAN DAN PERSEPSI ASUHAN ANTENATAL PADA IBU – IBU TUNANETRA DI KOTA PADANG (STUDI KASUS)

    No full text
    ASESMEN TINGKAT KEPUASAN DAN PERSEPSI ASUHAN ANTENATAL PADA IBU – IBU TUNANETRA DI KOTA PADANG (STUDI KASUS) &nbsp; Sunesni1, Dian Furwasyih2 &nbsp; (1,2Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Program Studi Pendidikan Bidan Program Profesi, STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG) &nbsp; &nbsp; Abstrak International Agency for The Prevention of Blindness menyatakan dua pertiga dari penyandang tuna netra di dunia adalah perempuan. Kelompok ini sangat jarang melakukan kunjungan antenatal. Hal ini mengakibatkan buruknya kesejahteraan ibu dan bayi serta outcome kehamilan jika dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Selain itu, seringkali tenaga kesehatan tidak kompeten dalam memberikan pelayanan pada kelompok ini sehingga menjadikan pelayanan antenatal yang diberikan tidak berkualitas. Penelitian ini bertujuan mengkaji tingkat kepuasan dan persepsi ibu hamil tunanetra terhadap pelayanan antenatal di Kota Padang. Desain penelitian adalah deskriptif observasional dengan pendekatan potong lintang. Informan penelitian berjumlah 16 orang. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 12,5% informan menyatakan tidak puas terhadap pelayanan antenatal dan 54% menyatakan persepsi negatif terhadap pelayanan antenatal. Perlakuan diskriminatif dan komunikasi petugas yang sulit dipahami, serta tidak tersedianya jalur khusus disabilitas pada konter pelayanan merupakan beberapa keluhan yang dikemukakan informan saat wawancara. Dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil informan merasa tidak puas terhadap pelayanan kehamilan yang didapatkan dan lebih dari separuh informan mempunyai persepsi negatif terhadap pelayanan kehamilan yang diperoleh. Disarankan pada pemerintah dan swasta untuk menempatkan isu pelayanan kesehatan pada kelompok berkebutuhan khusus sebagai salah satu program prioritas bidang kesehatan sehingga menjamin perlindungan sosial dan kesehatan pada kelompok ini. &nbsp; Kata Kunci : &nbsp; ibu hamil, tunanetra, penyandang disabilitas, persepsi, pelayanan antenatal &nbsp

    Peningkatkan Pengetahuan Ibu Tunanetra tentang Kesehatan Kehamilan melalui Buku Suluh Bina Netra Sehat Reproduksi Berhuruf Braille: The Improvement of Knowledge of Blind Mothers about Health in Pregnancy through Counseling using the Book “Suluh Bina Netra Sehat Reproduksi”

    No full text
    Blind women often experience discrimination in obtaining public services, such as securing access to health services. Most healthcare facilities they visit during pregnancy do not have information media they can read at home, such as the MCH book for pregnant women who do not have vision problems. In 2020, the service team developed reproductive health education media for blind mothers in Braille. Therefore, the solution we offer to partners is to provide health education using the book Suluh Bina Netra Healthy Reproductive Braille, which we have developed to increase mothers' knowledge about pregnancy check-ups. The methods used in this community service include the lecture method, question and answer, and discussion and practice. The aim is to provide health education to increase the understanding of blind women. The activity was carried out from July 31 to August 15, 2021, with 14 blind mothers. There was an increase in the score on the post-test after the client was given education about pregnancy checks using books, from an average of 3.14 to 5.43. Blind mothers were also satisfied with the activities carried out with an average score for material quality, namely 4.78, media 4.64, and activity benefits 4.78. The output of this activity is an increase in client knowledge after receiving education namely the average post-test score increases, the intellectual property rights registration number EC00202185546 on October 14, 2021, and this book has also been launched directly by the Mayor of Padang on December 2, 2021, with a news link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=270755855084449&amp;id=100064501097230&amp;sfnsn=wiwspw

    Pengaruh Mobilisasi Ibu Post Partum terhadap Pengeluaran Kolostrum

    No full text
    AbstrakSasaran Making Pregnancy Safer (MPS) menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) hingga 28 per 1000 kelahiran hidup dengan salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui pemberian kolostrum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan post test only group design. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Fisher’s Exact Test. Hasil analisis data menunjukkan persentase pengeluaran kolostrum early pada kelompok intervensi 72,2% dan kelompok kontrol 50,0%. Persentase pengeluaran kolostrum late pada kelompok intervensi 27,8% dan kelompok kontrol 50,0%. Tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,305 (&gt;0,05). Tidak terdapat pengaruh bermakna tingkat stres dan IMT ibu terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 1,000 (&gt;0,05). Terdapat pengaruh bermakna daya hisap bayi terhadap pengeluaran kolostrum dengan nilai p value 0,047 (&lt;0,05).Dari hasil penelitian disimpulkan persentase pengeluaran kolostrum early kelompok intervensi lebih besar dibandingkan kelompok kontrol, namun secara statistik tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum pada kedua kelompok tersebut. Tidak terdapat pengaruh bermakna tingkat stres dan IMT ibu terhadap pengeluaran kolostrum, terdapat pengaruh bermakna daya hisap bayi terhadap pengeluaran kolostrum.Kata kunci: post partum, mobilisasi, kolostrum,AbstractTarget of Making Pregnancy Safer (MPS) to improve Infant Mortality Rate (IMR) to 28 per 1000 live births. One of effort to do is giving colostrum. The objective of this study was to determine the effect of maternal postpartum mobilization against eject of colostrum. This study was a quasi experiment with post-test only group design. Data were analyzed using Chi-square and Fisher’s Exact test. Result of this study showed that early colostrums in the intervention group was 72.2% while in control group only 50%. Late colostrums in intervention group was 27.8% compared 50% in the control group. There was no significant effect between maternal postpartum mobilization against eject of colostrum with p value 0.305 (&gt; 0.05). No significant effect on stress level and Body Mass Index (BMI) and eject of colostrum with p value was 1.000 (&gt; 0.05) but significant effect occurred between infant suction power against colostrums spending with p value was 0.047 (&lt; 0.05). It can be concluded that percentage of early eject of colostrum was greater in intervention group than in control group, but statistically there was no significant effect among maternal postpartum mobilization, stress level and BMI against colostrums spending in both group. Significant effect only showed between infant suction power against colostrums spending.Keywords: postpartum, mobilization, colostrums</p

    HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI PERAH DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI PERAH

    No full text
    Background: Breastfeeding on Working Mothers is hampered at breastfeeding as the intensity of the mother and baby encounters decreases. The alternative that can be taken is the provision of ASIP. Objective: To know the Education Relationship and Knowledge of ASIP with ASIP Assessment on Working Mother in Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Work Area of Cold Water Health Center Year 2017. Method: Cross sectional design cross sectional study was conducted in Tanjung Aur Village Balai Gadang District Working Area of Puskesmas Cold Water 2017. Data collection dated 3-7 July 2017. Population of all working mothers with infants aged ≥ 2-11 months sampled as many as 36 people total sampling technique. Result: Data collection with questionnaire and chi-square statistic test. Univariate was found from 36 respondents, 25 people (69,4%) did not give ASIP to their babies, 21 people (58,3%) low education level, 29 people (80,6%) low knowledge level. In bivariate analysis obtained p value &lt;α, there is correlation of education with giving ASIP (P value = 0,002) and there is correlation of knowledge with giving ASIP (P value = 0,001). Conclusion: Mothers Working in breastfeeding in the village of Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Working Area Cold Water Health Center partially did not provide ASIP to the baby. Suggested to Health Center to increase health promotion about ASIP. Latar belakang : Pemberian ASI pada Ibu Bekerja terhambat pada waktu menyusui karena intensitas pertemuan Ibu dan Bayi berkurang. Alternatif yang bisa ditempuh adalah pemberian ASIP. Tujuan : untuk mengetahui Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan tentang ASIP dengan Pemberian ASIP pada Ibu Bekerja di Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Tahun 2017. Metode : Penelitian bersifat analitik desain cross sectional dilaksanakan di Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin 2017. Pengumpulan data tanggal 3-7 Juli 2017. Populasi seluruh Ibu bekerja yang memiliki bayi usia ≥ 2-11 bulan sampel sebanyak 36 orang teknik total sampling. Hasil : Pengumpulan data dengan kuesionerdan uji statistic chi-square. Univariat ditemukan dari 36 orang responden, 25 orang (69,4%) tidak memberikan ASIP pada Bayinya, 21 orang (58,3%) tingkat pendidikan rendah, 29 orang (80,6%) tingkat pengetahuan rendah. Pada analisa bivariat didapatkan  p value &lt; α, ada hubungan pendidikan dengan pemberian ASIP ( P value = 0,002) dan ada hubungan pengetahuan dengan pemberian ASIP ( P value = 0,001). Simpulan : Ibu-Ibu Bekerja menyusui di Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin sebagian tidak melakukan pemberian ASIP pada Bayinya. Disarankan kepada Puskesmas meningkatkan Promosi kesehatan tentang ASIP

    HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI PERAH DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI PERAH

    No full text
    Background: Breastfeeding on Working Mothers is hampered at breastfeeding as the intensity of the mother and baby encounters decreases. The alternative that can be taken is the provision of ASIP. Objective: To know the Education Relationship and Knowledge of ASIP with ASIP Assessment on Working Mother in Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Work Area of Cold Water Health Center Year 2017. Method: Cross sectional design cross sectional study was conducted in Tanjung Aur Village Balai Gadang District Working Area of Puskesmas Cold Water 2017. Data collection dated 3-7 July 2017. Population of all working mothers with infants aged ≥ 2-11 months sampled as many as 36 people total sampling technique. Result: Data collection with questionnaire and chi-square statistic test. Univariate was found from 36 respondents, 25 people (69,4%) did not give ASIP to their babies, 21 people (58,3%) low education level, 29 people (80,6%) low knowledge level. In bivariate analysis obtained p value &lt;α, there is correlation of education with giving ASIP (P value = 0,002) and there is correlation of knowledge with giving ASIP (P value = 0,001). Conclusion: Mothers Working in breastfeeding in the village of Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Working Area Cold Water Health Center partially did not provide ASIP to the baby. Suggested to Health Center to increase health promotion about ASIP. Latar belakang : Pemberian ASI pada Ibu Bekerja terhambat pada waktu menyusui karena intensitas pertemuan Ibu dan Bayi berkurang. Alternatif yang bisa ditempuh adalah pemberian ASIP. Tujuan : untuk mengetahui Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan tentang ASIP dengan Pemberian ASIP pada Ibu Bekerja di Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Tahun 2017. Metode : Penelitian bersifat analitik desain cross sectional dilaksanakan di Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin 2017. Pengumpulan data tanggal 3-7 Juli 2017. Populasi seluruh Ibu bekerja yang memiliki bayi usia ≥ 2-11 bulan sampel sebanyak 36 orang teknik total sampling. Hasil : Pengumpulan data dengan kuesionerdan uji statistic chi-square. Univariat ditemukan dari 36 orang responden, 25 orang (69,4%) tidak memberikan ASIP pada Bayinya, 21 orang (58,3%) tingkat pendidikan rendah, 29 orang (80,6%) tingkat pengetahuan rendah. Pada analisa bivariat didapatkan  p value &lt; α, ada hubungan pendidikan dengan pemberian ASIP ( P value = 0,002) dan ada hubungan pengetahuan dengan pemberian ASIP ( P value = 0,001). Simpulan : Ibu-Ibu Bekerja menyusui di Desa Tanjung Aur Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin sebagian tidak melakukan pemberian ASIP pada Bayinya. Disarankan kepada Puskesmas meningkatkan Promosi kesehatan tentang ASIP.</p

    Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Pendidikan Seksual pada Anak Berkebutuhan Khusus Dengan Tingkat Pengetahuan Guru Sekolah Luar Biasa (SLB)

    No full text
    Ketidakmampuan untuk bisa hidup mandiri dengan keterbatasan kecerdasan pada anak tunagrahita membuat kelompok ini rentan terhadap masalah, termasuk masalah kesehatan reproduksi. Seiring dengan minimnya pendidikan seks bagi penyandang tunagrahita ini menjadikan sebagian diantara mereka cenderung untuk dimanipulasi sehingga kerap dijadikan objek pelecehan dan pelampiasan seksual. Guru memiliki tanggungjawab untuk mengajarkan tentang pendidikan seksual di sekolah mulai dari usia dini sampai ke perguruan tinggi. Hingga saat ini, pendidikan seksual yang komprehensif masih belum terintegrasi ke dalam kurikulum sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi seksual terhadap tingkat pengetahuan guru sekolah luar biasa (SLB) Kota Padang. Desain penelitian adalah one group pretest-posttest dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan formulir digital dengan perlakuan berupa pemberian materi edukasi pendidikan seks dan seksualitas pada guru SLB. Analisis data univariat dan bivariat dengan Microsoft Excel 2010. Didapatkan response rate penelitian 84,2%, dengan karakteristik responden hampir seluruh responden dengan level pendidikan sarjana atau lebih, separuh berada pada kelompok umur diatas 40 tahun, hampir seluruh responden berjenis kelamin perempuan, dan separuh dengan pengalaman kerja diatas 13 tahun. Hasil uji T didapatkan p-value 0,00010 &lt; α (0,05) dimana ini berari ada pengaruh signifikan antara pemberian edukasi dengan tingkat pengetahuan guru SLB tentang seks dan seksualitas anak tunagrahita. Direkomendasikan untuk menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan rutin di sekolah sehingga pemahaman guru menjadi lebih baik dan dapat menyampaikan informasi ini dengan tepat kepada peserta didik
    corecore