9 research outputs found

    Induksi Multiplikasi Ubi Kayu var. Gajah (Manihot esculenta crantz) Melalui Kultur Jaringan Dengan Zat Pengatur Tumbuh BAP dan NAA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh BAP dan NAA terhadap pertumbuhan eksplan ubi kayuvar.Gajah(Manihot esculenta crantz). Percobaan faktorial dalam rancangan acak lengkap dengan ulangan sebanyak tujuh kali digunakandalam penelitian. Faktor pertama yaitu konsentrasi NAA dengan dua taraf sebesar 0 ppm dan 0,5 ppm, sedangkan faktor kedua adalahkonsentrasi BAP dengan empat taraf sebesar 0 ppm, 0,5 ppm, 0,75 ppm dan 1 ppm. Data dianalisa menggunakan sidik ragam dandilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAP berpengaruh nyataterhadap tinggi tunas dan jumlah daun tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar tunas ubi kayu var. gajah. NAAberpengaruh nyata terhadap panjang akar tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas dan jumlah daun tunas ubi kayu var.gajah. Interaksi antara BAP dengan NAA berpengaruh nyata terhadap panjang akar tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi danjumlah daun tunas ubi kayu var. gajah. Media MS dengan konsentrasi BAP: 1 ppm + NAA: 0,5 ppm merupakan konsentrasi terbaikuntuk induksi multiplikasi ubi kayu var. gajah

    Potensi Antioksidan Rumput Laut Gracilaria verrucosa Dari Pantai Gunung Kidul, Yogyakarta

    Get PDF
    Gracilaria verrucosa is red algae that has been widely used as an antioxidant. This research was conducted to test antioxidant activity, total phenolic content and bioactive compound of Gracilaria verrucosa obtained from Pok Tunggal Beach and Ngandong Beach, Gunung Kidul, Yogyakarta. Research was carried out by descriptive method. Samples were fresh and taken from the beach, then macerated for 3x24 hours in a methanol solvent. Antioxidant test was carried out by electron transfer method with DPPH 0.1 mM and measurement of antioxidant activity using. Total phenolic contents were measured using the Folin-ciocalteau method using gallic acid standard on 725 nm wavelength. The phytochemical content observated by changing of extract color by reagent. Pigment contents were measured using spectrophotometric methods at wavelengths 636 and 663 (chlorophyll-a and chlorophyll-b) and 480 nm (carotenoids). The results showed that IC50 value extract of Pok Tunggal Beach and Ngandong Beach were 188,53 ppm and 168,76 ppm. Phenolic content of each extract were 16,527 and 17,497 mg GAE / g sample weight). Chlorophyll-a levels were 7,132 and 4,357 mg/g, chlorophyll-b were 8,335 and 5,401 mg/g, carotenoids were 31,625 and 35,494 µmol/g. Gracilaria verrucosa from Ngandong Beach have  antioxidant activity.Gracilaria verrucosa merupakan alga merah yang pemanfaatannya sudah banyak dilakukan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antioksidan, menghitung kadar fenolat total, dan senyawa bioaktif yang terkandung pada Gracilaria verrucosa yang diperoleh dari Pantai Pok Tunggal dan Pantai Ngandong, Gunung Kidul, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Sampel segar diambil langsung dari pantai, kemudian dimaserasi selama 3x24 jam dalam pelarut metanol. Uji antioksidan dilakukan dengan metode transfer elektron dengan DPPH 0,1 mM dan pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan perhitungan nilai IC50. Kadar fenolat total diukur menggunakan metode Folin-ciocalteau dengan asam galat sebagai standar pada panjang gelombang 725 nm. Kandungan fitokimia diuji menggunakan pengamatan perubahan warna ekstrak saat diberikan pereaksi. Kadar pigmen diukur menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 636, 663  (klorofil-a dan klorofil-b) dan 480 nm (karotenoid). Hasil menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak sampel dari Pantai Pok Tunggal dan Pantai Ngandong berturut-turut adalah 188,53 ppm dan 168,76 ppm. Kadar fenolat masing-masing ekstrak sebesar 16,527 dan 17,497 mg GAE/g berat sampel). Kadar klorofil-a sebesar 7,132 dan 4,357 mg/g, klorofil-b sebesar 8,335 dan 5,401 mg/g, karotenoid sebesar 31,625 dam 35,494 µmol/g. Gracilaria verrucosa dari Pantai Ngandong dan Pantai Pok Tunggal memiliki potensi antioksidan. 

    The diversity of banana cultivars in East Kalimantan based on morphological characteristic

    Get PDF
    Banana is a plant with nutritious fruit and can help prevent stunting. Banana plants are widely cultivated in East Kalimantan, but the type characterization has not been identified. The purpose of this study was to determine the diversity of banana plants in East Kalimantan and to characterize banana plants based on morphology. This research is explorative in nature by identifying directly in the field the cultivated banana cultivars. Morphological characterization of stems, leaves and fruit was carried out based on the banana description contained in IPGRI-INIBAP/CIRAD. The research instrument is a banana morphology observation sheet which contains parameters: leaf habit, pseudostem color, predominant underlying color of the pseudostem, sap color, blotches at the petiole base, blotches color, petiole canal leaf III, color of leaf upper surface, color of midrib dorsal surface, color of leaf lower surface, color of midrib ventral surface, wax on leaves. The result shows that at East Kalimantan is found 12 types of banana cultivars were found, Talas bananas, Rutai bananas, Kepok bananas, Mas bananas, Morosebo bananas, Tanduk bananas, Susu bananas, Maulin bananas, Red bananas, Ambon bananas, Raja bananas, and Cavendish bananas.There are variations in the morphological characteristics of banana plants, leaves and fruit that can characterize each banana

    Multiplikasi Pucuk pada Tanaman Doyo (Curculigo latifolia Dryand.) Menggunakan Beberapa Kombinasi BAP dan IBA pada Perbanyakan In-Vitro: Multiplikasi Pucuk pada Tanaman Doyo (Curculigo latifolia Dryand.) Menggunakan Beberapa Kombinasi BAP dan IBA pada Perbanyakan In-Vitro

    No full text
    The development of the Ulap Doyo weaving industry in East Kalimantan is constrained by doyo plants availability as raw material. Cultivation of Doyo or Marasi plant conventionally faces obstacles due to the low germination rate and deteriotation of doyo seeds. Tissue culture is considered as an important technology for mass propagation producing disease-free, high quality, uniform and rapid production of planting material. This study aims to induce regeneration and increase the multiplication of doyo plant for mass multiplication to support the doyo plant conservation program. The research was conducted in 3 stages: shoot initiation, shoot multiplication and plant regeneration (root induction). Shoot initiation and multiplication experiments were carried out using several combinations of 6-Benzylaminopurine (BAP) and Indole-3-butyric acid (IBA) in solid MS media, and two explants types, shoots and rhizomes. The root induction was carried out by growing the plants in MS media containing 0.25 mg L-1 IBA. The results showed that the rhizome was the best part of the plant as a source of explants in doyo plant tissue culture. Initiation medium of 3.75 mg L-1 BAP + 0.50 mg L-1 IBA and the multiplication medium of  37.50 mg L-1 BAP + 0.50 mg L-1 IBA, gave the best effect resulting in the highest survival and responsiveness percentage (80%), percentage of shoot producing explants( 60%, and number of shoots per explant ( 4.00). The plant regeneration has good potential for doyo plant mass propagation, in which 87.50% of the resulting shoots were able to form good root system.Pengembangan industri kerajinan tenun Ulap Doyo di Kalimantan Timur terkendala sulitnya mendapatkan tanaman doyo sebagai bahan baku. Upaya yang dapat dilakukan untuk pembudidayaan doyo adalah dengan kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk menginduksi regenerasi dan meningkatkan multiplikasi tunas tanaman doyo untuk perbanyakan tanaman secara massal dalam waktu yang relatif singkat sehingga dapat mendukung program konservasi tanaman doyo. Penelitian dilakukan dalam 3 tahapan: tahap inisiasi tunas, multiplikasi tunas dan regenerasi tanaman (induksi pengakaran). Percobaan inisiasi dan multiplikasi tunas menggunakan RAL faktorial 2 faktor. Faktor pertama yaitu variasi kombinasi konsentrasi ZPT BAP dan IBA dalam media MS padat (7 kombinasi), sedangkan faktor kedua adalah jenis eksplan yaitu tunas dan rimpang. Setiap kombinasi perlakuan diulang 5 kali. Tahapan regenerasi tanaman dilakukan dengan menumbuhkan tanaman pada media MS padat yang mengandung 0,25 mg L-1 IBA untuk merangsang pertumbuhan akar. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rimpang merupakan bagian tanaman terbaik sebagai sumber eksplan dalam kultur jaringan tanaman doyo, eksplan rimpang yang diinduksi pada media perlakuan inisiasi i6 = 3,75 mg L-1 BAP + 0,50  mg L-1 IBA dan media perlakuan multiplikasi m6 = 37,50 mg L-1 BAP + 0,50  mg L-1 IBA, memberikan pengaruh terbaik dengan persentase hidup dan responsif tertinggi yaitu 80% serta persentase bertunas tertinggi yaitu 60% dengan rerata jumlah tunas per eksplan 4,00. Regenerasi tanaman hasil multiplikasi memiliki potensi yang baik untuk perbanyakan tanaman secara massal yang ditandai dengan 87,50% tunas yang dihasilkan mampu membentuk sistem perakaran yang baik

    Diversity analysis and genetic potency identification of local rice cultivars in Penajam Paser Utara and Paser Districts, East Kalimantan

    No full text
    Nurhasanah, Sadaruddin, Sunaryo W. 2016. Diversity analysis and genetic potency identification of local rice cultivars in Penajam Paser Utara and Paser Districts, East Kalimantan. Biodiversitas 17: 401-408. Local rice cultivars provide genetic diversity in rice genepool that is very useful for rice breeding programs. Less is known about local rice genetic diversity in East Kalimantan, because their existence only depends on traditional cultivation and conservation by local farmers based on needs and tendencies towards certain varieties. According to the current exploration study conducted in Penajam Paser Utara (PPU) and Paser, the smallest districts in East Kalimantan, there were high genetic diversities of rice existed in that two districts. As many as 71 local rice cultivars were collected, consisted of 53 rice and 18 glutinous rice. Traits characterization showed that there were large variation of plant height (66 to 209.33 cm), culm number (1 to 41.67), culm diameter (0.23 to 1.03 cm), leaf length (39 to 108.33 cm), leaf width (0.83 to 2.67 cm), leaf angle (10 to 50 degree), ligule length (11 to 55 mm) and weight of ten seeds (0.13 to 0.40 gram) in the local rice population showing high phenotypic variations of agro-morphological traits in the population. A strong negative correlation between culm number (tiller) and culm diameter, leaf length as well as leaf width was observed, which indicated that culm number is few if the culm diameter is big, and the leaves are longer and wider. Genetic diversity analysis based on Agro-morphological characters clustered the cultivars in nine and four classes for rice populations in PPU and Paser districts, respectively. Pre-identification of the local rice genetic potencies showed some superior and potential traits which will be very useful for rice breeding programs to develop new superior rice varietie

    UJI AKTIVITAS FRAKSI ETANOL 70% DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTROL TOTAL DAN LDL PADA HAMSTER JANTAN HIPERLIPIDEMIA

    Get PDF
    Ekstrak etanol 70% daun nipah (Nypa fruticans Wurmb.) memiliki efektivitas hiperlipidemia. Hal ini diduga karena kandungan senyawa flavonoid, tannin, dan saponin yang ada pada daun nipah digunakan untuk menurunkan kadar kolestrol total dan LDL. Dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas fraksi etanol ekstrak etanol 70% daun nipah terhadap penurunan kadar kolestrol total dan LDL pada hamster jantan hiperlipidemia. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok diantaranya kontrol negatif, kontrol positif yang diberi atorvastatin (0,099mg/80gBB) , dosis 1 (23,75mg/80gBB), dosis 2 (47,50mg/80gBB), dan dosis 3 (95,01mg/80gBB) diberi fraksi etanol 70% daun nipah. Sampel darah hewan diambil melalui sinus orbital. Pengukuran kadar kolestrol total dan LDL pada serum darah hewan menggunakan spektrofotometer klinikal. Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian yang didapat menunjukan bahwa dosis 3 memiliki aktivitas yang tertinggi terhadap penurunan kadar kolestrol total sebesar 50,63% dan LDL 51,02%, walaupun belum sebanding dengan kontrol positif yang diberikan atorvastatin dengan dosis yang diberikan (0,099mg/80gBB). Kata kunci: Nypa fruticans Wurmb, kolestrol, LDL, hiperlipidemi
    corecore