23 research outputs found

    Stimulasi Pengajaran dengan Media Gambar terhadap Prestasi Belajar Anak Retardasi Mental

    Full text link
    Stimulasi Pengajaran Dengan Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Anak Retardasi Mental (Teaching Stimulation by Using Picture Media with Learning Achievement of Mental Retardation Children)Titik SumiatinPoltekkes Kemenkes Surabaya Prodi Keperawatan TubanJl. Dr.Wahidin S.H No. 2 Tuban, 62314e-mail : [email protected] mental ringan dengan IQ 50-70 memiliki keterbatasan dalam berbagai hal, sehingga memerlukan stimulasi yang tepat untuk meningkatkan daya tangkap dan daya abstraksinya di sekolah agar mudah menerima pelajaran. Stimulasi pengajaran dengan media gambar merupakan salah satu cara untuk menstimulasi daya abstraksi anak dengan retardasi mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stimulasi pengajaran media gambar terhadap prestasi belajar anak dengan retardasi mental. Desain yang digunakan adalah quasy experimental pretestposttest dengan kelompok kontrol. Populasi adalah murid SDLBN/C (debil) usia sekolah (6-12 tahun) Kabupaten Tuban yang berjumlah 21 anak, dengan besar sampel seluruh populasi (total sampling). Analisa data menggunakan uji t berpasangan dan uji t 2 sampel bebas (untuk data normal) dan uji wilcoxon dan mannwhitney (untuk data tidak normal). Sebelum dilakukan penelitian didapatkan 100% responden mempunyai prestasi yang kurang baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Setelah diberikan stimulasi pengajaran media gambar didapatkan 70% responden mempunyai prestasi baik dan 30% cukup. Dari hasil uji t Test dengan tingkat kepercayaan 5% didapatkan harga p=0,001, berarti ada pengaruh stimulasi pengajaran media gambar terhadap prestasi belajar. Perlu adanya kerjasama antar guru, orang tua dan anak dalam mengevaluasi prestasi belajar anak dan meningkatkan stimulasi melalui berbagai modifikasi metode dan media pengajaran sehingga dapat lebih meningkatkan hasil prestasi belajar anak menjadi lebih baik lagi.Kata kunci : Retardasi Mental, Mampu didik, Stimulasi pengajaran Media gambar, Prestasi belajarABSTRACTMild mental retardation with IQ 50-70 has many limitation, so it needs an exact stimulation to increase acception and abstraction to understand lessons at school. Teaching stimulation by picture is one of way to stimulate abstraction for mental retardation. The goal of this research is to know the effect of teaching stimulation by picture to learning achievement in mental retardation. The research uses quasy experimental design pretestposttest with control group. The population is the student of SDLBN/C (debil) age (6-12 years old) in Tuban regency amount 20 students become all sample population. Data analysis uses t test (for significant data), wilcoxon and Mannwhitney test (for nonsignificant data). Before doing the research gotten 100% respondent have not good achievement in both, treatment group and control group. After giving teaching stimulation by picture it is known that 70% respondent have good achievement and 30% medium. By t test and degree of trust 5% is gotten significant amount 0,001, it means result < 0,05 so it proves that there is an effect of teaching stimulation by picture to learning achievement. Necessary to have team work between teacher, parents and children in evaluating learning achievement and increasing stimulation through modification methods and media, in order to be more increasing learning achievement

    Efektifitas Pendidikan Kesehatan Ceramah dan Role Play Penanganan Bullying pada Remaja dalam Meningkatkan Pengetahuan

    Get PDF
    Bullying merupakan fenomena yang tidak asing bagi kalangan remaja, dan merupakan salah satu perilaku berisiko. Perilaku bulying perlu dicegah sedini mungkin dengan sering memberikan pendidikan kesehatan pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan efektifitas pendidikan kesehatan ceramah dan role play penanganan bullying pada remaja dalam meningkatkan pengetahuan. Desain penelitian ini adalah Pra-eksperimental dengan pendekatan one-group pra-post test design. Sampel penelitian adalah 40 siswa di SMPN 2 Palang Kabupaten diambil dengan cara purposive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan dianalasis menggunakan Wilcoxon signed Rank test. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan intervensi hanya sebagian kecil yang mempunyai pengetahuan sangat baik (10%). Setelah dilakukan intervensi, sebagian besar  (70%) berada pada kategori pengetahuan baik. Analisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test pada data sebelum dan sesudah intevensi menghasilkan nilai r=0,000 (&lt;0,05), menunjukkan pengetahuan remaja setelah intervensi secara signifikan lebih tinggi daripada sebelum intervensi. Pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dan role play efektif digunakan sebagai metode untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang bullying pada remaja. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode yang melibatkan  peserta bisa digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan dilingkup yang lebih luas.Bullying merupakan fenomena yang tidak asing bagi kalangan remaja, dan merupakan salah satu perilaku berisiko. Perilaku bulying perlu dicegah sedini mungkin dengan sering memberikan pendidikan kesehatan pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan efektifitas pendidikan kesehatan ceramah dan role play penanganan bullying pada remaja dalam meningkatkan pengetahuan. Desain penelitian ini adalah Pra-eksperimental dengan pendekatan one-group pra-post test design. Sampel penelitian adalah 40 siswa di SMPN 2 Palang Kabupaten diambil dengan cara purposive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan dianalasis menggunakan Wilcoxon signed Rank test. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan intervensi hanya sebagian kecil yang mempunyai pengetahuan sangat baik (10%). Setelah dilakukan intervensi, sebagian besar  (70%) berada pada kategori pengetahuan baik. Analisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test pada data sebelum dan sesudah intevensi menghasilkan nilai r=0,000 (&lt;0,05), menunjukkan pengetahuan remaja setelah intervensi secara signifikan lebih tinggi daripada sebelum intervensi. Pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah dan role play efektif digunakan sebagai metode untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang bullying pada remaja. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode yang melibatkan  peserta bisa digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan dilingkup yang lebih luas. Kata kunci: bulying, ceramah, role play, pengetahua

    Efektifitas Pendidikan Kesehatan terhadap Sikap Hidup Bersih dan Sehat dalam Pencegahan Skabies di Pondok Pesantren Mukhtariyah Syafi'iyah 1 Beji Tuban

    Get PDF
    Scabies is known in Indonesia as skin diseases commonly known as a skin disease caused by infestation and sensitization to saccoptes scabiei. Scabies is also known as infectious disease worldwide with an estimated 300 million cases annually. This prevalence varies and fluctuates every time. The prevalence of scabies in Indonesia is around 6-27% of the general population. The purpose of this study was to determine changes in attitude about clean and health life of students after being given health education. The research design was Pre Experimental design. The population was all students in boarding school Mukhtariyah Shafi'ites 1 in Beji village, district. Jenu Kab. Tuban. The sample was 80 people determined by random sampling . The Data were collected using a questionnaire which is then analyzed by Spearman and Wilcoxon tests. The results showed attitude of boarding schoolstudents about clean and healthy life in preventing the scabies disease before being given health education and after being given health education has increased. The test results analysis using the Wilcoxon Sign Rank Test showed pretest and post-test yield value of p = 0.000 (<0.05), which means it's very significant. Health education was very effective in changing attitude of students, so it was advisable to further improve the implementation of health education at the boarding school in the district of Tuban

    Kecemasan Lansia dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Penerapan protokol kesehatan dapat menyebabkan masalah kecemasan pada lansia, termasuk meningkatnya perasaan terisolasi, kesepian, dan terisolasi. Dengan demikian, mereka mungkin mengalami keluhan fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, sesak dada, berkeringat, dan pusing. . Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan lansia dalam menerapkan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 di Desa Paseyan, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan jumlah penduduk 203 lansia dan ukuran sampel 135 lansia. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling. Variabel penelitian adalah tingkat kecemasan lansia dalam penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Alat pengumpulan data adalah kuesioner skala HARS. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis menggunakan persentase dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua lansia tidak mengalami kecemasan (83,7%), lansia yang tidak mengalami kecemasan sebagian besar adalah perempuan (51,3%), mayoritas lansia yang tidak mengalami kecemasan memiliki rentang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) 91,1%, dan sebagian besar lansia yang tidak mengalami kecemasan (77%) tidak memiliki penyakit kronis. Lansia yang mengalami kecemasan dalam menerapkan protokol kesehatan adalah lansia yang memiliki riwayat kesehatan yang mengerikan. Jadi, dalam menjaga jarak dan memakai masker akan menimbulkan gejala kecemasan. Dalam hal ini, dukungan keluarga dapat mengurangi kecemasan dan mendapatkan informasi yang akurat dengan bersosialisasi untuk mencegah COVID-19. Kata kunci: Tingkat Kecemasan, Lansia, Penerapan Protokol KesehatanPenerapan protokol kesehatan dapat menyebabkan masalah kecemasan pada lansia, termasuk meningkatnya perasaan terisolasi, kesepian, dan terisolasi. Dengan demikian, mereka mungkin mengalami keluhan fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, sesak dada, berkeringat, dan pusing. . Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan lansia dalam menerapkan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 di Desa Paseyan, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan jumlah penduduk 203 lansia dan ukuran sampel 135 lansia. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling. Variabel penelitian adalah tingkat kecemasan lansia dalam penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Alat pengumpulan data adalah kuesioner skala HARS. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis menggunakan persentase dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua lansia tidak mengalami kecemasan (83,7%), lansia yang tidak mengalami kecemasan sebagian besar adalah perempuan (51,3%), mayoritas lansia yang tidak mengalami kecemasan memiliki rentang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) 91,1%, dan sebagian besar lansia yang tidak mengalami kecemasan (77%) tidak memiliki penyakit kronis. Lansia yang mengalami kecemasan dalam menerapkan protokol kesehatan adalah lansia yang memiliki riwayat kesehatan yang mengerikan. Jadi, dalam menjaga jarak dan memakai masker akan menimbulkan gejala kecemasan. Dalam hal ini, dukungan keluarga dapat mengurangi kecemasan dan mendapatkan informasi yang akurat dengan bersosialisasi untuk mencegah COVID-1

    Pengetahuan Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Gangguan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di SDN Palang Tuban

    Get PDF
    Kesehatan gigi dan mulut adalah kondisi gigi, jaringan pendukung, serta mulut terbebas dari nyeri serta penyakit, tetapi saat ini kasus gangguan kesehatan gigi serta mulut anak  masih tergolong tinggi, dikhawatirkan dapat menjadi peluang masuknya bakteri dan kuman penyebab gangguan organ tubuh lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan gangguan kesehatan gigi dan mulut pada siswa SDN Palang Tuban.           Desain penelitian menggunakan Analisis Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional, dalam penelitian ini populasi adalah siswa SDN Palang Tuban, pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 103 siswa, Metode analisa data yang digunakan adalah chi-square, Teknik sampling yang di gunakan adalah Total sampling, Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dan lembar observasi gangguan kesehatan gigi dan mulut.           Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan baik dengan presentase 68,9% dan siswa mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 63,1% sehingga dari uji chi-square didapatkan nilai p-value 0,601 (tidak signifikan &gt; 0,05), menunjukan tidak terdapat hubungan terikat antara pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan gangguan kesehatan gigi dan mulut di SDN palang tuban.           Kesehatan gigi dan mulut tidak dapat ditentukan dari pengetahuan saja tetapi perlu diimbangi dengan perilaku kebersihan gigi dan mulut, penyuluhan kesehatan tentang pengertian, penyebab, dampak dan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan pemberian motivasi mengenai dampak yang terjadi ketika tidak merawat kesehatan gigi serta mulut, diharapkan perilaku mempunyai keselarasan dengan pengetahuan, sehingga terbebas dari gangguan atau masalah kesehatan gigi  mulut

    The Influence of Teenagers' Perception About Sex Behavior Towards Their Interest in Doing Risky Sex Behavior

    Full text link
    PENGARUH PERSEPSI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS TERHADAPNIAT REMAJA DALAM MELAKUKAN PERILAKU SEKS BERESIKOThe Influence of Teenagers' Perception about Sex Behavior towardsTheir Interest in Doing Risky Sex BehaviorTitik Sumiatin1, Hadi Purwanto2, Wahyu Tri Ningsih3123Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi Keperawatan TubanJalan Dr. Wahidin S.H No. 2 Tuban, 623141email : [email protected] mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, diantaranya adalah masalahseksualitas.Keingintahuan remaja tentang seksualitas disebabkan masa perkembangan remaja yangmemasuki masa pubertas yang ditandai dengan maturasi sistem reproduksi dan produksi hormon seks.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi remaja tentang perilaku seks dan niatremaja dalam melakukan perilaku seks beresiko. Penelitian menggunakan desain analitik denganpendekatan cross sectional.Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa SMA wilayah kecamatanTuban sebesar 349 orang dengan menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukandengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistic ordinal untukmenguji pengaruh antar variabel. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh persepsi terhadapintensi/niat remaja dalam berperilaku seks (p= 0,000). Jika sikap remaja memiliki persepsi positif makaremaja tidak berniat dalam melakukan perilaku seks yang beresiko. Remaja dapat mempertahankan danmeningkatkan pengetahuan dengan cara dapat memilah dan menyaring informasi yang didapat darimedia massa tentang perilaku seksKeywords: Persepsi, perilaku seks, niat, remajaABSTRACTAdolescents have high curiosity, including the issue of sexuality. Adolescent curiosity about sexuality dueto the development phase of teenagers is characterized by the maturation of the reproductive system andthe production of sex hormones. This study aims to determine the influence of perception towardadolescent intention of doing risky sexual behavior. This study used analytic design with cross sectionalapproach. The sample in this study was high school students in the districts of Tuban amounted to 349people by using simple random sampling. The data collection done by using the questionnaire. Thestatistical test used is ordinal logistic regression to examine the influence between variables. The resultshowed that there was influence adolescent attitudes toward intention in sexual behavior (p = 0.000). Ifthe adolescent has positive perception, the teen has no intention of doing risky sexual behavior. Teens canmaintain and improve the knowledge and a positive attitude so that they can sort and filter theinformation which was gathered from the mass media about sexual behavior

    Gambaran Gaya Hidup Yang Menyebabkan Penyakit Ginjal Kronik Di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. R. Koesma Tuban

    Get PDF
    Di Indonesia penyakit ginjal kronik mengalami peningkatan. Faktor gaya hidup yang menyebabkan terjadinya penyakit Ginjal Kronik diantaranya adalah, mengkonsumsi obat herbal, mengkonsumsi  alkohol, kebiasaan merokok, kurang minum air putih, dan sering mengkonsumsi suplemen berenergi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor gaya hidup yang menyebabkan terjadinya penyakit ginjal kronik. Desain penelitian yaitu analisis deskriptif, dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional dengan teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel yang berjumlah 92 responden yaitu pasien di Ruang Hemodialisa. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data dengan uji frequencies.. Jenis penelitian ini menunjukkan dari 120 orang terdapat 92 orang yang sering mengkonsumsi minuman suplemen berenergi. Analisa deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi dan presentase. variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu kebiasaan mengonsumsi obat herbal, yaitu kebiasaan minum obat herbal, alkohol, kebiasaan merokok, kurang minum air, dan mengkonsumsi suplemen ber-energi. Berdasarkan Hasil Analis Deskriptif dengan menggunakan uji frequencies dari 92 responden ditemukan bahwa hampir seluruhnya pasien di Ruang Hemodialisa mengkonsumsi minuman suplemen yang berjumlah 75 orang (81,5%). Pada pasien penyakit ginjal kronik, penting bagi semua orang mengetahui memahami dan menerapkan gaya hidup yang sehat seperti mengetahui frekuensi mengkonsumsi obat herbal, minuman alkohol yang diperbolehkan dalam sehari, mengurangi kebiasaan merokok serta minum air putih yang cukup (8 gelas/hari) agar bisa mengurangi kejadian Penyakit Ginjal Kronik

    PENGARUH SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS DAN NIAT REMAJA DALAM MELAKUKAN PERILAKU SEKS BERESIKO

    Get PDF
    Adolescents have high curiosity, including the issue of sexuality. Adolescent curiosity about sexuality due to the development phase of teenagers who enter puberty characterized by the maturation of the reproductive system and the production of sex hormones. This study aims to determine the influence of attitudes about seks behaviortoward adolescent intention of doing risky sexual behavior. This study used analytic design with cross sectional approach. The sample in this study were high school students in the districts of Tuban amounted to 349 people by using simple random sampling. The data collection done by using the a questionnaire. The statistical test used is ordinal logistic regression to examine the influence between variables. The result showed that there was influence adolescent attitudes toward intention in sexual behavior (p = 0.000). If the adolescent attitude positive, the teen has no intention of doing risky sexual behavior. Adolescents can maintain and improve the knowledge and a positive attitude by the way can sort and filter the information gathered from the mass media about sexual behavio

    Determinants of Smoking Behavior in Adolescents

    Get PDF
    Smoking behavior as one of the riskiest behaviors carried out by teenagers has always been a problem throughout the ages. As long as the root cause is still there and supported by various policies that are in favor of the owners of the cigarette industry, during that time the problem of smoking will always exist. One of the districts in East Java with the highest number of smokers is Tuban. This study aims to determine what factors are the most dominant influencing adolescent smoking behavior in Tuban Regency. The population in this study were junior high school youth in the district of Tuban, both smokers and non-smoker. The design in this study was analytic with a Cross-Sectional approach. The population was junior high school youth, both male and female, totaling 2,866, with a sample size of 287 using purposive sampling. The independent variables in this study were gender, puberty status, self-esteem, motivation, health status, work, economy, environment, friends, family, models/role models. Data was collected using a questionnaire compiled by the research team using the Pender Model theory approach. The collected data was analyzed by logistic regression test. The results showed that most of the adolescents did not smoke by 98.61%, more than half of the adolescents were female (58.89%), almost all of them had experienced puberty (96.17%), most of them had negative self-esteem (88.50%), all of whom stated that smoking did not motivate to do activities, all of them stated that they did not smoke during their illness, almost all of them did not have a side job (97.56%), more than half of the parents had income above the minimum wage (53.31%), almost all stated that the environment did not affect smoking behavior (99.30%), almost all stated that friends did not influence smoking behavior (98.95%), almost all stated that family did not influence smoking behavior (99.65%), and almost all stated that their model/role model did not affect smoking behavior (99.65%). Based on the results of statistical tests, it was found that all factors had a significance > 0.05 so that there were no factors that significantly influenced smoking behavior in adolescents or in other words there was no dominant factor that significantly affected smoking behavior in adolescents in Tuban district. For related parties such as schools, the health office, health education participate in maintaining and continuing to improve education to adolescents about the dangers of smoking so that adolescents do not engage in behaviors that are more risky to health than the benefits obtained
    corecore