5 research outputs found

    Kepercayaan Konsumen sebagai Mediator: Menghubungkan Influencer dan Kualitas Produk dengan Niat Beli di TikTok

    Get PDF
    This study aims to analyze the influence of product quality and influencers on consumer trust and its impact on purchase intention. Data was collected through a quantitative approach through a survey involving respondents who actively use the TikTok platform. The sample used was 200 respondents. Data analysis was carried out using Path analysis through the Smart PLS application. The results showed that product quality positively and significantly influences consumer trust, which in turn impacts purchase intention. In contrast, the presence of influencers only considerably influences consumer trust. The findings indicate that companies must improve product quality and build consumer trust as critical strategies to increase purchase intention. This research provides important insights for companies in formulating more effective marketing strategies in the digital era, especially on the TikTok platform

    HUBUNGAN RIWAYAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN STATUS GIZI SAAT USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON

    Get PDF
    Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia balita, sehingga memerlukan biaya perawatan yang lebih tinggi. Beberapa penelitian mengungkapkan anak yang lahir dengan berat badan dibawah normal mempunyai pola pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang lahir dengan berat badan normal. Terdapat hambatan pertumbuhan yang serius anak BBLR yang dimulaisejak dalam kandungan hingga anak berumur 2 tahun sehingga tidak pernah mencapai berat badan anak dengan berat badan lahir normal. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk survei lapangan yang bersifat observasional, tujuannya untuk menjelaskan hubungan BBLR dengan status gizi anak usia 1-3 tahun. Metode yang dipakai adalah kohor history (Chohort Retrospektif) untuk mengetahui hubungan riwayat BBLR dengan status gizi anak usia 1-3 tahun melalui uji chi square dengan menggunakan program SPSS. Dari pengolahan dan analisis data penelitian ini, menunjukkan ada hubungan riwayat BBLR dengan status gizi anak usia 1-3 tahun, p = 0,001 atau p0,05. Bayi dengan berat badan lahir rendah disarankan perlu mendapat perhatian yang cukup mengingat banyak dan besarnya risiko yang akan dialami diusia selanjutnya. Perlu dilakukan studi yang lebih luas sehingga hasilnya lebih bermakna khususnya untuk program gizi Dinas Kesehatn Kota Kata Kunci: BBLR, status gizi, energi, protein, anak usia 1-3 th CORRELATION BETWEEN HISTORY OF INFANT WITH LOW BIRTH WEIGHT AND NUTRITIONAL STATUS OF 1-3 YEARS OLD TODDLER AT AGE IN HARJAMUKTI VILLAGE, CIREBON CITY .Cirebon.Infant with low weight constitute one of risk factors that contributes to infant's mortality especially at perinatal ages. Besides, infant with low birth weight could experience mental and physical trouble at toddler's age; therefore they need higher treatment cost. Some research has revealed that anybaby born with body weight of low normal having lower growth rate patterns that any normal birth weight baby and there is serious growth of obstacle for infant with low birth weight. Since in fetus until 24 months old infant, so that they never reach normal body weight. This research conducting in form of observational field survey, it is aim to explain any correlation between infant with low birth weight and nutritional status of toddler at age of 1-3 years. Approach methode used is study of cohort retrospective to find out the correlation between infant with low birth weight and nutritional status of toddler age of 1-3 years, through chi-square test using SPSS program. This research found that there is correlation between infant with low birth weight and toddler nutritional status at age of 1-3 years, with p value=0,001, or p0,05. Infant with low birth weight should get sufficient attention, considering that there are so many risk which he/she would face in his/her next age. There are needs to conducting broader research so that the result wwould have more significance for program important, particularly toddler nutritions improving program of health department in Cirebon city

    Rebon Shrimp Powder Addition Influence to Nutritional Values, Organoleptic Properties and Acceptance of Supplementary Food by Children Aged 4-5 Years Old

    Get PDF
    Malnutrition and stunting prevalence in under-five children in Cirebon City are still high that reach 13.9% and 15.7%. Rebon shrimp (Acetes erythraeus) contains high protein and calcium. Influence of adding rebon shrimp in supplementary food (lemu porridge and steamed sponge) towards nutrition quality was investigated. This study aimed to determine effects of rebon shrimp powder on nutritional values, organoleptic properties and food acceptance. Laboratory test and Nutriservey software were used to measure nutritional value of rebon shrimp powder and nutrition of supplementary food. Organoleptic test used completely randomized design with four treatments (0%, 5%, 10%, 15% shrimp powder) and two repetitions. Respondents were 30 students of Nutrition Studies Program in Cirebon with 7 hedonic scale (organoleptic test) and 50 children aged 4-5 years in integrated health care (acceptance test). As the result, the level of ash, protein and calcium of rebon shrimp powder met the Indonesian National Standard. Energy, protein and calcium significantly increased (p value < 0.05). Nutrient content of steamed sponge per 100 gram with 5% rebon shrimp powder supplied 21.6% energy, 18.9% protein and 25.9% calcium on recommended dietary allowances. Preference level of color, flavor, taste, texture and overall were significantly different. Lemu porridge with 5% rebon shrimp powder was accepted by 80% of the children and the steamed sponge acceptance reached 88%.AbstrakPrevalensi gizi kurang dan stunting pada anak bawah lima tahun (balita) di Kota Cirebon masih cukup tinggi yaitu mencapai 13,9% dan 15,7%. Udang rebon (Acetes erythraeus) memiliki kandungan protein dan kalsium yang tinggi. Pengaruh penambahan udang rebon dalam makanan tambahan (bubur lemu dan bolu kukus) terhadap kualitas gizi diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubuk udang rebon terhadap nilai gizi, sifat organoleptik dan daya terima. Uji laboratorium dan perangkat lunak Nutriservey digunakan untuk analisis nilai gizi bubuk udang rebon dan gizi makanan tambahan. Uji organoleptik menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan (bubuk udang rebon 0%, 5%, 10%, 15%) dilakukan dua kali pengulangan. Responden adalah 30 mahasiswa program studi gizi Cirebon, mrnggunakan 7 skala hedonik (uji organoleptik) dan 50 anak-anak usia 4-5 tahun di posyandu (uji daya terima). Hasilnya adalah kadar abu, protein dan kalsium bubuk udang rebon memenuhi Standar Nasional Indonesia. Energi, protein dan kalsium meningkat signifikan (nilai p < 0,05). Kandungan gizi per 100 gram bolu kukus dengan bubuk udang rebon 5% memenuhi angka kecukupan gizi energi 21,6%, protein 18,9% dan kalsium 25,9%. Tingkat kesukaan pada warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan berbeda signifikan (nilai p < 0,05). Bubur lemu dengan bubuk udang rebon 5% dapat diterima oleh 80% balita dan bolu kukus mencapai 88%

    Analisis dan Sinkronisasi Tabel Komposisi Pangan Aplikasi Nutrisurvey Versi Indonesia

    No full text
    Latar Belakang: Ahli gizi Indonesia masih banyak yang menggunakan aplikasi Nutrisurvey (NS) untuk menganalisis kandungan gizi pada bahan makanan dan resep makanan. Nutrisurvey Indonesia (2005) memiliki kekurangan berupa database nilai gizi pangan atau Food Composition Table&nbsp; (FCT) yang masih belum diperbaharui atau disinkronkan dengan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI-2017). Hal ini menyebabkan terjadi ketidaksesuaian perhitungan estimasi nilai gizi pangan.&nbsp; Tujuan: mengetahui perbedaan; jenis pangan, jumlah zat gizi dan nilai gizi pangan pada aplikasi Nutrisurvey (NS-2005) dan TKPI-2017 dan melakukan pembaharuan pangkalan data NS. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif observasional, dengan menyelia perbedaan jenis pangan, jumlah zat gizi dan nilai gizi pangan. Pembaharuan pangkalan data aplikasi NS. Hasil: Jumlah jenis pangan di TKPI sebanyak 1.113 jenis dan Nutrisurvey sebanyak 934 jenis. Nutrisurvey sebanyak 43 zat gizi dan TKPI sebanyak 21 zat gizi. Perbedaan jumlah zat gizi pada keduanya sebesar 22 zat gizi. Nutrisurvey memiliki rerata nilai gizi pangan lebih tinggi daripada TKPI sebesar 34,3%. Hasil sinkronisasi menghasilkan Aplikasi Nutrisurvey dengan pangkalan data baru yang disebut Nutrisurvey-TKPI 2017 (NS-TKPI 2017). Kesimpulan: Nutrisurvey-TKPI 2017 dengan berbagai kelebihannya masih layak untuk digunakan oleh ahli gizi dan praktisi gizi. Nutrisurvey memiliki fitur yang cukup mendukung kerja ahli gizi
    corecore