5 research outputs found

    Pemberdayaan Masyarakat Kader Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dalam Menangani Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Rumah Tangga Di Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

    Get PDF
    Desa Keliki, Kecamatan Tegallang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali terdiri dari tujuh (7) Banjar Dinas yaitu: Banjar Keliki, Banjar Triwangsa Keliki, Banjar Pacung, Banjar Salak, Banjar Sebali, Banjar Triwangsa Sebali dan Banjar Bangkiang Sidem, dengan luas wilayah 560 Ha, jumlah penduduk 4.773 jiwa dalam 1.028 kepala keluarga, saat ini telah ditetapkan sebagai salah astu Desa Wisata di Kabupaten Gianyar. Beberapa fasilitas yang ada di Desa Keliki yaitu: hotel 9 unit, villa 106 unit, restaurant 9 unit, warung 130 unit, dan minimarket 4 unit. Sampah yang dihasilkan di Desa Keliki saat adalah 7.134,35 kg/hari (profil Desa Keliki, 2021). Permasalahan sampah di Desa Keliki telah menimbulkan berbagai persoalan seperti penyebab terjadinya banjir, estetika lingkungan, dan juga masalah sosial, yang jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi masalah yang sangat serius. Permasalahan sampah adalah merupakan tanggung jawab semua pihak yaitu: Pemerintah, Masyarakat, stakeholder termasuk Perguruan Tinggi. Dalam pengelolaan sampah di Desa keliki Pemerintah Provinsi Bali telah membantu membangun tempat pengolahan sampah (TPS 3R) dari dana alokasi khusus fisik tahun 2021. Peran yang dapat diambil oleh Perguruan Tinggi untuk mengatasi permasalahan sampah ini adalah membantu masyarakat melakukan uji karakteristik sampah dan pemberdayaan masyarakat berupa pembentukan kader kesehatan lingkungan (kesling) dan pelatihan pemilahan sampah bekerjasama dengan BUMDES Yowana Bhakti Desa Keliki sebagai salah satu badan usaha milik desa sebagai pengelola persampahan di Desa Keliki. Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan jumlah timbulan sampah yang ada di Desa Keliki, membentuk kader kesehatan lingkungan (kesling) dibawah koordinasi BUMDES dan melakukan pelatihan pemilahan sampah khusunya kepada kader kesling, sehingga sampah yang dihasilkan dapat dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Hasil yang diperoleh dari pengabdian ini adalah data tentang timbulan sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tagga di Desa Keliki yaitu 7,20 lt/or/hr dan terbentuknya kader kesehatan lingkungan (kesling) atau kader keberisihan Desa Keliki sebagai kader penggerak yang mampu dan terampil dalam pemilahan sampah dibawah koordinasi BUMDES  Yowana Bhakti Desa Keliki

    OPTIMALISASI RUTE PENGUMPULAN SAMPAH DI KAWASAN PERUMAHAN PESONA KHAYANGAN DENGAN MODEL PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

    Get PDF
    The population in Depok is growing in line with the growth of garbage produced. This issue should be balanced with the availability of proper waste management facility, such as providing waste collection vehicles. Pesona Khayangan residence is one of the area in Depok which has waste collection door-to-door service. The limited number of waste collection vehicles make it inefficient to reduce the mounting garbage. This research is aimed to determine the optimal route of waste collection in term of time and cost. The Travelling Salesman Problem is used to model the optimization problem. The solution shows that there is time and distance efficiency on the proposed route and it has successfully saved 50.2 minutes and 0.9 km per service operation.Keywords: waste collection, routing, travelling salesman proble

    OPTIMALISASI RUTE PENGUMPULAN SAMPAH DI KAWASAN PERUMAHAN PESONA KHAYANGAN DENGAN MODEL PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

    Get PDF
    The population in Depok is growing in line with the growth of garbage produced. This issue should be balanced with the availability of proper waste management facility, such as providing waste collection vehicles. Pesona Khayangan residence is one of the area in Depok which has waste collection door-to-door service. The limited number of waste collection vehicles make it inefficient to reduce the mounting garbage. This research is aimed to determine the optimal route of waste collection in term of time and cost. The Travelling Salesman Problem is used to model the optimization problem. The solution shows that there is time and distance efficiency on the proposed route and it has successfully saved 50.2 minutes and 0.9 km per service operation.Keywords: waste collection, routing, travelling salesman proble

    STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) GOHONG KABUPATEN PULANG PISAU

    No full text
    The local government of Pulang Pisau, Central Kalimantan plans to build a municipal solid waste landfill located in Gohong Village, Kahayan Hilir District. The Gohong landfill is planned to be built with a sanitary landfill system located in Gohong Village, Kahayan Hilir District, Pulang Pisau Regency with an area of 64,260 m2. Based on this, it is necessary to conduct an initial environmental study of the initial environmental components before planning and development begin, to then be managed and monitored during the activity. This study uses two types of data, which are secondary data and primary data. Secondary data includes topographic data and rainfall at the construction site, while the primary data used is groundwater and river quality, and water biota analysis. The results of the study on the development plan for the Gohong landfill show that this area has a medium category of rainfall. The soil types at the site of the development plan are podsol and alluvial soil types. The quality of river water around the planned development site is class 4 water type with good groundwater quality and has diverse biological components with healthy ecosystems.Pemerintah daerah Pulang Pisau, Kalimantan Tengah merencanakan untuk membangun Tempat PemrosesanAkhir (TPA) yang terletak di Desa Gohong Kecamatan Kahayan Hilir. Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)Gohong direncanakan untuk dibangun dengan sistem sanitary landfill yang berlokasi di Desa Gohong,Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau seluas 64.260 m2. Berdasarkan hal tersebut diperlukanstudi lingkungan awal mengenai komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan danpembangunan fisik dimulai, untuk kemudian dikelola dan dipantau selama kegiatan berjalan. Studi inimenggunakan dua jenis data yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi data topgrafi dancurah hujan di lokasi pembangunan, sedangkan data primer yang digunakan adalah data kualitas air tanah dansungai, serta analisa biota air. Hasil studi rona awal lokasi rencana pembangunan TPA Gohong menunjukkanwilayah ini memiliki curah hujan kategori menengah. Jenis tanah di lokasi rencana pembangunan merupakantanah jenis podsoll dan aluvial. Kualitas badan air di sekitar lokasi rencana pembangunan merupakan jenis airkelas 4 dengan kulitas air tanah yang memenuhi standar, dan memiliki komponen biologis beragam denganekosistem yang sehat.Kata Kunci: rona awal, tempat pembuangan akhir, Gohong, Pulang Pisau
    corecore