9 research outputs found
OPTIMALISASI PENERAPAN KONSEP ANDRAGOGI DALAM DIKLAT APARATUR PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU LULUSAN DI BADAN DIKLAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai; 1) optimalisasi penerapan konsep andragogi dalam diklat aparatur pemerintah sebagai upaya peningkatan mutu lulusan. 2) Peranan penerapan konsep andragogi dalam meningkatkan mutu lulusan. 3) Faktor-faktor yang menjadi kendala penerapan konsep andragogi dalam diklat aparatur pemerintah sebagai upaya peningkatan mutu lulusan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di Badan diklat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden ini terdiri dari: pengelola program, widyaiswara dan peserta pelatihan. Prosedur penelitian dilakukan melalui persiapan, pelaksanaan (sharing ide dan penerapan konsep andragogi), tindak lanjut. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, pemeriksaan data dilakukan melalui trianggulasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Penerapan konsep andragogi dalam diklat aparatur pemerintah dalam meningkatkan mutu lulusan di bandiklat Propinsi DIY belum optimal, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) persiapan, kegiatan yang dilakukan meliputi; koordinasi dengan pengelola program, widyaiswara, pengamatan lapangan, menyiapkan tempat, persiapan bahan, persiapan pengayaan materi konsep andragogi, b) Pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi; sharing konsep andragogi, pelaksanaan pelatihan, menyiapkan iklim pelatihan yang kondusif, merumuskan tujuan, memilih materi pelatihan, metode pelatihan, media pelatihan dan evaluasi pelatihan. c) tindak lanjut. 2) Peran penerapan konsep andragogi dalam diklat aparatur pemerintah sebagai upaya meningkatkan mutu lulusan adalah; a) mengembangkan sikap dan perilaku peserta dalam aspek; tanggung jawab, sikap kritis, kreativitas, kepemimpinan, dan kerjasama. b) meningkatkan penguasaan materi pelatihan 3) Faktor-faktor yang menjadi kendala optimalisasi penerapan konsep andragogi dalam diklat aparatur pemerintah antara lain: 3). Sebagian besar Widyaiswara tidak memiliki pengalaman pendidikan yang berlatar belakang pendidikan, sehingga dalam pengelolaan kelas dalam proses pelatihan kurang kondusif dan kaku. b). Sebagian besar widyaiswara merupakan mantan pejabat dari beberapa intansi pemerintah, masih ada widyaiswara yang berpenampilan seperti pejabat, c) kurikulum telah di susun dari LAN, d) kurikulum yang digunakan dalam kegiatan diklat di bandiklat propinsi DIY telah di susun dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kata kunci: andragogi, mutu lulusan FIP, 2006 (PEND. LUAR SEKOLAH
PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN JANGKA PANJANG ATLET PELATNAS BULUTANGKIS PROYEKSI SEA GAMES 2017 MALAYSIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembinaan jangka
panjang atlet pelatnas bulutangkis. Aspek yang dikembangkan meliputi : (a) Kriteria
masuk pelatnas; (b) Parameter fisik masuk pelatnas (c) Pembobotan parameter fisik
junior master (d) Pembobotan atlet pelatnas (e) Kriteria dan parameter fisik atlet
pelatnas, dan (f) project scope sistem informasi. Untuk mencapai target tersebut
rancangan penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif dengan instrumen berupa
Focus Group Discussion, in-depth interview, observasi non-participant, dan
dokumentasi lapangan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi pelatih,
pengurus, dan atlet pelatnas bulutangkis tentang pola pembinaan atlet bulutangkis.
Subyek penelitian diambil secara purposive yaitu: (1) Pengurus PBSI sebagai
supervisor; (2) Pelatih bulutangkis, dan (3) Atlet pelatnas bulutangkis. Berdasarkan
kriteria yang ditetapkan, maka informan kunci dalam penelitian ini, yaitu 3 orang
pengurus PP PBSI, 4 orang pelatih, dan 2 orang atlet. Lokasi penelitian di Pemusatan
Latihan Nasional (Pelatnas) Bulutangkis di Cipayung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cabang bulutangkis hanya
menyumbangkan 2 medali emas, yaitu pada nomor tunggal putra dan beregu putra.
Nomor yang memperoleh medali emas tersebut adalah tunggal putra atas nama Jonathan
Christie dan beregu putra. Sebelumnya PBSI menargetkan 3 medali emas namun hanya
dua medali emas yang terealisasi. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa (a)
aspek visi, misi, dan tujuan organisasi tertulis dan dapat dijalankan secara optimal oleh
organisasi; (b) aspek SDM pembinaan diisi oleh pakar profesional yang kompeten pada
cabang bulutangkis; (c) aspek pendanaan sangat memadai baik dari pemerintah maupun
sumber dana lain seperti sponsorship dan sokongan dari masing-masing klub
bulutangkis dan masyarakat; (d) aspek penghargaan cukup baik namun ada beberapa
pemikiran terkait jaminan masa tua apabila tidak menjadi atlet; (e) aspek strategi
pembinaan berjalan baik dan berjenjang dari level junior sampai dengan menjadi atlet
prestasi yang dibina melalui klub-klub olahraga bulutangkis; (f) aspek program latihan
dan kompetisi sangat terprogram dengan dukungan pelatih profesional dan kompetisi
cukup sehat dan fair dengan reward-punishment yang seimbang dan sistem promosi
degradasi yang adil. Salah satu kendala menonjol dalam pembinaan bulutangkis SEA
Games 2017 Malaysia ini adalah optimalisasi Iptek olahraga yang masih butuh
keseriusan dari pengurus agar menjadi bagian utama proses pembinaan bulutangkis
KREATIVITAS DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR YANG UNGGUL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Penelitian ini berusaha mendiskripsikan kreativitas dalam pengelolaan pendidikan
sekolah dasar unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta sehubungan dengan
pelaksanaan MPMBS.
Penelitian ini termasuk penelitian survey yang dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi yang didasarkan pada pengamatan terbatas. Metode penelitian ini
bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif, terkait dengan kreativitas pengelolaan
pendidikan sekolah dasar unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karakteristik MPMBS itu memuat komponen input, proses, dan output. Komponen
input skor rata-rata mencapai 3,75. Skor tersebut didukung keyakinan para guru
bahwa siswa dapat diarahkan mencapai program, sekolah memiliki sumberdaya,
siap mendukung mutu pembelajaran, sekolah memberikan fokus perhatian pada
peningkatan mutu dan kepuasan peserta didiknya pelaksanaan. Komponen proses
skor rata-rata 3,5. Kakrater efektifitas proses belajar mengajar yang tinggi di
sekolah, partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat, sekolah
memiliki keterbukaan dalam manajemen, dan karakter sekolah memiliki
akuntabilitas masing-masing mendapat skor rata-rata 3,1. Karakter kepemimpinan
sekolah yang kuat dan sekolah memiliki kemauan untuk berubah mepunyai skor
rata-rata 3,5. Karakter pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif dan karakter
sekolah memiliki budaya mutu skornya 3,6. Karakter sekolah memiliki kewenangan
dan sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, komunikasi yang baik
skor rata-ratanya 3,7. Karakter sekol ah memi l iki āteamworkā yang kompak, cerdas
dan dinamis dan karakter sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara
berkelanjutan mendapat skor rata-rata 3,8. Lingkungan sekolah yang aman dan
tertib skor rata-rata 3,9. Karakteristik komponen output sekolah dasar unggulan
di daerah Istimewa Yogyakarta terdapat perbedaan yang mencolok antara prestasi
akademik dan prestasi non akademik
PENGEMBANGAN MODEL WISATA BELAJAR DI KEBUN BINATANG GEMBIRALOKA YOGYAKARTA SEBAGAI LABORATORIUM LUAR KAMPUS
Program wisata belajar sebagai laboratorium luar kampus dirancang dengan
melibatkan pengelola kebun binatang Gembiraloka, dosen, mahasiswa dan alumni jurusan
Pendidikan Luar Sekolah Luar Sekolah FIP UNY sebagai fasilitator belajar. Mahasiswa dan
alumni sebagai fasilitator belajar diharapkan mendapatkan pengalaman yang bermanfaat
sebagai bagian peningkatan kemampuan lulusan sarjana PLS. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan potensi dan masalah dalam pengembangan model wisata belajar di kebun
binatang Gembiraloka Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Menyusun model wisata
belajar di kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta sebagai bagian laboratorium luar
kampus Jurusan PLS FIP UNY. 2) Merumuskan panduan pelaksanaan pembelajaran wisata
belajar di kebunbinatang Gembira Loka Yogyakarta. 3) Menyusun panduan praktik lapangan
mahasiswa PLS sebagai fasilitator belajar.
Pengembangan model wisata belajar ini dilakukan melalui penelitian dan
pengembangan. Pada tahap awal ini digali informasi tentang potensi dan masalah dalam
mengembangkan model wisata belajar sebagai laboratorium luar kampus. Penelitian
pengembangan ini dilaksanakan di kebun binatang Gembiraloka Yogyakarta. Dalam
penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode forum group discution,
wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis
menggunakan teknik deskripsi kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian tahap awal ini ditemukan sebagai berikut: 1) Masih minimnya sumberdaya
manusia yang mampu mengelola kebunbinatang Gembiroloka sebagai wisata belajar, 2)
belum tersedianya desain model wisata belajar dikebunbinatang Gembiroloka. 3) masih
kurangnya materi outing class pada pelaksanaan pembelajaran luar sekolah di Gembira
LokaZoo. 4) Pendampingan yang dilakukan oleh GembiraLokaZoo masih belum optimal, 5)
masih kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki Gembira Loka Zoo untuk mendukung
kegiatan outing class.Potensi yang dimiliki gembiroloka. 1) Sarana Dan Prasarana
GembiraLoka Zoo, 2) Koleksi bintang yang lengka puntuk pembelajaran, 3) banyak
pengunjung dari berbagai kondisi sosial ekonomi dan berbagai startifikasi dan kualifikasi
pendidikan , 4) memiliki kondisi lingkungan dan alam yang sejuk, 5) sumberbiaya yang
cukup, 6) memiliki laboratorium alam (flora dan fauna ) yang lengkap, 7) memiliki jejaring
(networking) dengan lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan anggota masyarakat lainnya
yang peduli pan pendidikan. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan potensi tersebut
maka di susun desain model wisata belajar di kebun binatang Gembiroloka sebagai
laboratorium luarsekolah yang dilengkapi dengan panduan kegiatan, panduan pembelajaran,
dan panduan pengembangan laboratorium
Pengelolaan Sekolah Standar Nasional (SSN) Menuju Sekolah Unggulan (Studi Situs SMP Negeri 1 Ngadirojo, Pacitan)
Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan Sekolah Standar Nasional (SSN) di SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan, dalam menuju sekolah unggulan? Sub fokus penelitian: (1) Bagaimanakah pengelolaan Sekolah Standar Nasional SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan? (2) Bagaimanakah upaya menuju sekolah unggulan SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengelolaan Sekolah Standar Nasional dan upaya menuju sekolah unggulan SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi, yang berlokasi di SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan Jawa
Timur. Subyek utama adalah Tim Pengembang Sekolah (TPS) SMP Negeri 1 Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Informan kunci adalah Kepala Sekolah, Ketua TPS, Ketua Komite, dan Pembantu-pembantu Kepala Sekolah. Sedangkan obyek penelitian adalah semua data yang berkaitan dengan
pengelolaan sekolah SSN SMP negeri 1 Ngadirojo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis situs model interaktif yaitu
diawali dengan pengumpulan data (data collecting), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Keabsahan data diuji menggunakan cara trianggulasi data, yaitu menggunakan beberapa sumber data dalam penelitian (Ketua TPS, KS/WKS/Ur,
dan Ketua Komite). Hasil penelitian ini (1) Pengelolaan Sekolah Standar Nasional SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan sudah memenuhi SNP, karena seluruh indikator SNP sudah mencapai 100%. Tetapi untuk mencapai SNP Plus (Sekolah Unggulan) masih sangat kurang, karena indikator SNP Plus baru mencapai 52,55%. (2) Upaya menuju Sekolah Unggulan SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan sudah realistis mengacu pada situasi yang ada, melalui program yang terukur dalam jangka 5 tahun
Tingkat Kemampuan Guru Penjas Sekolah Dasar Di Kabupaten Bantul
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak guru penjas sekolah dasar di Kabupaten Bantul yang memahami pengertian pendidikan jasmani dan penilaian berbasis kinerja. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Ada dua tahap yaitu (1) tahap persiapan peneliti menyusun pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara, (2) tahap pelaksanaan peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Subyek penelitian ini adalah guru penjas yang sudah bersertifikasi sekolah dasar Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik pengambilan subyek penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif analitik. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) 84% guru penjas sekolah dasar di Kabupaten Bantul kurang paham terhadap pengertian penjas. Hal ini menyebabkan sebagaian besar (80%) guru penjas sekolah dasar di Kabupaten Bantul dalam proses pembelajaran menggunakan pengertian penjas tradisional; (2) Sebagian besar guru penjas sekolah dasar di Kabupaten Bantul telah mengetahui dan mengenal penilaian berbasis kinerja, tetapi sebagaian besar (84%) guru penjas kurang paham terhadap pengertian penilaian berbasis kinerja. Hal ini karena 92% guru penjas kurang paham tentang cara mengembangkan penilaian berbasis kinerja.Disamping itu 96% guru penjas belum paham cara membuat rubrik
BUKU BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan bahan ajar ini dengan judul: āBELAJAR DAN
PEMBELAJARANā. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang atas
perjuangan dan pengorbanan beliau dalam memperjuangkan islam
sehingga kita bisa merasakan indahnya islam dalam kehidupan kita.
Islam telah membawa kita pada suatu kebenaran yang hakiki.
Dalam penyusunan bahan ajar ini, tidak sedikit hambatan yang
tim penyusun hadapi. Namun penulis menyedari bahwa kelancaran
dalam penyusunan bahan ajar ini tidak lain berkat bantuan, dorongan
dan bimbingan orangtua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi. Semoga bahan ajar ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca,
khususnya para mahasiswa Universitas Megarezky.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan bahan ajar ini dengan judul
āBelajar & Pembelajaranā, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan buku ini. Akhir kata penulis berharap agar bahan ajar
ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya para mahasiswa
sebagai bahan kuliah. Dan penulis juga berharap semoga apa kita
semua lakukan bisa bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin