122 research outputs found

    Optimasi Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Kalsium pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Pembibitan Utama

    Full text link
    This research was aimed to evaluate the rates of NPK and calcium fertilizers for the growth of oil palm seedling at main nursery. It was conducted in IPB Experimental Station, Cikabayan, Darmaga, Bogor from December 2011 to November 2012. The two factors, NPK and calcium, were arranged in a randomized block design with three replications. The rates of NPK fertilizer (15-15-15) were 0, 115, 230 and 460 g seedling-1. The rates of calcium fertilizer were 0, 5, 10 and 20 g seedling-1. There was no interaction effect observed between NPK and calcium fertilizer. NPK fertilizer, however had the significant quadratic effect on plant height, leaf number, stem diameter and chlorophyll content. Based on morphology variables, recommended optimum rate of NPK 15-15-15 fertilizer was 333 g seedling-1 for eight months. Thus, NPK rates were 7.00, 7.00, 19.45, 59.25, 66.3, 61.55, 58.97 and 54.16 g seedling-1 from first to eight month respectively. The optimum rate of calcium fertilizer was not determined in this experiment

    Pengolahan Minyak Jarak Pagar Menjadi Epoksi Sebagai Bahan Baku Minyak Pelumas

    Full text link
    Kandungan minyak dalam jarak pagar (Jatropha curcas L.) cukup tinggi, tetapi di dalamnya terkandung racun, sehingga tidak dapat digunakan sebagai minyak makan. Di dalam minyak jarak pagar terkandung ikatan rangkap yang mengakibatkan minyak menjadi tidak stabil sehingga kurang sesuai untuk dibuat biodiesel. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mencari alternatif penggunaan lain dari minyak tersebut yang lebih sesuai dengan karakteristik sifatnya. Salah satu alternatif produk yang akan diteliti adalah untuk pembuatan epoksi yaitu bahan baku untuk pembuatan pelumas dasar (pelumas mesin otomotif). Selama ini minyak pelumas dasar banyak dibuat menggunakan minyak bumi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik minyak jarak pagar dihubungkan dengan penggunaannya sebagai minyak pelumas serta untuk mendapatkan kondisi optimum pada proses pembuatan minyak epoksi sebagai produk antara pada pembuatan minyak pelumas dari minyak jarak pagar.Metode penelitian yang dilakukan adalah: 1). Ekstraksi minyak jarak pagar untuk mengetahui rendemen minyak jarak pagar asal Kebumen, NTB dan Lampung; 2). Penelitian karakteristik minyak jarak pagar. Penelitian ini meliputi sifat fisika dan kimia yaitu: indeks viskositas, flash point, pour point, bilangan asam, bilangan penyabunan dan bilangan iod; 3). Reaksi epoksidasi minyak jarak yaitu dengan variabel kondisi proses: a). Suhu: 700C dan b). Waktu : 0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4,5; 5,0 dan 5,5 jam. Konsentrasi katalis H2SO4 1% (v/v), Perbandingan konsentrasi hidrogen peroksida dengan asam asetat adalah 1 : 0,07 ; 1 : 0,15 ; 1 : 0,22 dan 1 : 0,30. Parameter yang diteliti yaitu bilangan oksiran. Hasil penelitian menunjukkan :1. Sifat fisik dan kimia minyak jarak pagar, memenuhi persyaratan sebagai pelumas dasar kecuali pada persyaratan bilangan penyabunan dan pour point.2. Hasil analisa pengujian FTIR dan GC menunjukkan perbaikan sifat fisik dan kimia minyak jarak pagar. Beberapa contoh modifikasi yang dapat dilakukan adalah interesterifikasi dengan minyak nabati lain, blending dengan ester sintestis lain, mengurangi ketidakjenuhan sehingga minyak menjadi lebih stabil.3. Perbedaan penambahan konsentrasi asam asetat dengan hidrogen peroksida berpengaruh terhadap bilangan oksiran pada senyawa epoksi yang dihasilkan.4. Kondisi terbaik dicapai pada 3 jam operasi dengan suhu 600C dan perbandingan konsentrasi hidrogen peroksida dengan asam asetat 1 : 0,07 mol dengan besarnya bilangan oksiran 4,26.5. Masih diperlukan penelitian lanjutan khususnya mengenai teknologi pengolahan epoksi menjadi minyak pelumas (poliol)

    Quarter-wave layers with 50% reflectance for obliquely incident unpolarized light

    Get PDF
    The conditions under which light interference in a transparent quarter-wave layer of refractive index n1 on a transparent substrate of refractive index n2 leads to 50% reflectance for incident unpolarized light at an angle φ are determined. Two distinct solution branches are obtained that correspond to light reflection above and below the polarizing angle, φp , of zero reflection for p polarization. The real p and s amplitude reflection coefficients have the same (negative) sign for the solution branch φ\u3eφp and have opposite signs for the solution branch φ\u3cφp . Operation at φ\u3cφp is the basis of a 50%–50% beam splitter that divides an incident totally polarized light beam (with p and s components of equal intensity) into reflected and refracted beams of orthogonal polarizations [ Opt. Lett. 31, 1525 (2006) ] and requires a film refractive indexn1⩾(2√+1)n2−−√ . A monochromatic design that uses a high-index TiO2 thin film on a low-index MgF2substrate at 488 nm wavelength is presented as an example

    Pembuatan Biodiesel dari Biji Nyamplung

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan biodiesel dengan bahan baku minyak nyamplung (Callophyllum inophyllum Linn) yang kualitasnya sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI). Biji nyamplung umumnya berkualitas rendah karena kadar asam lemak bebasnya (FFA) tinggi, yaitu mencapai 29%. Pada proses transesterifikasi FFA akan diubah menjadi sabun/gel yang bisa mengurangi rendemen biodiesel sampai 30%. Oleh karena itu, salah satu tahapan penting dalam penelitian ini adalah menurunkan kadar FFA dari minyak nyamplung sampai sekitar 2% agar proses transesterifikasi dapat berlangsung dengan baik.Penelitian ini meliputi perlakuan pendahuluan dengan proses degumming, proses esterifikasi dan proses transesterifikasi. Optimasi proses esterifikasi dilakukan dengan mencari kondisi optimum penggunaan rasio mol metanol-FFA, persen asam klorida sebagai katalis dan suhu esterifikasi. Suhu esterifikasi yang digunakan adalah 40, 50, 60 dan 800C, rasio mol metanol yang digunakan adalah 0 : 1 sampai 50 : 1 yang terbagi menjadi 11 taraf percobaan dan konsentrasi katalis HCl teknis yang digunakan adalah 0 - 18% yang terbagi menjadi 7 taraf percobaan. Optimasi proses esterifikasi dilakukan dengan menggunakan metode permukaan respon (Montgomery, 1991 dan Box, 1978) .Hasil penelitian menunjukkan proses esterifikasi minyak nyamplung yang optimum diperoleh pada suhu 600C, asam klorida 6% dan rasio mol metanol-FFA 20 : 1, lama reaksi 1 jam dengan kecepatan pengadukan 400 rpm. Pada kondisi tersebut dapat menurunkan kandungan asam lemak bebas dari 28,7% menjadi 4,7%. Biodiesel yang dihasilkan mempunyai kualitas yang belum stabil dengan bilangan asam berkisar antara 0,6172 - 1,8403 mg KOH/gram dan viskositas pada suhu 400C adalah 8,1 - 8,4 cp (8,67 - 8,99 cSt). Komposisi metil ester biodiesel tersebut adalah metil palmitat 17,29%, metil stearat 23,55%, metil oleat 36,67% dan metil linoleat 22,49%.Optimasi dengan metode respon permukaan menghasilkan model persamaan reaksi = Kadar FFA pada akhir esterifikasi adalah (Y) = 14,6349 - 0,36339R - 0,309218K - 0,195846T + 0,00847999R2 + 0,0279677K2 + 0,00194431T2 - 0,00352917RK - 6,19167E-04RT + 0,00224167KS

    Principal angles and principal azimuths of frustrated total internal reflection and optical tunneling by an embedded low-index thin film

    Get PDF
    The condition for obtaining a differential (or ellipsometric) quarter-wave retardation when p- and s-polarized light of wavelength λ experience frustrated total internal reflection (FTIR) and optical tunneling at angles of incidence ϕ≥ the critical angle by a transparent thin film (medium 1) of low refractive index n1 and uniform thickness d, which is embedded in a transparent bulk medium 0 of high refractive index n0 takes the simple form: −tanh2x=tanδptanδs , in whichx=2πn1(d/λ)(N2sin2ϕ−1)1/2 , N=n0/n1 , and δp , δs are 01 interface Fresnel reflection phase shifts for the pand s polarizations. From this condition, the ranges of the principal angle and normalized film thickness d/λ are obtained explicitly. At a given principal angle, the associated principal azimuths ψr , ψt in reflection and transmission are determined by tan2ψr=−sin2δs/sin2δp and tan2ψt=−tanδp/tanδs , respectively. At a unique principal angle ϕegiven by sin2ϕe=2/(N2+1) , ψr=ψt=45° and linear-to-circular polarization conversion is achieved upon FTIR and optical tunneling simultaneously. The intensity transmittances of p- and s-polarized light at any principal angle are given byτp=tanδp/tan(δp−δs) and τs=−tanδs/tan(δp−δs) , respectively. The efficiency of linear-to-circular polarization conversion in optical tunneling is maximum at ϕe

    Teknik Pembuatan Dan Sifat Briket Arang Dari Tempurung Dan Kayu Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan limbah dari tanaman jarak pagar berupa tempurung biji dan kayu untuk briket arang, yaitu dalam rangka meningkatkan kelayakan ekonomi pengusahaan minyak jarak pagar untuk biodisel.Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian tekanan 200, 400 dan 600 kg/cm2, serta komposisi campuran bahan baku (tempurung biji dan kayu jarak pagar) dengan tempurung kelapa 0, 25,50, 75 dan 100%.Hasil penelitian menunjukkan, briket yang dibuat dari tempurung biji jarak pagar (100%) lebih tinggi di dalam kerapatan dan keteguhan tekan, tetapi lebih rendah di dalam kadar air, karbon terikat dan nilai kalor dari briket dari kayu jarak (100%). Briket kayu jarak pagar (100%) sebaliknya lebih tinggi dalam kadar air, karbon terikat dan nilai kalor, tetapi lebih rendah dalam kerapatan dan keteguhan tekan dari briket tempurung biji jarak pagar. Pencampuran dengan tempurung kelapa dapat meningkatkan karbon terikat dan nilai kalor briket dari tempurung biji jarak, serta meningkatkan kerapatan dan keteguhan tekan briket dari kayu jarak pagar.Beberapa sifat fisiko-kimia briket arang telah memenuhi Standar Jepang yaitu: keteguhan tekan, kadar air, zat terbang, karbon terikat (kecuali briket arang dari tempurung biji jarak B 100/0). Sifat yang tidak memenuhi standar adalah: kerapatan, kadar abu dan nilai kalor (kecuali briket arang dari kayu jarak B 50/50)

    Soil and Climate Characterization and Its Suitability for Nucleus Smallholder Oil Palm at Sei Pagar, Kampar District, Riau Province

    Full text link
    The management of nucleus smallholder oil palm after conversion is mostly improper with the promoted management practice, consequently oil palm yield decreases due to decreasing of land quality. For this reason, the study has been done to characterize land condition, to assess land suitability for oil palm and to correlate soil properties against oil palm yield. The study was conducted at Sei Pagar, Kampar District, Riau Province from January 2007 to March 2008. Soil erosion was estimated using Universal Soil Loss Equation, while land suitability was processed using Land Evaluation Technical Guidance for Agriculture Commodities, and correlation of soil properties to oil palm yield was calculated using Multiple Regression Analysis on SPSS Version 12.0. The study showed that climate conditions was favorable for oil palm growth and production, with annual rainfall 2,339 mm year-1, air temperature 26.04oC, and relative humidity 81.2%. Soil erosion varied from 1.322-3.423 t ha-1 year-1. The soils were dominated by Typic Haplosaprist and Terric Haplosaprist covering 8,641 ha with land suitability of S2-f (moderately suitable with nutrients retention as limitng factor). The other soil are Humic Dystrudepts and Typic Dystrudepts covering 587 ha with land suitability of S2-f,n (moderately suitable with nutrients retention and nutrient supply as limiting factors). The soil properties of Typic Haplosaprist and Terric Haplosaprist affected to oil palm yield are organic-C, nitrogen content, P2O5 content, and available-S. Meanwhile, on Humic Dystrudepts and Typic Dystrudepts, oil palm yield was affected by organic-C, nitrogen content, available-S, and aluminum content

    Reflection coefficients of p- and s-polarized light by a quarter-wave layer: explicit expressions and application to beam splitters

    Get PDF
    The complex-amplitude reflection coefficients of p- and s-polarized light by a transparent freestanding, embedded, or deposited quarter-wave layer (QWL) are derived as explicit functions of the angle of incidence and layer refractive index. This provides the basis for the design of 50%-50% beam splitters for incident s-polarized or unpolarized light that use a high-index (e.g., TiO2 or Ge) QWL embedded in a glass cube in the visible and near infrared spectral range. These simple devices have good angular and spectral response and are insensitive to small film thickness errors to the first order
    • …
    corecore