1,049 research outputs found

    PERENCANAAN PRODUKSI (AGREGAT-DISAGREGAT) UNTUK MKENETAPKAN KEBIJAKAN DALAM MENGANTISIPASI FLUKTUASI PERMINTAAN DAN MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus PT. Industri Sandang Nusantara Cilacap)

    Get PDF
    ABSTRAK PT. Industri Sandang Nusantara Cilacap merupakan suatu industri proses yang bergerak dalam bidang tekstil, yaitu industri yang memproduksi benang dalam bentuk gulungan (cones), berfluktuasinya permintaan menyebabkan PT. Industri Sandang Nusantara Cilacap membutuhkan suatu perencanaan produksi yang mampu memenuhi kebutuhan permintaan setiap periode. Keadaan pasar yang tidak pasti menyebabkan perusahaan perlu untuk dapat menyusun suatu perencanaan produksi yang mampu mengantispasi fluktuasi permintaan agar menghasilkan biaya minimum, dengan cara mengoptimumkasn penggunaan tenaga kerja, peralatan produksi yang tersedia dan memanfaatkan fluctuaton stock sehingga tidak terjadi back order. Metode Agregat-Disagregat adalah salah satu metode perencanaan produksi yang dapat menyusun suatu jadual induk produksi (JIP) yang dapat memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumbersumber atau alternatif produksi yang tersedia dengan biaya paling minimum untuk keseluruhan jenis produk. Hasil perencanaan menunjukkan bahwa perencanaan yang diusulkan mampu mengantisipasi fluktuasi permintaan dan dapat menghemat biaya produksi yang diakibatkan modal tertahan (opportunity cost of capital) sebesar Rp 242.341.896,52 untuk periode 3 bulan pertama

    Perbandingan Grafik Pengendali Moving Average Dan Geometric Moving Average Pada Data Berkelompok

    Full text link
    Untuk mengetahui proses produksi sudah memenuhi standar mutu dapat menggunakan grafik pengendali mutu. Pemilihan dan penggunaan metode pengendali mutu yang benar akan menghasilkan keputusan yang optimal. Dalam tulisan ini akan dibandingkan dua metode untuk Perubahan nilai yang kecil, yaitu grafik pengendali moving average dan grafik pengendali geometric moving average pada masalah kekentalan cat. Dengan mengetahui sifat-sifat yang dihasilkan oleh masing-masing grafik tersebut dan membandingkannya, maka dapat dipilih salah satu dari metode tersebut lebih baik dari metode lainnya. Sehingga metode yang lebih baik itu diharapkan dipakai pada masalah yang serupa, agar didapat keputusan yang lebih akurat

    Kontribusi USAha Mikro, Kecil dan Menengah(umkm) dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Depok

    Full text link
    Penelitian ini mencoba mengetahui sampai seberapa besar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) di Depok dapat menyerap tenaga kerja dan Kebijakan-kebijakan apa yang dapat diambil dalam rangka pemberdayaan UMKM agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Penduduk depok pada tahun 2011 mencapai 1.756.565 orang ,terdiri dari 879.325 orang laki-laki dan 857.240 orang perempuan. Dari jumlah tersebut di atas yang masuk angkatan kerja mencapai 730.924 orang atau hanya 41%, itu berarti sekitar 59 persen terdiri anak-anak, remaja dan orang lanjut usia. Dari jumlah angkatan kerja yang mencapai 730.924 orang, yang dapat diserap oleh pasar tenaga kerja hanya sebesar 657.050, itu berartai terdapat pengangguran sebesar 73.874 orang atau mencapai 10%, Kemampuan UMKM di Depok Menyerap keseluruhan angkatan kerja sebesar 534.500 orang atau sekitar 73 %. Permasalahan yang paling banyak dihadapi oleh pengusaha UKM adalah masalah kurangnya modal, yakni sebesar 45%, disusul kemudian masalah kurang terampilnya sumber daya manusia, masalah bahan baku juga termasuk permasalahan serius, ini menempati tingkat permasalahan rangking tiga, yakni sebesar 4%. Masalah lainya seperti persaingan, lokasi, perijinan, pemasaran dan lain-lain merupakan permasalahan berikutnya yang sering dihadapi oleh pengusaha UK

    MODEL PERTUMBUHAN DUA SAMPEL

    Get PDF
    Growth curve model is generalization of the multivariate regression models. This paper determine growth curve model at two samples of ras. They are observed body weight after given by substances. The problems will be done are testing for an outlier, testing for multivariate normality, testing for hogeneous, test of the adequacy of the model, and estimate of the parameters model. In doing computation and visualization of statistics at needed formulas, use up date some softwares, such as SAS, Minitab, MATLAB, etc. If the estimated model is known, it can be used to some objectives. The estimate model could be applied to predicted tool for next time, give characteristic and properties of the model. The growth of rat which be given thyroxin substance, at beginning time cause significant increasing of the body weight, but after at sixth weeks, given substance imply significant decreasing of their body weight, too. Meanwhile for the rat be given thyouracil, at beginning time to tenth weeks, their body weight affect slowly increasing by continue. Therefore thyroxin substance should be given before seventh weeks, but for thyouracil substance could be given continuosly if cause increasing the body weight. This result could be used to optimalization of rat growth. Key words: Multivariate normal test, Adequacy of model test, Growth curve model

    Perhubungan Struktur-persekitaran Dengan Keberkesanan Organisasi: Peranan Sistem Perakaunan Pengurusan Dan Budaya Organisasi Dl Indonesia

    Get PDF
    Sistem perakaunan pengurusan (SPP) menyediakan maklumat yang relevan dan tepat bagi pengambilan keputusan yang efektif dan selanjutnya boleh meningkatkan pencapaian keberkesanan organisasi. Management accounting systems (MAS) provides relevant and accurate information for effective decision making and subsequently enhance organizational effectiveness

    MIGRASI PENDUDUK RESIDENSI KEDU TAHUN 1900-1911

    Get PDF
    ABSTRACT - In the source of population in 1900, in the Kedu Residency, there was a tendency for some groups of the population to migrate permanently and non-permanently to areas in other Java and outside Java. This is an unusual phenomenon occurring in rural communities in Java. Because in this society for generations there has been a number of customary ties that are believed by the majority of the Javanese population to have no motive for leaving their homeland even though they are poor and rich. The customary ties in the Kedu residency have faded when the population faces a social, economic situation that is less profitable in their daily lives.ABSTRAK-Di dalam sumber kependudukan pada tahun 1900, di Residensi Kedu terdapat suatu kecenderungan sebagian kelompok penduduknya melakukan migrasi secara permanen dan non-permanen ke daerah-daerah di Jawa lainnya maupun di Luar Jawa. Hal ini merupan suatu fenomena yang tidak lazin terjadi di masyarakat pedesaan di Jawa. Oleh   karena di masyarakat ini secara turun-temurun terdapat senacam  ikatan adat yang dipercayai oleh mayoritas penduduk Jawa yaitu tidak memiliki motif untuk meninggalkan tanah kelahirannya walaupun di dalam kondisi miskin maupun kaya. Ikatan adat   di residensi Kedu itu menjadi memudar ketika penduduknya menghadapi dengan situasi sosial, ekonomi yang kurang menguntungkan di dalam kehidupannya sehari-hari

    Peningkatan Efisiensi Kompor Minyak Tanah Bersumbu Dengan Cara Meningkatkan Luas Area Api Sekunder

    Get PDF
    The an perfect burning process of wick kerosene stove is one of some causes of the low efficiency of that stove. The result of temperature distribution test indicates that the temperature of secondary fire area is higher than the surrounding area. The higher temperature secondary fire area is widened by increasing the number of hole in the middle of inner muffler. Than, it is necessary to know the optimum result of increasing hole in secondary fire area toward efficiency increasing of wick kerosene stove. The test is done in the burning laboratory, machine technique Muhammadiyah University of Ponorogo by using 18 and 24 wicks kerosene stove equipped with fin reflector. The test of efficiency is done based on Profisional International Standard Testing Woodstove (VITA, 1982) nameli boilling water method. The number of passing fire holes is varied into 1 hole, 3 holes, 4 holes and 5 holes. It is found, that the widening of secondary fire area with 4 holes produces the highest efficiency in 18 and 24 wicks kerosene stove. The efficiency increasing is found as follows: 66.06 % for 1 hole, 76.06 % for 3 holes, 67.65 % for 4 holes and 66.92 % for 5 holes of 18 wick stove; and 58.41 % for 1 hole, 58.73 % for 3 holes, 60.40 % for 4 holes and 59.11 % for 5 holes of  24 wick stove.
    corecore