5 research outputs found

    Technique of Dietary Supplementation of Guanidinoacetic Acid for Growth Improvement of Catfish (Pangasius hypophthalmus)

    Get PDF
    The present study aims to determine the best technique of Guanidinoacetic acid (GAA) supplementation to improve retention of added GAA after immersion in water on the growth performance of Pangasius catfish (Pangasius hypophthalmus). Pangasius catfish juveniles with a mean body weight and length of 16.05 ± 0.47 g and 12.42 ± 0.30 cm were randomly distributed into 9 pond units (2 x 1 x 0,6 m). Three experimental diets were formulated to contain (0,5% kg-1 GAA) with different technique of GAA supplementation, i.e. control, pelleting technique and spray-coating technique fed to the fish for 60 days of culture. The results showed that average body weight and biomass of fish fed diet with by GAA supplementation with the pelleting technique was higher (p<0.05) than that of spray-coating technique and control. In conclusion, the consumption of diets containing GAA with pelleting technique resulted the best growth performance of Pangasius catfish (Pangasius hypophthalmus).   Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode terbaik dalam suplementasi Guanidinoacetic acid (GAA) pada pakan untuk meningkatkan retensi penambahan GAA setelah perendaman di air dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan patin (Pangasius hypophthalmus). Benih ikan patin dengan rata-rata bobot 16.05 ± 0.47 g dan panjang 12.42 ± 0.30 cm dipelihara di dalam 9 unit kolam dengan ukuran (2 x 1 x 0,6 m). Ikan diberikan pakan selama 60 hari pemeliharaan tiga perlakuan yaitu; kontrol (tanpa penambahan GAA); perlakuan pelleting (penambahan 0,5% kg/GAA); dan perlakuan spray coating (penambahan 0,5% kg/GAA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan 0,5% kg/GAA dengan metode pelleting memberikan rata-rata bobot ikan dan biomasa paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain dan kontrol (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah suplementasi GAA pada pakan ikan patin dengan metode pelleting menunjukkan kinerja pertumbuhan terbaik jika dibandingkan dengan metode spray coating pada ikan patin

    Analisis Potensi Kelayakan Usaha Budidaya Larva Ikan Discus (Symphysodon sp.)

    Get PDF
    Ikan Discus (Symphysodon sp.) merupakan salah satu komoditi ikan hias air tawar yang memiliki potensi untuk dibudidayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kelayakan usaha larva ikan Discus dengan fokus pada pengembangan larva ikan menggunakan pakan alami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “Deskriptif komparatif”. Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang dilakukan mulai dari Asumsi, Total Biaya sebesar Rp. 4.689.667. Hasil Penjualan Per  Siklus  sebesar  Rp.  6.000.000. Laba  per  siklus  sebesar  Rp.1.310.333. BEP memperoleh hasil Rp. 3.239.466 dan BEP unit sebanyak 65 Ekor. Berdasarkan analisis usahanya, maka budidaya larva ikan discus dapat dikatakan layak dilakukan dan berpotensi untuk di kembangkan, karena dapat memberikan keuntungan yang baik. Discus fish have developed rapidly among ornamental fish enthusiasts, both on a small scale and in the ornamental fish industry and have a critical point for fish larvae in the form of a transitional phase from the period of care by the parents to the stage of separation from the parents, due to their habit of eating the mucus produced by the parents as the main food for the fish larvae. The nutritional needs of discus fish larvae must be met to support the growth and success of this fish farming by meeting the nutritional needs of fish larvae using natural food. Moina sp. is one of the natural feeds that can be used in the rearing period of discus fish larvae, and it can be improved the quality by enrichment method using HUFA and ascorbic acid because it was the most important nutrient elements in feed which affects growth and survival. The purpose of this study was to determine the combination of doses of Moina sp. natural feed enrichment

    Grow-out of spiny lobster Panulirus sp. with high stocking density in controlled tanks

    Get PDF
    ABSTRACTThe aim of this research was to determine optimum stocking density for growing-out of spiny lobster Panulirus sp. in controlled tanks that conducted for 30 days. The experimental spiny lobsters have the initial average weight of 130.39 ± 0.32 g and initial average total length of 140.70 ± 0.06 mm. This study used completely randomized design with three different stocking densities (KT10: 10 ind/m3; KT18: 18 ind/m3; and KT26: 26 ind/m3) and two replications. The parameters observed in this study included water quality (temperature, pH, salinity, dissolved oxygen, and total ammonia nitrogen), physiological responses (total haemocyte count, haemolymph glucose, and frequency of molt), and production performances, such as growth, specific growth rate, feed conversion ratio, and survival rate. The results showed that the spiny lobster could be reared in high stocking density in controlled tanks. Water quality during the study in each treatment was; temperature 26.56–28.65oC, salinity 29.7–33.6 g/L, pH 7.5–8.5, dissolved oxygen 6.15–6.58 mg/L, and total ammonia nitrogen 0.11–0.34 mg/L. The best stocking densities for spiny lobster was 18 ind/m3 (KT18) with 2.5‒3.5×106cells/mL total haemocyte counts, 24.6‒28.3 mg/dL haemolymph glucose, and 38.37 ± 3.20% frequency of molt. The final average body weight and length were 145.06 ± 0.42 g and 142.77 ± 0.19 mm, respectively. The survival rate reached 86.11 ± 3.92% with a specific growth rate 0.35 ± 0.01%/day, and feed conversion ratio 7.87 ± 0.31.Keywords: high stocking density, Panulirus sp., physiological responses, productivity.  ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kepadatan terbaik dalam pembesaran lobster laut Panulirus sp. yang dipelihara dalam bak terkontrol selama 30 hari. Lobster laut yang digunakan pada awal penelitian memiliki bobot 130,39 ± 0,32 g dan panjang total 140,70 ± 0,06 mm. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan kepadatan berbeda, yaitu: 10 ekor/m3(KT10), 18 ekor/m3(KT18), dan 26 ekor/m3(KT26) dan dua ulangan. Parameter uji yang diamati dalam penelitian ini meliputi kualitas air (suhu, salinitas, pH, DO, dan TAN), respons fisiologis (total hemosit/THC, glukosa hemolim, dan frekuensi pergantian kulit), dan kinerja produksi meliputi pertumbuhan, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lobster laut dapat dibesarkan dengan kepadatan tinggi dalam bak terkontrol. Pengukuran nilai kualitas air pada setiap perlakuan selama pemeliharaan adalah suhu berkisar 26,56–28,65oC, salinitas 29,7–33,6 g/L, pH 7,5–8,5, DO antara 6,15–6,58 mg/L dan TAN antara 0,11–034 mg/L. Perlakuan terbaik selama penelitian adalah dengan kepadatan 18 ekor/m3 (KT18) dengan nilai THC berkisar antara 2,5–3,5×106  sel/mL, glukosa hemolim 24,6–28,3 mg/dL,dan frekuensi pergantian kulit 38,37±3,20%. Bobot dan panjang lobster akhir rata-rata pada perlakuan tersebut masing-masing mencapai 145,06 ± 0,42 g, dan 142,77 ± 0,19 mm. Tingkat kelangsungan hidup mencapai 86,11 ± 3,92% dengan laju pertumbuhan spesifik 0,35 ± 0,01%/hari dan rasio konversi pakan selama penelitian adalah 7,87 ± 0,31.Kata kunci: padat pemeliharaan, Panulirus sp., produktivitas, respons fisiologis. 

    EVALUASI PERTUMBUHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUPLEMENTASI KOMBINASI KALSIUM, MAGNESIUM, DAN VITAMIN D3

    Get PDF
    Kalsium, magnesium dan vitamin D3 adalah komponen yang penting untuk pertumbuhan udang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air media pemeliharaan udang Litopenaeus vannamei setelah pemberian pakan dengan suplementasi kombinasi kalsium, magnesium dan vitamin D3 pada dosis yang berbeda. Udang diberi pakan dengan perlakuan yang berbeda yaitu kontrol (tanpa suplementasi HYPEROL yang berisi kombinasi kalsium, magnesium dan vitamin D3) dan empat tingkat suplementasi kombinasi HYPEROL yaitu 2,5 mL kg-1; 5 mL kg-1 ; 7,5 mL kg-1; 10 mL kg-1 pakan. Selama penelitian udang dipelihara dalam akuarium dengan ukuran 40x25x30 cm3 yang berisi 25 L air laut yang didesinfeksi pada kepadatan tebar 100 larva m-2. Penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi kombinasi kalsium, magnesium dan vitamin D3 pada konsentrasi hingga 10 mL kg-1 secara signifikan dapat meningkatkan pertumbuhan udang vaname. Kombinasi kalsium, magnesium, dan vitamin D3 yang terkandung dalam HYPEROL memiliki peran sinergis untuk memastikan keseimbangan kalsium yang optimal, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan udang vaname.Calcium, magnesium, and vitamin D3 are vital feed components to support shrimp growth. This study aimed to evaluate the growth performance, survival rate, and water quality culture of Pacific whiteleg shrimp Litopenaeus vannamei fed with dietary supplementation of a combination of calcium, magnesium and vitamin D3 with different dosages. The treatments in this study consisted of shrimp fed with a control diet (without supplementation of HYPEROL containing a combination of calcium, magnesium and vitamin D3) and four levels of HYPEROL supplementation, i.e., 0; 2,5 mL kg-1; 5 mL kg-1; 7,5 mL kg-1; 10 mL kg-1. Larvae were reared in the tank with a dimension of 40x25x30 cm3 containing 25 L of disinfected seawater at a stocking density of 100 larvae m-2. The present study demonstrated that dietary supplementation of HYPEROL concentrations up to 10 mL kg-1 could significantly improve the growth of Pacific whiteleg shrimp. Combination of calcium, magnesium, and vitamin D3 contained in HYPEROL has an important role in ensuring calcium balance, which affects to the growth of Pacific whiteleg shrimp

    DISEMINASI PEMANFAATAN HIDROLISAT TEPUNG DAUN INDIGOFERA UNTUK PAKAN IKAN GURAME PADA POKDAKAN ULAM GADING MAS PEKON BULUKARTO, KABUPATEN PRINGSEWU

    Get PDF
    Permasalahan yang dihadapi oleh mitra Ulam Gading Mas adalah harga pakan yang dari tahun ke tahun meningkat, sehingga meningkatkan biaya produksi. Sementara daya beli masyarakan akan menurun jika harga jual ikan gurame dinaikkan, mengingat kondisi pandemi yang berdampak pada ekonomi. Di sisi lain, pemerintah telah menggalakkan penanaman indigofera di Pringsewu sebagai pakan ternak. Saat ini masyarakat belum mengerti pemanfaatan tanaman tersebut untuk pakan ikan. Diseminasi dan bimbingan teknis aplikasi teknologi hidrolisis tepung daun indigofera sebagai bahan baku pakan perlu dilakukan. Bahan yang mudah didapatkan dan murah, namun dapat meningkatkan pertumbuhan ikan ketika disuplementasikan ke pakan. Pemanfaatan daun indigofera dengan aplikasi teknologi ini berpeluang besar untuk meningkatkan produktivitas budidaya karena dapat meningkatkan pertumbuhan ikan dan harga pakan yang dihasilkan lebih ekonomis. Program pengabdian masyarakat ini meningkatkan pemahaman dan keterampilan pembuatan pakan serta mampu mengapikasikan teknologi hidrolisis enzim selulose pada tepung daun indigofera yang akan disuplementasikan pada pakan ikan gurame. Kata kunci: hidrolisat, tepung daun indigofera, pakan Ikan guramePermasalahan yang dihadapi oleh mitra Ulam Gading Mas adalah harga pakan yang dari tahun ke tahun meningkat, sehingga meningkatkan biaya produksi. Sementara daya beli masyarakan akan menurun jika harga jual ikan gurame dinaikkan, mengingat kondisi pandemi yang berdampak pada ekonomi. Di sisi lain, pemerintah telah menggalakkan penanaman indigofera di Pringsewu sebagai pakan ternak. Saat ini masyarakat belum mengerti pemanfaatan tanaman tersebut untuk pakan ikan. Diseminasi dan bimbingan teknis aplikasi teknologi hidrolisis tepung daun indigofera sebagai bahan baku pakan perlu dilakukan. Bahan yang mudah didapatkan dan murah, namun dapat meningkatkan pertumbuhan ikan ketika disuplementasikan ke pakan. Pemanfaatan daun indigofera dengan aplikasi teknologi ini berpeluang besar untuk meningkatkan produktivitas budidaya karena dapat meningkatkan pertumbuhan ikan dan harga pakan yang dihasilkan lebih ekonomis. Program pengabdian masyarakat ini meningkatkan pemahaman dan keterampilan pembuatan pakan serta mampu mengapikasikan teknologi hidrolisis enzim selulose pada tepung daun indigofera yang akan disuplementasikan pada pakan ikan gurame.   Kata kunci: Hidrolisat, Tepung Daun Indigofera, Pakan Ikan Guram
    corecore