1,151 research outputs found
Pola Anomali Bouguer dan Anomali Magnet dan Kaitannya dengan Prospek Sumber Daya Mineral dan Energi di Pulau Laut, Pulau Sebuku dan Selat Sebuku, Kalimantan Selatan
Anomali Bouguer Pulau Laut, Pulau Sebuku, dan Selat Sebuku dapat dikelompokkan menjadi dua wilayah anomali meliputi anomali berpola melingkar dengan kisaran nilai dari 40 hingga 64 mGal, dan anomali berpola lurus dengan kisaran nilai 40 hingga 50 mGal. Anomali magnet di daerah ini bervariasi dari -700 hingga 1600 nT, membentuk pola tinggian dan rendahan. Anomali Bouguer berpola melingkar dengan kisaran nilai 45-64 mGal mencerminkan batuan ultrabasa yang relatif mendekati permukaan. Batuan ultrabasa yang tersingkap di permukaan dicirikan oleh anomali magnet tinggi. Anomali Bouguer berpola kontur lurus sejajar menunjukkan sesar naik maupun sesar turun yang terdapat di daerah tersebut. Sesar naik yang berkembang di daerah penelitian umumnya terdapat di Pegunungan Meratus yang mempunyai mendala geologi sama. Anomali Bouguer dan anomali magnet rendah mencerminkan cekungan sedimen. yang diakibatkan oleh adanya gaya tarikan yang pernah ada. Batuan terobosan yang dijumpai, diduga terbentuk bersamaan dengan periode gaya tarikan ini. Serangkaian proses tektonik yang hasilnya terekam pada anomali Bouguer, anomali magnet, dan singkapan batuan memberi implikasi kemungkinan terdapatnya sumber daya energi dan mineral di daerah penelitian. Mineralisasi logam diperkirakan dapat dijumpai di sekitar daerah terobosan. Bijih besi, nikel, dan kromit kemungkinan terdapat di daerah ultra-mafik, sedangkan batubara di daerah cekungan sedimen.
Kata kunci : Anomali Bouguer, anomali magnet, sumber daya energi dan mineral, sesar naik dan sesar turun.
Bouguer anomaly of the Laut Island, Sebuku Island, and The Sebuku Strait can be grouped into two anomaly groups covering the circular pattern anomaly with range from 40 to 64 mGals, and the straight pattern with range of values from 40 to 50 mGals. The range of magnetic anomalies in the study area area from -700 to 1600 nT, forming high and low anomay patterns. The circular pattern of the Bouguer anomalies with range from 45 to 64 mGals reflects that the ultramafic rocks relatively close to the surface, while exposed ultrabasic rocks are indicated by high magnetic anomalies. Paralled pattern contour of Bouguer anomaly show a thrust faults and normal faults in this area. Thrust faults of commonly develop in Meratus Mountaint that has the same geological setting. The low Bouguer and magnetic anomalies reflect a sedimentary basin caused by previous tensional force. The intrusion rocks found in the study area suggest to be formed together with this tensional force period. A series of tectonic events recorded in Bougue anomaly, magnetic anomaly, and out crops gave the implication the possibility the present of energy and mineral resources in the study area. Metal mineralization suggests to be found in the intrusion area. Irons, nickels and chromites supposed can be found in the ulta-mafic area, while coal can be found in the sedimentary basin.
Keywords : Bouguer anomalies, magnetic anomalies, energy and mineral resources, thrust and normal faults
Mencari korelasi jumlah kendaraan yang lewat dengan tingkat kebisingan lalu lintas
ABSTRACT
Measurements of the traffic noise level and traffic density have been done. The obtained data can be used to develop a semi-empirical equation which shows the relation between the traffic volume and the noise level. This equation can be used for predicting the traffic noise level
Penelitian Gayaberat dan Geomagnit Kepulauan Aru, Cekungan Wokam
Paparan Arafura di bagian selatan Kepulauan Aru merupakan depresi Lempeng Indo-Australia yang ditunjukkan oleh anomali gayaberat dan geomagnet tinggi. Sedangkan depresi di bagian utara yang tertahan Palung Aru diperlihatkan oleh anomali gayaberat tinggi dan anomali geomagnet rendah. Anomali ini diduga sebagai penebalan batuan metamorf yang mengalami pangangkatan sebagai alas cekungan Wokam. Analisis data gayaberat dan geomagnet mengindikasikan penurunan cekungan ini ke arah utara. Penurunan anomali gayaberat ke arah Pulau Wokam yang berarah baratdaya-timurlaut di selatan dan baratlaut-tenggara di daerah utara ditafsirkan sebagai struktur sesar. Hal ini dicirikan oleh arah sungai atau selat sebagai pemisah pulau-pulau di Kepulauan Aru. Anomali gayaberat residual mengindikasikan cekungan dan punggungan berarah baratdaya-timurlaut yang membentuk antiklin dan sinklin. Sesar dan lipatan ini menerus sebagai struktur geologi dangkal bawah permukaan. Berdasarkan pemodelan gayaberat dan geomagnet dapat dikatakan bahwa Cekungan Wokam cenderung menurun ke arah utara akibat sesar normal.
Kata Kunci : gayaberat, geomagnet, pemodelan geologi, Cekungan Wokam
Arafura Shelf in the southern part of the Aru Islands is a depression of the Indo-Australian crust at the south that indicated by high gravity and geomagnetic anomalies. While the northern depression blocked by the Aru Trough indicated by high gravity anomaly and low geomagnetic anomaly. These anomalies presumed as a thickening of the metamorphic rocks due to uplifting and acting as the basement of Wokam Basin. Gravity and geomagnetic analyses indicate a northward subsidence of the basin. The decreasing of the southwest–northeast gravity anomaly in the south and the northwest-southeast in the north, interpreted as a fault. It this characterized by the river direction or strait as islands separation in Aru Archipilagoes. Residual gravity anomaly indicates a southwest-northeast basin and ridge form anticline and syncline. These faults and folds are continuous as the shallow subsurface geological structures. On the base gravity and geomagnetic models, it can be concluded that Wokam Basin tends to subside northward as the result of a normal fault.
Keywords: gravity, geomagnetic, geological models, Wokam Basi
Prospek Sumber Daya Energi Berdasarkan Analisis Pola Anomali Gaya Berat di Daerah Biak dan Sekitarnya, Papua
Hasil penelitian gayaberat di Pulau Biak menghasilkan anomali gayaberat yang dikelompokkan kedalam 2 (dua) satuan yaitu anomali gayaberat 50 mGal hingga 120 mGal membentuk rendahan anomali mencerminkan cekungan. Kelompok anomali gayaberat 120 mGal hingga 220 mGal membentuk tinggian anomali. Pola tinggian anomali sisa 0 mGal hingga 2 mGal diduga sebagai perangkap struktur migas yang terdapat di daerah Kota Biak utara, Mandon dan lepas pantai timur P. Pai. Batuan bertahanan jenis rendah antara 0 - 16 Ohm-meter yang mengindikasikan batuan reservoir jenuh fluida terbentuk di kedalaman 2500 meter. Kedalaman batuan dasar terbentuk antara 7000-8500 meter, dengan rapat massa batuan 2.9 - 3.1 gr/cm3 bertahanan jenis tinggi 1000-8200 Ohm-meter diduga sebagai cerminan dari batuan ultramafik kerak samudera. Batuan yang menyusun di daerah penelitian terdiri atas lapisan batuan Tersier dengan rapat massa 2.45 gr/cm3, batuan Pra-Tersier dengan rapat massa 2.75 gr/cm3 dan batuan dasar dengan rapat massa 3.1 gr/cm3. Batuan sumber adalah serpih Formasi Makat berumur Miosen dengan rapat massa batuan 2.45 gr/cm3, sedangkan batuan reservoir terdiri dari batupasir Formasi Mamberamo. Kata kunci Gayaberat, cekungan, migas, anomali sisa, rapat massa, sesar, antiklin, batuan sumber, tahanan jenis. Gravity research on the island of Biak gravity anomalies are grouped into two (2) units is a gravity anomaly 50 mgal up to 120 mgal is basin reflecting. Gravity anomaly 120 mgal up to 220 mgal formed heights anaomaly. Altitude residual anomaly from 0 mGal to 2 mgal is oil and gas as trapping structures contained in the northern City of Biak, off the east coast Mandon and P. Pai. The rocks is of low resistivity between 0 -16 Ohm-meter that indicates the saturated fluid reservoir rocks are in the depths of 2500 meter. The depth of the bedrock formed between 7000-8500 meters, with density 2.9 - 3.1 gr / cm3 is heights resistivity types of 1000-8200 Ohm-meter interpreted as a reflection of ultramafic rocks oceanic crust. The rocks in the study area consists of Tertiary rocks layers with a density 2.45 gr / cm3, the Pre-Tertiary rocks with density 2.75 gr / cm3 and bedrock with density 3.1 gr / cm3. The source rocks is of shale from Makat Formation Miocene age with density 2.45 gr / cm3, and the reservoir rock consists of sandstone Mamberamo Formation
Fabrication Material Zeolite Modified by Fe with Treatment and Without High Energy Milling on Zeolite Materials
Natural zeolite in Indonesia are generally found in bulk form and many impurities. The purpose of this research was obtaining iron modified zeolite with and without High Energy Milling treatment on zeolite material. Zeolite material was done by milling using a High Energy Milling and modifications were done by soaking in a solution of iron (Fe). Natural zeolites was sifted and then milling by HEM, activation and Fe modification. Characterization of iron modified zeolites were done using SEM-EDX, BET and XRD. SEM analysis showed that the surface morphology of ZmA-Fe was elliptical agglomerated and ZA-Fe was elliptical. EDX showed that the percentage of Fe atom increased in ZmA-Fe and ZA-Fe against natural zeolite respectively by 566.67% and 333.33%. BET analysis of the ZmA-Fe to ZA-Fe showed the specific surface area decreased difference of 15%, the pore volume increased difference of 13.44%, and the average pore size increased difference of 30.48%. XRD analysis as well as provided information about crystallinity ZmA-Fe and ZA-Fe did not differ significantly from the natural zeolite. Based on the analysis results indicated that the Fe which has been modified into the zeolite with and without treatment by High Energy Milling on a zeolite material
PERILAKU SEKSUAL LESBIAN TERKAIT PERSONAL HYGIENE DI KOTA BANDUNG
Lesbian adalah orientasi penyuka sesama jenis antara perempuan dengan perempuan. Keberadaannya di Indonesia terus berkembang terutama di kota-kota besar, salah satunya adalah Kota Bandung yang terkenal sebagai Kota Metropolitan. Di Kota Bandung lesbi sudah berani unjuk gigi di tempat umum bahkan berani melakukan perilaku seksual di tempat umum. Perilaku seksual lesbian dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan seperti kanker serviks, hepatitis, infeksi menular seksual, hingga HIV/AIDS. Salah satu penyebabnya adalah personal hygiene. Personal hygiene merupakan tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang.
Penelitian deskriptif kualitatif ini melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam kepada 7 responden dengan metode snowball. Pengolahan dan analisis data berupa validitas dan reabilitas dengan triangulasi.
Responden yang diwawancarai memiliki rentang usia 19 – 25 tahun. Pendidikan terakhir dari seluruh responden SMA dan S1 . Latar belakang responden menjadi seorang lesbi adalah broken home, sakit hati akibat laki-laki, lingkungan dan diawali dengan mencoba-coba. Label yang diakui responden ada empat jenis yaitu no labelling, femme, andro, dan butch.
Hasil dari penelitian mengenai perilaku seksual lesbian terkait personal hygiene yang dilakukan oleh seluruh responden berupa perilaku seksual yang dilakukannya adalah oral, fingering, liking, scissoring, dan menggunakan dildo. Responden tidak merasa takut untuk melakukan perilaku seksual karena memilikii pengetahuan yang baik mengenai personal hygiene. Praktik yang dilakukan adalah mencuci tangan menggunakan sabun cair dan batang, tidak membiarkan kuku tumbuh panjang, menjaga kebersihan mulut dengan berkumur menggunakan obat kumur dan sikat gigi, dan mandi sebagai cara menjaga kebersihan secara kesuluruhan
Kata Kunci: perilaku seksual, lesbi, personal hygien
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN GURU PADA ERA NEW NORMAL DI SD NEGERI 3 BANDAR AGUNG
This article aims to describe the efforts to improve the ability to read the Al-Qur'an teachers in the New Normal Era at SD Negeri 3 Bandar Agung. The data collection methods used were observation, interview and documentation. The results showed that the teacher's ability to read Al-Qur'an could be improved through the application of the Al-Qur'an learning habit method with peer guidance, the use of in-formal educational institutions and the provision of adequate facilities and infrastructure. The positive contribution of this article can provide information to the wider community about the implementation of strategies to improve reading skills of the Qur'an that are suitable for a teacher
ATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERVENTILASI ALAMI DI TEPI JALAN RAYA
Pada daerah urban, gangguan bising sering terjadi pada bangunan-bangunan di tepi jalan raya yang mewadahi kegiatan manusia. Gangguan bising terjadi terutama pada kegiatan manusia yang melibatkan aktivitas komunikasi seperti kegiatan belajar mengajar pada sekolah dasar. Lingkungan dan bukaan pada bangunan berperan untuk membantu mereduksi bising sehingga penetrasi bising dari luar, terutama jalan raya, tidak menimbulkan gangguan pada ruang kelas. Namun demikian, mereduksi bising dengan elemen yang ada pada lingkungan dan bukaan akan sulit dilakukan apabila ruang kelas masih menggunakan ventilasi alami. Lubang udara ventilasi alami akan mempropagasikan bising masuk ke dalam ruang. Oleh karena itu, kemampuan dari kondisi lingkungan sekolah dan bukaan pada ruang kelas untuk mereduksi bising harus menjadi pertimbangan dalam desain bukaan ventilasi alami untuk menjamin kegiatan belajar mengajar anak sekolah dasar yang kondusif dan memadai.Penelitian ini dilakukan untuk mencari performa insulasi bising yang ditimbulkan dari adanya atenuasi bising lingkungan dan nilai reduksi bising yang terjadi pada bukaan ventilasi alami sebuah ruang kelas. Objek studi penelitian ini adalah SDK 6 BPK Penabur, sebuah sekolah dasar yang berada pada tepi jalan besar di kota Bandung (Jalan Jendral Sudirman). Metode riset mencakup pengukuran lapangan untuk melihat nilai atenuasi bising yang terjadi pada lingkungan (area sekitar bangunan sekolah) dan reduksi bising pada bukaan ruang kelas. Data dikumpulkan pada waktu operasional sekolah untuk setiap lantai bangunan (4 lantai) sehingga dapat diketahui kondisi gangguan bising pada ruang kelas di setiap lantai bangunan sekolah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa atenuasi bising terbesar terjadi pada lantai satu dimana elemen-elemen tapak (seperti pohon, pagar, dll) mereduksi bising lebih banyak dibandingkan pada lantai lainnya. Bukaan ventilasi alami pada lantai 1 dengan sistem jendela swing mereduksi bising lebih banyak dibandingkan tipe jendela pada lantai lainnya yang menggabungkan jendela swing dengan jendela nako. Atenuasi yang terjadi pada lingkungan dan reduksi bising dari bukaan ternyata belum dapat menciptakan kondisi ruang dalam kelas yang sesuai untuk standar kegiatan belajar mengajar.Kata Kunci: Pengendalian bising, atenuasi bising lingkungan, reduksi bising, ventilasi alami, sekolah dasar
BIOCOMPOSITE CHARACTERIZATION OF BAGASSE STARCH DERIVED FROM CASSAVA REINFORCED BY ACETYLATED BAMBOO CELLULOSE AND PLASTICIZED BY EPOXIDIZED WASTE COOKING OIL
Reinforcing starch-based biocomposites have been investigated by many agents. This paper observes the
characterization of cassava solid waste/bagasse starch (BS) reinforced bamboo cellulose micro fiber (MFC) and
epoxidized waste cooking oil (EWCO). Previous research prepared EWCO through acetic acid-hydrogen peroxide
process. The EWCO and glycerol were used as a plasticizer and the lime juice as the crosslinker. The products have
been characterized tensile strength by texture analyzer, qualitative structural by FTIR, thermal by differential
scanning calorimetric, and crystalline structure by spectra of XRD. The highest tensile strength of 25.8 MPa was
achieved at the composition of MFC 1 %-w/w, glycerol of 0.25 %-v/v, lime juice of 0.125 %-v/v, and EWCO of
0.125 %-v/v. The products confirmed the disappearance of the acetyl moiety at 1732 cm-1 by FTIR, the diffraction
peak at 15°, 17°, and 23° for neat BS, while the peaks disappeared at a range of 15°-23° for acetylated BS. The peak
at 16.5° and 22.5° for cellulose I of neat and acetylated MFC. The weight loss and degradation temperature during
thermal analysis were achieved about 22% and 290 °C, respectively. Glass transition temperature of products
revealed decrease excluding the mixed of acetylated MFC, neat BS, and acetylated BS with an increase up to 117
°C
- …