6 research outputs found

    Kualitas tidur ibu hamil: pengaruh kombinasi yoga prenatal dan aromaterapi lavender: The sleep quality of pregnant women: combination effect of prenatal yoga and lavender aromatherapy

    Get PDF
    Gangguan tidur dan kelelahan adalah kondisi yang paling sering dialami oleh ibu hamil. Sebesar 97% ibu hamil di Indonesia akan mengalami gangguan tidur pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Beberapa alternatif terapi yang dapat memperbaiki kualitas tidur ibu hamil adalah dengan yoga, aromaterapi, pemijatan, akupresure dan refleksi. Dalam gerakan yoga terkandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil, sedangkan terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan tidur yang dirasakan oleh ibu hamil, yaitu dengan aromaterapi, salah satunya dengan aromaterapi lavender. Aromaterapi lavender memiliki senyawa sedative dan anti neurodepresive yang dapat memberikan efek rileks dan dapat mengatasi kesulitan tidur yang dialami oleh ibu hamil trimester ketiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yoga prenatal yang dipadukan dengan pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperiment yang akan mengukur langsung perubahan kualitas tidur responden sebelum dan setelah diberikannya perlakuan. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas I Denpasar Timur pada bulan September-Oktober 2022. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara accidental sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden yang akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu hamil berada pada rentang umur 20-35 tahun, sebagian besar ibu hamil termasuk dalam kategori multigravida dan hamper seluruh ibu hamil belum pernah melakukan yoga prenatal. Terdapat pengaruh yang signifikan dengan p < 0.05 dari pemberian yoga prenatal yang dipadukan dengan pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur ibu hamil trimester III. Diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan berupa pemberian yoga prenatal yang dipadukan dengan pemberian aromaterapi lavender untuk mengatasi gangguan tidur yang sering dirasakan oleh ibu hamil pada trimester III.Gangguan tidur dan kelelahan adalah kondisi yang paling sering dialami oleh ibu hamil. Sebesar 97% ibu hamil di Indonesia akan mengalami gangguan tidur pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Beberapa alternatif terapi yang dapat memperbaiki kualitas tidur ibu hamil adalah dengan yoga dan aromaterapi. Dalam gerakan yoga terkandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil, sedangkan aromaterapi lavender memiliki senyawa sedative dan anti neurodepresive yang dapat memberikan efek rileks dan dapat mengatasi kesulitan tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yoga prenatal yang dipadukan dengan pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperiment. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas I Denpasar Timur pada bulan September-Oktober 2022. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara accidental sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu hamil berada pada rentang umur 20-35 tahun, sebagian besar ibu hamil termasuk dalam kategori multigravida dan hamper seluruh ibu hamil belum pernah melakukan yoga prenatal. Terdapat pengaruh yang signifikan dengan p < 0.05 dari pemberian yoga prenatal yang dipadukan dengan pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur ibu hamil trimester III. Diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan berupa yoga prenatal dengan pemberian aromaterapi lavender untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil.   Sleep disturbance and fatigue are conditions that are most often experienced by pregnant women. As much as 97% of pregnant women in Indonesia will experience sleep disturbances at the age of pregnancy entering the third trimester. Some alternative therapies that can improve the quality of sleep for pregnant women are yoga, aromatherapy, massage, acupressure and reflection. The yoga movement contains a relaxing effect that can stabilize the emotions of pregnant women, while non-pharmacological therapies that can be used to overcome sleep difficulties experienced by pregnant women are aromatherapy, one of which is lavender aromatherapy. Lavender aromatherapy has sedative and anti-neurodepressive compounds that can provide a relaxing effect and can overcome sleep difficulties experienced by third trimester pregnant women. This study aims to determine the effect of prenatal yoga combined with lavender aromatherapy on the sleep quality of third trimester pregnant women. This study used a quasi-experimental design that would directly measure changes in the sleep quality of respondents before and after being given treatment. The research was carried out at the East Denpasar Health Center I in September-October 2022. The sampling technique in this study was accidental sampling. The number of samples used in this study were 30 respondents who were divided into two groups, namely the treatment group and the control group. From the results of the study it was found that most pregnant women were in the age range of 20-35 years, most pregnant women were included in the multigravida category and almost all pregnant women had never done prenatal yoga. There was a significant effect with p <0.05 from giving prenatal yoga combined with giving lavender aromatherapy to improving the sleep quality of third trimester pregnant women. It is hoped that every health worker can provide services in the form of giving prenatal yoga combined with giving lavender aromatherapy to overcome sleep disturbances that are often felt by pregnant women in the third trimester

    PKM: improving the posyandu elderly capacity to improve the degree of elderly health

    Get PDF
    Kubutambahan and Bulian Village are two villages that are included in the working area of the Primary health care in Kubutambahan. Integrated Healthcare Center (IHC) elderly in these two villages still have lower coverage than other villages. In addition, the elderly IHC cadre are also not very active in promoting activities and inviting all elderly elements in the villages of Bulian and Kubutamabahan to come to the IHC. The elderly exercise becomes innovative as an improvement in the quality of life of the elderly. In view of the need for active cadres so that elderly gymnastic instructors are not only trained by health workers but also by elderly IHC cadres themselves. The method used is application technology with three patern (promotion, information and education). The stages of implementation are preparation, implementation and evaluation. The target is for all the elderly in the working area of the health center. The results of this service include the provision of IHC information through loudspeakers car, cadre training, provision of additional food as a reward for the arrival of the elderly to the IHC, providing health information and elderly exercise. This service is effectively carried out so that there is an increase in elderly visits and elderly cadres become trained. In addition, the elderly cadre also developed themselves by becoming an elderly gymnastic instructor. The conclusion is that there is an increase in elderly visits and cadres are increasingly trained

    FAKTOR RISIKO KELAINAN LETAK PADA IBU HAMIL : STUDI KARAKTERISTIK GESTASI PADA RUMAH SAKIT SWASTA DI KABUPATEN BULELENG, BALI

    Get PDF
    ABSTRAK Latar Belakang Kelainan letak pada kehamilan menjadi kondisi patologi yang sering terabaikan pada kehamilan. Traumatik dan risiko kesakitan seperti partus lama, ketuban pecah dini sangat mungkin terjadi pada kondisi kelainan letak.Tujuan untuk menganalisis karakteristik gestasi yang paling dominan meningkatkan risiko kelainan letak pada ibu hamil.Metode Penelitian analitik dengan pendekatan secara retrospektif dan pengambilan secara crossectional.Penelitian ini menggunakan data sekunder dari ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Kertha Usada pada  periode waktu Januari – Juni 2016.Analisis yang digunakan adalah regresi logistic menggunakan STATA SE versi 12. Sampel berjumlah 718 orang menggunakan data sekunder.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelainan letak 7.94%, tidak mengalami placenta previa 98.19%, multipara 68.06%, gestasi lebih dari 37 minggu 93.72 % dan berat badan lahir 89.97%. Paritas dalam kategori multipara yaitu melahirkan lebih dari satu kali meningkatkan risiko kelainan letak hingga 5 kali lebih besar dibandingkan primipara (p value 0.01). paritas dengan kategori multipara sebagai faktor yang paling dominan meningkatkan risiko kelainan letak pada ibu hamil dengan nilai aOR 2.33 (CI 1.15-4.70 p value 0.01)Kesimpulan faktor yang paling dominan meningkatkan risiko kelainan letak pada ibu hamil adalah paritas multiparaSaran Sebaiknya deteksi dini tentang kelainan letak ini rutin dilakukan selama proses kehamilan teruatam pada ibu multipara. Kata Kunci : Paritas, Gestasi, Kelainan Letak   

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP)

    No full text
    FACTORS AFFECTING THE USED OF MAN CONTRACEPTION OPERATION METHOD  Background: The use of operation method of man contraception was still very little used, especially among husbands. Though the male operative method is very effective in terminating pregnancy. Operation method of man contraception was a method with a very high level of effectiveness. So the hoped that method of man contraception choice for couples if they intend to terminate the pregnancy. However, currently the use of method of man contraception is still very small, so it needs hard work to increase the use of method of man contraception. Purpose:The purpose of this study was to determine the dominant factors associated with the use of MOP in Bebetin Village. Methods:This type of research is quantitative research with the independent variables of education, knowledge, attitudes, family support and support from health workers. While the dependent variable is the use of the male operative method. The minimum sample size used was 68 respondents with the sampling technique used simple random sampling. This study used a questionnaire instrument in data collection. Then used enumerators assisted by posyandu and puskesmas in data collection. Analysis using chi-square then multivariate analysis used logistic regression. Result:The results of the study found that there was a relationship between family support and the use of male operation method (AOR: 7.4 95% CI 1.6-33.6) and support from health professionals (AOR: 4.5 95% CI 1.0-20.1). Meanwhile education, attitudes and knowledge are not related to the use of male operation method in Bebetin Village. Conclusion: The conclusion is that family support and health worker support are the dominant factors that husbands want to use male operation methodSuggestion: It is hoped that in the future support for family support and support for health workers will be increased while at the same time increasing the use of male operation method. Keywords : male operative method; contraception; behavior ABSTRAK Latar Belakang: Penggunaan kontrasepsi mantap masih sangat sedikit digunakan khususnya pada kaum suami. Padahal metode operatif pria (MOP) sangat efektif untuk menghentikan kehamilan. Penggunaan MOP merupakan metode dengan tingkat efektifitas yang sangat tinggi. Sehingga harapannya kontrasepsi mantap menjadi pilihan pasangan jika berniat untuk menghentikan kehamilan. Namun saat ini penggunaan MOP masih sangat kecil dilakukan sehingga perlu kerja keras dalam meningkatkan penggunaan MOP.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan penggunaan MOP di Desa Bebetin.Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan variabel independent pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Sedangkan variabel dependen adalah penggunaan metode operatif pria. Besar sampel minimal yang digunakan adalah 68 responden dengan Teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner dalam pengumpulan datanya. Kemudian menggunakan enumeroator dibantu posyandu dan puskesmas dalam pengumpulan data. Analisis menggunakan chisquare kemudian analisis multivariat menggunakan regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan penggunaan MOP (AOR :7,4 95% CI 1,6-33,6) dan dukungan tenaga kesehatan (AOR :4,5 95% CI 1,0-20,1). Sedangkan pendidikan, sikap dan pengetahuan tidak berhubungan dengan penggunaan MOP di Desa Bebetin.Kesimpulan: Kesimpulannya bahwa dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan menjadi factor yang dominan suami mau menggunakan MOP.Saran: Diharapkan kedepannya dukungan keluarga dan dukungan tenaga Kesehatan semakin ditingkatkan sekaligus meningkatkan penggunaan MOP Kata kunci : metode operatif pria; kontrasepsi; perilak

    Hubungan Karakteristik Wanita Usia Subur (WUS) dengan Penyakit Kanker Serviks

    No full text
    This study aims to determine the relationship between the quality of women of childbearing age (WUS) based on age, education, occupation, parity, and history of contraceptive use with cervical cancer growth. This research method is analytically observational with a case-control study design. The results of univariate analysis of 118 respondents aged>35 years were 71 people (60.2%), high school education level was 47 people (39.8%), work as housewives (IRT) was 35 people (29.7% ), respondents with parity as many as 65 people (55.1%) and the use of non-hormonal contraception as many as 56 people (47.5%). The results of this study found that there was a significant relationship between age, occupation, and parity (α=<0.05). In contrast, employment and history of contraceptive use did not show any association with cervical cancer (α>0.05). The results of data analysis with the chi-square test got a value of 0.025 or p <α (0.05). In conclusion, there is a significant relationship between age, occupation, and parity with cervical cancer.   Keywords: Cervical Cancer, Women of Childbearing Ag

    KARAKTERISTIK GESTASIONAL DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IBU BERSALIN DENGAN SECTIO CAESARIA PADA MASA PANDEMI COVID-19

    No full text
     Background Covid-19 is a disease that can be transmitted through droplets, with signs and symptoms, namely coughing, shortness of breath, hyperthermia and others. The Covid-19 pandemic period is something that really needs to be considered, especially for maternity mothers who will have a caesarean section, by screening a good covid-19 protocol before a caesarean section is carried out.Purpose of this study was to determine the gestational characteristics of mothers giving birth with Sectio Caesaria during the Covid-19 pandemic in the Central Surgical Installation Room (IBS) of the Sanjiwani Hospital, Gianyar.Methods This study uses a mix method design, where quantitative data uses a cross sectional approach to the type of secondary data, namely Medical Records. The qualitative data used in-depth interviews involving the head of the room and the Head of Nursing at the Sanjiwani Hospital consisting of 4 doctors, midwives and nurses. The data were analyzed by univariate analysis with Stata SE 12 software. This study used total sampling in the period March-September 2020 with a total of 102 mothers who gave birth by cesarean section. Results of the study were obtained from 102 respondents with an average age of 29.77 years, with high school education, namely 75 people (70%), 55 people not working (52%), medical indications 82 people (80.39%), complaints of vaginal discharge (KPD) were 33 people (32.35%), positive rapid test 37 people (36.27%), and positive PCR swab results were 33 people (32.35%).Conclusion The policy is that all pregnant women must undergo a rapid test and PCR test before the delivery process is carried outSuggestions The regulation of maternity services during the COVID-19 pandemic is more about screening, namely mandatory rapid tests and PCR tests. Handling with strict health protocol level 3 to break the chain of virus transmission. Key words: Sectio Caesaria, Covid-19, SOP ABSTRAK  Latar Belakang Covid-19 merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui droplet, dengan tanda dan gejala yaitu batuk, sesak, hipertermi dan lain-lain. Masa pandemi Covid-19 merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan terutama pada ibu bersalin yang akan dilakukan tindakan sectio caesarea, dengan melakukan skrining protocol covid-19 yang baik sebelum dilakukan tindakansectio caesarea.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gestasional pada ibu bersalin dengan Sectio Caesaria pada masa pandemi Covid-19 di Ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Sanjiwani Gianyar.Metode Penelitian ini menggunakan rancangan mixmethod, dimana data kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional pada jenis data sekunder yaitu Rekam Medis. Data kualitatif menggunakan wawancara mendalam yang melibatkan kepala ruangan dan Kabag Keperawatan RSUD Sanjiwani yang terdiri dari dokter, bidan dan perawat yang berjumlah 4 orang. Data dianalisis dengan analisis univariat dengan software Stata SE 12.  Penelitian ini menggunakan total sampling pada periode Maret-September 2020 dengan total 102 orang ibu bersalin dengan tindakan SC.      Hasil penelitian didapatkan dari 102 responden rata-rata pada umur 29,77 tahun, berpendidikan SMA yaitu 75  orang (70%), tidak bekerja sebanyak 55 orang  (52%), indikasi medis sebesar 82 orang (80.39%), keluhan keluar air pervaginam (KPD) yaitu 33 orang (32.35%), rapid test positif 37 orang (36.27%), dan hasil swab PCR positif sebanyak 33 orang (32.35%).Kesimpulan Kebijakan yang dilakukan bahwa seluruh ibu hamil wajib dilakukan rapid test dan PCR test sebelum dilakukan proses tindakan persalinanSaran Regulasi layanan ibu bersalin pada masa pandemi COVID 19 ini lebih pada skrining yaitu wajib rapid test dan test PCR. Penanganan dengan protokol kesehatan yang ketat level 3 untuk memutus rantai penularan virus.   Kata Kunci :  Sectio Caesaria, Covid-19, SO
    corecore