2 research outputs found

    Konstribusi rekrutmen politik partai terhadap perumusan kebijakan publik era otonomi daerah : Studi kasus PPP dan PKB Sampang pasca pemilu 2009

    Get PDF
    Penelitian inimenemukan bahwa kontribusi rekrutmen politik calon anggota legislatd dari PPP dan PKB Kabupaten Sampang, Madura terhadap munculnya prioritas-prioritas kebijakan publik daerah pasca pemilu 2009 rendah. Argumen dasar penelitian ini adalah anggota legislatif yang direkrut partai politik diasumsikan akan memperjuangkan prograrnprogram partai yang ditawarkan semasa kampanye menjadi agenda-agenda kebijakan publik. Namun termuan menunjukkan bahwa calon di ekdua partai tenggelam oleh dominasi pendekatan pencalonan model klientislistik berpusat pada ketokohan dan jaringan sosio kultural, seperti kerabat dan jaringan pribadi calon. Gejala ini berdampak pada calon terpilih di legislatif yang gagaJ merealisasi program-program kampanye menjadi alternatif kebijakan publik. Bahkan program-program partai yang dijanjikan pada masa kampanye belum menjadi prioritas untuk diperjuangkan. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa rekrutmen politik calon anggota legislatif tidak berkontribusi terhadap munculnya agendaagenda kebijakan publik yang seharusnya diperjuangkan calon terpilih melalui pelembagaan agenda-agenda konstituensi partai

    INTEGRASI PENDEKATAN TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP DALAM COMMUNITY DEVELOPMENT (Studi pada Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Kampung Down Syndrome di Kabupaten Ponorogo)

    No full text
    Pendekatan top-down dan bottom up dalam community development memiliki model dan penerapan yang berbeda. Faktanya kedua pendekatan tersebut memiliki implikasi yang saling berlawanan. Peningkatan kualitas hidup masyarakat kampung down syndrome melalui penerapan kedua pendekatan tersebut secara terpisah, belum mampu meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Selain sebagai daerah dengan kantong kemiskinan tertinggi masyarakat kampung down syndrome tidak mudah untuk diberdayakan. Kajian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pendekatan top-down dan bottom up sehingga tercipta suatu model yang efektif dalam community development. Fokus dalam kajian ini adalah pembahasan tentang pendekatan top-down dan bottom up dalam studi fenomenologi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan keterbatasan akses fisik dan mental tidak mampu menerima strategi community development yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak lainnya. Disisi lain masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk berkembang dan cenderung pasif dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Sehingga tercipta ketergantungan pada pemberian bantuan yang bersifat insidental. Integrasi pendekatan top-down dan bottom up memberikan ruang intervensi pada pemerintah untuk mengatur proses community development yang disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat, serta memberikan ruang bebas bagi masyarakat untuk menentukan pola community development yang sesuai.Keywords : top-down, bottom-up, community development, masyarakat miskin, down syndrom
    corecore