INTEGRASI PENDEKATAN TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP DALAM COMMUNITY DEVELOPMENT (Studi pada Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Kampung Down Syndrome di Kabupaten Ponorogo)

Abstract

Pendekatan top-down dan bottom up dalam community development memiliki model dan penerapan yang berbeda. Faktanya kedua pendekatan tersebut memiliki implikasi yang saling berlawanan. Peningkatan kualitas hidup masyarakat kampung down syndrome melalui penerapan kedua pendekatan tersebut secara terpisah, belum mampu meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Selain sebagai daerah dengan kantong kemiskinan tertinggi masyarakat kampung down syndrome tidak mudah untuk diberdayakan. Kajian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pendekatan top-down dan bottom up sehingga tercipta suatu model yang efektif dalam community development. Fokus dalam kajian ini adalah pembahasan tentang pendekatan top-down dan bottom up dalam studi fenomenologi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan keterbatasan akses fisik dan mental tidak mampu menerima strategi community development yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak lainnya. Disisi lain masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk berkembang dan cenderung pasif dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Sehingga tercipta ketergantungan pada pemberian bantuan yang bersifat insidental. Integrasi pendekatan top-down dan bottom up memberikan ruang intervensi pada pemerintah untuk mengatur proses community development yang disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat, serta memberikan ruang bebas bagi masyarakat untuk menentukan pola community development yang sesuai.Keywords : top-down, bottom-up, community development, masyarakat miskin, down syndrom

    Similar works