37 research outputs found

    Introduksi Rachonotus Scirpophagae (Hymenoptera: Braconidae) dari Yogyakarta ke Lampung Tengah. (The Introduction of Rachonotus Scirpophagae(Hymenoptera: Branconidae) From Yogyakarta to Central Lampung).

    Get PDF
    A larval parasitoid Rhaconotus scirpophagae on sugarcane top borer was introduced from Madukismo, Yogyakarta to Gunung Madu Plantations (GMP), Central Lampung Kabupaten in March 1990. There was no record during the first 5 months, but starting the sixth month parasitized larvae of the top borer were found in some localities. Four months later the parasitoid was recorded in most of the localities in GMP. Presently the parasitoid has established not only in GMP but also in two other sugarcane plantations i.e. Gula Putih Mataram (GPM) dan Bunga Mayang. Sejenis parasitoid ulat Rachonotus scirpphagae pada penggerek pucuk tebu, telah diintroduksikan dari Madukismo, Yogyakarta ke Perkebunan Gunung Madu, di Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Maret 1990. Tidak ada catatan yang diperoleh selama lima bulan pertamä, tetapi sejak bulan keenam ditemukan ulat penggerek pucuk yang terparasit.Empat bulan berikutnya parasitoid sersebut telah ditemukan di hampir semua lokasi dalam perkebunan tebu itu. Dewasa ini parasitoid itu tidak hanya mapan di Gunung Madu, tetapi juga dua perkebunan tebu di dekatnya, yakni Gula Putih Mataram (GPM) dan Bunga Mayang

    EVALUASI LANJUT PENYEBARAN LALAT ARGENTINA SEBAGAI PENGENDALI GULMA SIAM = FURTHEREVALUATION OF THE SPREAD OF Cecidocbares connexa AS BIOCONTROL OF SIAM WEED

    Get PDF
    The stem-gallingjly. Cecidochares connexa is one of the natural enemies introduced into Indonesia for the control Siam weed (Chromolaena odorata). The research investigated to know the spread and establisment ofe. connexa in Central Java and East Java. Survey was done in six districts started from Gunung Kidul until Madiun for sampling of Siam weed stems and calculate theparasitations ofe. connexa. Theresultsshowed that e. connexa as natural enemies of Siam weed has established in Central Java and East Java with parasitation of stem reached 54.33%. e. connexa have spread more than 200 km from first site-released location in Wanagama 1, Yogyakarta

    Evaluasi Lanjut Penyebaran Lalat Argentina sebagai Pengendali Gulma Siam

    Full text link
    The stem-galling fly, Cecidochares connexa is one of the natural enemies introduced into Indonesia for the control Siam weed (Chromolaena odorata). The research investigated to know the spread and establisment of C. connexa in Central Java and East Java. Survey was done in six districts started from Gunung Kidul until Madiun for sampling of Siam weed stems and calculate the parasitations of C. connexa. The results showed that C. connexa as natural enemies of Siam weed has established in Central Java and East Java with parasitation of stem reached 54.33%. C. connexa have spread more than 200 km from first site-released location in Wanagama I, Yogyakarta.Cecidochares connexa merupakan salah satu jenis serangga musuh alami yang pernah diintroduksikan ke Indonesia untuk mengendalikan gulma siam (Chromolaena odorata). Penelitian bertujuan untuk mengetahui jangkauan penyebaran C. connexa di sekitar Yogyakarta ke arah timur dan utara dari lokasi penyebaran awal di hutan Wanagama I Yogyakarta. Survei dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada enam kabupaten di sebelah timur lokasi pelepasan lalat C. connexa, yaitu Kabupaten Gunung Kidul, Wonogiri, Ponorogo, Madiun, Ngawi, dan Pacitan. Tingkat kemapanan lalat C. connexa dihitung berdasarkan persentase parasitasinya dengan mengamati keberadaan puru. Hasil menunjukan bahwa lalat C. connexa telah mapan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan tingkat parasitasi mencapai 54,33%. Lalat tersebut telah berhasil menyebar pada radius lebih dari 200 km dari lokasi pelepasan awal di hutan Wanagama I

    Respon fungsional parasitoid Cephalomonia Stephanoderis betr terhadap bubuk buah kopi, hypothenemus hampei ferr=functional response of parasitioid chephalomomia Stephanoderis betr. to coffee Berry Borer, Hypothenemus Ham

    Get PDF
    ABSTRAK A study on functional response of Cephalonomia stephanoderis Betr. to prepupal and pupal stages of Coffee Berry Borer (CBB),hypothenemus hampei Ferr. was carried out in the Entomological Laboratory of Indonesian Coffee and Cocoa Research Insitute, in Jember. The results showed that the functional response of C. stephanoderis fitted with the Hollingis functional response type II. The attack rate (a1) of C. stephanoderis for both of the prepupal and pupal stages of CBB was 0.042 individuals per hour. The handling time (Th) of C stephanoderis on prepupal stage was longer than on pupal stage of CBB, 10.8 and-9.1 hours/individual respectively Keywords: coffee berry borer - parasitoid - functional respons

    EVALUASI KEMAPANAN DAN PROSPEK PENANGKARAN BURUNG HANTU Tyto Alba DALAM PENGENDALIAN TIKUS DI PERKEBUNAN KAKAO-KELAPA SEGAYUNG UTARA, KABUPATEN BATANG

    No full text
    Introduksi burung hantu Tyto alba dari Pemantar Siantar Sumatera Utara ke Perkebunan Kakao-Kelapa di Segayung Utara, Batang, Jawa Tengah sejaktahun 1994 dan 1995 secara garis besar sudah mapan. Burung berkembangbiak dengan baik, bahkan keturunannya sudah memencar ke daerah di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kemapanan berdasar data kuantitatif dan menilai prospek penangkaran-nya. Secara alami burung buas pemangsa tikus itu telah menghasilkan sejumlah besar keturunan, tetapi peranannya sebagai komponen pengen-dalian tikus masih perlu dikaji lebih lanjut. Analisis prospek penangkaran dapat digunakan untuk pertimbangan kemungkinan penangkaran burung hantu itu dalam kondisi lingkungan buatan seperti halnya penangkaran berbagai jenis unggas seperti bekisar, perkutut dan sebagainya. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 36 ekor anakan telah dihasilkan oleh burung tersebut selama 5 tahun. Meskipun gupon lama yang lapuk jatuh bersama 7 butir telur pada bulan Nopember 1999, burung tersebut tetap mapan dan bertelur pada gupon baru yang dibuat bulan Januari 2000. Pemencarannya paling jauh sampai 8 km dari Segayung Utara. Pemencaran ke arah Utara di Kecamatan Tulis sejauh 5 km, sedangkan ke arah Timur, Selatan dan Barat di duga lebih jauh. Ujicoba penangkaran dalam sangkar besar tertutup di komplek Pusat Studi Pengendalian Hayati (PSPH) UGM, Yogyakarta, membuktikan bahwa kemampuan memangsa tikus 1-2 ekor tiap malam. Burung hantu semula tidak mau makan tikus pada siang hari, tetapi kemudian terbukti mau makan pada siang hari terutama jika dilaparkan lebih dulu. Beberapa ekor burung hantu liar yang sejenis, pada malam hari sering berkunjung ke cabang pohon flamboyan di atas sangkar burung hantu. Dari perilaku burung hantu tersebut dapat disimpulkan bahwa prospek untuk ditangkarkan dalam sangkar tertutup cukup besar

    Catatan Singkat Penelitian Eksploratif Periode 1997 - 2002

    Full text link
    --

    Pengendalian Hayati

    No full text
    corecore