19 research outputs found

    Studi awal memperbaiki daya kerja pembiusan kombinasi akupunktur dan obat bius dari aspek klinis pada domba

    Get PDF
    Kombinasi daya kerja akupunktur dengan obat bius pada domba sebagai pengobatan alternatif dalam menangani berbagai kasus operasi di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas kerja kombinasi obat bius dan akupunktur dalam terhadap daya kerja pembiusan pada domba. Domba sebanyak 10 ekor dibius dengan 4 kombinasi dari 3 agen bius yaitu obat bius Xylazil-20® (xylazin), Nembutal® (pentobarbital) dan akupunktur dalam interval waktu tertentu. Pengamatan dilakukan berdasarkan aspek klinis seperti suhu, frekuensi jantung dan respirasi.  Kelompok kombinasi perlakuan pembiusan, yaitu Xylazil-20® dan Akupunktur, Nembutal® dan Akupunktur, Akupunktur dan Xylazil­20®, serta Akupunktur dan Nembutal®. Setiap kelompok terbagi 2 tahap dalam 6 stadium yaitu tahap pertama Preanestesia-1, Anestesia-1, Postanestesia-1. Kemudian tahap kedua Preanestesia-2, Anestesia-2 dan Postanestesia-2. Secara umum kombinasi antara akupunktur dengan obat dapat memperbaiki daya kerja dan efisiensi pembiusan. Pembiusan dengan perlakuan awal obat bius, dilanjutkan dengan akupunktur lebih baik daripada kombinasi akupunktur terlebih dahulu diikuti dengan obat bius

    Studi Awal Perbandingan Anestesia Akupunktur dengan Anestesia Obat dari Aspek Gambaran Darah pada Domba

    Get PDF
    Perbandingan daya kerja anestesia akupunktur dengan anestesia obat melalui gambaran darah domba untuk menangani berbagai kasus operasi di lapangan.  Pengamatan profil darah meliputi: Hb (Haemoglobine), PCV (Pack Cell Volume), SDM (Sel Darah Merah), SDP (Sel Darah Putih) dan diferensiasi limfosit serta kimia klinik darah meliputi: Ca, Creatinin dan SGOT. Domba sebanyak 10 ekor mendapat 3 perlakuan dalam interval waktu tertentu, yaitu Akupunktur, Xylazin (Xylazil-20R) dan Pentobarbital (NembutalR) dengan 3 periode percobaan, yaitu pre-anestesia, anestesia dan post-anestesia. Hasil penelitian memperlihatkan adanya variasi profil darah pada setiap perlakuan anastesia. Secara umum akupunktur meningkatkan kadar Hb, PCV, SDM dan SDP, sementara kimia klinik darah relatif konstan, sedangkan gambaran darah dari kedua obat bius bersifat menurun. Nilai kimia klinik darah baik perlakuan obat Xylazin dan akupunktur relatif sama, kecuali Pentobarbital mengakibatkan penurunan kurva limfosit dan Ca, sedangkan Creatinin meningkat tajam

    Terapi kombinasi akupuntur dan thermodinamika pada kasus paresis tubuh bagian belakang kucing lokal

    Get PDF
    Seekor kucing jantan lokal mengalami paresis pada kedua kaki belakang, anus, vesika urinaria dan ekor. Berdasarkan hasil pemeriksaan neurologis, kucing mengalami gangguan pada medula spinalis segmen IV (lumbosacral), V (sacral), dan VI (caudal). Kombinasi akupunktur dengan terapi panas menjadi salah satu pilihan pengobatan gangguan neurologis pada studi kasus ini. Teknik terapi akupunktur dilakukan melalui stimulasi titik GV-2, GV-4, GV-15, GV-20, GB-34 yang dibantu dengan pemanasan menggunakan lampu thermal deep penetration dan akuapuntur menggunakan injeksi Neuroboran® pada titik BL-29. Terapi dilakukan selama 15 menit pada setiap terapi dan dilaksanakan seminggu 3 kali sampai terjadi perkembangan kesembuhan. Perkembangan persembuhan pada refleks kaki belakang, cara berjalan, urinasi, refleks anus, dan defekasi setelah menjalani terapi akupunktur sebanyak 7 kali. Namun perkembangan pada refleks ekor belum tampak terjadi

    Akupuntur untuk terapi konstipasi pada kucing Persia

    Get PDF
    Seekor kucing betina Persia bernama Lucy mengalami kesulitan defekasi berulang, kucing tampak lemas, anoreksia, muntah dan dehidrasi akibat muntah yang terjadi berulang-kali. Berdasarkan anamnesa, gejala klinis, hasil pemeriksaan fisik hewan, dan pemeriksaan penunjang, rontgen abdomen, kucing Lucy didiagnosa mengalami konstipasi (kesulitan defekasi). Terapi akupuntur menggunakan dry needle pada titik BL-21, BL-25, CV-4, CV-6, CV-12, GV-1, ST-25, dan ST-36 digunakan sebagai pengobatan pada kasus ini dengan tujuan meningkatkan motilitas gastrointestinal. Terapi dilaksanakan selama 15 menit setiap terapi dan dilakukan seminggu 3 kali. Kucing dapat defekasi dengan lancar setelah terapi ke-3 dan kondisi kucing yang awalnya buruk semakin membaik.Seekor kucing betina Persia bernama Lucy mengalami kesulitan defekasi berulang, kucing tampak lemas, anoreksia, muntah dan dehidrasi akibat muntah yang terjadi berulang-kali. Berdasarkan anamnesa, gejala klinis, hasil pemeriksaan fisik hewan, dan pemeriksaan penunjang, rontgen abdomen, kucing Lucy didiagnosa mengalami konstipasi (kesulitan defekasi). Terapi akupuntur menggunakan dry needle pada titik BL-21, BL-25, CV-4, CV-6, CV-12, GV-1, ST-25, dan ST-36 digunakan sebagai pengobatan pada kasus ini dengan tujuan meningkatkan motilitas gastrointestinal. Terapi dilaksanakan selama 15 menit setiap terapi dan dilakukan seminggu 3 kali. Kucing dapat defekasi dengan lancar setelah terapi ke-3 dan kondisi kucing yang awalnya buruk semakin membaik

    Koinfeksi Fasciola dan Paramphistomum pada Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) di Kabupaten Sumba Timur

    Get PDF
    Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan ternak yang memegang peranan dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Kabupaten Sumba Timur. Salah satu penyakit yang hingga kini masih menjadi masalah kesehatan pada ternak, termasuk kerbau, adalah infeksi Trematoda. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis cacing Trematoda yang menginfeksi serta mengukur prevalensi dan intensitas infeksinya. Metode filtrasi bertingkat digunakan untuk mendeteksi keberadaan Trematoda pada penelitian ini. Hasil pemeriksaan 105 sampel tinja kerbau asal Kabupaten Sumba Timur menunjukkan sebanyak 17/105 (16,19%) kerbau mengalami Trematodosis yang disebabkan oleh infeksi tunggal Fasciola gigantica (0,95%; rataan telur tiap gram tinja [TTGT] 1,00) dan Paramphistomum sp. (14,29%; rataan TTGT 2,26), serta infeksi campuran (koinfeksi) kedua Trematoda tersebut (0,95%; rataan TTGT 2,45). Prevalensi infeksi Trematoda kerbau betina (17,33%) ditemukan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kerbau jantan (13,33%). Umur dan jenis kelamin diketahui tidak berasosiasi nyata (p > 0,05) dengan kejadian dalam penelitian ini. Intensitas infeksi Trematoda pada penelitian ini dikategorikan ringan, dengan rataan geometrik 2,18 TTGT. Temuan ini menunjukkan bahwa kerbau lumpur di Kabupaten Sumba Timur terinfeksi oleh cacing Trematoda, sehingga diperlukan upaya pengendalian untuk mencegah kerugian akibat infeksi tersebut

    Profil Tekanan Darah Sistolik dan Saturasi Oksigen Domba Garut Betina pada Suhu Lingkungan Tropis

    Get PDF
    Pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan saturasi oksigen (SpO2) merupakan salah satu cara pemantauan fungsi kardiovaskular untuk mengetahui resiko gangguan jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati dinamika TDS dan SpO2 domba garut pada pagi dan siang hari dengan variasi suhu kandang. Penelitian ini menggunakan 4 ekor domba garut betina sehat, umur produktif dan tidak bunting. Suhu kandang dicatat sebelum memulai pengukuran TDS dan SpO2. Pengukuran TDS dan SpO2 menggunakan metode non-invasif ultrasonic Doppler flow detector dengan meletakkan flat probe pada medial distal carpus dan pediatric fingertip pulse oximetry yang dijepitkan ke telinga domba. Pengambilan data dilakukan pagi dan siang hari dengan 5 kali ulangan selama 20 menit pada menit ke 0, 5, 10, 15 dan 20. Hasil penelitian ini menunjukkan pengamatan suhu kandang pagi berkisar 28-29 oC dengan rataan nilai TDS 111,20 ± 3,95 mmHg dan SpO2 sebesar 96,5 ± 0,18%. Pada siang hari suhu kandang berkisar 32-35 oC dengan rataan nilai TDS 105,25 ± 2,24 mmHg dan SpO2 96,9 ± 0,22%. Rataan nilai TDS dan SpO2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antar waktu pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, variasi suhu kandang tidak mempengaruhi TDS dan SpO2 domba garut tetapi secara umum domba ini memiliki tingkat adaptasi kardiovaskular yang baik terhadap kondisi suhu lingkungan tropis.Kata kunci: tekanan darah sistolik, saturasi oksigen, domba garut, suhu kandan

    Efektifitas pemberian kombinasi mineral zinc dan herbal sebagai imunomodulator

    Get PDF
    Suplemen as imunomodulator used to increase immune response, to prevent disease. Herb and Zinc (Zn) can function as imunostimulan. The aim of this experiment was (1) to studythe effect of Zn mineral and herb combination influence the healthy condition, performance and immunity responses, 2) to have blood biochemistry and organ function in broiler who given zinc mineral and herb combination, 3) to know the effectivity of herb and Zn to be treated by Colibacillosis condition One hundred broiler were used in this research, divided by 5 groups: RO (control), R1 (RO + 2.5% garlic powder+ 1.5% turmeric powder), R2 (R0+2.5% garlic powder+ZnO 120ppm), R3 (R0+1.5% turmeric powder+ZnO 120ppm), R4 (R0+2.5% garlic powder +1,5% turmeric powder and ZnO 120ppm). The parameters in this research are the erythrocyte count, hemoglobin, and pack cell volume and total leucocyte. Blood biochemistry are investigate protein total, albumin, alanine aminotransferase (AL T), aspartat aminotransferase (AST), creatinin and ureum. The research showed that the erythrocyte count, hemoglobin, and pack cell and blood biochemistry in normal value, that explain safety for organ function and health group showing health status and performance is good, tested in ability to attack Colibasilosis. The result of research show and hematologi in normal, The age of chicken was 3 weeks, all of groups were treated by innoculum of Eschericia coli (E. col!) bacteria with 108 CFU.mr1 doses per-ons. The parameter was based on performance, health condition, and immunity responses. The activity and the capacity of phagositosis for assessments immunity respons, the result showed to decerease the performance and healthy condition at the first week infection, then converse to improve at the second week. The amount of leucocyt cell, especially heterophyl cell was increased at 1 week after infection as being indicated by the appearance of innoculum E. coli bacteria. The amount of leaucocyt cell was decreased directly after 2 weeks post infection at the group that was fed by turmeric-Zn (P1) and gave antibiotic (K+) drug. This condition showed that the body defence fastly to eliminate the infected agent which was supported by increasing phagocyitosis capacity (327±111 bacteria) and phagocyitosis activity 97%±10%, was compared with the control group (without drug) activity value 85±15% and phagocytosis capacity (176±118 bacteria). Feeding by turmeric-Zn combination showed better result which was compared to Garlic-Zn combination and the ability to increase healthy condition, performance and immunuity responses

    Efektifitas pemberian kombinasi mineral zinc dan herbal sebagai imunomodulator

    Get PDF
    Suplemen as imunomodulator used to increase immune response, to prevent disease. Herb and Zinc (Zn) can function as imunostimulan. The aim of this experiment was (1) to studythe effect of Zn mineral and herb combination influence the healthy condition, performance and immunity responses, 2) to have blood biochemistry and organ function in broiler who given zinc mineral and herb combination, 3) to know the effectivity of herb and Zn to be treated by Colibacillosis condition One hundred broiler were used in this research, divided by 5 groups: RO (control), R1 (RO + 2.5% garlic powder+ 1.5% turmeric powder), R2 (R0+2.5% garlic powder+ZnO 120ppm), R3 (R0+1.5% turmeric powder+ZnO 120ppm), R4 (R0+2.5% garlic powder +1,5% turmeric powder and ZnO 120ppm). The parameters in this research are the erythrocyte count, hemoglobin, and pack cell volume and total leucocyte. Blood biochemistry are investigate protein total, albumin, alanine aminotransferase (AL T), aspartat aminotransferase (AST), creatinin and ureum. The research showed that the erythrocyte count, hemoglobin, and pack cell and blood biochemistry in normal value, that explain safety for organ function and health group showing health status and performance is good, tested in ability to attack Colibasilosis. The result of research show and hematologi in normal, The age of chicken was 3 weeks, all of groups were treated by innoculum of Eschericia coli (E. col!) bacteria with 108 CFU.mr1 doses per-ons. The parameter was based on performance, health condition, and immunity responses. The activity and the capacity of phagositosis for assessments immunity respons, the result showed to decerease the performance and healthy condition at the first week infection, then converse to improve at the second week. The amount of leucocyt cell, especially heterophyl cell was increased at 1 week after infection as being indicated by the appearance of innoculum E. coli bacteria. The amount of leaucocyt cell was decreased directly after 2 weeks post infection at the group that was fed by turmeric-Zn (P1) and gave antibiotic (K+) drug. This condition showed that the body defence fastly to eliminate the infected agent which was supported by increasing phagocyitosis capacity (327±111 bacteria) and phagocyitosis activity 97%±10%, was compared with the control group (without drug) activity value 85±15% and phagocytosis capacity (176±118 bacteria). Feeding by turmeric-Zn combination showed better result which was compared to Garlic-Zn combination and the ability to increase healthy condition, performance and immunuity responses

    Removal of granulosa theca cells tumor in the mare

    Get PDF
    Granulosa Theca Cells Tumor (GTCT) is the most common equine ovarian tumor that frequently occured in mare with indication of stallion like behaviour and nymphomania. A mare with stallion like behavior was diagnosed with ultrasound has GTCT with diameter of 147 mm of the left ovary and hypofunction of the right ovary. The GTCT was removed by midline laparotomy. Anesthesia was performed by using Xylazin and Ketamine and maintenance with Isoflurane. Large size of GTCT could be safely removed by abdominal midline surgery for extraction of tumor

    Bedah rehabilitasi rectovaginal fistula pada kuda

    Get PDF
    Rectovaginal fistula (RVF) merupakan fistula yang terbentuk antara rektum dan vagina sehingga feses masuk ke vagina dan menyebabkan endometritis. Seekor kuda primipara umur 6 tahun mengalami RVF. Rehabilitasi RVF pada kuda ini dilakukan dengan tindakan bedah penjahitan fistula dengan anestesi general. Sedasi menggunakan xylazine, induksi dengan ketamine serta maintenance dengan inhalasi isofluran. Luka baru dibuat pada tepi fistula dan penjahitan dilakukan sesuai dengan arah fistula dengan jahitan sederhana. Terapi pascabedah yaitu pemberian antibiotik selama 10 hari, antiinflamasi 5 hari dan analgesik 3 hari. Diet pascabedah dilakukan dengan memberikan pakan rumput segar. Persembuhan jaringan 10 hari pascabedah ditandai dengan terbentuk jaringan baru dan tidak ada feses yang masuk ke dalam vagina
    corecore