14 research outputs found

    Benang Gelatin/alginat Sebagai Bahan Baku Kain Kasa

    Full text link
    Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan benang campuran gelatin/alginat melalui proses wet spinning.Alginat yang digunakan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut coklat yang dibuat tanpa proses pemutihan yangmemberikan kekuatan tarik yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alginat komersial (Manutex RS). Hasilpercobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada perbandingan gelatin/alginat 75/25, denganpenambahan zat pengikat Transglutaminase (TGA) dapat meningkatkan kekuatan tarik menjadi 1024 g, kekuatansimpul 688,5 g dan mulur sekitar 12 %, yang memenuhi syarat dapat ditenun menjadi kain kasa. Selain itu benangtersebut bersifat antibakteri, berdaya serap tinggi sehingga diharapkan hasil pertenunan akan memenuhi syaratsebagai kasa pembalut luka

    RANCANG BANGUN PROTOTIP MESIN PLASMA TEKSTIL LUCUTAN KORONA PADA TEKANAN ATMOSFIR SKALA LABORATORIUM

    Get PDF
    Dalam studi ini telah terwujud satu prototip mesin plasma tekstil dengan skala laboratorium. Tujuan pembuatan mesin tersebut adalah untuk memproses permukaan kain yaitu proses etsa cara kering atau tanpa airdengan menerapkan plasma korona pada tekanan atmosfir. Sebagai pembangkit plasma digunakan transfomator arus searah 100 mA, tegangan 20 KV, dengan konfigurasi elektroda berupa titik-bidang. Ukuran kain maksimum yang dapat diproses sebesar 200x250 mm. Keberhasilan munculnya plasma korona bergantung pada tegangan dan kuat arus, sertajarak antar elektroda. Hasil uji tanpa beban selama 15 menit memperlihatkan jarak 20 dan 25 mm menghasilkan plasma yang merata serta jarang terjadi kilatan (spark). Tegangan,kuat arusserta daya input masing-masing adalah 16 kV/50 mA; 17,5 kV/37,5 mA, 360 dan 310 W. Percobaan dengan menggunakan bahan tekstil yaitu nilonpada tekanan atmosfir, media udara serta jarak tetap 25 mm, menghasilkan terjadinya modifikasi signifikan pada permukaan kain akibat plasma yaitu daya serap air yang meningkat tajam dan perubahan struktur fisik permukaandari hasil uji SEM. Daya serap diuji secara visual dengan meneteskan air ke kain. Kain nilon sebelum dipapar plasma, air terserap pada kain saat 50 detik setelah penetesan,sesudah pemaparan selama 2x5 menit pada kedua sisi kain (bolak balik) air langsung diserap seketika oleh kain. Hasi uji tersebut memperlihatkan terjadinya proses etsa pada permukaan kain oleh proses plasma. Hal ini membuktikan bahwa prototip mesin plasma tekstil mampu membangkitkan fenomena plasma lucutan korona yang dapat memproses permukaian kain sesuaidengan rancangan mesin tersebut

    PEMBUATAN BIO-BRIKET DARI LIMBAH SABUT KELAPA DAN BOTTOM ASH

    Get PDF
    Limbah bottom ash yang mempunyai nilai kalor yang tinggi masih dapat dimanfaatkan ulang sebagaibahan bakar dengan cara dibuat briket dan dicampur dengan limbah sabut kelapa yang mempunyai nilai kalor lebihtinggi. Pembuatan bio-briket dilakukan menggunakan mesin press dengan perbandingan bottom ash: limbah sabutkelapa = 1:1 dan variasi tekanan yang digunakan sebesar 78 kg/cm2, 117,6 kg/cm2 dan 156,8 kg/cm2.Analisis karakteristik bio-briket yang dilakukan meliputi sifat kuat tekan, nilai kalor, analisis dimensi dananalisis termal menggunakan alat DSC/TGA. Pada penelitian ini dihasilkan bio-briket dengan komposisi bottom ash: sabut kelapa = 1 : 1 dengan nilai kalor 3735 kal/g dan dengan tekanan 156,8 kg/cm2 dapat memberikan kuat tekan55 kg/cm2. Analisis termal menunjukkan terjadinya pengurangan massa sebesar 12% pada temperatur pemanasan100-200ºC yang menunjukkan lepasnya uap air dan sebagian senyawa volatil. Pemanasan sampai 700-800ºCmenyebabkan pengurangan massa kurang lebih 40% sesuai dengan kadar senyawa volatil yang dikandung biobriket.Pemanasan di atas 800ºC terjadi pengurangan massa yang disebabkan oleh hilangnya sisa karbon.Penggunaan limbah sabut kelapa memberikan keuntungan yaitu tidak perlu digunakan tanah liat atau larutan kanjipada proses pembuatan bio-briket karena pada limbah sabut kelapa mempunyai sifat adesif yang baik

    BENANG GELATIN/ALGINAT SEBAGAI BAHAN BAKU KAIN KASA

    Get PDF
    Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan benang campuran gelatin/alginat melalui proses wet spinning.Alginat yang digunakan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut coklat yang dibuat tanpa proses pemutihan yangmemberikan kekuatan tarik yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alginat komersial (Manutex RS). Hasilpercobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada perbandingan gelatin/alginat 75/25, denganpenambahan zat pengikat Transglutaminase (TGA) dapat meningkatkan kekuatan tarik menjadi 1024 g, kekuatansimpul 688,5 g dan mulur sekitar 12 %, yang memenuhi syarat dapat ditenun menjadi kain kasa. Selain itu benangtersebut bersifat antibakteri, berdaya serap tinggi sehingga diharapkan hasil pertenunan akan memenuhi syaratsebagai kasa pembalut luka

    KAJIAN KELISTRIKAN PLASMA PIJAR KORONA MENGGUNAKAN ELEKTRODA MULTI TITIK-BIDANG DALAM PERLAKUAN TEKSTIL

    Get PDF
    Studi awal karakteristik arus listrik sebagai fungsi tegangan pada daerah  plasma pijar korona untuk perlakuan bahan tekstil telah dilakukan menggunakan reaktor plasma berkonfigurasi multi-titik bidang. Penelitian dilakukan dengan membandingkan karakteristik arus-tegangan pada reaktor plasma pijar korona tanpa dan dengan bahan kain tekstil. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji karakteristik arus-tegangan dengan metode input tegangan naik dan tegangan turun. Plasma pijar korona dibangkitkan di antara dua elektroda berkonfigurasi multi-titik bidang menggunakan pembangkit tegangan tinggi DC. Elektroda titik yang digunakan berukuran (5,6 x 4,9) cm2 dan elektroda bidang berukuran (12 x 12) cm2 sedangkan kain yang digunakan berukuran (7 x 7) cm2.  Variasi jarak antara elektroda titik dan bidang adalah 1 cm, 2 cm, 3 cm, dan 4 cm. Tegangan yang digunakan berkisar antara 0 – 4 kV dengan pengamatan nilai arus setiap kenaikan 0,2 kV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus cenderung lebih rendah dengan adanya bahan kain tekstil pada rangkaian multi titik-bidang. Nilai arus tertinggi diperoleh pada jarak elektroda 1 cm tanpa kain yaitu sebesar 333,33 µA pada tegangan 1,8 kV dibandingkan dengan adanya kain pada jarak dan tegangan yang sama diperoleh nilai arus sebesar 250 µA. Sedangkan nilai arus terendah diperoleh pada jarak elektroda 4 cm dengan kain yaitu sebesar 50 µA pada tegangan 3,8 kV

    PENGARUH DEPOSISI PARTIKEL-PARTIKEL ION NEGATIF PADA KONDISI ATMOSFER TERHADAP KAIN POLYESTER GREY

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daerah kerja plasma korona pada kondisi atmosfer dalam pembangkitan partikel - partikel ion negatif guna memperoleh  nilai mobilitas ion rerata pembawa muatannya. Karakteristik ini dilakukan dengan menggunakan sampel kain polyester grey dan tanpa kain sebagai pembanding.  Lebih lanjut, penelitian ini juga menganalisa karakteristik kain polyester grey setelah diiradiasi dengan plasma korona negatif. Penelitian ini menggunakan reaktor plasma berarus negatif yang tersusun atas elektroda multi titik dan elektroda bidang. Elektroda titik berdiameter 0,5 mm sebanyak 100 titik dengan jarak tiap titik 1,3 cm dan elektroda bidang berukuran 25 x 25 cm2. Sampel kain tenun berbahan Polyester Grey berukuran 10 x 10 cm2 diiradasi pada elektroda bidang. Daerah kerja plasma korona negatif pada kondisi atmosfer dianalisa melalui karakteristik arus-tegangan pada variasi jarak antara elektroda mulai 0,9 cm hingga 3,6 cm dengan beda potensial pembangkitan plasma antara 0 – 4 kV.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat arus listik meningkat bersamaan dengan penambahan beda potensial serta penempatan kain polyester grey pada elektroda bidang cenderung menurunkan arus listrik dari plasma korona negatif. Nilai mobilitas ion yang dihasilkan menunjukan semakin kecilnya mobilitas ion yang dihasilkan saat jarak antar elektroda (d) semakin jauh. Hasil pengujian tetes cairan pada kain polyester grey setelah iradiasi menunjukkan adanya perubahan sifat fisis kain. Pada jarak antar elektroda multi titik dan bidang  sebesar 2,1 cm dengan lama peradiasian 35 menit, hasil dominan kecepatan waktu serap rerata kain diperoleh sebesar 1,06 detik dimana sebelum iradiasi melebihi 17 detik

    KARAKTERISASI REAKTOR PLASMA BERARUS POSITIF KONFIGURASI ELEKTRODA MULTITITIK-BIDANG DAN PENERAPANNYA PADA KAIN POLYESTER GREY

    Get PDF
    Penelitian tentang teknologi plasma pada kondisi atmosfer telah dilakukan untuk mengembangkan industri tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik plasma dengan maupun tanpa penempatan kain polyester grey diantara dua elektroda serta mendapatkan karakteristik serapan tetes air pada kain polyester grey setelah diiradiasi menggunakan plasma. Plasma dibangkitkan dengan mengggunakan reaktor berkonfigurasi elektroda multititik-bidang menggunakan elektroda titik sebanyak 100. Elektroda titik tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi DC dan berperilaku sebagai anoda dengan elektroda bidang sebagai katoda. Jarak antar elektroda titik ditetapkan sebesar 1,3 cm yang dikonfigurasi pada 10 baris dan 10 kolom. Kain polyester grey yang diiradiasi berukuran (10x10) cm2 dan diletakkan pada elektroda bidang. Dalam proses iradiasi, jarak antar elektroda diatur pada jarak 0,9 cm hingga 3,6 cm dengan tiap kenaikan jarak sebesar 0,3 cm. Mobilitas ion dalam proses iradiasi ditentukan dengan menggunakan karakteristik arus – tegangan dari pembangkitan plasma. Proses iradiasi plasma pada kain polyester grey ditetapkan selama 5 menit hingga 35 menit dengan tiap kenaikan durasi selama 5 menit. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa semakin besar jarak antara elektroda mengakibatkan besar arus pembangkitan plasma semakin kecil. Akar arus sebagai fungsi terhadap tegangan merupakan persamaan garis lurus sehingga nilai mobilitas ion dapat ditentukan dengan pendekatan persamaan Robinson. Perhitungan mobilitas ion tanpa kain diantara elektroda menunjukkan nilai 30,07 cm2/Vs pada jarak antar elektroda 0,9 cm dengan trend menurun hingga 4,32 cm2/Vs seiring pertambahan jarak antar elektroda. Sedangkan perhitungan mobilitas ion dengan menempatkan kain polyester grey pada elektroda menunjukkan nilai 10,25 cm2/Vs pada jarak antar elektroda 2,1 cm dengan trend yang juga menurun hingga 3,39 cm2/Vs seiring pertambahan jarak antar elektroda. Karakteristik kain polyester grey mengalami perubahan berupa penyerapan tetes air yang semakin cepat hingga 1,2 detik dimana sebelum diiradiasi terukur selama sebesar 15 detik

    RANCANG BANGUN PROTOTIP MESIN BENANG BULKY PORTABEL DENGAN METODE RODA GIGI CRIMP

    Get PDF
    Telah dilakukan perekayasaan satu prototip mesin benang bulky portabel dengan metode roda gigi crimp yang dipanaskan untuk menghasilkan benang dengan tekstur khusus. Mesin ini diharapkan dapat memproses benang dari serat alam dan serat buatan. Hasil uji pengukuran dimensi mesin berdasarkan ISO/R286 –ISO, System of limit and fit, telah sesuai dengan dimensi perancangannya. Uji performa mesin dari berbagai percobaan dan parameternya  menunjukkan bahwa, benang dari serat alam yaitu benang rami dengan ukuran 1 Ne1 didapat bentuk crimp pada suhu 55-600C, tetapi tidak permanen. Di atas suhu tersebut benang akan terbakar, sehingga sulit untuk dilanjutkan. Sedangkan pada benang poliester rangkap 3,4,5 dan 6 berbasis ukuran 40 tex terbentuk crimp permanen pada suhu 80-100 0C. Hasil uji crimp menunjukkan bahwa benang poliester (40 tex x 6) menghasilkan crimp terbanyak yaitu 23,85 crimp/25 cm. Hasil uji kekuatan tarik benang poliester (40 tex x 6) menunjukkan nilai tertinggi yaitu sebesar 32,15 cN/tex. Sementara mulur tertinggi dihasilkan dari benang poliester (40 tex x 3) yaitu sebesar 27,68%. Hasil uji kekuatan tarik pada benang poliester 40 tex rangkap 3, 4, 5, dan 6 menunjukkan hasil kekuatan tarik yang termasuk ke dalam kategori benang poliester low tenacity, dan benang jenis ini dapat digunakan untuk proses perajutan. Namun demikian, hasil sementara pembuatan benang bulky dengan menggunakan prototip mesin ini masih terbatas hanya untuk benang serat buatan berukuran besar. Untuk itu perlu penyempurnaan-penyempurnaan untuk mendapatkan benang-benang yang dapat diproses lebih lanjut menjadi kain, baik melalui proses pertenunan atau perajutan

    PEMBANGKITAN LUCUTAN PIJAR KORONA NEGATIF PADA KONDISI ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP RESAPAN AIR PADA KAIN KATUN DAN POLIESTER GREY

    Get PDF
    Pada penelitian ini akan diungkapkan tentang lucutan korona negatif pada kondisi atmosfer dan bagaimana pengaruhnya terhadap sifat resapan air di kain poliester grey. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pembangkitan lucutan pijar korona negatif dengan dua jenis elektroda yang berbeda geometri dan mengamati sifat serapan air pada kain poliester grey yang telah diiradiasi dengan lucutan ini. Pembangkitan lucutan korona negatif pada kondisi atmosfer ini dilakukan dengan menggunakan dua jenis geometri elektroda, yaitu elektroda titik-bidang dan elektroda garis-bidang. Elektroda titik maupun garis diperlakukan sebagai katoda dan elektroda bidang diperlakukan sebagai elektroda anoda. Pengukuran beda potensial dan arus menggunakan multimeter digital. Iradiasi kain dilakukan dengan menempatkan kain katun maupun poliester pada elektroda bidang. Uji tetes dilakukan untuk mendapatkan karakter serapan air terhadap kain yang telah diiradiasi. Lucutan yang dibangkitkan pada kondisi atmosfer akan meningkat arusnya ketika diberi penambahan tegangan. Karakteristik lucutan saat kain berada anoda sedikit berbeda bila dibandingkan tanpa adanya kain, namun pola lucutan masih relatif sama. Pada uji tetes menunjukkan bahwa lucutan korona negatif pada kain poliester maupun katun berpengaruh pada penurunan waktu serap. Selain itu, durasi iradiasi terhadap kain sangat berpengaruh terhadap penurunan waktu serap air di kain katun maupun poliester. Penurunan mencolok terlihat pada kain poliester grey dimana sebelumnya 16 detik menjadi kurang dari 2 detik

    Menyingkap Retorika Dan Realita

    No full text
    21 cm; 192 ha
    corecore