2 research outputs found

    Prioritas Variabel Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Tangkap Skala Rumah Tangga di Kabupaten Tapanuli Tengah

    Get PDF
    Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten dengan produksi ikan tangkap terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah 38.348 ton tahun 2018 yang berpotensi diolah dalam industri pengolahan ikan. Industri pengolahan ikan dominan merupakan pengeringan ikan dan pengasinan ikan di Desa Hajoran, Hajoran Indah, dan Muara Nibung yang termasuk dalam skala usaha industri rumah tangga. Ketiga desa mempunyai potensi berupa keuntungan mendapatkan bahan baku, keuntungan aglomerasi dan permintaan pasar tinggi namun terdapat masalah yaitu aktivitas kapal pukat trawl, sulitnya permodalan, kurangnya diversifikasi produk, alat pengolahan tradisional dan masalah sarana prasarana industri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas variabel yang berpengaruh dalam industri pengolahan perikanan tangkap skala rumah tangga di Kabupaten Tapanuli Tengah. Dalam mencapai tujuan tersebut, dilakukan beberapa tahapan analisis yaitu identifikasi variabel yang berpengaruh, dilanjutkan penentuan variabel prioritas. Penentuan variabel berpengaruh dilakukan dengan metode analisa delphi dilanjutkan dengan penentuan priortias variabel dengan menggunakan metode analisa AHP. Responden dalam analisa AHP yaitu Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah,Dinas Kelautan dan Perikanan Tapanuli Tengah, Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Tapanuli Tengah, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tapanuli Tengah, Kantor Kecamatan Pandan, Pengolah Ikan, Kelompok Pengolah Ikan. Berdasarkan analisa AHP, urutan prioritas variabel yang berpengaruh dalam pengembangan industri pengolahan ikan skala rumah tangga di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah modal, kualitas tenaga kerja, kontinuitas bahan baku, permintaan pasar, strategi pemasaran, kuantitas bahan baku, wilayah pemasaran, teknologi industri, kelembagaan masyarakat, sarana produksi, cold storage, listrik, air bersih, dan jalan

    Arahan Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Tangkap Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Tapanuli Tengah

    No full text
    Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten dengan produksi ikan tangkap terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah 38.348 ton tahun 2018 yang berpotensi diolah dalam industri pengolahan. Industri pengolahan ikan dominan berupa usaha pengeringan dan pengasinan ikan di Desa Hajoran, Hajoran Indah, dan Muara Nibung dengan skala rumah tangga.Ketiga desa mempunyai keuntungan mendapatkan bahan baku, keuntungan aglomerasi dan permintaan pasar tinggi namun terdapat masalah yaitu aktivitas kapal pukat trawl, sulitnya permodalan, kurangnya diversifikasi produk, alat pengolahan tradisional dan masalah sarana prasarana industri. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan industri pengolahan ikan untuk mengoptimalkan sumber daya ikan khususnya pada skala rumah tangga di Kabupaten Tapanuli Tengah. Terdapat 4 sasaran dalam penelitian ini yaitu identifikasi karakteristik industri pengolahan, identifikasi variabel yang berpengaruh, penentuan variabel prioritas, dan perumusan arahan pengembangan. Data penelitian didapatkan dari hasil wawancara kepada 68 pengolah, beberapa stakeholder terkait dan studi literatur. Analisa yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis delphi, analisis AHP, dan analisis triangulasi. Identifikasi karakteristik dilakukan dengan analisa dekripstif dengan hasil berisi karaketeristik jenis usaha, bahan baku, tenaga kerja, modal, pemasaran, teknologi pengolahan dan sarana prasarana industri. Berdasarkan analisa delphi dan AHP, urutan prioritas variabel yang berpengaruh dalam pengembangan industri pengolahan ikan skala iv rumah tangga adalah modal, kualitas tenaga kerja, kontinuitas bahan baku, permintaan pasar, strategi pemasaran, kuantitas bahan baku, wilayah pemasaran, teknologi industri, kelembagaan masyarakat, sarana produksi, cold storage, listrik, air bersih, dan jalan. Arahan pengembangan dibuat dengan analisa tirangulasi sasaran pertama, kedua, dan ketiga. Beberapa arahan pengembangan yang dirumuskan adalah prioritas bantuan pinjaman kepada pengolah yang bermodal 100 ribu - 1 juta, pembentukan usaha pengolahan ikan yang dikelola oleh BUMDES, penyediaan sarana pelaporan kegiatan penangkapan ikan ilegal, dan penjualan produk pada tempat strategis seperti terminal, stasiun dan bandara. ================================================================================================================ The Regency of Central Tapanuli is one of the regencies with the highest production of fisheries catching in North Sumatera with the fisheries catching production of 38.348 tons in 2018 that has the potential to be processed in the processing industry. The fish processing industry is dominated by the fish drying and salting industry in Hajoran, Hajoran Indah, and Muara Nibung with household scale. Those three villages have some advantages in getting raw ingredients, agglomeration advantage, and high market demand. However, there are problems such as trawl activities, the difficulty in the capital, lack of product diversification, traditional processing equipments, and the problems of industrial infrastructures. This research aims to formulate some industrial development directions for fisheries catching process to optimize the fish resources, especially in the household scale in Central Tapanuli. The four targets in this research are identifying the characteristic of the processing industry, identifying the influential variables, determining the priority variables, and formulating the development directions. The research data was collected from the interview results of 68 producers, some related stakeholders, and literature studies. The analysis used in this research is descriptive analysis, Delphi analysis, HP analysis, and triangulation analysis. The characteristic identification is conducted by using descriptive analysis with the analysis results in the form of the characteristic of business type, raw ingredients, labor, capital, market, processing technology, and industrial infrastructures. According to the analysis of Delphi and AHP, the priority order of influential variables in the industrial development for the household vi scale of catch fisheries processing is capital, the quality of labor, the continuity of raw material, market demand, marketing strategies, the number of raw ingredients, the market area, industrial technology, community institution, production facilities, cold storage, electricity, clean water, and access. The developmental directions are made with triangulation analysis of the first, second, and third target. Several developmental directions formulated are loan assistance priority to producer with the capital of IDR 100.000 – IDR 1.000.000, the business establishment of fish processing managed by BUMDES, the provision of reporting facilities for illegal fishing activities, and product sales at strategic places such as bus station, train station, and airport
    corecore